Dayana langsung tersentak, dia hendak pergi keluar, namun seseorang menahan tangannya. "Jika ada yang harus pergi dari ruangan ini. Itu bukan kamu, Aya," ujar Abimana dengan lembut dan tatapan penuh cinta. Lalu tatapan penuh cinta itu lenyap dan berubah dingin saat menatap Renata, "Tapi, pelacur itu yang harus pergi!" sambungnya. Dia bukan hanya menggenggam tangan Dayana tapi juga memeluk pinggangnya dengan posesif.Renata mengerjabkan matanya yang terasa panas, "Pelacur?" gumamnya dengan suara tercekat."Yah! Pelacur! Jika bukan karena perjodohan Kakekku. Kamu kira aku sudi menikahi wanita kotor sepertimu!" sarkas Abimana dengan tatapan remeh.Renata tertawa sinis, sikap lemah lembut memang tidak cocok untuknya. Wanita itu mengambil ponselnya lalu memotret dua mahluk sialan itu. "Kamu lihat foto ini, suamiku tercinta!" ujarnya dengan sudut bibir terangkat.Abi mengangkat sebelah alisnya. Sedangkan Dayana, dia diam-diam tersenyum tipis. Renata bersedekap angkuh, "Sekarang suruh pelac
Terakhir Diperbarui : 2025-05-29 Baca selengkapnya