Share

Om Mafia, Nikahi Tanteku Yuk
Om Mafia, Nikahi Tanteku Yuk
Penulis: Ray Basil

1. Dokter Belevia Avryl

"Kau sudah membereskan semua?" tanya Michael sesaat tiba di rumah sakit dikawal Damien dan Milano.

Leonardo mengangguk. "Ya Tuan, semua sudah selesai. Pembayaran rumah sakit serta pemulangan jasad Michelle dan Nicholas diatur perusahaan di Milan, semoga Captain Leroy menyambut ketika tiba di bandara nanti."

"Bagus! Aku tak mau berlama-lama di sini sebaiknya kita pulang ke Milan sekarang juga," tandas Michael di depan pengawal lalu segera keluar rumah sakit membuatnya kian trauma.

Tiba-tiba saja bahunya ditahan pengawal senior Damien, kemudian berbisik pelan, "Kita berbicara sebentar di ruang Dokter Belevia Avryl. Ada sesuatu sangat penting harus diketahui demi Michelle dan Nicholas."

Michael melirik tajam. "Belevia Avryl? Aku tak kenal dirinya dan tak mau berurusan siapapun di negeri keparat yang mengambil nyawa kakakku!" tolaknya tegas bertemu dokter tua itu.

Damien tidak mau menyerah sangat mengenal karakter keras kepala putra Tuan Delano Carleone. Pengawal Leo dan Milano bergerak mundur dari hadapan mereka mengawasi dari jauh jikalau terjadi baku hantam di antara pengawal senior dan sang mafia muda.

"Sebelumnya ayahmu sering menitipkan padaku, kini aku mewakili menjadi penasihat dan pengawal setia dari keluarga Delano Carleone," paksa Damien memperingatkan sang pewaris mengikuti sarannya. "Temui Dokter Belevia Avryl sekarang, atau kuseret ke ruangannya!"

Sial! Michael mati kutu. Pria paruh baya brengsek selalu mendampingi ketika berbisnis dan mengawal sesuai pesan mendiang Papa Delano.

"Okay, okay, sebenarnya ada apa dengan dokter itu? Kita tidak pernah bertemu, mengapa harus susah payah mengenalnya. Urusan rumah sakit toh telah tuntas ..."

Ucapan Michael belum selesai. Bahunya ditarik Damien kuat menuju ke selasar rumah sakit. Di belakang Leo dan Milano mengikuti mereka. Petugas resepsionis menunjukkan ke ruang pediatric dokter spesialis anak. Di sanalah dokter Belevia Avryl sedang bekerja.

Bau rumah sakit dibenci Michael. Aromanya khas. Teringat Mamma dan Papa terbaring kaku saat menjumpai untuk terakhir kali. Kini kakaknya Michelle juga harus dijemput pulang dalam keadaan tak bernyawa. Jiwanya semakin terluka mengenang satu persatu orang-orang disayangi pergi dengan cara tragis.

Michael terkejut mendengar kabar kematian kakak perempuan dikasihi sekaligus dibenci selama ini. Michelle Delano Carleone menikahi Nicholas Dupuis pria biasa bukan dari kalangan mereka. Kakaknya melarikan diri bertahun-tahun tidak pernah ingin kembali ke keluarga.

Perseteruan antara Michael dan Michelle memisahkan mereka bertahun-tahun lamanya. Ditambah kematian orang tua mereka sebelumnya akibat kecelakaan mobil sama seperti putri sulung saat ini. Cinta, airmata dan kematian bagai lingkaran setan dalam keluarga mafia.

Nyawa dibayar nyawa kerap terjadi demi mempertahankan klan kekuasaan dan kekayaan. Tiga orang dicintai telah pergi tak pernah kembali. Kebencian yang membutakan segalanya walau Michael telah melarang keras dan memisahkan mereka demi keselamatan hidupnya.

Peristiwa kecelakaan merenggut nyawa keduanya tak dapat terelakkan lagi. Pihak aparat Perancis segera tiba dan mencampuri urusan keluarga sementara status Michael Delano Carleone sangat berseberangan sebagai pewaris klan mafia kejam terkenal di Italia.

Sesampai di depan pintu ruang pediatric belum sempat mengetuk tiba-tiba seorang dokter keluar tergesa-gesa sambil menangis tersedu. "Dokter Belevia?" tegur Michael cepat sebelum wanita itu bergegas pergi.

Wow! Keningnya berkerut. Dia mengira dokter anak itu wanita tua tapi ternyata seorang gadis cantik berjas putih bersih. Rambut pirang digelung memperlihatkan leher jenjang halus dan mulus.

"Maaf, anda siapa dan ada keperluan apa bertemu denganku?" Belevia Avryl menyeka air mata di pipi seperti sedang menangisi sesuatu. "Aku sedang terburu-buru menemui keponakan, kita berbicara lain kali saja!"

Michael pun salah tingkah tidak tahu kepentingan apa berjumpa gadis cantik itu.mUntung Damien langsung mengambil posisi darinya. Teringat pesan Leo yang dibaca ketika pesawat putra Delano Carleone mengudara menuju Marseille dan selanjutnya mereka melakukan perjalanan darat ke rumah sakit di kota kecil yang jauh.

"Maaf Nona, apa kau adik dari Nicholas Dupuis?" tanya Damien penasaran.

Belevia menatap kesal dikepung empat pria kekar yang menghambat perjalanan pulang ke rumah. "Nicholas memang kakakku, kalian siapa dan ada urusan apa dengannya?"

Hey, apa-apaan ini?! Pertanyaan Damien dan jawaban Belevia membuat Michael tercengang hebat. Mengapa tidak ada yang memberi tahu jika kakak ipar memiliki adik perempuan seorang dokter di rumah sakit tempat bersemayam Michelle dan Nicholas.

"Hai Belevia, aku Michael adik Michelle Delano Carleone." Buru-buru memperkenalkan diri. "Kedatangan kami kemari untuk menjemput jasad mereka agar dimakamkan di samping orang tuaku di Italia."

Bola mata Belevia Avryl membesar. "Tidak, kau tak boleh membawa mereka pergi dari sini!" Sontak tangisnya berubah kemarahan. "Biar aku saja memberi penghormatan terakhir ke kakakku dan istrinya, kau tidak berhak atas jasad mereka!"

Tungkai kaki Michael melangkah menggertak kuat. Gadis itu tak sebanding mereka pun beradu pandang dan saling berseberangan dalam satu keinginan. Dokter cantik itu mendongakkan dagu menatap tajam tanpa rasa takut melawan pria sombong dan angkuh tiba-tiba saja mengaku adik dari istri Nicholas Dupuis.

"Kau tak pernah tahu berurusan dengan siapa kali ini, Belevia. Aku peringatkan sekali lagi bahwa Michelle dan Nicholas lebih baik dikebumikan di negeriku bukan di sini!" Michael memberi perintah tak boleh dibantah.

Grr! Hampir saja tangan kecil Belevia memukul ke dada pria brengsek namun dicegah pengawal paruh baya yang juga asing baginya.

"Nona Belevia, sebaiknya kau ikut kami sekarang demi keselamatan hidupmu, dan tolong jangan membuang waktu lagi terlalu lama," ujar Damien menengahi. "Pesawat segera diberangkatkan jika semuanya sudah siap."

Dokter cantik itu menggeleng kuat. "Aku tak bisa pergi tanpa ponakanku, mengapa kalian begitu repot ingin membawa Nicholas dan Michelle jauh dari sini huh?!"

Damien tersenyum bijaksana tak mau mengulur waktu, dan berkata, "Nanti penjelasannya, biar sekarang kami antar ke rumah untuk menjemput keponakanmu."

Dengan hati ragu dan curiga Belevia menoleh sinis ke Michael yang bertingkah sama membalasnya kesal. Dan pengawal senior Damien menahan lengan sang mafia agar tetap tenang tak membuat kericuhan.

Ada sebuah kejutan besar hadiah istimewa harus ditemui mereka. Misteri kecelakaan dialami Michelle Delano Carleone dan Nicholas Dupuis belum sempat terungkap. Adiknya harus bersabar sampai pemakaman mereka selesai lebih dulu kemudian memburu para pelaku.

Beriringan mereka keluar rumah sakit. Dokter muda itu tak diperkenankan mengendarai mobilnya sendiri. Leo dan Milano membawa sampai ke rumah. Belevia dipaksa Damien untuk duduk bersama Michael agar aman di dalam pengawasan.

"Tunjukkan dimana kediamanmu, kita dikawal dua anak buahku di belakang," ujarnya menyalakan kendaraan perusahaan milik sang pewaris mafia di Perancis Selatan.

Dalam 20 menit perjalanan tiada tegur sapa atau pembicaraan penting. Michael dan Belevia sedang menahan diri tidak ingin bertanya berseteru di situasi menegangkan seperti ini. Keduanya memilih menatap keluar kaca jendela seolah bermusuhan.

Belevia bersikeras seperti diucapkan di rumah sakit tadi. Namun pria yang berada di samping bersikukuh tak mau diganggu. Kembali buliran air mata mengalir di sudut mata membayangkan sebentar lagi jasad Nicholas dibawa pergi dari kota kelahiran untuk dibaringkan bersama istrinya di Italia.

Kini hidupnya seorang diri tanpa kakak yang ramah baik hati dan pekerja keras demi memperjuangkan adik kesayangan menjadi seorang dokter. Belevia kehilangan petunjuk arah tiada teman berbagi suka duka.

Diam-diam Michael memperhatikan sosok gadis cantik di sebelah. Tangan mungil itu sibuk mengusap derai air mata tanpa suara. Jantungnya ikut terasa sesak merasakan hal sama kehilangan kakak dikasihi mereka.

"Bersihkan tangismu!" sentaknya keras mengambil beberapa helai tisu menyerahkan di atas pangkuan gadis itu. "Mukamu jadi jelek buruk rupa sembab tak bercahaya!"

Pfff! Belevia hampir mengucap terima kasih namun terhalang kata-kata kasar tadi. "Jangan pernah campuri urusanku!" protesnya keras langsung menyeka wajah tak ingin tampil berantakan di depan keponakan nanti.

Detik-detik menegangkan bagi Belevia jika Michael mengetahui kejutan istimewa menanti di rumah. Andai saja Michelle mau jujur ke adik sendiri tak mungkin pria brengsek itu begitu berani menyerang saat berada di luar ruang kerja praktik tadi.

Bibir tipisnya digigit pelan menahan kecemasan yang luar biasa.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status