Di salah satu hotel bintang 5 sudah terlihat banyak orang yang sedang mempersiapkan resepsi. Keira sang pengantin wanita menatap dirinya di depan cermin. Polesan make up dari perias profesional membuat Keira tampak berbeda dari biasanya. Warna rambutnya yang dulu berwarna pirang sudah berubah menjadi hitam legam. Terlihat pas dengan warna kulit Keira yang putih memancarkan aura kecantikan yang berbeda.
Keira harus siap dengan keputusan yang telah diambilnya. Dia akan menikah hari ini dengan Dean, suara bel pintu kamar hotel membuyarkan lamunannya. Dia pun beranjak dari kursi menuju pintu yang diyakini nya kalau Mamanya yang menunggunya untuk menuju gereja.
Tapi saat dia membuka pintu ada dua orang pria yang tidak dikenalnya berdiri dihadapannya. Pria-pria berpakaian cleaning service itu menatap Keira dengan tajam. Membuat bulu kudung Keira merinding sendiri, dia yakin kedua orang ini bukanlah petugas hotel.
“Kalian siapa ya?” tanya Keira bingung.
“Ikut kami,” ujar salah satu pria.
“Aku tidak mau,” tolak Keira.
Tanpa Keira duga satu orang pria tersebut memegang tangan Keira lalu yang satunya lagi itu langsung menutup hidung Keira dengan sapu tangan, membuatnya seketika mencium aroma menyengat yang menusuk indra penciumannya, badannya terasa lemas, kepalanya terasa pusing seakan lantai yang dia pijak sekarang melayang. Tak lama kemudian Keira tidak sadarkan diri.
Dua orang pria tersebut pun membawa Keira masuk ke dalam keranjang laundry lalu dengan santainya mereka keluar hotel lewat pintu belakang dan memasukan Keira ke dalam mobil yang sudah menunggu di baseman.
Sementara itu Dean sedang berada di ruang tunggu gereja. Dia sangat gugup dengan pernikahannya, dari tadi dia bolak-balik menatap cermin memastikan penampilannya agar tampak sempurna di hadapan Keira.
“Jangan terlalu lama melihat cermin nanti bisa pecah,” ujar Ettan yang baru tiba.
Dean mengernyitkan dahinya. Dia tidak mengenal pria yang tiba-tiba menyapanya.
“Aku tidak bermaksud jahat padamu. Perkenalkan aku, Ettan Lucas. Aku kekasih Vio sahabat Keira,” ujar Ettan memperkenalkan dirinya.
“Ooh Vio. Iya aku tahu Vio, dia banyak membantu Keira dan orang tua ku saat mempersiapkan pernikahan ini,” ucap Dean.
Dean dan Ethan saling berjabat tangan dan saling memberikan kartu nama.
“Kamu seorang lawyer, Dean,” ujar Ettan.
“Dan kamu seorang CEO Luca Entertainment,” ujar Dean.
“Aku harap kita bisa saling bekerjasama kalau aku adalah masalah hukum.”
“Tentu saja bisa. Pengacara yang memiliki spesialisasi bidang hukum korporasi atau Lawyer Corporate.”
“Wah sangat cocok ini dengan perusahaanku. Jika kamu mau bisa menjadi salah satu tim Lawyer Corporate ku, Dean.”
“Kita bisa bicarakan itu lagi. Aku bekerja sebagai Lawyer di Florida Corporate Law Attorney.”
“Kamu memang Lawyer Profesional di bidang hukum korporasi dan aku memang membutuhkan itu.”
“Bisa nanti kita konsultasikan, tapi setelah pernikahanku dan selesai honeymoon dengan Keira. Jadi bukan dalam waktu-waktu dekat ini.”
“Tentu Dean. Aku tidak akan mengganggu waktumu untuk bermesraan dengan Keira, hahaha.”
“Syukurlah kamu mengerti, hahaha.”
“Sudah berapa lama mengenal Keira?”
“Tidak terlalu lama, tapi memberikan kesan yang sangat mendalam.”
Ettan tersenyum. “Kamu beruntung bisa menikahi wanita yang baik dan sangat cantik seperti Keira. Dia seperti wanita yang sulit untuk dijangkau,” ujar Ettan yang iri dengan kebahagiaan Dean.
Mendengar perkataan Ettan membuat Dean curiga. Kenapa Ettan berkata seperti itu? Pasti ada sesuatu pada Keira sehingga membuat Ettan yang merupakan kekasih Vio malah memuji Keira.
“Jangan salah paham, aku tidak bermaksud buruk. Aku hanya ingin kamu tahu kalau Keira merupakan wanita yang sangat berharga. Kamu sangat beruntung bisa menikahi wanita seperti dia.”
Dean semakin curiga pada Ettan. Kalau Ettan tidak bermaksud apapun kenapa terlalu memuja-muji Keira? Pasti Ettan memiliki perasaan pada Keira.
“Kamu menyukai Keira?”
“Haha, bukan seperti itu Dean. Keira bukan wanita yang bisa ku gapai. Aku mengagumi Keira dan kepribadiannya yang lembut, tapi tegas. Jadi kamu lah yang dia pilih dan pasti merupakan yang terbaik untuk hidupnya. Sekali lagi selamat kamu memang pantas untuk Keira.”
Dean tersenyum. Walau masih terbesit rasa curiga pada Ettan, dia mencoba mengerti. Mungkin saja Ettan memang hanya mengagumi Keira. Dia pun mengalihkan pembicaraan mereka ke dunia bisnis. .
Saat mereka asyik saling berbincang - bincang dering ponsel Ettan mengganggu pembicaraan mereka.
“Wait. Ini Vio menghubungiku,” ujar Ettan lalu keluar dari ruang tunggu Dean.
Tak lama Rudi juga datang ke ruangan Dean. Melihat putranya yang sebentar lagi akan menikah membuat Rudi terharu. Akhirnya putranya mau berkomitmen dengan satu wanita.
“Ayah jangan hanya memandangku saja. Bantuin aku merapikan dasi kupu - kupu ini, Ayah,” ujar Dean mencoba mengalihkan Rudi yang matanya berkaca-kaca.
Rudi mendekati Dean dan merapikan dasi putra semata wayangnya tersebut. Membenarkan jas putih agar terlihat semakin rapi.
“Kamu harus bisa membahagiakan Keira yaa Dean,” ujar Rudi.
“Tentu saja Ayah. Keira adalah wanita pilihanku, aku akan berusaha membuatnya bahagia dan tidak akan kekurangan apapun.”
“Beginilah anak yang Ayah besarkan. Harus bertanggung jawab pada istrinya dan jangan lupa nanti buat cucu yang banyak. Jangan cuman satu saja, Ayah kesepian.”
“Tenang saja Ayah. Aku tuh pria tanggung sekali buat bisa menghasilkan langsung 12 anak.”
Rudi hanya bisa tertawa mendengar perkataan Dean. Dia ikut merasakan kebahagiaan Dean. Sangat terlihat jelas Dean mencintai Keira. Dia berharap pernikahan Dean dan Keira bersama sampai maut memisahkan.
Lonceng gereja berbunyi dengan lantang menandakan adanya pernikahan di sebuah gereja. Tidak begitu banyak tamu yang datang di pernikahan Dean dan Keira. Keira memang sengaja mengundang teman - teman terdekat dan keluarga saja. Begitu juga dari pihak Dean. Rudi hanya mengundang beberapa teman dekat dan keluarga.
Dean melirik arloji di tangan kirinya Keira sudah terlambat 30 menit dari jam pemberkatan pernikahan mereka. Para tamu dan sanak keluarga pun sudah kasak - kusuk menunggu sang mempelai wanita tidak kunjung tiba.
Pintu gereja terbuka Dean menatap ke arah pintu berharap Keira yang muncul di sana, tapi ternyata salah. Itu Ettan dan seorang wanita yang tidak dikenalnya masuk dengan terpongoh - pongoh dan terlihat raut wajah mereka berdua tampak berbeda. Dean jadi resah sendiri, ada apa dengan Keira?
Ettan menuju ke arah Dean dengan wajah memucat lalu membisikkan, “Keira tidak ada di hotel. Dia menghilang.”
Dean sangat terkejut, wajahnya jadi memucat. Apakah Keira kabur dari pernikahan mereka
Rasa sesak seakan tercekik mendera saluran pernapasan Keira. Gelap, tidak terlihat apapun indra penglihatannya tertutupi oleh sebuah kain berwarna hitam. Dia ingin berteriak tapi sebuah selotip menghalangi bibirnya. Dia juga menggerakkan kaki dan tangannya juga tidak bisa, dia diikat. Ketakutan melanda Keira, siapa yang menculiknya? Sayup-sayup dia mendengar salah satu pria sedang berbicara sendiri seperti sedang menghubungi orang lain. Dia yakin kalau itu lah orang yang menyuruh menculiknya, tapi siapa?“Sebentar lagi Bos akan datang,” ujar salah satu penculik.“Hanya masalah wanita Bos rela mengeluarkan uang untuk menculik wanita itu,” ujar pria yang lain.“Biarlah itu urusan si Bos dan wanita itu yang penting kita di bayar.”“Iya juga sih. Duitnya lebih penting.”Mereka pun tertawa. Keira jadi semakin penasaran siapa Bos yang mereka maksud. Apa mungkin Cristo? Tapi masa Cristo menculik dia, bukannya lelaki itu telah meninggalkannya demi wanita lain. Entahlah dia bingung sendiri. D
Berkat Ettan yang bisa mengakses cctv hotel dengan bantuan orang tuanya semua orang mengetahui kalau Keira diculik bukan melarikan diri dari pernikahan. Dean sangat marah, siapa yang menculik Keira?“Dean, bagaimana sekarang?” tanya Ettan.Dean terdiam. Dia harus mencari cara untuk menyelamatkan Keira dari orang yang menculik calon istrinya. Tapi dia juga bingung siapa orang yang menculik Keira? Di saat Dean merasa buntu dengan pemikirannya. Vio tiba-tiba menatapnya dengan pandangan yang berbeda. Dia merasa risih dengan tatapan Vio.“Kamu kenapa?” tanya Dean.“Aku bicara denganmu,” ucap Vio dengan raut wajah serius.“Bicara di sini saja.”“Ini penting.”Dean menuruti permintaan Vio untuk berbicara berdua jauh dari orang tuanya dan orang tua Keira.“Katakan apa yang ingin kamu bicarakan,” ujar Dean.“Aku sedang memikirkan sesuatu,” ucap Vio.“Apa?”“Sepertinya aku tau siapa yang menculik Keira.”“Siapa?”“Cristo. Aku yakin itu Cristo.”“Kenapa kamu bisa begitu yakin?”“Keira tidak memi
Rasa sesak seakan tercekik mendera saluran pernapasan Keira. Gelap, tidak terlihat apapun indra penglihatannya tertutupi oleh sebuah kain berwarna hitam. Dia ingin berteriak tapi sebuah selotip menghalangi bibirnya. Dia juga menggerakkan kaki dan tangannya juga tidak bisa, dia diikat. Ketakutan melanda Keira, siapa yang menculiknya? Sayup-sayup dia mendengar salah satu pria sedang berbicara sendiri seperti sedang menghubungi orang lain. Dia yakin kalau itu lah orang yang menyuruh menculiknya, tapi siapa?“Sebentar lagi Bos akan datang,” ujar salah satu penculik.“Hanya masalah wanita Bos rela mengeluarkan uang untuk menculik wanita itu,” ujar pria yang lain.“Biarlah itu urusan si Bos dan wanita itu yang penting kita di bayar.”“Iya juga sih. Duitnya lebih penting.”Mereka pun tertawa. Keira jadi semakin penasaran siapa Bos yang mereka maksud. Apa mungkin Cristo? Tapi masa Cristo menculik dia, bukannya lelaki itu telah meninggalkannya demi wanita lain. Entahlah dia bingung sendiri. D
Berkat Ettan yang bisa mengakses cctv hotel dengan bantuan orang tuanya semua orang mengetahui kalau Keira diculik bukan melarikan diri dari pernikahan. Dean sangat marah, siapa yang menculik Keira?“Dean, bagaimana sekarang?” tanya Ettan.Dean terdiam. Dia harus mencari cara untuk menyelamatkan Keira dari orang yang menculik calon istrinya. Tapi dia juga bingung siapa orang yang menculik Keira? Di saat Dean merasa buntu dengan pemikirannya. Vio tiba-tiba menatapnya dengan pandangan yang berbeda. Dia merasa risih dengan tatapan Vio.“Kamu kenapa?” tanya Dean.“Aku bicara denganmu,” ucap Vio dengan raut wajah serius.“Bicara di sini saja.”“Ini penting.”Dean menuruti permintaan Vio untuk berbicara berdua jauh dari orang tuanya dan orang tua Keira.“Katakan apa yang ingin kamu bicarakan,” ujar Dean.“Aku sedang memikirkan sesuatu,” ucap Vio.“Apa?”“Sepertinya aku tau siapa yang menculi
Penyesalan kehilangan orang yang dicintai terkadang membuat orang menjadi mengerti betapa berharganya dia di dalam hidupmu. Tapi saat menyadari hal tersebut, dia telah pergi meninggalkanmu dengan sejuta rasa penyesalan yang hanya menjadi bayang semu.Cristo baru menyadari betapa pentingnya Keira dalam hidupnya. Selama setahun mereka menjalin kasih Keira selalu mendukungnya bahkan dia selalu menyembunyikan Keira agar tidak ada satu orangpun yang tahu tentang hubungan mereka.Status sosial Keira yang hanya seorang gadis sederhana dan dari keluarga sederhana tidak sebanding dengan keluarganya yang dari pengusaha kaya raya dan terpandang. Dia pun dulu tak pernah menyangka bisa jatuh cinta pada Keira.FlashbackCristo akan diwawancarai oleh majalah satu majalah fashion tentang penampilannya dan pekerjaannya. Dia sebenarnya tidak terlalu nyaman harus melakukan wawancara tapi mengingat dia baru saja menggantikan Kedudukan Handi Josep, Papanya sebagai CEO
Derit pintu terdengar memekakan telinga menandakan ada orang yang masuk ke dalam ruangan. Keira berusaha mendengar siapa yang masuk ke dalam ruangan tempat dia disekap.Walau mata dan mulutnya tertutup tapi indra pendengarannya masih bisa mendengar ada suara orang lain selain dua pria yang saling bercakap-cakap. Dia mengenal suara pria tersebut.“Cristo? Apa dalang penculikan aku Cristo? Kenapa dia melakukan ini.” Keira berkata dalam batinnya.“Bagaimana apa saat kalian membawa dia ada yang mengetahuinya?” tanya Cristo pada salah satu pria yang menculik Keira.“Tentu saja tidak bos. Kami melakukan pekerjaan ini secara profesional sesuai dengan bayaran kami untuk memuaskan pelanggan,” ujar penculik.“Baguslah tidak percuma aku membayar kalian berdua dengan mahal.”“Pasti bos. Pelanggan adalah raja dan kami selalu bisa membuat semua yang sulit menjadi lebih mudah.”Cristo memberikan dua amplop berwarna coklat pada mereka. “Kalian boleh pergi, tinggalkan aku bersama dia.”“Selamat menikm
Rasa sesak akibat cengkraman tangan Cristo di lehernya semakin membuat Keira kesulitan mengambil oksigen. Dia tidak bisa melakukan apapun, tangan dan kakinya terikat bahkan berteriak pun tak mampu. Wajahnya pucat pasih, Tubuh Keira tak bisa lagi bergerak, sudah tak ada suara kesakitan, matanya secara perlahan menutup merasakan ketenangan seakan membuatnya melayang.Tiba-tiba tubuh Cristo terjungkal. Seorang pria yang menatapnya marah memukuli Cristo dengan membabi buta. Cristo yang tidak memiliki kesiapan untuk membalas hanya bisa pasrah saat dirinya dihantam bertubi-tubi pukulan mengenai wajahnya.“Dean sudah Dean. Laki-laki brengsek itu sudah tak bisa berkutik lagi,” ujar Ettan menarik Dean yang terus menerus memukuli Cristo.Cristo tidak mendengarkan suara Ettan, dia masih dikuasai oleh emosinya. Terpaksa Ettan menampar Dean membuat pria itu tersadar apa yang telah dilakukannya. Tangan berdarah tapi bukan darahnya.“Dari pada mengotori tanganmu lebih baik kita menolong Keira,” teri
Perasaan bahagia tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Wanita mana yang tidak akan jatuh cinta jika seorang pria memberikannya bunga setiap hari dengan kata-kata penyemangat. Perlakukan Dean pada Keira membuat gadis tersebut merasa bagaikan ratu. Dean sangat memperhatikannya dari hal terkecil hingga yang tidak pernah disangka sebelumnya. Entah dari mana Dean mengetahui segala hal tentangnya.“Wow, apa ini,” ujar Keira menutup bibirnya. Hampir saja Keira terpekik saat Dean memberikan sebuah boneka kelinci kecil yang diinginkan.“Kamu suka?” tanya Dean sambil tersenyum.Keira menengadahkan kepalanya menatap Dean. Kenapa laki-laki ini kalau sudah senyum giginya berkilau amat sih? Apa dia pakai pasta gigi mahal ya? Atau malah veneer gigi kayak artis-artis itu kali ya. Keira berkata dalam hatinya.“Kamu suka ga?” tanya Dean lagi dengan penasaran.“Kamu tau dari mana kalau aku suka kelinci?” tanya Keira yang jadi ikut penasaran.“Ga penting aku tau dari mana yang lebih penting itu kamu