Share

2. Hinaan

last update Last Updated: 2025-05-29 11:43:41

Dayana langsung tersentak, dia hendak pergi keluar, namun seseorang menahan tangannya. "Jika ada yang harus pergi dari ruangan ini. Itu bukan kamu, Aya," ujar Abimana dengan lembut dan tatapan penuh cinta. Lalu tatapan penuh cinta itu lenyap dan berubah dingin saat menatap Renata, "Tapi, pelacur itu yang harus pergi!" sambungnya. Dia bukan hanya menggenggam tangan Dayana tapi juga memeluk pinggangnya dengan posesif.

Renata mengerjabkan matanya yang terasa panas, "Pelacur?" gumamnya dengan suara tercekat.

"Yah! Pelacur! Jika bukan karena perjodohan Kakekku. Kamu kira aku sudi menikahi wanita kotor sepertimu!" sarkas Abimana dengan tatapan remeh.

Renata tertawa sinis, sikap lemah lembut memang tidak cocok untuknya. Wanita itu mengambil ponselnya lalu memotret dua mahluk sialan itu. "Kamu lihat foto ini, suamiku tercinta!" ujarnya dengan sudut bibir terangkat.

Abi mengangkat sebelah alisnya. Sedangkan Dayana, dia diam-diam tersenyum tipis.

Renata bersedekap angkuh, "Sekarang suruh pelacur kecilmu itu keluar atau Ayah mertua dan Nenekmu akan melihat cucunya sedang berpelukan dengan mantan pacarnya," ancamnya.

Dayana Hansen, gadis berusia 23 tahun mantan pacar Abimana.

Abimana langsung melepaskan pelukannya dan wajahnya menggelap, "Kamu!" eramnya berjalan mendekat ke arah Renata.

Renata langsung menyembunyikan ponselnya dan tertawa, "Eits! Jangan bergerak atau pesannya akan terkirim tanpa aku sadari!"

Abimana berkata dengan gigi berkertak, "Coba saja! Aku pasti akan mematahkan tanganmu!"

Renata membulatkan matanya, "Suamiku ... aku mohon ... jangan sakiti aku!" ujar Renata dengan mata berkaca-kaca sambil menyatukan kedua tangannya.

Dayana tersenyum melihat Renata ketakutan dan memohon. Dalam hati dia bersorak melihat adegan yang sedang berlangsung. Tapi berbeda dengan Abimana yang memutar bola matanya dengan jengah.

Wanita itu selalu berpura-pura.

Benar saja dugaan Abimana. Renata seketika tertawa terbahak-bahak, dia menangis tapi bukan karena takut atau sedih tapi karena tertawa.

Abimana membelai rambut Dayana dan berkata dengan lembut, "Kamu pulang dulu ya, Aya. Aku akan menyelesaikan masalah ini dengan pelacur itu."

Dayana mengangguk, dia mengerlingkan matanya. Gadis itu terlihat murung dan takut. Namun saat pintu tertutup, Dayana tersenyum dengan lebar dan merasa puas.

Tawa Renata berhenti, dia melempar Dokumen yang dia bawa dengan tatapan dingin.

Abimana melirik ke arah dokumen tersebut, lalu berkata dengan dingin, "Jadi kamu datang kesini dengan penampilan seperti gembel dan berpura-pura mengantar dokumen?"

Dahi Renata mengerut samar, "Aku datang kesini karena Ibu menyuruhku mengantar Dokumen itu untukmu. Susah payah aku kesini dengan niat baik, tapi yang aku dapatkan malah memergoki suamiku berselingkuh!" cibirnya.

Abimana terlihat acuh, dia duduk di kursi kebesarannya lalu mengambil berkas itu dan menandatanganinya, "Ibu memang tidak sabar!" ujarnya dengan sinis.

Renata tidak peduli, tugasnya sudah selesai jadi saatnya dia pulang. "Tugasku sudah selesai jadi aku pulang dulu!" Renata membalik badannya dan hendak pergi.

"Tanda tangan dulu, baru kamu pergi!" suara Abimana kembali mengalun.

Langkah Renata berhenti, dia langsung menoleh dengan wajah bingung, "Aku tandatangan, untuk apa?"

"Tentu agar kita bisa bercerai!" jawab Abimana dengan santai.

Wajah Renata memucat, suasana ruangan itu menjadi sangat dingin. "Bercerai?" gumamnya. Dia tidak pernah menyangka Abimana akan menceraikannya. Dia tahu Abimana tidak mencintainya dan bahkan membencinya.

Tapi Renata terlanjur mencintai pria itu. Dia juga punya harapan bahwa suatu saat nanti bisa meluluhkan hati suaminya. Setidaknya dia sudah menjalankan tugasnya selama ini. Tapi kenyataannya sangat pahit. "Kamu yakin, Abi?" tanya Renata dengan tatapan sedih. Renata harap Abimana sedang bercanda.

"Tentu, kamu kira aku bahagia menikah dengan wanita liar dan kotor sepertimu!" sarkas Abimana.

Renata terdiam dengan bulu mata terkulai ke bawah, ini bukan pertama kalinya Abimana menghinanya. Tapi rasanya kali ini berbeda. Renata merasa seperti menelan racun yang membuat dadanya terasa terbakar saat Abimana menghinanya. Hinaan kali ini mungkin puncak dari rasa muak Abimana terhadap dirinya.

Wanita kotor, pelacur, wanita liar, binal dan masih banyak lagi panggilan kasar yang penuh hinaan yang Abimana lontarkan padanya. Renata hanya wanita biasa, dia mungkin akan tahan jika orang lain menindasnya. Tapi jika suaminya sendiri yang menghina dan menindasnya. Apa Renata tidak boleh merasa sakit? Tentu bolehkan!

Renata mengangkat bulu matanya, "Aku bukan pelacur ataupun wanita binal, Tuan Abimana Levi Mahendra!" Renata memekik dengan linangan air mata.

Abimana berdecis sinis dengan sorot mata meremehkan, "Kamu kira aku akan tersentuh dengan air mata buayamu itu! Tidak sama sekali! Wanita tidak benar sepertimu tidak layak di cintai dan menjadi istri siapapun!"

Deg!

Renata berdiri dengan tangan terkepal, air matanya jatuh satu persatu dengan deras. Hatinya sangat sakit, seperti ada ribuan anak panah yang menyerang jantungnya. Nafasnya tercekat dan bahunya bergetar.

Abimana bangkit dan berjalan mendekati Renata lalu mengapit dagu wanita berusia 28 tahun itu. "Sekarang aku ingin tanya padamu, jalang! Ada berapa banyak, pria yang menikmati tubuhmu yang seksi ini?" tanya Abimana dengan tatapan mencemooh. "Yang kamu ingat saja, coba sebutkan namanya!" lanjutnya sambil menghepas wajah Renata dengan jijik. Pria itu bahkan mengambil tissu untuk mengelap tangannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Obsesi LIar Mantan Suami   47. Saham 30%

    Sorot mata Aisha dipenuhi rasa bersalah, dia melirik putranya dan memberi isyarat. Dona melotot horor, dia ingin mencabik-cabik tubuh Renata yang lancang itu.Nabila yang baru sampai dengan keringat bercucuran dan nafas tersengal langsung marah saat mendengar Renata meminta kompensasi.Nabila yang tidak terima langsung berkacak pinggang, "Hei!!! Dasar tidak tahu diri. Beraninya kamu meminta saham. Saham itu untukku dan Kak Abi!"Renata langsung menerkam Nabila dengan teriakan dan kata-kata yang pedas. Dia sudah tidak segan lagi, toh gadis itu sudah bukan adik iparnya. "Gadis busuk! Saham 30% persen itu di berikan padaku oleh kakekmu sendiri. Jika kamu tidak terima, kamu bisa pergi ke akhirat dan protes pada Kakekmu!"Secara tidak langsung Renata mengutuk Nabila untuk mati. Nabila pun tidak mau kalah, "Kakekku sudah mati tapi Nenekku masih hidup. Aku tidak akan membiarkanmu mengambil jatah warisanku!" pekik Nabila. Gadis itu berlari mendekati Neneknya lalu mengeluh, "Nenek! Usir Rena

  • Obsesi LIar Mantan Suami   46. Renata Mengamuk

    Semua orang sama-sama terkejut dengan sikap kasar Renata. Dayana berpura-pura menangis tersedu-sedu dan berkata, "Kak Renata, aku memang salah. Tapi aku sudah minta maaf." Renata tersenyum sinis, melihat akting Dayana. Setelah mencengkram pinggangnya dan bahkan mengumpatnya, sekarang dia bersikap menjadi korban. Benar-benar menjijikan! Rupanya gadis licik itu tidak puas membuatnya bercerai, dia juga ingin membuat semua orang membencinya. Setiap kata Dayana mengandung provokasi. Wajah Renata merah padam, dadanya sesak penuh amarah. Tanpa ragu dia mengangkat tangannya dan hendak menampar gadis itu. "Akkkhhhh!" Renata tercengang, tangannya masih belum menyentuh Dayana tapi dia sudah menjerit dengan heboh. Semua menunjukan reaksi yang berbeda-beda. Aisha hanya menutup telinga dan alisnya berkerut. Dona dan Nabila berkedip dengan canggung. Sedangkan Abimana tidak peduli sedikit pun. Abimana langsung menangkap tubuh Renata dan menahannya dari belakang dengan erat. Renata berkedip s

  • Obsesi LIar Mantan Suami   45. Hutang Budi

    Moris memejamkan matanya, pundaknya naik turun dengan cepat. Moris adalah pria yang baik hati dan lurus. Jadi walaupun dia sangat menyayangi putrinya, dia tetap akan bersikap tegas jika Dayana berbuat salah."Kamu menjebaknya?" tanya Moris dengan penuh amarah.Dayana tersentak, dia langsung berlutut di kaki ayahnya. "Ayah maafkan aku. Tapi aku putrimu, aku sedang hamil. Huhuhu."Dona membela Dayana, "Pak Moris ... putrimu sedang hamil."Wajah Moris terlihat pucat, dia merasa sangat malu dan sedih. Putri kecilnya yang manis, melakukan hal yang tidak bermoral. Dia sangat marah tapi juga kasihan karena putrinya sedang hamil. Dia pun akhirnya luluh dan menarik putrinya ke dalam pelukannya.Melihat Dayana begitu menderita, Dona pun semakin marah. "Jangan buat Ibu malu Abi! Dayana sudah hamil, kamu harus bertanggung jawab!" Dona memekik dengan mata melotot.Abimana tetap kekeh pada pendiriannya, "Tidak Ibu! Aku tidak akan menikahi gadis itu."Dayana memang bersalah, tapi nasi sudah menjadi

  • Obsesi LIar Mantan Suami   44. Dayana Hamil

    Wanita tua itu menggeleng lalu berkata dengan suara getir, "Maafkan Nenek, Ren." Renata menggeleng dengan cepat lalu mencium punggung tangan Aisha dengan penuh kasih sayang. Hati Aisha bergetar, dia semakin erat menggenggam tangan gadis itu dan merasa tidak tega. Melihat kedekatan antara Aisha dan Renata, dahi Moris berkerut, wajahnya tampak rumit seolah-olah sedang menimbang-nimbang. Takut Aisha goyah, Dayana menggoyangkan lengan ayahnya. Moris menundukan wajahnya, melihat putrinya cemberut dengan mata memerah sambil menahan tangis. Pria itu pun berdehem lalu memanggil Aisha, "Bu Aisha ... " Aisha memejamkan matanya sejenak. Panggilan Moris adalah peringatan untuknya. Dia pun menarik nafas dengan berat lalu melepas tangan Renata dan berkata dengan tidak berdaya, "Bercerailah dengan Abimana, Ren." Setelah mengatakan permintaan yang kejam, Aisha menarik tangannya. Dia merasa tidak tega saat melihat wajah Renata dan Abimana. Permintaan Aisha seperti petir di siang bolong bagi Ren

  • Obsesi LIar Mantan Suami   43. Moris Hansen

    Plak! Abimana memukul pantat wanita itu dengan gemas, "Diam!" Renata hanya bisa menggertakkan giginya dengan kesal dan menutupi wajahnya yang memerah. Abimana terus berjalan menyusuri jalan kecil menuju mobilnya yang terparkir di tepi jalan. Hingga saat Abimana hendak membuka pintu mobil, ponsel di saku celananya bergetar. Pria itu merogoh ponselnya. Nama Reino tercantum di layar, pria itu menggeser tanda hijau dan mendekatkannya ke telinga. "Halo!!" Di ujung tempat lain, Reino sedang mengemudikan mobil menuju rumah sakit setelah Reino mendapatkan panggilan dari Adam. "Ehh ... Tuan," jawab Reino dengan ragu setelah mendengar suara Abimana yang terdengar berat dan terengah-engah. Apalagi Renata yang terus mengeluh kalau pinggangnya sakit dan minta berhenti terdengar ambigu. Reino pun di seberang sana hanya bisa menggaruk kepalanya hingga suara Abimana kembali menggema dan memekik di gendang telinganya, "Reino!" Reino tersentak, lalu menjawab dengan cepat, "Nyonya besar masuk rum

  • Obsesi LIar Mantan Suami   42. Wanita Keras Kepala

    Renata sedikit tersentak, rasa sakit yang dia rasakan seketika menyadarkannya dari kebodohan. Wanita itu menggenggam lengan Abimana dengan erat, dia menatap mata Abimana yang dalam dan menyelaminya. Dia berharap bisa menemukan jawaban dari segala pertanyaan yang mulai bermunculan. Apakah pria ini mencintainya? Atau hanya dia yang terjebak dalam cinta itu? Melihat mata Renata dipenuhi keraguan, Abimana mengerutkan alisnya. Pria itu menangkup wajah kecil Renata dan sedikit mencubit pipinya, "Ada apa?" Wanita itu tersadar, matanya memancarkan hawa dingin. Dia pun memalingkan wajahnya lalu berkata dengan acuh, "Di sini kita hanya berdua. Jadi aku tidak akan menahan diri lagi." "Maksudmu?" tanya Abimana dengan air muka heran. Renata mengabaikannya dan memilih menatap ke arah cahaya jingga yang mulai memudar dengan hati yang dipenuhi pergolakan. Deburan ombak yang menggulung itu seolah-olah telah menelannya ke dalam kehampaan. Abimana mengangkat tangan dan menyentuh bahu wanita itu d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status