Home / Romansa / Obsessed with You / Bab 23. Insiden

Share

Bab 23. Insiden

Author: Nafish Grey
last update Huling Na-update: 2025-02-17 23:02:51

Angin dingin yang menerpa wajah Ivy, membuatnya menutup jendela. Ia menoleh menatap Christian lagi.

Pria itu juga menoleh di saat bersamaan. Keduanya saling menatap sebelum Christian kembali beralih ke jalanan. "Nyonya mau ke mana?"

"Panggil Ivy saja." Ivy merasa risi, apalagi Christian sudah membantunya sampai sejauh ini.

Diam-diam Christian mengulas senyuman. "Ok," jawabnya pelan.

"Aku mau bertemu Molly, tolong antarkan ke rumahnya." Ivy menyebutkan alamat sahabatnya.

Christian mengangguk. Ia membelokkan mobil ke jalan yang dimaksud.

"Christ ...."

"Ya?"

"Apa tak masalah ... maksudku, bagaimana kalau nanti Daniel mencariku?"

"Tak usah khawatir, aku akan mencari alasan."

"Aku takug kau juga mendapat masalah."

Christian tertawa kecil. "Sekarang yang harus Nyonya ...." Dia berhenti sebentar karena Ivy mengernyit tak senang. "Kamu ...." Ekspresinya terlihat lucu karena tak terbiasa berbicara akrab dengan Ivy.

Ivy tak bisa menyembunyikan tawa. "Santai saja."

"Maksudku, kau yang harus
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Obsessed with You   Bab 124. White lies

    Pantai sore hari. Ombak berdebur peluh, angin laut berhembus sepoi-sepoi membelai rambut Ivy yang tergerai. Di depannya, segelas mojito hampir tak tersentuh, esnya sudah mencair membentuk genangan kecil di meja kayu. Nicolas duduk di sebelahnya, sesekali melemparkan pandangan khawatir ke arah Ivy yang sejak tadi diam memandang laut. Suara pertama yang terdengar adalah napas berat, lalu ... Ivy membeku. "Ivy? Kau baik-baik saja?" Nicolas menyentuh bahunya, wajahnya berkerut khawatir. Namun Ivy tidak bisa menjawab, dadanya sesak, seperti ditusuk ribuan jarum. "Dia .…" Suaranya pecah, "dia mengulangi kesalahan yang sama." Nicolas mengerutkan kening. "Siapa? Apa yang terjadi?"Ivy melepas headset-nya dengan kasar, lalu melemparkan ponsel ke atas meja. "Daniel. Molly. Mereka." Ivy tersedak air mata. "Aku bodoh, Nicolas. Aku percaya padanya. Aku bahkan membela Molly ketika orang-orang bilang dia terlalu dekat dengan Daniel!" Jenna pernah memberitahunya, tapi Ivy menutup mata.Nicolas

  • Obsessed with You   Bab 123. Rekaman

    Mobil Daniel sampai di pelataran Mansion, dia langsung turun dan bergegas masuk. "Di mana? Di mana Dean?" Jenna yang menyambutnya segera mengambil tas dan jas kerja Daniel. "Di kamar Nona Molly."Daniel melonggarkan dasi, membuka beberapa kancing kemejanya. "Sudah panggil dokter?""Belum, Nona Molly bilang mau menunggu Tuan pulang.""Apa yang dia lakukan? Apa kau mengawasinya?" Mereka masuk ke dalam lift."Tidak ada yang aneh, Tuan. Nona Molly bersikap seperti biasa, dia merawat Tuan Muda dengan sangat baik."Itulah yang membuat Daniel dilema, jika Molly ceroboh atau tak menyayangi Dean, dia bisa mengambil keputusan mudah dengan menendang wanita itu dari rumahnya."Kau boleh pergi!"Jenna segera undur diri setelah lift terbuka, Daniel berjalan ke kamar Molly. Saat pintu dibuka, Molly langsung berdiri menyambutnya. "Daniel, akhirnya kau datang juga.""Bagaimana dengan Dean?" Daniel mendekati ranjang, di mana Dean dibaringkan miring, memeluk bonekanya dan tertidur pulas."Dean sudah m

  • Obsessed with You   Bab 122. Think

    Ivy secepat kilat menutup pintu. Dia tak ingin melihat Nicolas. "Ivy!" panggil Nicolas, pria itu menggedor jendela kamar resort Ivy sekuat tenaga. Sayangnya, Ivy tidak mau membukanya. Dia bersandar dibalik jendela dengan hati dilema."Iv! Aku tahu aku salah, tapi please. Bisa tidak kita bicara sebentar saja. Aku ingin meluruskan banyak hal denganmu. Oh, kau tak tahu betapa senangnya aku bisa melihatmu lagi! Ivy, aku merindukanmu, siang dan malam. Ivy!"Pria itu tak mengenal kata menyerah, terus mengetuk sampai Ivy tak sanggup lagi. Wanita cantik itu akhirnya membuka jendelanya. "Oh, Ivy! Syukurlah." Senyumnya masih sama seperti yang terakhir Ivy ingat. Nicolas tampak canggung, ia bersandar pada kusen jendela, menatap ke dalam kamar. "Kau ... sendirian?"Ivy mengangguk. "Kalau ingin bicara di sini saja. Aku tak bisa mengundangmu masuk ke dalam kamar."Nicolas mengangguk mengerti. "Aku tahu, ayah sering menyebut namamu.""Please, Nic. Jangan membawa ayahmu dalam masalah kita. Aku sud

  • Obsessed with You   Bab 121. Healing

    Daniel bereaksi cepat, menghantam pecahan keramik dari tangan Molly. "Kau gila!" hardiknya marah. Benda itu jatuh dengan suara keras menghantam lantai.Ivy terkesiap, tak menyangka jika Molly akan bertindak segila itu. Molly terduduk menangis, menutupi wajah dengan kedua tangannya. "Iv, aku tak punya siapa-siapa lagi. Aku hanya punya kamu. Kalau kamu masih nolak aku, aku ga tahu harus ke mana lagi."Hati Ivy yang lembut merasa tak tega, persahabatan mereka memang sudah sangat lama. Apa dia harus mengorbankannya demi seorang lelaki? Ivy meraih bahu Molly, menariknya ke dalam pelukan erat. "Jangan nangis lagi. Aku maafin kamu, tapi Molly, hubungan kita tak akan pernah sama lagi." Mata Ivy menyipit tajam, menyembunyikan kelesah di hatinya.Setelah semua kekacauan dan perbincangan selesai. Molly keluar dari kamar Ivy dengan senyum terkembang lebar. Dia bertindak seperti nyonya sewaktu bertemu dengan pelayan. "Bawakan teh dan kue di kulkas yang kotak kuning ke kamarku."Si pelayan mengan

  • Obsessed with You   Bab 120. Ancaman

    Tok! Tok!Kamar Ivy diketuk, Molly menunggu beberapa saat. Tak ada jawaban di baliknya, dia berbalik, menatap Daniel dilema."Ketuk lagi!" perintah Daniel. "Ketuk sampai tanganmu berdarah, dan mohon pengampunan Ivy."Molly menggigit bibirnya, berusaha meredam emosinya. Dia harus bermain cantik jika ingin mendapatkan Daniel."Iv, ini Molly. Boleh aku masuk?" Molly kembali mengetuk pintu.Masih nihil, Ivy di dalam sana bukannya tak mendengar panggilan Molly, hanya saja ... wanita malang itu sedang tenggelam ke dalam duka lara. Dia menutup kedua telinga dan memejamkan matanya kuat-kuat."Iv! Aku akan terus mengetuk sampai kamu membuka pintu. Sampai kulitku lecet atau kulitku lebam. Please, Iv. Setidaknya ... ingat persahabatan kita." Suara Molly terdengar sedih, membuat hati Ivy bergetar."Iv! Please! Aku tahu aku salah. Aku hanya ingin meluruskan sesuatu. Kau mungkin tak ingin mendengarkan penjelasanku, tapi tolong ... jangan menyakiti dirimu sendiri seperti ini." Ivy menggertakkan gig

  • Obsessed with You   Bab 119. Kartu As

    Langkah Daniel menggema di lorong panjang Mansion Forrester, seperti dentang palu yang menghantam logam panas. Sepatu kulitnya mengentak lantai marmer dengan ritme tajam dan mantap, menggambarkan badai yang bergemuruh di dadanya. Sorot matanya tajam, dingin, dan tak bisa ditebak, seperti binatang buas yang telah kehilangan kendali.Tangan kanannya mengepal begitu keras hingga buku jarinya memutih, pembuluh darah mencuat dari bawah kulit. Napasnya berat, tertahan di dada seperti bara yang siap meledak. Aura panas seolah memancar dari tubuhnya, membuat pelayan yang melihatnya di ujung lorong segera menunduk dan menyingkir tanpa sepatah kata pun.Saat tiba di depan kamar Molly, Daniel berhenti. Beberapa detik ia hanya berdiri, dadanya naik turun, bahunya berguncang perlahan menahan amarah. Mata hijau zamrudnya menusuk pintu kayu itu seolah bisa menembusnya. Tanpa mengetuk, ia memutar kenop dengan sentakan kasar, lalu mendorong pintu hingga terbuka lebar dengan suara keras yang memekakkan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status