Nastenka Theodor kehilangan segalanya dalam semalam—keluarganya hancur, namanya terhapus, dan hidupnya berubah menjadi pelarian. Keluarganya hancur di tangan Mikhail Romano, pria yang dikenal sebagai raja tanpa mahkota di dunia mafia. Dengan identitas baru sebagai Natalia Arman, dia masuk ke lingkaran Mikhail, menawarkan dirinya sebagai wanita simpanan. Semua demi satu tujuan: menghancurkannya dari dalam. Tapi Mikhail justru malah menawarkan hal yang tak ia duga: Menjadi pasangan kontrak! Meskipun enggan, Nastenka akhirnya menyetujuinya demi pembalasan dendamnya. Tapi siapa sangka, semakin dekat ia pada Mikhail, ia semakin sulit membedakan mana tipuan, mana perasaan. Dan tanpa Nastenka sadari, perlahan ia mulai terjerat oleh pesona Mikhail dan menghadapi dilema atas perasaannya sendiri.
Lihat lebih banyak“Jadilah pasangan kontrakku.”
Ini tidak berjalan sesuai keinginan Nastenka Theodor. Bukan ini yang direncanakan oleh Nastenka.
Kata-kata itu meluncur dari bibir pria di hadapannya yang dinobatkan sebagai raja tanpa mahkota dengan ketenangan yang nyaris memuakkan. Seolah ia baru saja memesan minuman, bukan menegosiasikan kehidupan seseorang.
Mikhail Dimitri Lev Romano.
Dari semua pria berbahaya yang bisa menjadi targetnya, Nastenka harus berurusan dengan yang paling berkuasa. Seorang pria yang namanya disebut dengan hormat sekaligus ketakutan di dunia kriminal. Mikhail berdiri dengan aura kepemimpinan alami. Jas hitamnya terjahit sempurna, tubuhnya tegap, dan senyum ramah yang menghiasi wajahnya tidak cukup untuk menutupi dinginnya matanya.
Semenjak kehancuran keluarganya, hal yang diinginkan oleh Nastenka hanya balas dendam. Karena itu, Nastenka Theodor mulai mencari banyak informasi dan cara untuk membalaskan dendam supaya Mikhail dapat hancur lebur seperti keluarganya, ia telah mengumpulkan informasi selama berbulan-bulan semenjak mengetahui bahwa orang di balik kehancuran keluarganya adalah Mikhail.
Dan ada satu informasi yang membuatnya semakin mantap dalam merencanakan balas dendamnya.
Mikhail memiliki tunangan.
Seorang wanita dari keluarga kaya raya di negara Prancis—sebuah perjodohan politik, bukan karena cinta. Namun, yang membuat Nastenka makin mantap adalah fakta bahwa hubungan keduanya renggang. Mikhail jarang terlihat bersamanya. Ada desas-desus bahwa ia sendiri yang menunda pernikahan mereka lebih dari sekali.
Itulah celahnya.
Jika Mikhail membenci tunangannya—atau bahkan hanya merasa terjebak dalam ikatan formal itu—maka Nastenka tahu persis di mana ia bisa menusuknya paling dalam: dari tempat yang paling pribadi, paling dekat, dan paling menyesakkan.
Ia akan menjadi wanita simpanan pria itu. Bayangan gelap di balik sorotan lampu utama.
Seseorang yang tidak seharusnya ada… tapi terlalu menggoda untuk disingkirkan. Itulah rencananya.
Tapi...
Apa-apaan tawaran dari pria ini?!
"... Pasangan kontrak?" beo Nastenka berusaha menjaga nadanya tetap tenang, meski napasnya sempat tercekat.
Semua rencana di kepalanya seperti dihantam badai.
Ini bukan bagian dari strategi. Ia memperkirakan akan menjadi sosok bayangan—penggoda diam-diam yang cukup manis untuk disimpan, tapi tak cukup penting untuk diumumkan.
Namun yang Mikhail tawarkan jauh lebih berbahaya.
Bukan hanya kedekatan fisik tapi sorotan yang akan dia dapatkan.
“Pacar. Kekasih. Teman tidur yang bisa tersenyum manis di depan media, tapi tahu kapan harus tutup mulut di balik pintu tertutup,” jelas Mikhail ringan seolah sedang menjelaskan fungsi lampu meja.
Nastenka menahan tatapannya. Ia tak boleh terlihat goyah. Tapi Nastenka tahu bahwa dengan tawaran ini, Mikhail tidak hanya menyeretnya lebih dalam ke permainan tapi juga menjadikannya bagian dari panggung utama.
Dan di sana—setiap langkah yang salah, bisa membunuh.
Nastenka mengangkat dagunya sedikit, mencoba memulihkan kendali. “Dan jika aku menolak?”
“Kau tak akan,” jawab Mikhail tenang. “Karena aku tahu kenapa kau datang malam ini. Dan sayangnya, ini satu-satunya tawaran yang kuberikan.”
"Tuan.. bagaimana kalau anda memberikan kami waktu untuk berpikir?"
Suara ini berasal dari Sergey Arman —teman lama ayahnya dan orang yang ia buat kesepakatan bersama demi keuntungan masing-masing. Nastenka mendapatkan kesempatan untuk mendekati Mikhail dan mendapat identitas baru sebagai 'keponakan' dari Sergey Arman, sebagai gantinya.. Nastenka menjual dirinya dengan imbalan akan melunaskan semua utang yang dimiliki Sergey pada Mikhail.
Mikhail tidak menggubris Sergey sama sekali, ia malah melangkah mendekat ke arah Nastenka dan menatap lamat-lamat perempuan di hadapannya.
"Kuberi tahu satu hal padamu nona, aku tidak memberikan tawaran dua kali. Kau ambil sekarang atau tidak selama-lamanya."
Mikhail tersenyum.
"Kalau kau mengatakan iya sekarang, kita akan menandatangani kontrak saat ini juga. Jika tidak.. sayang sekali, ini adalah pertemuan terakhir kita."
Ancaman. Mikhail mengutarakan ancaman yang membuat Nastenka ingin mendengus dan menampar pria di hadapannya ini. Namun pada akhirnya ia urungkan walau emosi terus berusaha meluap untuk disalurkan.
Nastenka menghela napas perlahan, memastikan napas itu tidak terdengar seperti keluhan. Ia tahu, satu gerakan kecil bisa disalah artikan sebagai kelemahan di depan pria ini. Ia melirik Mikhail. Pria itu masih berdiri tegak, menatapnya tanpa berkedip. Menunggu.
Bukankah ini yang kau cari, Nastenka?
Kesempatan untuk masuk ke lingkaran dalam. Untuk tahu rahasia, strategi, dan kelemahannya. Jika ia menolak kesempatan ini, ia tak akan mendapat kesempatan kedua. Nastenka melirik Sergey yang kini menunduk, wajahnya penuh ketegangan. Tekanan dari situasi ini perlahan melingkari leher Nastenka seperti jerat tali. Ia harus membuat keputusan. Sekarang.
“Apa.. kau yakin atas tawaranmu ini?”
Mikhail menghela napas, ia terlihat jengah tapi tetap dengan sabar berkata dengan nada yang sama. “Apa aku terlihat seperti orang yang suka bercanda mengenai kesepakatan Nona Arman?” Ia menyeringai yang terlihat seperti seringaian cemooh, “Kau ingin kekuasaan, bukan? Kau ingin tempat di sisiku. Kau datang ke sini untuk menawarkan sesuatu. Dan aku menawarkan hal yang lebih baik untukmu, tapi kau malah terlihat ragu.”
Nastenka menarik napas tajam, “Aku tidak ragu.”
“Lalu buktikan,” ucap Mikhail, “Katakan ya.”
Ia ingin menolak. Ingin membalikkan meja, melemparkan kata-kata pedas, dan berjalan keluar. Tapi ia tahu itu mustahil. Sergey tidak akan pernah keluar dari utang jika ia melawan Mikhail, dan jika Mikhail menyadari bahwa ia bukanlah Natalia Arman melainkan bayangan dari keluarga yang ia hancurkan, segalanya akan berakhir.
Ia bisa kembali ke rencananya nanti. Bisa mengubah strategi dari dalam. Dan jika ia bermain cukup pintar, ia bisa menghancurkan Mikhail bukan hanya secara emosional. tapi dari pusat kekuasaannya sendiri.
Dan untuk itu—ia harus ada di sisinya.
“Aku akan menandatangani kontraknya.”
“Keputusan yang bijak.” Mikhail nampak acuh tak acuh sambil mengangguk sedikit, ia lalu mengulurkan tangannya kepada Nastenka seolah ingin perempuan ini menggenggam tangannya, “Ah, tadi siapa namamu, Nona Arman?”
Demi dendamnya, Nastenka dapat melakukan apapun, bahkan menjual dirinya dan menghapus jati dirinya selama ini. Nastenka Theodor mulai saat ini, di ruangan ini, sudah mati bersamaan dengan keluarganya. Yang sekarang menggapai tangan sang raja tanpa mahkota ini adalah Natalia Arman.
“Natalia Arman, namaku Natalia Arman.”
****
Malam datang perlahan di kediaman Romano, menyelimuti bangunan megah itu dengan bayangan panjang dan cahaya kuning hangat dari lampu-lampu gantung kristal. Aroma daging panggang, anggur merah, dan rempah-rempah Italia menguar samar dari dapur utama, mengalir pelan melewati koridor-koridor yang sunyi.Nastenka berjalan menyusuri lorong menuju ruang makan, mengenakan gaun satin berwarna merah gelap yang membentuk siluet tubuhnya seperti bayangan api. Rambutnya ditata sederhana, tapi justru membuat kecantikannya terasa lebih dingin—tajam dan tak tersentuh. Sepasang anting kecil berkilau di bawah cahaya lampu, memantulkan kilaunya tepat saat ia melewati cermin besar di dinding.Pintu ruang makan sudah terbuka. Di dalamnya, sebuah meja panjang dari kayu gelap telah disiapkan hanya untuk dua orang, dengan taplak putih bersih dan peralatan makan dari perak. Lilin-lilin menyala tenang di atas meja, dan setangkai bunga segar —satu-satunya elemen lembut— berdiri sendiri di vas kristal di tengah
Pintu terbuka memperlihatkan ruangan yang terkesan jauh lebih hangat dibanding kesan luar rumah ini. Langit-langit tinggi dihiasi lampu gantung kristal bergaya vintage, sementara dindingnya dibalut panel kayu kelabu pucat yang mengesankan kelembutan dan ketenangan. Sebuah tempat tidur ukuran king dengan kanopi tipis berdiri megah di tengah ruangan, seprainya tampak sehalus sutra. Tirai krem mengalir turun di sisi jendela besar yang tertutup sebagian, menyembunyikan pemandangan malam yang mungkin menakjubkan. Di sudut ruangan, ada sofa beludru lembut dengan meja kopi dari kaca bening. Rak buku tinggi berjajar rapi di sisi kanan dan ada aroma samar sandalwood bercampur mawar yang menguar di udara, entah dari mana. Nastenka berdiri di ambang pintu, memandangi ruangan itu tanpa berkata apa-apa untuk sesaat. “Bagaimana, kau suka?” tanya Mikhail, nadanya ringan namun matanya tak berhenti memperhatikan ekspresi di wajah Nastenka. Nastenka mengangkat dagunya sedikit, mencoba terlihat tena
Langit telah berganti warna menjadi abu-abu lembut ketika mobil berhenti perlahan di depan gerbang besi yang menjulang tinggi. Nastenka mengerutkan kening, menoleh ke luar jendela mobil. Gerbang seperti ini jelas bukanlah sebuah tempat hunian biasa. “Aku pikir kita akan ke apartemenmu,” gumamnya sambil menoleh ke Mikhail yang duduk disamping masih mengemudikan setir mobil dengan santai. Yang dimaksud Nastenka adalah apartemen yang pertama kali ia datangi ketika menandatangani kontrak dengan Mikhail.“Ah.. yang itu ya,” jawab Mikhail tenang dengan anggukan kecil nampak mengerti maksud Nastenka. “Ini juga termasuk apartemenku.”“Yang ada gerbang otomatis dan butuh waktu tiga menit berkendara dari gerbang ke pintu depan?” Nada suara Nastenka datar tak habis pikir dengan jawaban Mikhail.“Lokasi strategis, tenang dan aman.” Mikhail meliriknya sambil mengangkat bahunya acuh tak acuh.Mobil melaju menyusuri jalan setapak berlapis batu yang diapit taman bergaya dengan beberapa semak mawar,
“Apa tinggal bersama ada dalam klausa kontrak?” Nastenka benar-benar tidak mengerti jalan pikir pria yang dianugerahi gelar raja tanpa mahkota ini. Pagi-pagi sekali —dua hari setelah pesta pembukaan galeri itu— Mikhail muncul di depan pintu apartemennya tanpa pemberitahuan. Dan tentu saja, Nastenka tidak heran pria ini tahu di mana ia tinggal. Hal yang lebih mengganggunya adalah: kenapa Mikhail merasa punya hak untuk muncul sepagi ini, saat ia bahkan belum sempat mengenakan apapun selain baju tidur yang melilit tubuhnya.Dan parahnya Mikhail bahkan mengatakan untuk tinggal bersama di apartemennya!Mikhail menyandarkan tubuh di ambang pintu, mata menelusuri sosok Nastenka tanpa menyembunyikan niat. “Tidak,” jawabnya sambil mengangkat bahu, santai. “Tapi supaya lebih efisien.”“Efisien?” Nastenka menyipitkan mata, melipat tangan di dada. “Kau terdengar seperti pengusaha logistik.”Mendengar ini membuat Mikhail menyeringai. “Aku memang punya perusahaan yang bergerak di bidang logistik.”
“Kau tidak seperti wanita yang biasanya mengelilingi Mikhail.”Nastenka menaikkan sebelah alis, bukannya membalas ucapan wanita yang tiba-tiba muncul ini, Nastenka memilih untuk melayangkan pertanyaan. “Dan kau termasuk wanita yang mana?” Ia penasaran dengan jawaban yang akan diberikan wanita ini.Wanita ini lagi-lagi tertawa, tidak tersinggung sedikit pun. Tawa yang renyah, tidak dibuat-buat. “Sayangnya aku terlalu sibuk untuk terseret dalam pusaran drama Mikhail Romano.” Ia menyodorkan tangannya. “Sasha Vasiliev. Kita belum pernah bertemu, namun aku berharap setelah ini kita akan sering bertemu.”“Tentu.” Nastenka pun menggapai tangan wanita bernama Sasha Vasiliev ini tanpa ragu. “Natalia Arman.”“Well, Natalia.. seandainya kau bukan milik Mikhail, aku sudah pasti merebutmu ke sisiku.”Mendengar perkataan Sasha membuat Nastenka terkejut. Melihat wajah terkejut Nastenka membuat Sasha semakin melebarkan senyuman membuat kilatan matanya berbinar jenaka. “Jangan terkejut begitu, siapapu
“Orang-orang berubah ketika mereka tahu mana yang berharga dan mana yang hanya membuang waktu,” balas Mikhail tanpa ragu dan terdengar begitu acuh tak acuh terhadap kondisi Raisa yang semakin tidak stabil.Raisa menggigit bibirnya, ia menatap sedih kearah Mikhail dengan mata yang nyaris mengeluarkan tangis, lalu Raisa berbalik menatap Nastenka. “Apa yang kau berikan padanya, hah? Koneksi? Seks?!”“Astaga,” Nastenka menutup mulutnya seolah terkejut kemudian tertawa geli. “Nona Raisa, aku mohon.. jangan mengumbar frustasi pribadi ke publik seperti ini. Kau terlalu cantik untuk twerlihat menyedihkan.”Raisa tak bisa lagi menahan diri. Ia melangkah maju untuk menampar Nastenka tapi Mikhail segera mengangkat tangan dan mencengkram tangan Raisa untuk menghentikannya.Mikhail segera menghempaskan tangan Raisa membuat perempuan itu mundur beberapa langkah. “Satu langkah lagi Raisa, dan aku akan minta keamanan mengeluarkanmu.” Nada suaranya tenang, tapi ada amarah terpendam di dalamnya. Semua o
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen