Share

Kode Dibalik Kata

Author: Lembayung
last update Last Updated: 2025-10-09 17:50:04

Hari yang biasanya dipenuhi antusiasme menjelang akhir pekan, tetapi di lantai eksekutif Aldebaran Corp, yang terasa hanyalah ketegangan yang merayap di udara.

Ia tidak menatap Nara ia tidak berbicara dengannya secara langsung kecuali melalui interkom. Nara mengamati Alex dari mejanya: sikapnya lebih kaku, gerakannya lebih terukur, seolah ia sedang berjuang keras untuk menahan dorongan yang ia lepaskan tadi malam.

Nara sendiri merasa seperti berjalan di atas pecahan kaca. Setiap kali Vira atau rekan kerja lain masuk ke area mereka, ia merasa panik. Ia takut ada sisa aroma, ada kerutan di blusnya, atau bahkan sisa jejak pada dasi Alex yang ia perbaiki.

Pukul 11.00, Alex memanggil Nara ke ruangannya untuk pembahasan mendalam mengenai laporan Eterna. Mereka duduk di meja yang sama, tempat di mana mereka melanggar aturan dua malam lalu.

"Laporan ini," kata Alex, menunjuk ke sebuah paragraf mengenai cash flow. "Perlu penekanan ekstra di sini. Aku tidak ingin dewan direksi salah mengartikannya."

Nara mencondongkan tubuh sedikit untuk melihat paragraf yang ditunjuk. "Penekanan seperti apa, Pak? Apakah Anda ingin saya menambahkan analisis risiko di halaman terpisah?"

Alex mengambil pena dan menggarisbawahi tiga kata di paragraf itu. "Tidak perlu halaman terpisah. Cukup perbaiki frasa ini. Ganti 'proyeksi optimis' menjadi 'proyeksi ambisius'. Dan tambahkan frasa 'setelah penyesuaian intensif'."

Nara mencatat. Frasa itu kedengarannya tidak istimewa, tetapi ada sesuatu dalam nada suara Alex, dalam tatapan matanya yang mengunci Nara, yang membuat Nara sadar bahwa ini bukan tentang laporan.

"Baik, Pak. Penyesuaian intensif akan segera saya masukkan," balas Nara, menekankan dua kata itu.

Alex mengangguk. Dan kemudian, ia berkata sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. "Aku tidak bisa tidur nyenyak tadi malam. Aku benci saat aku tidak bisa mengendalikan lingkungan di sekitarku."

Nara mengerti. "Lingkungan" itu adalah pantry, dan "mengendalikan" itu adalah gairah yang ia lepaskan.

"Mungkin Anda perlu istirahat akhir pekan ini, Pak," balas Nara, menjaga suaranya tetap formal.

"Aku akan istirahat," balas Alex, suaranya mengandung janji gelap. "Dan aku akan memastikan bahwa segala sesuatu di sekitarku sudah disiapkan sebelum aku kembali ke sini hari Senin."

Nara segera tahu apa artinya. Segala sesuatu di sekitarnya adalah Nara. Dan disiapkan berarti sesi rahasia mereka pada hari Sabtu di apartemen Alex sudah dikunci.

Nara kembali ke mejanya, mengubah frasa itu di laporan. Ia juga mengirim email ke Alex:

Kepada: Alex Kael (CEO)

Dari: Nara Anjani (Executive Assistant)

Perihal: Tindak Lanjut Laporan Eterna

Pak Alex, saya telah menambahkan penyesuaian intensif yang Anda minta. Saya juga sudah mengonfirmasi bahwa semua berkas yang dibutuhkan untuk proyeksi besok sudah tersedia dan terorganisir.

Sekali lagi, balasan dari Alex datang dengan cepat, hanya satu kata, tetapi maknanya jelas: "Lega."

Hubungan terlarang mereka kini telah berevolusi menjadi bahasa rahasia. Mereka menggunakan diksi korporat, email formal, dan tatapan mata yang cepat untuk menyalurkan keinginan, mengonfirmasi pertemuan, dan mengakui obsesi. Ini adalah permainan yang berbahaya, menguji batas-batas komunikasi, tetapi Nara menyukai rasa mendebarkan dari kerahasiaan ini.

Ia menyadari bahwa gairah mereka tidak lagi hanya tentang sentuhan itu adalah keterikatan mental yang hanya mereka berdua yang bisa memahaminya.

Pukul 17.00, Alex Kael meninggalkan kantor, tidak menoleh. Nara tahu bahwa Alex sedang menahan diri. Ia harus menunggu, menjadi profesional, dan bersiap untuk kontrak rahasia mereka yang akan kembali melanggar aturan dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam.

Nara meninggalkan Aldebaran Corp tepat pukul 18.00. Ia sengaja menunggu hingga shift Vira berakhir dan area kantor benar-benar sepi. Di luar, kota sudah ramai oleh kendaraan yang pulang kantor, tetapi Nara merasa terisolasi, hidup dalam dimensi rahasianya sendiri.

Di apartemennya yang minimalis, Nara mencoba kembali ke rutinitas normal, tetapi pikiran dan tubuhnya menolak. Ia seharusnya merasa lelah, namun adrenalin dari permainan kerahasiaan itu membuatnya gelisah.

Ia mengambil dokumen Eterna dan mencoba membacanya sekali lagi, tetapi garis-garis angka itu tampak kabur. Yang terbayang di benaknya hanyalah tangan Alex yang menekan di sisinya, di tengah ruang pantry yang dingin. Nara menyentuh area di pinggulnya, tempat Alex menekannya erat ke meja. Sentuhan itu masih terasa, sebuah hantu gairah yang menolak untuk pergi.

Nara berjalan ke lemarinya. Ia harus memilih pakaian untuk besok, dan kali ini, pilihan itu terasa jauh lebih sulit. Ini bukan lagi pertemuan pertama yang canggung, melainkan pelanggaran berulang dari kontrak yang sudah mereka sepakati. Alex telah mengindikasikan bahwa ia menginginkan kopi panas untuk dua orang sebuah undangan untuk kenyamanan yang lebih dalam, dan risiko yang lebih besar.

Nara memilih kemeja sutra longgar berwarna krem dan celana panjang palazzo yang mengalir. Pilihan yang tampak santai, tetapi kemeja sutra itu memiliki kemampuan untuk sedikit menerawang jika tertimpa cahaya tertentu. Itu adalah pakaian yang menjanjikan keintiman, tetapi masih mempertahankan kesan profesional yang cukup untuk menjadi kedok.

Ia berdiri di depan cermin, mengamati dirinya. Di mata Nara, tidak lagi ada keraguan. Ada gairah dan determinasi. Alex mungkin mengira ia mengendalikan permainan ini dengan aturan dan kode rahasianya, tetapi Nara juga menemukan kekuatannya di sana. Kekuatan untuk menarik Alex keluar dari dinding baja yang ia bangun.

Nara masuk ke kamar mandi, menghidupkan air panas. Aroma sabun berpadu dengan uap air, menciptakan lingkungan yang menenangkan, namun Nara tidak merasa tenang. Ia menyentuh lehernya, tempat Alex mencium dan menghisap tadi malam. Ia membayangkan jari-jari Alex lagi, meraba tepi dadanya. Sensasi itu membuat ia memejamkan mata, membiarkan hasrat yang terlarang itu mengalir.

Aku tidak bisa membiarkan satu sentuhan bodoh menghancurkan karier kita berdua. Kata-kata Alex itu kembali terngiang.

Nara tahu Alex benar. Tetapi setiap kali Alex menghentikan dirinya, itu justru membuat obsesi Nara semakin besar. Ia ingin tahu, sejauh mana pria yang sangat mengendalikan ini bisa didorong sebelum ia benar-benar hancur dan menyerahkan segalanya pada hasrat.

Malam itu, Nara menyadari bahwa ia tidak hanya merencanakan pertemuan kerja ia merencanakan hasrat bersama Alex. Ia akan membawa kopi panas untuk Alex, tetapi ia membawa api untuk kontrak rahasia mereka.

Ia mengirim satu pesan teks ke Alex, menggunakan nomor pribadi yang hanya mereka gunakan untuk hal-hal yang benar-benar darurat.

[Nara]: Sampai jumpa besok, Pak. Saya akan membawa berkas yang sudah disiapkan secara intensif. Dan kopi untuk dua orang.

Nara tidak menunggu balasan. Ia mematikan ponselnya dan membiarkan dirinya tenggelam dalam antisipasi yang panas. Ia sudah siap untuk melanggar aturan lagi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Bayangan di Pesta Pertunangan

    Setelah dua bulan menenggelamkan diri dalam pekerjaan dan membangun perusahaannya, Nara kembali ke Jakarta. Bukan untuk menetap, melainkan untuk memenuhi hukuman terakhir yang ia tetapkan sendiri: menyaksikan Alex Kael terikat selamanya.Pesta pertunangan resmi Alex dan Eliza diadakan di Grand Ballroom yang mewah, menjadi puncak dari sandiwara yang telah mereka rancang. Nara tidak lagi datang sebagai 'tamu bisnis'. Ia datang sebagai pemilik perusahaannya sendiri, membawa aura kesuksesan yang dingin dan tak terbantahkan.Nara mengenakan gaun velvet berwarna hijau zamrud yang elegan dan jauh lebih mewah daripada gaun hitam di acara sebelumnya. Gaun itu memeluk tubuhnya dengan sempurna, memancarkan kepercayaan diri yang brutal. Di lehernya, ia mengenakan kalung sederhana namun berkelas, tanpa perhiasan mencolok, ia membiarkan kesuksesannya menjadi satu-satunya aksesorisnya.Nara melangkah masuk ke ballroom yang ramai. Seketika, ia merasakan perubahan atmosfer yang familier—perhatian terf

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Sebuah Sandiwara

    Eliza, yang haus akan pengakuan dan stabilitas, terbius oleh penampilan Alex yang meyakinkan. Ia merasa Alex akhirnya serius. Sandiwara itu kembali berjalan, tetapi bagi Alex, setiap senyuman yang ia berikan pada Eliza adalah pengkhianatan yang ia bayar dengan rasa sakit Nara.Sementara Alex terperangkap dalam kemewahan palsunya, Nara kembali ke apartemen kecilnya di Zürich. Nara melakukan hal yang sama: memulai sandiwara baru untuk dirinya sendiri. Sandiwara kemandirian.Nara tahu, ia tidak bisa mengalahkan pengaruh Aldebaran dengan uang atau kekuasaan. Ia harus mengalahkan mereka dengan kreativitas dan inovasi. Nara mulai menggunakan laptop barunya untuk membangun jaringan profesionalnya di Eropa. Ia tidak melamar pekerjaan; ia mulai merancang proyek konsultasi independen sebuah ide brilian yang ia kembangkan saat bekerja untuk NovaTech.Proyeknya adalah tentang analisis risiko strategis untuk perusahaan-perusahaan start-up teknologi di Eropa, sebuah area yang jauh dari jangkauan Al

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Pelucutan Terakhir

    Alex berdiri di hadapan Nara, tubuhnya menjadi perpaduan sempurna antara ancaman dan gairah. Nara telah memaksanya meninggalkan sandiwara dan tunangannya di pegunungan, hanya untuk menghadapi kebenaran di kota yang dingin ini."Apa yang kamu inginkan, Nara?" desak Alex lagi, suaranya serak. "Kamu memanggilku ke sini dengan ancaman risiko hukum. Itu adalah kebohongan. Kamu memanggilku karena kamu ingin menghukumku.""Saya memanggil Anda ke sini karena saya butuh penutupan," balas Nara, suaranya mantap. Ia tidak berteriak; ia berbicara dengan ketenangan yang menghancurkan. "Anda menghancurkan karir saya, Alex. Anda membuat saya aset yang tidak dapat dipekerjakan di mana pun di dunia. Saya datang untuk menuntut kompensasi terakhir.""Kompensasi finansial?" tanya Alex, ia mengeluarkan kartu hitam dari dompetnya. "Ambil. Ambil semua yang kamu mau. Tapi pergi!""Bukan uang," potong Nara, menatap kartu itu dengan jijik. "Uang Anda menjijikkan. Saya menuntut kebenaran. Saya menuntut Anda

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Kebebasan yang Dingin

    Nara tiba di Zürich, Swiss. Ia memilih kota itu karena keterasingannya dari jaringan bisnis Alex dan keterkenalannya akan kerahasiaan tempat yang sempurna untuk menyembunyikan kebenaran yang berat.Udara Zürich terasa dingin dan bersih, sebuah kontras nyata dengan kekacauan yang baru saja ia tinggalkan di Jakarta. Nara menyewa sebuah apartemen kecil di pinggiran kota, jauh dari kemewahan suite yang Alex hibahkan. Ia ingin menghapus semua jejak kendali Alex dari hidupnya.Minggu pertama Nara dipenuhi dengan kesibukan yang terpaksa. Ia belajar bahasa lokal, mencari informasi tentang pasar kerja internasional, dan yang paling penting, memproses perpisahan yang brutal yang ia alami. Flash drive yang berisi semua bukti pengakuan obsesi Alex setiap kode, setiap chat, dan speech lamaran tersimpan aman di sebuah kotak tersembunyi. Itu adalah senjata pamungkasnya, yang ia harap tidak perlu digunakan.Nara tahu, Alex pasti sudah menyadari kepergiannya dan penolakan untuk dihubungi. Keheningan d

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Awal Kehancuran

    Pagi harinya, suasana di suite pertunangan terasa dingin dan beku. Alex keluar dari ruang kerjanya. Wajahnya pucat, tetapi topeng CEO telah dipasang kembali—lebih keras dan lebih tak bernyawa dari sebelumnya.Eliza sudah menunggunya di ruang tamu. Ia mengenakan gaun tidur sutra, tetapi tatapan matanya tajam dan penuh perhitungan."Apa yang terjadi tadi malam?" tanya Eliza, nadanya menuntut. "Kau tidak menyentuhku. Kau mengurung diri di ruang kerja. Dan kau menyebut wanita lain saat kau sedang mabuk champagne."Alex berjalan ke minibar dan menuangkan air dingin. "Aku lelah, Eliza. Tekanan dari Ayahku dan Dewan Direksi sangat besar. Wanita yang kau maksud hanyalah asisten yang aku pecat. Aku memikirkannya karena dia adalah aset yang hilang, dan itu merugikan Aldebaran.""Bohong," balas Eliza. "Kau tidak hanya memikirkan aset. Kau marah. Kau terobsesi pada wanita itu. Dan aku melihatnya, Alex. Aku melihat bagaimana kau memegang pinggulnya saat di ballroom itu bukan sentuhan formal. I

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Neraka Sang Pengantin

    Nara pergi, tetapi kehadirannya tertinggal di ballroom itu, menari di antara gemerlap kristal dan senyuman palsu. Alex berdiri membeku di sudut ruangan. Lengan yang baru saja ia gunakan untuk menarik Nara terasa dingin dan hampa.Tuan Kael Senior segera mendekat, matanya menyala marah. "Apa yang baru saja kau lakukan, Alex? Kau membiarkan asistenmu menghinaku dan merusak suasana! Dan kenapa dia begitu berani menolak tawaranku?""Ayah, Nona Nara Anjani adalah aset penting NovaTech," jawab Alex, suaranya tenang, tetapi terasa datar. "Aku tidak bisa memaksa staf perusahaan mitra kita. Ini adalah protokol bisnis yang baru.""Protokol omong kosong!" geram Tuan Kael Senior. "Wanita itu adalah masalah, Alex. Aku tidak percaya kau tidak menyadari betapa berbahayanya dia. Dia memancarkan rasa tidak hormat!""Dia adalah Kepala Strategi Operasional, Ayah. Dia hanya profesional," Alex menimpali, ia memaksakan dirinya untuk mempertahankan sandiwara itu. Ia tahu, setiap kata yang ia ucapkan adalah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status