Share

PACARKU SUAMI KAKAKKU
PACARKU SUAMI KAKAKKU
Penulis: Adilia

Perpisahan

"Apa! Putus!" teriak Rayna, siang itu di sebuah kafe langganannya.

"Iya," sahut Gama berusaha tenang.

"Kamu bercanda, kan," ucap Rayna lagi, masih belum percaya dengan apa yang barusan di ungkapkan oleh kekasihnya itu.

Gama memilih diam sejenak. Dia seperti sedang berpikir dan mematangkan keputusannya, untuk berpisah dengan kekasihnya itu. Sesekali dia mengusap kasar wajahnya karena bimbang. Setelah lebih dari sepuluh menit terdiam tanpa kata. Gama kembali mendongak, menatap dalam kedua mata Rayna.

"Aku serius, Na. Aku ingin kita putus!" tegas Gama, yang membuat hati Rayna seketika hancur berkeping-keping. 

Wanita cantik itu, memilih pergi meninggalkan kekasihnya yang masih terdiam di meja kafe. Air mata yang sejak tadi tertahan, kini mulai mengalir deras membasahi kedua pipinya. Langkahnya begitu lelah, menyusuri teriknya matahari yang menyengat kulitnya hingga terasa nyeri di dalam hatinya.

"Lima tahun tanpa arti," lirih Rayna yang saat ini sudah roboh di bahu jalan.

"Rayna!" panggil Gama, yang masih sulit untuk melepaskan.

Panggilan Gama yang terus terdengar di telinganya membuat hati Rayna, bertambah sakit. Segera, wanita cantik itu berdiri dan berlari menjauh dari tempat itu. Sebuah taksi di berhentikan oleh Rayna, untuk membawanya kembali pulang ke rumah.

Beberapa menit kemudian, sampailah taksi yang membawa Rayna di halaman rumahnya. Segera wanita itu berlari dan berhambur ke dalam pelukan kakaknya, yang kebetulan saat ini sedang berdiri di depan pintu. Keduanya hanyut dalam suasana yang menyakitkan ini. Isak tangis Rayna, menambah pilu hati seorang Risa, yang merupakan kakak kandungnya.

"Aku tidak menyangka, akan berakhir seperti ini, Kak. Padahal bulan depan, Rayna berniat ingin memperkenalkan dia kepada keluarga kita. Jahat banget dia," celoteh Rayna, membuat Risa semakin erat memeluk adiknya.

"Sabar, Na. Sabar. Kakak yakin, kamu akan mendapatkan seorang pengganti yang lebih baik dari dia!" tegas Risa, sambil mengusap lembut, punggung adiknya.

"Rayna sudah muak dengan cinta. Rayna tidak percaya lagi dengan laki-laki!" teriak Rayna.

Suara kakak beradik itu, terdengar keras hingga kedapur, yang membuat ibu panik dan berlari keluar untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi, di depan sana.

"Rayna, kenapa teriak-teriak gitu! Malu didengar tetangga, Nak!" gertak ibunya, yang terkejut dengan  suara gaduh kedua putrinya.

"Rayna, Bu. Dia sedang patah hati," sambung Risa dengan senyum manis menyungging di bibirnya.

"Memangnya kamu sudah punya pacar? Kok nggak pernah di kenalin sama kita?" tanya ibu penasaran.

"Ibu!" teriak Rayna lagi, sambil menghapus air matanya.

"Ternyata, anak Ibu sudah dewasa. Kenapa  kamu tidak mau memperkenalkan pacarmu itu kepada kita? Setidaknya, Ayah dan Ibu bisa mengenalnya lebih dekat?" tanya Ibu lagi, membuat Rayna semakin sedih.

"Kenapa Rayna, tidak mau memperkenalkan dia kepada kalian. Karena Rayna punya alasan sendiri, Bu. Lihat, Kak Risa. Dia usianya jauh lebih tua dariku, tapi belum membawa calon suaminya ke hadapan Ayah dan Ibu. Jadi, terlihat lancang bagi Rayna, kalau sampai mendahului, Kakak," jelas wanita cantik itu.

Seketika, Risa langsung memeluk adiknya itu. Keduanya terlihat sangat hangat dan kompak. Tidak pernah ada pertengkaran diantara mereka berdua. Sebuah hubungan keluarga yang begitu harmonis, hingga membuat iri teman-temannya.

"Terimakasih, adikku. Kamu selalu menjaga perasaanku," ucap Risa dengan senyum manisnya.

"Ingat, Ris. Nanti malam kamu akan bertemu dengan anak dari teman ayahmu. Dandan yang cantik," ucap Ibu sambil menepuk pundak putri sulungnya.

"Hah, Kakak mau di lamar? Serius?" tanya Rayna dengan wajah meledek.

"Kamu apaan, sih. Hanya di kenalkan, Na," sahut Risa sedikit malu.

"Wah, semoga anak teman Ayah itu, menyukaimu, Kak. Tapi, kalau menurut Rayna, sih ... pria itu akan kelepek-klepek melihat kecantikan kakakku yang mirip bidadari ini," sambung Rayna, sambil terkekeh.

"Bukannya tadi kamu bersedih, kok jadi cengengesan gini," sindir Risa.

"Lupakan dulu," ketus Rayna.

Kedua wanita cantik dan manis itu saling terkekeh dan berpelukan kembali. Untuk sejenak Rayna bisa melupakan sakit hatinya karena Gama. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Risa sudah bersiap untuk pergi ke acara makan malam diluar, bersama ayah dan ibunya. 

"Loh, kamu kok belum siap-siap, Na?" tanya Risa yang melihat adiknya itu masih berantakan.

"Malas, kalian aja yang pergi. Semoga acaranya sukses," sahut Rayna sambil mencium pipi kakaknya.

"Beneran, kamu nggak mau ikut? Jangan sampai kepo nanti," ledek Risa.

"Akhh ... aku nggak bakalan kepo. Palingan calon kakak iparku nanti berkacamata dan pendiam. Nggak seru, mirip Kakak," ketus Rayna, membuat Risa ingin mencubit lebih kedua pipi adiknya.

"Ya sudah, kita berangkat dulu, ya. Baik-baik di rumah. Awas, jangan gantung diri, hanya karena laki-laki kurang ajar itu," bisik Risa, membuat kesal Rayna.

"Pergi, nggak!!" teriak Rayna yang sudah membawa sandal untuk dilempar pada kakaknya.

"Rayna," lirih ibu dengan senyum ramahnya.

"Awas kalau pulang, nggak dibungkusin!" teriak Rayna lagi yang di acungi jempol terbalik oleh Risa.

Suasana di dalam rumah kembali sunyi. Rayna yang tadinya sedikit lupa akan masalahnya bersama Gama, kini kembali mengusik pikirannya lagi. Karena bosan dan kesal, wanita cantik itu pun memilih pergi menuju kamarnya untuk menenangkan diri. 

"Apa kurangnya aku, sih?" batin Rayna sambil menatap wajahnya pada kaca cermin yang ada di hadapannya.

"Hah, dasar pria! Ternyata sama aja! Masa bodoh dengan cinta! Semua itu semu dan palsu!" gerutu Rayna sambil membanting parfum ke lantai.

Sekali lagi, air mata yang masih terbendung, kini mulai meluap membasahi sudut matanya.

"Gama," lirih Rayna, sambil menatap layar ponsel miliknya.

****

Mobil keluarga Risa telah sampai di restoran. Mereka langsung berjalan masuk ke dalam rumah makan yang telah di pesan oleh teman ayahnya itu. Terlihat seorang pemuda tampan, sedang duduk manis mengamati kedatangan Risa, menuju mejanya.

"Selamat malam, Pak Wira!" sapa Ajun, ayah dari Gama kepada ayah Risa.

"Selamat malam juga, Pak Ajun. Maaf kami sedikit telat, maklum jalanan ibu kota sangat macet," sambung Wira.

"Oh, tidak apa-apa, Pak Wira. Kami juga baru saja sampai. Oh ya, perkenalkan. Ini putra kami, Pragama Susena." jawab Ajun memperkenalkan Gama pada keluarga Wira.

"Salam kenal juga, Nak Gama. Perkenalkan, dia Risa ayustiana. Putri sulung kami," balas Wira memperkenalkan Risa pada Gama dan keluarganya.

Mereka saling terkekeh dan bertegur sapa. Jantung Gama, tiba-tiba berdetak begitu cepat, saat mendengar nama belakang Risa yang sama seperti nama belakang Rayna. Sesekali Gama mengusap kasar wajahnya dan panik.

"Kamu kenapa, Gama? Kok terlihat sangat gelisah? Salah tingkah, ya ..." ledek Ajun kada putranya.

"Ayah," lirih Gama berubah malu.

Ibu Gama juga terlihat sangat senang, dengan keluarga Risa. Wanita paruh baya itu, kini yakin ingin menjodohkan putranya dengan Risa.

"Nak Risa, sekarang sibuk kerja di mana?" tanya ibu dari Gama.

"Oh, saya sedang sibuk di butik, Tante. Kebetulan, saya punya toko butik sendiri," sahut Risa dengan senyum manisnya.

"Aduh, kalian sepertinya sangat cocok, ya. Satunya di butik. Satunya lagi, menjadi dosen. Sama-sama berkarir," sambung Nada, ibu dari Gama.

Mereka semua langsung terkekeh bahagia, mendengar pujian dari wanita paruh baya itu. Tiba-tiba ponsel milik Gama bergetar. Panggilan dari Rayna terpajang jelas di layar ponsel milik pria tampan itu.

"Kok, nggak diangkat?" tanya Nada.

"Nggak penting, Bu," sahut Gama dengan senyum aneh di wajahnya.

"Jangan-jangan, pacar kamu yang telepon," timpal Risa, membuat Gama tersedak.

"Pelan-pelan, Gama," ketus Nada, sambil mengusap lembut pundak putranya.

"Nih, tisu," ucap Risa, menyodorkan sebuah tisu untuk Gama, untuk membersihkan sisa makanan di mulutnya.

"Terimakasih," sahut Gama. 

Pria tampan itu, mulai tertarik pada wanita cantik yang saat ini duduk depannya. Wajahnya yang tegas dan keibuan, membuat Gama sedikit tersipu.

Kini ganti ponsel milik Risa bergetar. Panggilan dari adiknya, membuat wanita cantik itu tersenyum.

"Siapa?"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ersya Sin
bagaimana dengan Rayna
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status