Accueil / Romansa / Obsessed with You / Bab 22. Bisakah Dia Dipercaya?

Share

Bab 22. Bisakah Dia Dipercaya?

Auteur: Nafish Grey
last update Dernière mise à jour: 2025-02-16 23:50:27

Tangan Daniel mencengkeram kedua lengannya. "Sekarang saja ya, kau membuatku tak tahan lagi!" Ia menoleh ke arah pintu kamar mandi. Ayo guys! Kita berpesta malam ini!"

Beberapa pria besar masuk ke dalam kamar di basement. Ivy ketakutan, Daniel langsung menariknya keluar dari bathtub. "Lihatlah! Betapa cantiknya Kucing Manisku."

"No!" Ivy memberontak ketakutan, tapi dia tak bisa menggerakkan satu inci tubuh pun.

Para pria itu mengelilinginya seperti serigala kelaparan.

Daniel tertawa, mundur menjauh melihat beberapa pria berotot itu menarik kaki dan tangan Ivy sampai terbuka lebar.

Dia tampak sangat menikmati, mata hijaunya berkilat senang.

Ivy menangis ketakutan, berteriak putus asa. "Please, Daniel. Kenapa kau lakukan ini padaku? Kenapa?!"

"Karena kau milikku, aku sudah membelimu. Aku sudah membayar mahal. Kau harus melakukan apa pun yang aku katakan."

"Aku istrimu! Daniel! Jangan biarkan mereka menyentuhku, please!"

Daniel tertawa semakin keras. "Silakan guys! Puaskan hasrat kal
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Obsessed with You   Bab 125

    Sekretaris Daniel tiba dalam setengah jam, ia mengetuk pintu kamar Ivy. Daniel yang sudah tak sabar lagi langsung menemuinya, mengambil barang pesanan dan menyuruh pria itu pulang.Daniel membuka pakaiannya terburu-buru, lalu memeluk Ivy dan menciumi seluruh bagian wajah istrinya. Ah, betapa dia merindukan kebersamaan mereka.Ivy menahan diri agar tetap tenang. Kebanyakan menutup mata supaya dia tak ketakutan atau membayangkan wajah Christian dalam rupa Daniel. "Iv ...." Daniel merasakan tubuh Ivy gemetar pelan."Its okay! Jangan khawatir. Tapi maaf, aku harus terus menutup mata." Ivy membalas pelukan Daniel.Daniel memaklumi hal tersebut, dia bersyukur Ivy tak lagi menolaknya. Dengan tergesa, pria tampan bermata hijau itu merobek bungkus pengaman, memakaikannya ke tonggak panasnya yang sudah sekeras kayu."Ivy, aku janji akan hati-hati." Mereka sudah lama tak melakukannya, Daniel menjadi takut menyakiti Ivy. Tangan besar pria itu merambah seluruh bagian tubuh istrinya, berusaha mem

  • Obsessed with You   Bab 124. White lies

    Pantai sore hari. Ombak berdebur peluh, angin laut berhembus sepoi-sepoi membelai rambut Ivy yang tergerai. Di depannya, segelas mojito hampir tak tersentuh, esnya sudah mencair membentuk genangan kecil di meja kayu. Nicolas duduk di sebelahnya, sesekali melemparkan pandangan khawatir ke arah Ivy yang sejak tadi diam memandang laut. Suara pertama yang terdengar adalah napas berat, lalu ... Ivy membeku. "Ivy? Kau baik-baik saja?" Nicolas menyentuh bahunya, wajahnya berkerut khawatir. Namun Ivy tidak bisa menjawab, dadanya sesak, seperti ditusuk ribuan jarum. "Dia .…" Suaranya pecah, "dia mengulangi kesalahan yang sama." Nicolas mengerutkan kening. "Siapa? Apa yang terjadi?"Ivy melepas headset-nya dengan kasar, lalu melemparkan ponsel ke atas meja. "Daniel. Molly. Mereka." Ivy tersedak air mata. "Aku bodoh, Nicolas. Aku percaya padanya. Aku bahkan membela Molly ketika orang-orang bilang dia terlalu dekat dengan Daniel!" Jenna pernah memberitahunya, tapi Ivy menutup mata.Nicolas

  • Obsessed with You   Bab 123. Rekaman

    Mobil Daniel sampai di pelataran Mansion, dia langsung turun dan bergegas masuk. "Di mana? Di mana Dean?" Jenna yang menyambutnya segera mengambil tas dan jas kerja Daniel. "Di kamar Nona Molly."Daniel melonggarkan dasi, membuka beberapa kancing kemejanya. "Sudah panggil dokter?""Belum, Nona Molly bilang mau menunggu Tuan pulang.""Apa yang dia lakukan? Apa kau mengawasinya?" Mereka masuk ke dalam lift."Tidak ada yang aneh, Tuan. Nona Molly bersikap seperti biasa, dia merawat Tuan Muda dengan sangat baik."Itulah yang membuat Daniel dilema, jika Molly ceroboh atau tak menyayangi Dean, dia bisa mengambil keputusan mudah dengan menendang wanita itu dari rumahnya."Kau boleh pergi!"Jenna segera undur diri setelah lift terbuka, Daniel berjalan ke kamar Molly. Saat pintu dibuka, Molly langsung berdiri menyambutnya. "Daniel, akhirnya kau datang juga.""Bagaimana dengan Dean?" Daniel mendekati ranjang, di mana Dean dibaringkan miring, memeluk bonekanya dan tertidur pulas."Dean sudah m

  • Obsessed with You   Bab 122. Think

    Ivy secepat kilat menutup pintu. Dia tak ingin melihat Nicolas. "Ivy!" panggil Nicolas, pria itu menggedor jendela kamar resort Ivy sekuat tenaga. Sayangnya, Ivy tidak mau membukanya. Dia bersandar dibalik jendela dengan hati dilema."Iv! Aku tahu aku salah, tapi please. Bisa tidak kita bicara sebentar saja. Aku ingin meluruskan banyak hal denganmu. Oh, kau tak tahu betapa senangnya aku bisa melihatmu lagi! Ivy, aku merindukanmu, siang dan malam. Ivy!"Pria itu tak mengenal kata menyerah, terus mengetuk sampai Ivy tak sanggup lagi. Wanita cantik itu akhirnya membuka jendelanya. "Oh, Ivy! Syukurlah." Senyumnya masih sama seperti yang terakhir Ivy ingat. Nicolas tampak canggung, ia bersandar pada kusen jendela, menatap ke dalam kamar. "Kau ... sendirian?"Ivy mengangguk. "Kalau ingin bicara di sini saja. Aku tak bisa mengundangmu masuk ke dalam kamar."Nicolas mengangguk mengerti. "Aku tahu, ayah sering menyebut namamu.""Please, Nic. Jangan membawa ayahmu dalam masalah kita. Aku sud

  • Obsessed with You   Bab 121. Healing

    Daniel bereaksi cepat, menghantam pecahan keramik dari tangan Molly. "Kau gila!" hardiknya marah. Benda itu jatuh dengan suara keras menghantam lantai.Ivy terkesiap, tak menyangka jika Molly akan bertindak segila itu. Molly terduduk menangis, menutupi wajah dengan kedua tangannya. "Iv, aku tak punya siapa-siapa lagi. Aku hanya punya kamu. Kalau kamu masih nolak aku, aku ga tahu harus ke mana lagi."Hati Ivy yang lembut merasa tak tega, persahabatan mereka memang sudah sangat lama. Apa dia harus mengorbankannya demi seorang lelaki? Ivy meraih bahu Molly, menariknya ke dalam pelukan erat. "Jangan nangis lagi. Aku maafin kamu, tapi Molly, hubungan kita tak akan pernah sama lagi." Mata Ivy menyipit tajam, menyembunyikan kelesah di hatinya.Setelah semua kekacauan dan perbincangan selesai. Molly keluar dari kamar Ivy dengan senyum terkembang lebar. Dia bertindak seperti nyonya sewaktu bertemu dengan pelayan. "Bawakan teh dan kue di kulkas yang kotak kuning ke kamarku."Si pelayan mengan

  • Obsessed with You   Bab 120. Ancaman

    Tok! Tok!Kamar Ivy diketuk, Molly menunggu beberapa saat. Tak ada jawaban di baliknya, dia berbalik, menatap Daniel dilema."Ketuk lagi!" perintah Daniel. "Ketuk sampai tanganmu berdarah, dan mohon pengampunan Ivy."Molly menggigit bibirnya, berusaha meredam emosinya. Dia harus bermain cantik jika ingin mendapatkan Daniel."Iv, ini Molly. Boleh aku masuk?" Molly kembali mengetuk pintu.Masih nihil, Ivy di dalam sana bukannya tak mendengar panggilan Molly, hanya saja ... wanita malang itu sedang tenggelam ke dalam duka lara. Dia menutup kedua telinga dan memejamkan matanya kuat-kuat."Iv! Aku akan terus mengetuk sampai kamu membuka pintu. Sampai kulitku lecet atau kulitku lebam. Please, Iv. Setidaknya ... ingat persahabatan kita." Suara Molly terdengar sedih, membuat hati Ivy bergetar."Iv! Please! Aku tahu aku salah. Aku hanya ingin meluruskan sesuatu. Kau mungkin tak ingin mendengarkan penjelasanku, tapi tolong ... jangan menyakiti dirimu sendiri seperti ini." Ivy menggertakkan gig

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status