Share

Luka Dahi 2

****** 

"Cuaca hari ini hangat! Bagaimana kalau kita berjalan-jalan di taman?" ucap Lora membangunkan Bella.

Lora khawatir melihat Bella yang selalu diam dan murung di kamar. Ini sudah hari ke tujuh Bella tidak keluar kamar.

"Tidak.. aku ingin di kamar saja" ucap Bella pelan.

"Ayo lah Nona... aku dengar bunga tulip di taman Gardenia sedang mekar"

"Benarkah?"

Bella terlihat tertarik dengan ajakan Lora. Taman Gardenia adalah kado dari Duke Gracia untuk ibu Bella saat masih hidup dulu. Walaupun ibu Bella sudah meninggal sejak lama, tapi Bella tetap senang menghabiskan waktu di taman Gardenia. Ia merasa dekat dengan ibunya.

"Tentu saja! Aku dengar tulip putih sedang berbunga cantik" goda Lora.

"Baiklah, siapkan bajuku" ungkap Bella.

Bella dengan sedikit bersemangat, berganti baju dan bersiap-siap untuk berjalan-jalan di taman. Ia tidak sabar melihat tulip putih kesukaan ibunya.

Lora memayungi Bella berjalan di taman Gardenia. Benar kata Lora, taman Gardenia dipenuhi dengan bunga tulip putih yang indah. Bella tersenyum melihat hamparan bunga. Hatinya terasa hangat. Ia selalu merindukan pelukan hangat seorang ibu. Ia masih ingat, ketika Bella kecil sakit, ibunya selalu menjanjikan untuk mengajaknya ke taman Gardenia jika Bella sudah sembuh. Sehingga ia selalu berusaha untuk segera sembuh agar bisa menghabiskan waktu dengan ibunya di taman.

Tapi rasa senang Bella ternyata tidak bertahan lama.

"Membosankan.." Pricilla datang kearah Bella.

"Bukan kah taman ini membosankan? Warna putih ini sangat monotone" lanjut Pricilla.

Bella diam mendengarkan kata-kata Pricilla. Menurutnya, apa yang dikatakan Pricilla tidak masuk akal. Taman dihadapannya sangat cantik. Putih, bersih, menenangkan.

"Ibu akan mengubah taman ini. Aku minta agar taman ini diubah menjadi taman bunga mawar" ucap Pricilla tersenyum sambil melirik ke arah Bella.

"Ayah tidak akan membiarkan.." 

"Ayah setuju. Buat apa mengenang istrinya terdahulu? Istri yang melahirkan aib sepertimu" 

"Tidak mungkin!" teriak Bella.

"Kita lihat saja.." jawab Pricilla.

"Diam Pricilla. Kamu hanya membual!"

Pricilla mendatangi Bella dan mendekatkan wajahnya, "Jangan-jangan... kamu bukan anak Duke Gracia? Kamu yakin ibumu tidak main serong dengan pria lain? Mana mungkin anak Duke Gracia tidak mempunyai kekuatan sihir"

"Jangan hina ibuku!!" Bella yang tidak terima ibunya dihina mendorong Pricilla hingga jatuh.

Pricilla bangun dengan bantuan pelayannya. Wajahnya membiru, matanya dipenuhi dengan rasa benci. Ia mengeluarkan aura es, ciri khas dari keluarga Duke Gracia. Berbeda dengan Bella yang hanya mempunyai sedikit aura sihir, pricilla dikaruniai bakat sihir sejak kecil. Diumurnya yang ke enam belas tahun, ia sudah bisa membuat pedang zeroz. Zeroz adalah pedang berwarna biru yang terbuat dari aura sihir keluarga Gracia. Pedang itu mampu membuat siapa saja yang terkena berubah menjadi es.

Sedangkan Bella, hingga umurnya sekarang tujuh belas tahun, ia bahkan belum bisa mengatur aliran auranya dengan baik. Jangan kan pedang zeroz, Bella bahkan tidak bisa menggunakan sihir dasar seperti mengubah air menjadi panas atau es.

Pricilla yang diselimuti emosi, mulai mengumpulkan auranya.

"Berani-beraninya kau!!"

Pricilla mengeluarkan energi es dari tangannya. Energi berbentuk kolom itu mengenai Bella dan membuatnya terlempar hingga beberapa meter. 

Tidak sampai disitu, Pricilla memanipulasi aura esnya menjadi sebuah gelembung besar berisi air. Gelembung itu mendatangi Bella dan memperangkap Bella di dalamnya.

Bella yang berada di dalam gelembung air berusaha untuk keluar sebelum ia kehabisan nafas.

"Nona Pricilla!! Tolong.. lepaskan Nona Bella.." pinta Lora.

Bella terus memberontak, tapi tidak bisa memecahkan gelembung air itu. Ia mulai kehabisan nafas. Lehernya terasa seperti tercekik.

"Hah!! Kamu harusnya tau dimana tempatmu!"

Pricilla menggerakkan gelembung air itu kedekatnya. Ia tertawa melihat wajah Bella yang membiru. Sesaat sebelum Bella kehilangan kesadaran, Pricilla memecahkan gelembung itu.

Bella pun terjatuh tepat didepan Pricilla, dahinya mengenai batu dan berdarah. 

"Uhuk! Uhuk!! Uhuk!!" 

Lora segera menolong dan menepuk-nepuk punggung Bella.

Pricilla berjalan pelan dan berhenti didepan Bella dan Lora yang masih bersimpuh. Ia mengangkat kakinya dan menginjak kepala Bella hingga dahinya tertekan di lantai.

"Di sini tempatmu! Ingat itu!!" ujar Pricilla.

Pricilla pun segera berbalik badan dan meninggalkan Bella yang terluka.

Bella bangun dengan lunglai, ia hanya bisa diam. Ia merasa sangat tidak berdaya. Air mata mengalir tanpa disadari. Lora hanya bisa memeluk Bella dalam sunyi. 

"Kenapaaa... kenapa.. ini terjadi padaku. Apa salahku?? Apa salahku hingga Tuhan berulang kali memberikan sakit ini di dadaku?? Apa salahku hingga pantas untuk diperlakukan seperti ini?? Mengapa aku sangat tidak berguna??" rintih Bella sambil menangis tersedu.

Beberapa jam setelah itu, Bella mencoba menenggelamkan dirinya di danau terlarang tepat di sebelah taman Gardenia.

*******

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status