Chlora menelan ludahnya. Hari ini adalah hari di mana ia akan menjalani tes untuk masuk ke akademi. Tentu saja bukan tes itu yang Chlora takutkan, tapi ia malas betemu Shelia dan Cithrel. Chlora tidak terlalu peduli dengan Shelia, tapi Chlora merasa bahwa Cithrel menyukainya.“Rasanya kepalaku akan pecah bila meladeni orang yang jatuh cinta,” celetuk Zoey.Chlora menoleh tidak percaya. “Hallo, seharusnya kau bisa menyihir Cithrel agar dia tidak jatuh cinta denganku, bukan?”“Mana mungkin! Sihir tidak bisa membuat orang mencintai atau berhenti mencintai!” ucap Zoey.Chlora memijat-mijat kepalanya, hal yang hampir setiap hari ia lakukan setelah bereinkarnasi di dunia ini. “Sial, siapa sangka alur ceritanya akan sehancur ini.”“Chlora, aku berharap kita bisa lolos ke akademi agar kita bisa terus bersama,” senyum Cithrel.Shelia menatap Cithrel dengan pandangan jijik. “Chlora terlalu bagus untukmu, Cithrel! Kau sama sekali tidak pantas berada di samping Chlora!”“Aku akan membuat diriku p
Chlora menatap kamar yang akan ia tempati selama lima tahun ke depan. Karena Chlora adalah murid jenius yang bisa mengerjakan soal dengan mudah dan cepat. Bahkan kini sudah tersebar jika Chlora menjadi murid paling jenius yang ada di akademi.“Padahal soal itu sama sekali tidak sulit. Ah, aku lupa, aku tinggal di benua asia yang pada saat kami masih berada di kelas dua kami sudah diwajibkan menghafal perkalian,” desah Chlora.Chlora meletakkan tasnya. “Ada untungnya juga menjadi murid yang jenius. Aku diberikan kamar yang bisa ditempati sendiri agar aku bisa fokus belajar.”Chlora memandang kamarnya yang berukuran 3x3 meter. Tentu saja kamar ini lebih kecil dari pada kamar yang lain karena kamar ini hanya digunakan untuk satu orang. Chlora membuka jendela dan menatap pemandangan.“Sial, apa yang harus aku lakukan di sini? Rasanya memang sejak awal aku tidak punya tujuan hidup selain hidup dalam kemewahan,” keluh Chlora.Chlora menatap gedung di mana siswa laki-laki tinggal. Gedung itu
Chlora bisa merasakan bajunya yang basah karena Virion. Di dalam hatinya, Chlora merasa bimbang. Dia, Zoey, dan Virion sama-sama merupakan tokoh antagonis. Tentu saja Chlora yakin Virion tidak ingin menjadi seperti yang ada di novel.“Apakah kau sudah selesai?” Chlora menghapus air mata Virion. Ia terpaku melihat wajah Virion yang tampan itu. Bahkan setelah menangis Virion masih terlihat tampan.Virion menatap mata Chlora yang berwarna kuning. “Kau adalah satu-satunya orang yang pernah mengobatiku saat ayahku menganiayaku. Untuk pertama kalinya aku merasa ada orang yang memperhatikanku. Tapi hatiku terasa sakit saat kau mengatakan bahwa aku adalah orang yang jahat.”Chlora langsung terdiam dan merasa bersalah. “Maaf, Virion. Aku menilaimu dengan buruk, tapi aku sendiri tidak pernah bertemu denganmu. Maafkan aku.”‘Chlora! Berikan saja dia novel itu! Aku yakin seorang antagonis pasti ingin berubah menjadi seseorang yang lebih baik, dan kita adalah contohnya!’ ucap Zoey.Zoey menciptaka
Chlora menatap seragam yang diberikan oleh akademi. “Seragamnya mirip dengan seragam Korea dan Jepang, tapi roknya lebih panjang.”“Sekolah dimulai dari jam delapan pagi hingga jam tiga sore. Jadwalnya mirip seperti sekolah di Amerika, tapi mata pelajarannya diatur sekolah seperti di Asia.”Chlora memakai seragam itu dan tersenyum. “Dulu aku sangat ingin menggunakan seragam seperti ini. Siapa sangka kini aku bisa menggunakannya tanpa dipandang aneh.”“Apa yang kau lakukan? Kita harus pergi ke kelas sekarang!” pekik Zoey.Chlora mengangguk dan berjalan bersama Zoey ke ruang kelas. Setelah beberapa menit mereka berjalan, Chlora bisa melihat sudah banyak siswa baru yang duduk di tempat masing-masing. Chlora menatap ruang kelas itu. “Ruang kelasnya seperti ruang kuliah di Amerika.”Zoey mengernyit. “Berhenti berbicara tentang kehidupanmu di masa lalu, jika ada orang yang mendengarnya bisa saja itu menjadi masalah bagimu.”Zoey menarik tangan Chlora dan duduk di tempat yang tersedia. Mata
“Astaga, sepertinya akan sulit jika kita langsung menemui mereka,” ucap Chlora saat menatap Virion dan Harvey yang dikelilingi oleh para perempuan.Zoey menatap itu dengan wajah datar. “Sial, jika begini kita tidak bisa bertanya pada mereka.”“Ya, tidak ada pilihan. Kita harus mencari informasi dari perpustakaan,” ujar Chlora.Chlora segera menarik tangan Zoey dan pergi ke perpustakaan. Chlora menatap perpustakaan itu dengan wajah bingung. Perpustakaan itu sangatlah besar dengan jumlah siswa yang sedikit. Zoey menggunakan tongkat sihirnya untuk mempermudah pencarian buku itu.“Ah, buku tentang akademi ini berada di rak paling ujung,” celetuk Zoey.Chlora segera berjalan dan menemukan buku bersampul merah. “Ketemu!”Chlora membaca buku itu dan mengernyit. Buku itu tidak menuliskan tentang sejarah akademi. “Kenapa mereka malah menulis hal tidak penting di sini? Buang-buang waktu sekali.”“Mereka juga tidak menuliskan apa pun di sini. Lalu mengapa guru mengatakan bahwa kita bisa menemuka
“Chlora, apakah kamu tahu mengapa kita ada di sini?” tanya Zoey.Chlora mendengus kesal. “Tentu saja karena para tokoh utama menarik kita ke sini, bodoh!”Kini Chlora, Zoey, Shelia, Cithrel, dan Michael sedang duduk di kursi yang berada di halaman sekolah. Biasanya para siswa menggunakan kursi itu untuk belajar, berdiskusi, dan hal yang lainnya karena di kursi itu juga tersedia meja.“Apakah kalian sudah mendapatkan informasi tentang sejarah akademi? Jika belum kalian boleh menyalin punyaku! Aku menanyakan ini dari seorang guru!” pekik Shelia semangat.“Salin punyaku saja! Punyaku lebih terpercaya karena aku bertanya pada guru dan kakak kelas. Aku juga sudah memastikan kebenaran informasi tersebut!” balas Cithrel.“Ah, tenang saja. Aku dan Zoey sudah menyelesaikan tugas kami,” ucap Chlora.Michael tertawa. “Aku tahu jika Chlora itu adalah siswa yang pintar, cantik, dan baik hati. Tapi kalian tidak perlu seperti itu hanya untuk mendapatkan perhatiannya!”Shelia dan Cithrel menatap satu
Chlora menatap wajahnya di cermin. Ia sudah berubah menjadi Cithrel sedang sihir ilusi yang digunakan Zoey. Sedangkan Zoey mengggunakan wajah Michael untuk penyamarannya.“Jantungku tidak bisa berhenti berdebar, apakah kau yakin dengan rencana ini?” tanya Chlora.Zoey memutar matanya. “Jangan mengatakan seolah kita mempunyai pilihan, Chlora. Kita harus bisa menyelamatkan akademi ini, jika akademi ini hancur maka sudah pasti Virion akan dihukum karena dia yang menyebabkan hal itu.”“Okey, tapi alasan apa yang kita pakai untuk masuk ke dalamnya?” ucap Chlora.Zoey menyeringai dan mengeluarkan lembaran kertas yang berisi tugas sejarah akademi. “Katakan saja jika kita mengerjakan ini. Aku yakin mereka akan mengizinkannya.”Chlora terdiam sejenak. “Tunggu, apakah sebaiknya kau gunakan sihir ilusi ini setelah kita berada di luar asrama perempuan? Tidak mungkin kita keluar dengan penampilan laki-laki.”“Tentu saja! Tenanglah, misi kita bertambah satu lagi. Yang pertama adalah bertahan hidup,
Chlora mengumpulkan tugas itu ke guru dan kembali ke bangkunya. Chlora sering kali tertidur saat pelajaran karena ia bosan untuk mempelajari semua hal itu lagi. Namun, setiap guru menegurunya dan memberinya soal, Chlora selalu mampu menjawab soal itu.“Chlora, saya tahu jika kamu adalah siswa yang jenius, tapi tak bisakah kamu bangun saat pelajaran saya? Kamu selalu tertidur seperti itu.”Chlora menguap dan menatap papan tulis dengan malas. “Maaf guru.”Zoey berdecak melihat tingkah laku Chlora. “Sudah enam bulan kita bersekolah di sini, sebaiknya kau bersikap lebih serius dikit. Aku tahu kau bisa mengerjakan soal-soal itu sambil memejamkan matamu.”“Hehe, ini seperti pelajaran anak sekolah dasar,” jawab Chlora.“Chlora! Kerjakan soal di depan!” ujar sang guru ketika melihat Chlora yang tertawa.Semua siswa menatap Chlora dengan tatapan penasaran. Tentu saja mereka bingung bagaimana bisa Chlora yang selalu tertidur saat pelajaran bisa menjawab soal dengan mudah. Saat mereka bertanya p