Share

Luka Dahi

Bella bersiap menghadiri makan malam keluarga hari ini. Ia memakai gaun yang terbaik yang ada di lemari. Walaupun begitu, gaun berwarna biru itu terlihat cukup sederhana untuk seorang putri Duke Gracia. Gaun itu berkerah lebar dengan panjang tiga per empat lutut. Bella tetap terlihat cantik.

"Nona terlihat sangat cantik..." ujar Lora tersenyum lebar, "untuk rambutnya.."

Lora sedikit bingung bagaimana cara menutupi luka di dahi Bella.

"Biarkan..aku ingin orang lain melihat.."

Lora bingung dengan keinginan majikannya. Kebanyakan perempuan seumuran Bella akan berusaha menutupi bekas lukanya. Bekas luka dianggap sebagai sebuah cacat tubuh, sehingga wanita yang mempunyai bekas luka akan turun pamor dan kebanyakan pria tidak mau menikahinya. Tapi Bella malah meminta agar orang lain bisa melihat.

Bella berjalan menegakkan kepalanya. Ia sampai di sebuah pintu besar. Di dalamnya adalah ruang makan mewah yang dapat menyambut hingga dua puluh orang. Dua orang penjaga berdiri di depan pintu. Mereka hampir saja menjatuhkan dagu, melihat Bella berjalan mendekat. Bukan hanya karena Bella sangat jarang datang ke makan malam bersama, tapi juga mereka tidak menyangka Bella begitu cantik. Walaupun Bella terlihat pucat dan cukup kurus, tapi kecantikan wajah itu tidak bisa disangkal.

"Apa benar itu si putri hantu?" bisik seorang penjaga.

"Sepertinya?" jawab penjaga yang lain.

"Apa ia selalu terlihat cantik?" 

"Hmmm.. mungkin? Ini pertama kalinya aku melihat wajahnya"

Bella berhenti dan memandangi pintu itu. Ia menarik nafas, berusaha menguatkan niatnya.

"Umumkan kedatanganku.." ucap Bella kepada kedua penjaga itu.

Terbangun dari pikirannya, penjaga itu segera memperbaiki posturnya dan mengumumkan kedatangan putri pertama Duke Gracia.

"Nona Bella Eleanor Gracia telah datang!" teriak penjaga itu dan tidak lama kedua pintu itu terbuka lebar.

Seorang pria paruh baya berambut emas duduk di kursi paling ujung dari meja makan itu. Walaupun garis-garis halus terlihat di wajahnya, namun ia tetap terlihat tampan. Seorang wanita duduk disampingnya, ia adalah Duchess Gracia, istri kedua dari Duke Gracia. Ia menggantikan istri pertama Duke Gracia, ibu dari Bella dan kakaknya, setelah beliau meninggal.

"Bella... Aku sangat senang kamu bisa datang di makan malam ini.." ujar Duchess Gracia tersenyum.

Walaupun begitu, Bella tau itu hanya omong kosong. 

Bella tersenyum lebar, "Ayah.. Ibu.. Kakak.. Selamat malam.."

Bella memilih duduk tepat di sebelah kanan Duke Gracia. Hal itu mengangetkan Duchess Gracia, dan juga Treado, kakak kandung Bella dan putra satu-satunya dari Duke Gracia, yang sejak tadi duduk dengan tenang di sebelah Duchess Gracia.

Kursi yang dipilih oleh Bella adalah tempat duduk Pricilla, putri kedua dari Duke Gracia dan istri keduanya. Putri ke sayangan keluarga Gracia. Pricilla yang mempunyai rambut kemerahan mempunyai pribadi yang riang, sehingga selalu menjadi sumber kebahagiaan bagi keluarga Gracia.

"Bagaimana kabarmu? Kamu terlihat baik-baik saja.." ucap Duchess Gracia.

'Hah? Baik-baik saja? Putrimu baru saja selamat dari percobaan bunuh diri dan kamu bilang baik-baik saja??' pikir Bella tidak percaya. Duchess Gracia mencoba membuat anggota keluarga yang lain yakin bahwa Bella hanya melakukan hal bodoh dan sekarang baik-baik saja. 

"Yah, aku akan baik-baik saja Ibu.." ucap Bella sambil menyibakkan rambutnya sehingga luka di dahinya terlihat. 

"Dahimu luka.. " ucap Treado dingin.

"Nona Pricilla Alinea Gracia datang!!" penjaga mengumumkan kedatangan Pricilla. Ia datang ke arah Bella dan sedikit kesal karena tempat duduknya telah diambil oleh Bella. Ia duduk di sebelah Bella dengan kesal.

'Tepat pada waktunya..' pikir Bella.

"Iya, dahiku terluka.. bagaimana ini, mungkin aku tidak akan menikah," ujar Bella.

Bella sengaja menunjukkan luka di dahinya. Luka itu tentu saja bukan karena percobaan bunuh diri Bella di danau terlarang. Tapi luka itu hasil pertengkarannya dengan Pricilla.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status