공유

Chapter 7

작가: soareii
last update 최신 업데이트: 2025-03-12 16:31:00

“Apa tinggal bersama ada dalam klausa kontrak?” 

Nastenka benar-benar tidak mengerti jalan pikir pria yang dianugerahi gelar raja tanpa mahkota ini. 

Pagi-pagi sekali —dua hari setelah pesta pembukaan galeri itu— Mikhail muncul di depan pintu apartemennya tanpa pemberitahuan. Dan tentu saja, Nastenka tidak heran pria ini tahu di mana ia tinggal. Hal yang lebih mengganggunya adalah: kenapa Mikhail merasa punya hak untuk muncul sepagi ini, saat ia bahkan belum sempat mengenakan apapun selain baju tidur yang melilit tubuhnya.

Dan parahnya Mikhail bahkan mengatakan untuk tinggal bersama di apartemennya!

Mikhail menyandarkan tubuh di ambang pintu, mata menelusuri sosok Nastenka tanpa menyembunyikan niat. “Tidak,” jawabnya sambil mengangkat bahu, santai. “Tapi supaya lebih efisien.”

“Efisien?” Nastenka menyipitkan mata, melipat tangan di dada. “Kau terdengar seperti pengusaha logistik.”

Mendengar ini membuat Mikhail menyeringai. “Aku memang punya perusahaan yang bergerak di bidang logistik.”

Nastenka memutar bola matanya, malas. Haruskah aku terkejut mendengar itu? batin Nastenka kesal.

“Daripada aku harus datang setiap malam ke sini hanya untuk memastikan kau tidak kabur.” Ia masuk begitu saja, tanpa diminta dan mulai mengamati isi ruangan kecil itu seolah sedang menilai barang lelang. “Atau.. aku bisa saja memasang kamera pengawas di setiap sudut apartemenmu ini.”

Nastenka mengangkat dagunya, ekspresinya tidak berubah walau darahnya mulai mendidih. “Kau tahu itu melanggar privasi, kan?” Ia menghela napas mencoba untuk menahan emosi. “Bahkan untuk pria tidak tahu batasan sepertimu.”

“Privasi itu untuk orang biasa. Kau—” ia melirik ke arahnya, mata abu-abu itu tajam namun sejuk, seperti baja yang baru diasah, “sudah meletakkan sebagian dari privasimu saat menandatangani kontrak.”

“Kau menyebutnya seakan aku menjual jiwaku.”

Mikhail mendekat. Langkahnya tenang tak tergesa,  namun setiap geraknya menggerus ruang. Sampai akhirnya hanya ada satu langkah di antara mereka. “Kau tidak menjual jiwamu Natalia,” katanya pelan, suara rendahnya melingkari udara seperti beludru tajam. “Hanya menyewakan tubuh dan sedikit waktu.”

Nastenka tertawa pendek, penuh sarkasme. “Wah, terima kasih atas klarifikasinya, sungguh sangat menenangkan.”

“Senang bisa membantu,” balas Mikhail ringan masih mempertahankan senyumnya, meski matanya masih menatap begitu menelisik ke wajah Nastenka. 

Mikhail masih berdiri terlalu dekat, terlalu tahu bagaimana menekan seseorang tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Nastenka bisa merasakannya —udara di sekitar mereka berubah, bukan karena panas tapi karena intensitas keadaan saat ini yang sulit dijelaskan.

“Aku tidak butuh kau tinggal bersamaku untuk mengawasi,” lanjut Mikhail sambil melirik ke dinding tempat fotonya bersama ‘keluarga Arman’ terbingkai rapi. “Tapi akan lebih praktis dan lebih aman.”

“Aman untuk siapa?” tanya Nastenka tajam.

“Untuk kita berdua.” Mikhail menatapnya. “Kau tidak pernah benar-benar aman di luar sana, bukan?”

Nastenka menahan napas, menatap MIkhail was-was. “Itu ancaman?”

“Peringatan,” jawab Mikhail tanpa berkedip. “Dunia luar lebih kejam daripada ku. Setidaknya denganku, kau tahu batas permainannya.”

“Tapi di luar aku bisa memilih untuk tidak bermain.”

“Tapi kau sudah masuk ke dalam meja permainan, Natalia. Harus ku ingatkan bahwa kau telah sukarela menandatangani kontrak yang juga menguntungkanmu.” Mikhail meraih beberapa helai rambut hitam legam milik Nastenka lalu dengan santai mendekatkannya ke bibir, seolah ingin mencium walau pada akhirnya Mikhail segera melepaskan helaian rambut Nastenka.  

Nastenka mendesis pelan. Ia tahu pria ini berbahaya. Berbahaya dengan cara yang berbeda. Ia bukan pembunuh yang menarik pelatuk karena marah, tapi tipe yang menarik pelatuk karena ingin tahu siapa yang akan menangis duluan.

Demi dendamnya, Nastenka harus berhadapan dengan pria gila satu ini.

“Baiklah,” kata Nastenka akhirnya sambil menghela napas. “Kau mau aku tinggal bersamamu? Kirim sopir dan truk. Aku tidak akan mengemas apapun.”

“Tidak perlu sopir,” balas Mikhail cepat. “Aku sendiri yang akan membawamu.”

Nastenka mendongak, bibirnya menyeringai miring. “Oh? Sekalian mengangkat koper juga?”

“Kalau perlu, akan kulakukan. Tapi aku lebih tertarik mengangkatmu.”

Matanya mengunci milik Nastenka, dan untuk pertama kalinya pagi itu, ia kehabisan kata-kata.

Sial.

Ia benar-benar harus menemukan cara membalik permainan ini.

Segera.

Sebelum ia mulai menikmati jadi bagian dari milik Mikhail Dimitri Lev Romano.

****

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Owned by My Enemy   Chapter 10

    Malam datang perlahan di kediaman Romano, menyelimuti bangunan megah itu dengan bayangan panjang dan cahaya kuning hangat dari lampu-lampu gantung kristal. Aroma daging panggang, anggur merah, dan rempah-rempah Italia menguar samar dari dapur utama, mengalir pelan melewati koridor-koridor yang sunyi.Nastenka berjalan menyusuri lorong menuju ruang makan, mengenakan gaun satin berwarna merah gelap yang membentuk siluet tubuhnya seperti bayangan api. Rambutnya ditata sederhana, tapi justru membuat kecantikannya terasa lebih dingin—tajam dan tak tersentuh. Sepasang anting kecil berkilau di bawah cahaya lampu, memantulkan kilaunya tepat saat ia melewati cermin besar di dinding.Pintu ruang makan sudah terbuka. Di dalamnya, sebuah meja panjang dari kayu gelap telah disiapkan hanya untuk dua orang, dengan taplak putih bersih dan peralatan makan dari perak. Lilin-lilin menyala tenang di atas meja, dan setangkai bunga segar —satu-satunya elemen lembut— berdiri sendiri di vas kristal di tengah

  • Owned by My Enemy   Chapter 9

    Pintu terbuka memperlihatkan ruangan yang terkesan jauh lebih hangat dibanding kesan luar rumah ini. Langit-langit tinggi dihiasi lampu gantung kristal bergaya vintage, sementara dindingnya dibalut panel kayu kelabu pucat yang mengesankan kelembutan dan ketenangan. Sebuah tempat tidur ukuran king dengan kanopi tipis berdiri megah di tengah ruangan, seprainya tampak sehalus sutra. Tirai krem mengalir turun di sisi jendela besar yang tertutup sebagian, menyembunyikan pemandangan malam yang mungkin menakjubkan. Di sudut ruangan, ada sofa beludru lembut dengan meja kopi dari kaca bening. Rak buku tinggi berjajar rapi di sisi kanan dan ada aroma samar sandalwood bercampur mawar yang menguar di udara, entah dari mana. Nastenka berdiri di ambang pintu, memandangi ruangan itu tanpa berkata apa-apa untuk sesaat. “Bagaimana, kau suka?” tanya Mikhail, nadanya ringan namun matanya tak berhenti memperhatikan ekspresi di wajah Nastenka. Nastenka mengangkat dagunya sedikit, mencoba terlihat tena

  • Owned by My Enemy   Chapter 8

    Langit telah berganti warna menjadi abu-abu lembut ketika mobil berhenti perlahan di depan gerbang besi yang menjulang tinggi. Nastenka mengerutkan kening, menoleh ke luar jendela mobil. Gerbang seperti ini jelas bukanlah sebuah tempat hunian biasa. “Aku pikir kita akan ke apartemenmu,” gumamnya sambil menoleh ke Mikhail yang duduk disamping masih mengemudikan setir mobil dengan santai. Yang dimaksud Nastenka adalah apartemen yang pertama kali ia datangi ketika menandatangani kontrak dengan Mikhail.“Ah.. yang itu ya,” jawab Mikhail tenang dengan anggukan kecil nampak mengerti maksud Nastenka. “Ini juga termasuk apartemenku.”“Yang ada gerbang otomatis dan butuh waktu tiga menit berkendara dari gerbang ke pintu depan?” Nada suara Nastenka datar tak habis pikir dengan jawaban Mikhail.“Lokasi strategis, tenang dan aman.” Mikhail meliriknya sambil mengangkat bahunya acuh tak acuh.Mobil melaju menyusuri jalan setapak berlapis batu yang diapit taman bergaya dengan beberapa semak mawar,

  • Owned by My Enemy   Chapter 7

    “Apa tinggal bersama ada dalam klausa kontrak?” Nastenka benar-benar tidak mengerti jalan pikir pria yang dianugerahi gelar raja tanpa mahkota ini. Pagi-pagi sekali —dua hari setelah pesta pembukaan galeri itu— Mikhail muncul di depan pintu apartemennya tanpa pemberitahuan. Dan tentu saja, Nastenka tidak heran pria ini tahu di mana ia tinggal. Hal yang lebih mengganggunya adalah: kenapa Mikhail merasa punya hak untuk muncul sepagi ini, saat ia bahkan belum sempat mengenakan apapun selain baju tidur yang melilit tubuhnya.Dan parahnya Mikhail bahkan mengatakan untuk tinggal bersama di apartemennya!Mikhail menyandarkan tubuh di ambang pintu, mata menelusuri sosok Nastenka tanpa menyembunyikan niat. “Tidak,” jawabnya sambil mengangkat bahu, santai. “Tapi supaya lebih efisien.”“Efisien?” Nastenka menyipitkan mata, melipat tangan di dada. “Kau terdengar seperti pengusaha logistik.”Mendengar ini membuat Mikhail menyeringai. “Aku memang punya perusahaan yang bergerak di bidang logistik.”

  • Owned by My Enemy   Chapter 6

    “Kau tidak seperti wanita yang biasanya mengelilingi Mikhail.”Nastenka menaikkan sebelah alis, bukannya membalas ucapan wanita yang tiba-tiba muncul ini, Nastenka memilih untuk melayangkan pertanyaan. “Dan kau termasuk wanita yang mana?” Ia penasaran dengan jawaban yang akan diberikan wanita ini.Wanita ini lagi-lagi tertawa, tidak tersinggung sedikit pun. Tawa yang renyah, tidak dibuat-buat. “Sayangnya aku terlalu sibuk untuk terseret dalam pusaran drama Mikhail Romano.” Ia menyodorkan tangannya. “Sasha Vasiliev. Kita belum pernah bertemu, namun aku berharap setelah ini kita akan sering bertemu.”“Tentu.” Nastenka pun menggapai tangan wanita bernama Sasha Vasiliev ini tanpa ragu. “Natalia Arman.”“Well, Natalia.. seandainya kau bukan milik Mikhail, aku sudah pasti merebutmu ke sisiku.”Mendengar perkataan Sasha membuat Nastenka terkejut. Melihat wajah terkejut Nastenka membuat Sasha semakin melebarkan senyuman membuat kilatan matanya berbinar jenaka. “Jangan terkejut begitu, siapapu

  • Owned by My Enemy   Chapter 5

    “Orang-orang berubah ketika mereka tahu mana yang berharga dan mana yang hanya membuang waktu,” balas Mikhail tanpa ragu dan terdengar begitu acuh tak acuh terhadap kondisi Raisa yang semakin tidak stabil.Raisa menggigit bibirnya, ia menatap sedih kearah Mikhail dengan mata yang nyaris mengeluarkan tangis, lalu Raisa berbalik menatap Nastenka. “Apa yang kau berikan padanya, hah? Koneksi? Seks?!”“Astaga,” Nastenka menutup mulutnya seolah terkejut kemudian tertawa geli. “Nona Raisa, aku mohon.. jangan mengumbar frustasi pribadi ke publik seperti ini. Kau terlalu cantik untuk twerlihat menyedihkan.”Raisa tak bisa lagi menahan diri. Ia melangkah maju untuk menampar Nastenka tapi Mikhail segera mengangkat tangan dan mencengkram tangan Raisa untuk menghentikannya.Mikhail segera menghempaskan tangan Raisa membuat perempuan itu mundur beberapa langkah. “Satu langkah lagi Raisa, dan aku akan minta keamanan mengeluarkanmu.” Nada suaranya tenang, tapi ada amarah terpendam di dalamnya. Semua o

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status