Beranda / Young Adult / PANGGUNG HEBOH / Sekolah Tapi Katro

Share

Sekolah Tapi Katro

last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-22 11:17:44

            Bayu mencoba bersikap kepala dingin. Ia sadar bahwa teman-temannya makin berkurang. Lalu kalau itu yang terjadi maka pilihan – ketika ia tak mau mengubah sikap – hanya satu saja yaitu: ia perlu menyewa bodyguard alias pengawal alias tukang pukul.

            Caranya, akan dipikirkan nanti.

            Yang jelas uang bukanlah masalah. Kalau pun disebut masalah, itu hanya masalah yang amat kecil buat dirinya.

*

Dengan kecerdasan serta keluwesan BJ dalam bergaul, tidak butuh lama bagi dirinya untuk dengan cepat menguasai logat Jakarta. Di rumah yang berfungsi sebagai toko, setiap hari dijadikan momen untuk belajar. Saat membersihkan dan merapikan toko dimana ia banyak berinteraksi dengan pegawai toko Abah adalah salah satu momen itu. Sikap ini juga terlihat ketika ia dengan ramah melayani pelanggan maupun mitra kerja Abah.

Keluwesan bergaul ini membuat BJ  jadi banyak tahu hal lain dan menjadi a good boy. Pemikirannya jadi jauh lebih terbuka dan adaptif terhadap perubahan zaman. Ia jadi banyak punya teman. Teman-teman BJ itu bertambah banyak dengan sangat cepat karena ia tidak membeda-bedakan orang, termasuk dengan para sopir yang mensuplai macam-macam barang. Dan mereka pun tidak segan mengajar BJ cara mengemudikan truk.

Sesuatu hal yang takkan pernah BJ sesali karena akan berdampak di suatu hari nanti.

*

Seolah sudah kodrat, di tiap sekolah pasti ada siswa yang jadi preman alias begundal yang suka mengacau banyak orang. Saipul dan Apip adalah sosok seperti itu. Di meja kantin, keduanya baru saja selesai menyantap makan siang. Dari sisa makanan di piring masing-masing bisa terlihat bahwa mereka makan dengan banyak sekali variasi menu.

Di depan mereka, duduk seseorang. Siswa kelas lain. Ia duduk mematung dengan kepala sedikit menunduk. Terlihat bahwa ia tidak nyaman berada di depan kedua orang tadi. Sikapnya dinilai pecundang oleh mereka berdua.

“Lu nanti bayarin semua makanan ini, ngerti?”

Orang itu mengangguk ragu.

“Minumannya juga.”

Ia diam.

“Kenapa diem? Takut sama gue?”

Siswa itu tak bereaksi. Namun tetap saja kesan takut begitu nyata. Wajahnya pucat serta nampak sedikit ketakutan.

“Bagi rokok dong.”

Pertanyaan Apip ditujukan pada Saipul. Ketika Saipul menggeleng, spontan ia berteriak pada pemilik kantin untuk membeli rokok. Tentu saja barang itu tak tersedia.

“Bego lu. Ini sekolah, mana mungkin jual rokok.”

“Itulah. Sekolah ini katro.”

Apip menyeruput es jeruk sebelum berkata lagi pada siswa tadi. “Lu ngerokok?”

Siswa itu menggeleng. Bel sekolah berbunyi.

“Ya udah. Yuk kita masuk kelas, Pul. Soal makanan ini biar si belegug ini yang bayarin,” dengan dagunya Apip menunjuk siswa di depan yang rupanya tengah mengalami pemerasan.

“Masuk kelas?” Saipul bertanya dengan nada meledek. “Sejak kapan lu doyan pelajaran Bahasa Indonesia?”

“Terus, lu mau nongkrong di sini terus?”

Benar juga. Saipul lantas bangkit dari bangku untuk mengikuti Apip yang sudah keluar terlebih dulu. Mereka pergi begitu saja. Meninggalkan pemilik kantin yang kesal karena ulah mereka dan sedih karena melihat korban mereka, siswa tadi, yang terlihat tidak berdaya akibat dikerjain Apip dan Saipul.

*

            Indonesia geger. Kementerian Kesehatan akhirnya mengumumkan kabar kurang enak. Covid-19 udah resmi masuk ke Indonesia. Warga negara Indonesia yang terpapar virus alias sudah dinyatakan positif benar-benar ada dan langsung mendapat perawatan. Berita ini menyebar dengan cepat ke seluruh provinsi di Indonesia. Ada yang percaya, ada juga yang nggak percaya. Ada yang menanggapi serius, ada yang nanggapin dengan cara guyon seolah-olah segala sesuatu pantas dijadiin bahan tertawaan.

            Sama halnya seperti di China, wacana untuk melakukan lockdown mulai digulirkan. Waktu pelaksanaan akan ditentuin belakangan. Melihat lockdown super ketat yang membuat warga sengsara, orang-orang jadi bingung. Apakah nantinya di Indonesia akan melakukan langkah yang sama. Kalau ya, alangkah sengsara rakyatnya karena dengan berkaca kasus lockdown di China, itu akan menimbulkan dampak sampingan yang tidak kecil alias serius.

“Barusan ada kabar resmi dari presiden kalo virus corona udah resmi masuk Indonesia.“ Ucapan itu disampaikan BJ saat kumpul dengan rekan-rekannya, Charlie dan Happy.

            “Haaahhh?“ Charlie terkejut.

            “Waduh,” Happy ikut terkejut sebelum kemudian bertanya. “Emang apa sih itu?”

BJ mencoba menjawab pertanyaan tadi dengan sabar. “Corona muncul di Depok.”

“Emang asalnya dari Depok?”

“Dari Cina.”

“Cina Depok?”

“Corona itu dari Cina.”

“Tadi katanya dari Depok?”

“Maksudnya, dari Cina terus akhirnya masuk ke Depok.”

“Naik mobil Corona?”

Sementara BJ mencoba tenang, Charlie sudah langsung kehilangan kesabaran. Dia jadi tidak ingin ada Happy di sana.

“Happy, gue titip duit ke lu. Nih, tolong beliin permen sebungkus di Alfamart,” Charlie menyerahkan selembar dua puluh ribuan. “Kembaliannya buat lu.”

Selepas menerima lembaran uang, Happy dengan ceria dan semangat meninggalkan rekan-rekannya. Bayangan uang tip delapan hingga sepuluh ribu rupiah menari-nari di benaknya.

“Sampe di mana kita tadi?”

“Corona udah masuk di Depok.”

“Berkaca dari pengalaman negara Cina dan lainnya, berarti nggak lama lagi di Jabodetabek sini juga bakal ada lockdown. Begitu diterapin, repot dah kita.”

Dalam kagetnya, Charlie membetulkan kacamata yang melorot ke ujung hidung. “Iya juga. Gue nggak kepikiran sampe sejauh itu.”

Ucapan Charlie belum lama selesai ketika Happy mendadak muncul lagi di tengah mereka berdua.

“Sori ada yang lupa gue tanyain,” katanya sedikit terengah. “Alfarmart-nya yang di sini atau yang di Depok?”

*

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • PANGGUNG HEBOH   Sebuah Epilog

    “Lagu kamu udah selesai, Je?” “Ssshhhh,” BJ meminta Lichelle diam dan menikmati saja lagu riang, menghentak, yang memang diciptakan BJ untuk gadis itu. Purnama, tahukah dirimu. Mentari, sadarkah engkau. Ada api cinta yang membara tiap hari Ku ingin kalian tahu Lichelle terperangah. Hasil akhir ini dibuat lebih indah dari sebelumnya karena penuh dengan improvisasi. Dengar curhatku wahai alam Bantulah aku wahai semesta Karena mabuk aku dalam romansa Beriku kekuatan saat ku ekspresikan cinta Lichelle menggenggam telapak tangan BJ yang berada di tuas kopling. Sebuah remasan lembut dilakukan BJ menanggapi sentuhan tadi persis ketika musik memasuki reffrain. Dalam serenada cinta kulantun lagu ini Because everytime I see you I fall in love all over again Tapaki waktu bersamamu itu rinduku Dalam serenada cinta kulantun tembang ini Together with you, Lichelle Is my favorite place to be Gapai masa depan bersamamu itu rinduku Lagu itu hanya berdurasi tiga menit lebih sekian de

  • PANGGUNG HEBOH   Jadi Bencong Deh

    Tidak ada pekerjaan untuk nyambi yang bisa menghasilkan uang yang sebelumnya mereka bisa dapatkan dari Bayu membuat Saipul dan Apip cekak. Tidak punya uang sama sekali. Ini menyengsarakan buat mereka yang sudah mulai boros dan orangtua mereka pun bukan orang berada. “Lu ada rokok? Mulut gue asem nih,” kata Apip sambil menadah tangan pada Saipul. “Dasar mental gretong lu. Gue ada tapi itu buat akika sendiri, tauk!” “Masa’ gak ada sebatang lagi?” “Cacamarica aja sendiri.” “Tadi gue liat di kantong lu ada tiga batang Surya.” “Surya? Itu rokok maharani, akika gak sanggup beli.” “Nggak lah, masa’ Surya kemahalan.” “Ember. Lagi susah begindang, beli Surya. Gilingan banget dah.” Apip menggaruk kening. “Nasib oh nasib. Kenapa kita jadi cekak begini ya?” “Akika ada sih duit goceng. Belalang aja dua batang gih.” “Beli dua batang? Hhh malu-maluin.” “Capcus. Mau

  • PANGGUNG HEBOH   Kemanusiaan Yang Terusik (2)

    Seperti biasa BJ memesankan makanan untuk dibungkus. Tapi Adhul menolak. Sepertinya ia sungkan karena BJ terus-terusan berbaik hati padanya. Dari saku celananya ia mengeluarkan ponsel candybar sederhana miliknya dan menunjukkan pada BJ. “Adhul gak usah dibeliin kak. Tadi pak Rokib, tetangga, nelpon minta Adhul cepetan pulang ke rumah sebelum maghrib.” “Maghribnya kan masih lama. Udah gak apa-apa biar kakak pesanin mie buat kamu.” Adhul terlihat malu sebelum kemudian mengangguk. “Mau yang goreng atau kuah?” “Yang kuah.” “Pake sambel?” “Iya tapi dikit aja.” Belum lagi kalimat itu usai, terdengar dering feedback dari panggung yang berada tak jauh dari lokasi mereka berada. Sepertinya manajeman pusat grosir sedang menyiapkan sebuah acara yang akan digelar beberapa jam lagi. Standing mike sudah terpasang beberapa unit berikut ampli dan terminalnya. Testing audio menyebabkan dengin

  • PANGGUNG HEBOH   Kemanusiaan Yang Terusik (1)

    Lichelle memegangi pipi BJ. “And I trust you.” Petir menyambar, disusul gemuruh membahana. Hujan menderas. Sangat deras. Air dari langit tercurah begitu dahsyat, membentuk rinai air yang pekat dan tebal. Seolah menutup pemandangan yang terjadi di teras, antara dua sosok remaja ketika bibir keduanya bertautan. * Urusan melayani seorang pembeli yang membeli kayu reng sudah selesai dilakukan BJ. Ia baru mau menyerahkan Minel yang sejak tadi digendong ke Emak ketika Lichelle mendadak muncul di depannya. “Ada apa?” Pertanyaan BJ tak segera dijawab. Dengan gemas Lichelle menggendong Minel. Seorang bocah berumur tiga tahun sebetulnya bobotnya sudah agak berat dan berpotensi bikin pegal. Tapi postur Minel yang mungil membuat ia masih bisa dengan gampang digendong oleh Lichelle. Melihat Lichelle yang pandai dan luwes menggendong, seketika ingatan BJ teringat pada perist

  • PANGGUNG HEBOH   Memiliki Terlalu Sedikit

    Bagi Abah, kehilangan pekerjaan sebagai interpreter memang agak disayangkan. Tapi keutuhan rumah tangganya adalah di atas segalanya. Pandangan itu diaminkan Emak. Kesulitan sehari cukuplah untuk sehari. Ke depannya tantangan akan seperti apa pasti mereka berdua bisa atasi ketika keduanya saling sepakat, saling tolong, dan saling mendukung. Hanya memang ada satu masalah kecil. Keciiiiiil sekali. Biasanya Abah bangun pagi. Tapi tidak kali ini. Emak sudah berusaha bangunkan suaminya. Sekali, dua kali, dan baru di usaha ketiga Abah baru terbangun. Ia sempat membuka mata, mengobrol sebentar dengan isterinya. Hanya saja ketika Emak ‘lengah’ dan melakukan hal lain, Abah berbaring lagi. Mendengkur malah. “Lho kenapa tidur lagi?” Emak mengomel sembari membangunkan Abah. Bukanya menjawab, Abah malah mengambil bantal guling, memeluknya dan melanjutkan tidur. “Hey, bangun.” “Masih ngantuk

  • PANGGUNG HEBOH   Atas Nama Cinta

    “Enak kan?” “Inhi enhak karhena akhu lhapar....” Lichelle tidak mau mengalah. Ia berucap dengan mulut penuh terisi makanan. “Ini adalah gado-gado terenak se-Jakarta. Kamu pergi kemana pun nggak ada gado-gado seenak ini. Bumbu kacangnya lembut dan ada aroma jeruk nipis. Wuih mantap,” BJ lantas menyuap sesendok untuk mulutnya sendiri. Tak lama ia mengambil secarik tisyu dari box-nya di atas meja dan menyapu mulut Lichelle yang terkena noda bumbu kacang. “Aku maunya ini terakhir ya kita makan di tempat kaya gini soalnya...” “Aaaaaa....” Ucapan Lichelle lagi-lagi tak terselesaikan ketika BJ menyuap satu sendok lagi. Makanan pesanan Lichelle kini datang. Sepiring kwetiau goreng dengan taburan bawang goreng yang menawan. Melihat bentuknya yang menggairahkan Lichelle tergoda untuk segera menikmati. Makanan itu sebetulnya dipesankan oleh BJ untuknya. Dan Lichelle harus mengaku

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status