Share

95. MAFIA SEKOLAH

Kami semua kembali berkumpul di café sepulang sekolah. Kami sepakat untuk memakai blazer ataupun jaket untuk menutupi seragam sekolah. Seperti yang kalian tahu, mata Sekretarin Lin ada dimana-mana. Jadi kami memutuskan untuk duduk di meja terpisah namun saling berkomunikasi melalui panggilan video. Lucu memang, tapi apa boleh buat. Jangan sampai semuanya gagal bahkan sebelum kami memulai.

Kami mulai menyusun rencana satu per satu. “Kau bisa buatkan kembali ruang obrolan sekolah?” Aku bertanya pendapat Arin. Sebelumnya aku sudah mengumumkan tentang rencana awal membuat video tentang Mino. Anak laki-laki itu juga sudah siap dengan videonya.

Mino langsung membuat videonya setelah percakapan kami sore itu. Pandi juga bergerak cepat mengumpulkan anak buahnya untuk membuat video itu.

Arin mengangguk mantap. Itu bukan pekerjaan sulit. “Pastikan tampilannya publik sehingga bisa dilihat siapa saja selain member sekolah.”

Arin kembali mengangguk m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status