Kehadiran satu orang yang bisa membuat Kejora harus merasakan kebimbangan adalah Andromeda. Dia benar-benar tak habis pikir saat dirinya harus dihadapkan pada posisi di mana dirinya menjadi satu dari sekian banyak orang yang harus merasakan bagaimana rumitnya cinta itu terjadi.
Dia tak paham saat dirinya memiliki perasaan mendalam seperti saat ini.
Saat Andromeda berhasil membuat dirinya harus berada dalam kebimbangan hati. Andromeda berhasil mendapatkan celah hati dan pikirannya.
Kejora hanya bisa melamun sepanjang dirinya bekerja. Semuanya karena Andromeda. Lagi dan lagi soal Andromeda. Sampai dirinya harus terkena teguran atasannya.
Prak!!!
Satu bundel laporan terjatuh di sisi meja Kejora. Gadis itu harus menahan napasnya karena terperanjat. Dia harus banyak bersabar dengan atasan yang selalu saja mengeluarkan emosinya, terutama saat ini.
“Kau bisa mengerjakan laporan tidak? Pengeluaran ini sudah tertera
Semua menatap intens Kejora yang menunduk, dia masih gugup menghadapi keluarga yang baru ditemuinya itu. Orang asing yang katanya disebut keluarga dan juga dengan status yang disandangnya, sepupu dan keponakan.“Ya Tuhan Nak, akhirnya bertemu juga ... bagaimana kabarmu?” tanya salah satu wanita paruh baya yang tengah memeluknya erat sambil penuh haru.“Aku baik, euhm ... Tan,” balas Kejora ragu.Kejora masih merasa canggung saat dirinya mendapatkan banyak pelukan sedari tadi. Itu semua karena berawal dari dirinya yang menemui Rega, sepupunya.“Hai,” sapanya pada pria dengan rambut berantakan dan rokok yang ada di tangannya yang memandanginya dari ujung kaki sampai ujung kepala itu.“Oh, hai.” Dia pun membalasnya dengan tergagap saat ini.Benar-benar bukan hal yang terbilang biasa untuk Kejora ditatap intens begitu.Dia berdiri kikuk, kakinya bahkan mengg
Keadaan tak berjalan mulus seperti yang dibayangkan. Terutama saat Rega memaksakan Andromeda untuk melihat adiknya sendiri dan menemuinya. Pria itu sudah menunggu di rumah keluarga Kelvin, tapi Andromeda tak kunjung keluar. Sementara itu, Jana menyuguhkan minum untuk keponakannya. “Minumlah dulu selagi menunggu Andro,” ucapnya. Rega tersenyum ramah, dia masih bisa menghormati orang tua dibanding dengan Andromeda yang memang sudah tak menerima keberadaan Jana sama sekali. Andromeda sudah turun, menghadap pada Rega yang berdiri menyambutnya. “Tumben sekali kamu ke sini, Rega,” ujar Andromeda. “Temui adikmu, kurasa kamu memang harus menemuinya,” pinta Rega. Andromeda hanya berdecih pelan, dia menyeringai, menampilkan senyuman sinisnya saat mengetahui kalau saat ini kedatangan pria hanya demi membujuknya menemui Kejora saja. Bukan yang lain, lalu bagian mana yang harus diperjelas lagi saat ini?
Kejora mengikuti perintah Juan, dia duduk di samping Juan sementara Rega duduk di belakang mereka sambil merasa panik akibat mengetahui kalau Kejora mendengar percakapan mereka.“Kau mau mendengar cerita yang mana?” tawar Juan sambil fokus menyetir mobilnya.Jingga yang menguning membelah langit langit di ufuk barat. Semakin lama semakin nampak meganya menyebar, menampilkan matahari yang bergerak turun siap menenggelamkan dirinya. Kejora semakin mengagumi keberadaan inti tata surya itu, melihatnya dengan megah di sini dan jarang dia lihat saat dirinya tinggal di negara lainnya.“Kamu nggak silau?” tanya Juan memperhatikan Kejora.Gadis itu malah menggeleng saja, tapi Juan menyodorkan satu kaca mata hitam. “Pake aja, kamu aneh, matahari kok dilihatin,” celetuknya sambil tersenyum.Kejora tertawa mendengarnya. Juan memang sudah terlalu bosa melihat matahari barangkali.“Aku
Seketika Kejora yang menumpahkan tangisannya membuat sang ibu panik seketika. Dia bahkan berkali-kali bertanya, tapi tak ada jawaban dari mulut putrinya sendiri.Hanya mengatakan maaf dan terima kasih serta berkata merindukannya.Baru kali ini Rina melihat Kejora yang penuh emosional, sebelumnya gadis itu terlalu dingin dan minim ekspresi. Rina bingung sekaligus khawatir.“Apa yang menyebabkanmu menangis sih?” tanya sang ibu kembali, untuk kesekian kalinya.Kejora hanya tersenyum sambil menghapus air matanya sendiri. Sementara itu, dia pun semakin merasa bersalah saat melihat senyuman sang ibu.“A—apa Mama bahagia saat ini?” tanyanya penuh rasa sesak.Rina terdiam sesaat, matanya memandangi Kejora lamat-lamat. Wajah yang setiap hari dia lihat perubahannya sejak lahir ke dunia. Lantas ... dia tersenyum dan mengangguk.“Sangat. Sangat bahagia,” jawabnya penuh ke
“Mike kurasa kita harus putus.” Ucapan itu meluncur dari bibir Kejora sesaat usai dirinya turun dari lantai dua.Sebenarnya gadis itu merasakan bagaimana gugupnya menghadapi Mike. Di hadapannya, Mike bahkan memasang wajah dingin tak berperasaannya.Pria itu pun meman tak sanggup untuk memikirkan Kejora sama sekali. Hatinya tengah sakit, memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang tengah dia ingat dari ucapan Adam. Pria itu tertawa miris, hatinya tengah menderita.Untuk memikirkan Kejora saat ini yang ada hanyalah perasaan lukanya tanpa ada perasaan yang berarti di hati gadis itu saat ini. Cintanya hanyalah sekedar hiasan bagi Kejora, di matanya bahkan tak ada pancaran baginya.Dia terkekeh, kekehan yang menyiratkan rasa sakitnya sendiri.“Kenapa kau baru mengatakannya sekarang?” tanyanya penuh rasa pahit.Kejora tak bisa berkata apa-apa. Dia tak menemukan jawabannya sama sekali, merasa bersalah usai dirinya
Kejora terbangun dari tidurnya dengan rasa pening yang nyata. Dia tak memahami kalau tangisan membuatnya lelah sampai tertidur semalaman. Dia tak pernah tahu kalau menangis karena mengecewakan seseorang kini berdampak pada hati dan tubuhnya. Dia bangkit lantas menuju jendela yang masih tertutup tirai hijau. Kesukaannya adalah warna hijau dan biru. Semua yang berbau hijau dan biru seperti pegunungan dan langit, maka dia akan tersenyum melihatnya. Sreeekkk .... Tangannya mendorong tumpukan kain tirai menyudut di pojok jendela. Dia membuka kaca jendela untuk memasukkan udara segar yang masih berbau embun dan kaya akan oksigen untuk dihirup. Matanya memandang ke arah halaman. Sungguh indah saat ini. Hatinya sudah melepaskan satu bebannya yang selama ini menimpanya. Dengan memantapkan hati, dia mengambil ponsel yang tergeletak di atas nakas dan mencari nomor Mike. Sengaja Kejora hanya mengirimkan pesan singkat bukan me
Yang dilakukan oleh Andromeda hanya menggerakkan matanya memandangi benda yang tengah bergerak perlahan itu, bukan benda tepatnya. Melainkan sang ibu yang baru kali ini dilihatnya secara langsung usai 24 tahun lamanya tak bersua. Bahkan wajah yang dipandanginya itu sudah berubah banyak. Kerutan di sekitar matanya, penuaan yang terjadi bersama dengan wajahnya mulai mengirut juga. Usia wanita itu semakin bertambah dan semakin tua. Bahkan tubuhnya terlihat kurus dari pada sebelumnya, benar-benar berubah 180 derajat saat ini. Langkah kaki Andromeda tanpa sadar sudah menuntun tubuhnya untuk mengikuti ke mana wanita paruh baya itu melangkah. Tanpa sadar, hatinya meminta pada otaknya untuk memerintahkan anggota tubuhnya itu terus berjalan. Ditambah dengan telinganya yang mendadak menjadi peka. Suara lembut wanita
Kejora berusaha untuk mengosongkan pikirannya dengan menyibukkan diri dengan pekerjaannya yang hari ini mendadak bisa bekerja sama dengan keadaannya. Dia hanya ingin melupakan sosok yang masih menghantuinya.Bukan, bukan Mike, melainkan Andromeda.Saat dirinya melangkah ke kantin, semua mata memandang kepadanya bak dia adalah bakteri yang harus dibasmi. Desas-desus rasa ingin tahu dan juga spekulasi-spekulasi dini sampai terdengar olehnya sekaligus.Bukan hal mudah baginya dengan culture shock yang dialaminya sampai saat ini. Terutama soal bergosip. Apa pun yang menjadi pusat perhatian atau berbeda, maka di situ pasti ada kesempatan untuk menciptakan gosip panas.Bagaimana Kejora membawa nampannya bersama Kania dan mencari kursi. Saat itu juga, manik-manik coklat para pe