Home / Romansa / PELAKOR BERKELAS / Bab 06 • Pikiran Kotor Raka

Share

Bab 06 • Pikiran Kotor Raka

Author: Rae_1243
last update Huling Na-update: 2022-06-27 10:24:28

Raka meremas rambutnya dengan frustrasi. 

Sejak tadi dia pusing memikirkan soal permintaan Angel. Lelaki itu sama sekali tidak mengerti, kenapa kekasihnya tiba-tiba saja meminta sebuah rumah? 

"Kalau sekedar rumah mewah, tidak masalah bagiku. Aku sanggup memberikan Angel rumah semewah apa pun yang dia minta."

Mengusap wajahnya dengan kasar, Raka memandang muram ke arah tumpukan pekerjaan di atas meja kerja.

"Namun masalahnya, Angel meminta rumah yang berada tepat di sebelah rumahku. Bagaimana kalau sampai gara-gara itu, Lidia akhirnya tahu soal hubunganku dengan Angel?"

Hubungan Raka dengan Angel memang belum berjalan terlalu lama. Mereka bahkan baru saling mengenal sembilan bulan lalu. Namun meski begitu, Raka benar-benar sudah jatuh hati terhadap perempuan itu. 

"Bagaimana kalau gara-gara aku tidak mengabulkan permintaannya ini lantas membuat Angel akan benar-benar marah, lalu memutuskan hubungan kami?"

Untuk ke sekian kalinya, Raka mondar-mandir dengan gelisah di dalam ruang kerjanya. Memikirkan soal kemungkinan kalau dia akan berpisah dengan Angel, membuat lelaki tampan itu begitu gusar. Dia bahkan sampai tidak bisa konsentrasi bekerja seharian ini. 

"Bagaimana kalau nanti ada lelaki lain yang mendekatinya? Bagaimana kalau akhirnya Angel malah memilih untuk bersama dengan lelaki itu dan meninggalkanku? Bahkan dulu aku pun sampai begitu kesulitan untuk bisa mendapatkan perhatiannya. Angel sangat cantik, sekaligus pintar. Pasti sudah ada banyak lelaki yang mengantre cintanya."

Sebagai tambahan, selain begitu seksi dan menggoda, Angel juga merupakan teman bicara yang menyenangkan dan bisa memahaminya. Kekasihnya itu benar-benar perempuan yang begitu sempurna di mata Raka. 

"Sial! Kalau saja Lidia bisa sedikit menirunya, pasti aku tidak akan berselingkuh," gerutunya. "Tapi lihat saja. Yang ada dia malah suka sekali mengomel tidak jelas. Dasar istri tidak berguna!"

Raka lantas duduk di tepi meja kerja dan memandangi fotonya bersama Lidia selama beberapa saat. Menghela napas kasar, lelaki itu lantas menjungkirkan pigura foto tersebut.

Bahkan sekedar melihat wajah Lidia di foto pun, rasanya malas. 

Sebagai gantinya, Raka malah mengeluarkan ponsel dan mulai membuka menu galerinya yang ternyata dipenuhi oleh-oleh foto Angel. 

"Baby," bisiknya mesra, mengelus-elus foto Angel yang tengah cemberut ke arah kamera. "Bahkan sekarang pun aku sudah merindukanmu. My Angel Baby, jangan marah terlalu lama denganku."

Ponselnya berdering lirih, pertanda ada sebuah pesan masuk. Itu adalah notifikasi dari rincian penggunaan kartu kreditnya. 

Raka segera membuka dan membacanya. Mengetahui bahwa pada siang hari ini kartu kreditnya telah digunakan bahkan sampai over limit, sama sekali tidak membuat Raka marah. Lelaki tampan itu sekarang justru tersenyum senang. 

Angel sudah bersedia memakai kartu kredit yang tadi pagi dia berikan, maka itu berarti kekasihnya sudah tidak terlalu marah lagi dengannya. Dana satu milyar lebih yang sudah dihabiskan kekasihnya, sama sekali bukan masalah besar bagi Raka. 

"Baguslah," gumamnya. Raka pun tersenyum semakin lebar ketika melihat bahwa kartu kreditnya juga digunakan untuk membayar sejumlah set lingerie bermerk, yang tentunya dengan harga yang tidak main-main. "Oh, Baby. Kamu benar-benar menggemaskan. Rasanya aku sudah tidak sabar ingin melihatmu memakai pakaian-pakaian dalam ini."

Sekedar membayangkan Angel yang hanya memakai lingerie, membuat Raka seketika merasa gerah. Lelaki itu lantas melonggarkan ikatan dasinya sambil berjalan ke arah jendela kantornya, dan menelepon Angel. 

"Baby, kenapa tidak diangkat?" gumam Raka lagi. Kali ini dia merasa sedikit khawatir kalau Angel ternyata masih marah dengannya. "Angkat teleponnya, Baby. Please."

Ada panggilan masuk lain yang menyela. Ternyata Lidia yang meneleponnya. Entah apa yang istrinya itu inginkan, Raka tidak tahu dan juga tidak peduli. Bahkan tanpa berpikir sedikit pun, lelaki itu segera menolak panggilan masuk dari Lidia dan kembali mencoba menghubungi Angel. 

Angel. Dia hanya ingin mendengarkan suara merdu kekasihnya itu. 

"Sepertinya bukan merupakan ide yang buruk, apabila aku mengajaknya makan siang bersama."

Melirik jam tangannya, Raka menyadari bahwa hanya kurang dua puluh menit sebelum waktu makan siang tiba.

"Baby. Angel. Ayolah, angkat teleponnya."

Raka nyaris saja memaki karena panggilan teleponnya yang ke sekian kali tidak juga Angel terima. Sampai kemudian, ponselnya bergetar dan ada sebuah chat yang masuk. 

Pesan dari Angel.

Dia sempat merasa heran karena ternyata Angel mengiriminya sebuah video. Tanpa berpikir panjang, lelaki itu segera memutar video tersebut. 

Detik berikutnya, Raka terpaksa menahan napas. 

Kalau itu hanya sebuah video biasa sih, masih tidak apa-apa. Namun masalahnya, miliknya di bawah sana seketika menegang setelah melihat video kiriman Angel. 

Sial! Angel benar-benar tahu bagaimana cara menggodanya. Kalau begini ceritanya, lalu bagaimana mungkin Raka tidak mencintai perempuan cantik itu? 

"Oh, Baby," bisiknya dengan bergairah, sembari menjilat bibir. "Kamu sungguh nakal."

***

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yeni Erna
deg deg kira" apa lidya bertemu dengan angel dikantor raka hmmm
goodnovel comment avatar
NURUL LAILI MUFIDA
hahahahaiiiiii keduluan si lidya ini yg sampai jdi si simpanan saat ini masih aman
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • PELAKOR BERKELAS   Sampai Bertemu Lagi

    Halo, Para pembaca. Kisah Adam dan Angel berakhir sampai di sini. Terima kasih atas kesediannya untuk mengikuti kisah ini dan mohon maaf karena sempat vakum cukup lama. Ada satu dan lain hal yang menjadi penyebab, termasuk masalah kesehatan. Semoga kita semua selalu sehat & bahagia, ya. Saya menyadari bahwa karya ini sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu, komentar, masukan, dan saran dari Kakak sekalian sangat saya nanti dan hargai. Sampai bertemu di kisah yang lain. Apabila berkenan, silakan mampir di igeh saya: Rae_1243. Apabila ingin berhubungan melalui wa dengan saya, silakan dm saja. Sekali lagi, terima kasih. Salam sayang, ~Rae~

  • PELAKOR BERKELAS   Bab 159 • Bukanlah Sebuah Akhir

    "Tahanan 2673, silakan ke sini."Lidia berjalan dengan kepala tertunduk. Setelah berada di penjara selama nyaris tiga tahun, kini dia sudah terbiasa dengan panggilan tersebut. Namun langkahnya tiba-tiba saja terhenti, saat dia melihat siapa orang yang datang mengunjunginya."Kamu lagi. Bukankah sudah aku katakan, agar tidak mengunjungiku lagi? Tapi kenapa kamu masih juga datang terus?""Kak Lidia, ish! Jangan bersikap sekasar itu dong. Lihat, Raline jadi kaget.""Kamu juga sih, Lin. Kenapa membawa anak kecil ke penjara?""Memangnya, kenapa? Raline ini juga kan, keponakan Kakak. Lagi pula, nanti juga Kakak akan tinggal bersamanya kan?"Sejenak Lidia terdiam, lalu membuang muka. "Tidak perlu. Lupakan saja omonganmu tadi. Lagi pula, dia pasti malu karena mempunyai bibi mantan napi seperti aku ini.""Siapa bilang? Memangnya, Kakak berpikir aku akan membesarkan putriku seperti apa?""Tapi—""Tujuh tahun lagi Kakak akan bebas. Pada saat itu, aku dan Raline akan datang menjemput Kakak. Titik

  • PELAKOR BERKELAS   Bab 158 • Sebuah Awal yang Baru

    Lima menit pertama Angel mengedarkan pandangan. Dia masih berusaha untuk menangkap, apa sebenarnya yang sedang terjadi.Ada Ayahnya, yang berdiri di sebelah Erin. Angel juga bisa melihat teman-teman Ayahnya, yang sebagian besar dulunya merupakan orang-orang yang salah jalan. Lalu juga ada beberapa rekan kerjanya yang dulu seperti Yasmin, Aldi, dan bahkan Pak Dimas. Kemudian Keynan serta Keke.Tidak ada terlalu banyak orang di sana, kemungkinan tidak lebih dari seratus orang. Namun, suasanya begitu meriah.Dekorasi yang ada memang mewah, tapi tidak berlebihan. Ribuan bunga yang menghiasi seluruh penjuru ruangan luas ini dan bahkan sampai menjuntai dari langit-langit, membuat Angel seolah tiba-tiba saja masuk ke sebuah negeri dongeng.Kemudian, kerlip-kerlip apa itu? Terlihat seolah ada jutaan permata yang bersembunyi di balik hiasan bunga.Bahkan sampai ada banyak kupu-kupu yang berterbangan kian kemari. Seekor kupu-kupu berwarna hijau toska kemudian terbang mendekat dan hinggap di at

  • PELAKOR BERKELAS   Bab 157 • Sebuah Kejutan

    Terdengar suara desahan dari sepasang bibir Angel.Perempuan itu lebih dalam menyandarkan punggung ke kursi tempatnya duduk, sembari melemparkan pandangan ke arah jendela yang ada di sampingnya. Angel mengamati hamparan awan putih mendominasi. Seketika pikirannya pun kembali melayang ke segala hal yang telah terjadi. Tidak terasa, waktu tiga tahun pun sudah berlalu. "Padahal, rasanya seperti baru kemarin," gumamnya, mendesah. "Tapi syukurlah, setidaknya aku tidak perlu lagi bertemu dengan orang-orang itu."Raka sudah divonis penjara seumur hidup. Dari kabar terakhir yang Angel dengar, lelaki itu terlibat dalam kerusuhan yang terjadi di dalam penjara sampai mengalami luka parah.Namun, ada kabar lain lagi yang lebih mengerikan. Angel mendengar bahwa Raka sampai harus kehilangan kejantanannya. Kejantanan milik lelaki itu rupanya mengalami luka dan infeksi yang didapat dari insiden kerusuhan, sehingga akhirnya terpaksa dipotong. "Ya, Tuhan." Angel berbisik. "Aku tidak bisa membayang

  • PELAKOR BERKELAS   Bab 156 • Saat Persidangan

    Raka berteriak marah. Sejak tadi dia terus menendang-nendang jeruji besi tempatnya ditahan dan baru berhenti ketika dibentak balik oleh petugas jaga. "Brengsek!" Dia mengumpat, segera setelah petugas jaga pergi. "Kenapa semuanya jadi seperti ini? Kenapa?"Lelaki itu meremas-remas rambut dengan frustrasi. Dia teringat kembali dengan kejadian yang dialaminya tiga hari lalu.Waktu itu dia baru saja hendak pulang kerja, sewaktu dua orang lelaki yang tidak dikenal datang. Napasnya seketika tercekat, saat salah satu dari mereka menunjukkan surat penangkapan untuknya. Rasanya benar-benar memalukan ketika dia digelandang keluar dari gedung perusahaannya sendiri. Ditambah lagi dengan pandangan para karyawan yang ada, membuat Raka begitu ingin mengubur dirinya sendiri kala itu. "Sialan! Padahal tinggal sedikit lagi semua rencanaku bisa beres." Dia menggerutu. "Tapi kenapa malah jadi begini?"Sekarang Raka benar-benar tidak bisa berkutik. Dia tidak dapat mengelak sewaktu polisi menemukan boto

  • PELAKOR BERKELAS   Bab 155 • Kemungkinan paling buruk

    "Angel, tunggu!" Mobil yang Jalu kendarai masih belum sepenuhnya berhenti, tapi Angel sudah langsung membuka pintu dan meloncat keluar. Perempuan itu seolah tidak ingin membuang waktu dan segera menyeberangi pelataran parkir. "Angel! Tunggu, Nak!" Jalu berseru percuma. Putrinya itu sekarang berlari memasuki rumah sakit tanpa menoleh sedikit pun. Dengan menggerutu, Jalu berusaha mencari tempat untuk memarkirkan mobilnya. Lelaki itu pun segera berlari, menyusul ke arah putrinya. "Pak Jalu! Terima kasih karena sudah datang secepatnya." Dokter Brian berseru, sambil berlari-lari menyongsong Jalu. "Ada keadaan mendesak yang—" "Saya paham, Dok," potong Jalu segera. "Sebenarnya, apa yang terjadi?" "Ah, itu—" "Ayah!" seru Angel. Dia menarik-narik tangan Ayahnya dengan panik. "Ayah! Ada apa dengan Kak Erin? Kenapa sekarang Kak Erin dipindahkan ke ruang ICU? Lalu, kenapa aku tidak boleh masuk dan melihatnya?" "Angel, tenang dulu. Tenang ya, Nak." "Tapi, Ayah—" "Maaf karena saya menye

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status