Home / Romansa / PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI / Chapter 1 - Kebangkitan Kembali

Share

PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI
PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI
Author: Nyx

Chapter 1 - Kebangkitan Kembali

Author: Nyx
last update Last Updated: 2025-09-04 19:47:28

Seorang wanita tiba tiba langsung terhenyak dan duduk dengan nafas terengah engah dengan sepasang mata membelalak lalu memandang sekelilingnya dengan tatapan tidak percaya.

Wanita itu adalah Nona Sulung Perdana Menteri, Qing Lan. Qing Lan melihat tangannya sendiri dan meraba raba tubuhnya untuk melihat apakah ada luka di sekitar tubuhnya dan menyadari bahwa ini adalah kamarnya di Kediaman Perdana Menteri!

"Apakah.... Apakah mungkin aku benar benar kembali?!" Tanya Qing Lan dengan tatapan tidak percaya.

"Bukankah aku sudah buta dan mati ? Aku benar benar hidup kembali dan bisa melihat lagi! Langit benar benar menasihaniku! " Seru Qing Lan dengan penuh kebahagiaan sampai air mata mengalir tak terbendungkan.

Sebelumnya, dia adalah putri yang terbuang dari Kediaman Perdana Menteri. Ayahnya mengacuhkannya dan Ibu tirinya membencinya. Sehingga tidak ada yang benar benar menyayanginya.

Setelah dia dewasa, dia menikah dengan Adipati Li, Li Xuan yang ternyata berselingkuh dengan Adik Angkatnya, Qing Mei. Qing Mei pun ternyata bersekongkol dengan Li Xuan untuk mengusir dan menyiksa Qing Lan.

Pada malam bersalju itu , Qing Lan diusir keluar dalam kondisi telah dipukuli habis habisan sampai seluruh kulitnya mengelupas dan kedua matanya dicungkil keluar sehingga membuatnya buta.

Qing Lan terbaring di atas hamparan salju dan darah mengalir menodai hamparan salju yang putih murni itu seperti bunga mawar berduri yang baru saja mekar.

Rasa sakit akibat cambukan yang menyelimuti tubuhnya pada malam itu, seberapa dingin pada malam itu, jeritan kesakitan yang dia keluarkan saat sepasang matanya dicungkil dengan paksa, masih terpatri jelas di dalam ingatannya, dia tidak akan melupakannya bahkan dalam tiga kehidupan!

Pada saat itu, dia memejamkan mata dan mati dalam keadaan tidak adil dan ingin membalaskan dendamnya. Tidak menyangka bahwa dia akan terbangun kembali ke dua tahun lalu. Qing Lan memejamkan matanya sejenak dan mengepalkan tangannya erat erat, tidak bisa menahan kebencian dan dendam di dalam hatinya.

"Qing Mei, Li Xuan, jangan salahkan aku karena bertindak kejam! "Sumpah Qing Lan dengan gigi bergemertak.

Qing Lan melepaskan kepalan tangannya dan tidak bisa tidak merasa emosional ketika melihat pemandangan di sekelilingnya.

Tangisannya pecah kala mengingat memori yang ada di dalam paviliun ini , ini adalah Paviliun yang ditinggali olehnya saat Ibunya masih hidup. Sepuluh tahun setelah Ibunya meninggal, lebih tepatnya satu bulan setelah Qing Mei datang, Paviliun ini diberikan pada Qing Mei.

Mengingat kekejian Qing Mei membuat kebencian di dalam diri Qing Lan kembali membara, dia pasti akan membalaskan dendamnya pada kehidupan kali ini!

Tidak lama kemudian seorang gadis yang terlihat bodoh berjalan masuk dan membawa sebuah ember air panas lalu terkejut ketika melihat Qing Lan yang sedang duduk.

"Nona? Nona! Kamu benar benar sudah sadar? " Tanya pelayan itu dengan suara gemetar.

"Xingyue..... Ini benar benar kamu? " Tanya Qing Lan menyipitkan matanya.

Qing Lan tidak bisa menahan gemetar dalam suaranya, di kehidupan lalu di tengah penderitaan yang tiada akhirnya, hanya ada seseorang yang selalu setia dengannya, yaitu pelayannya yang menemaninya sejak dia masih sangat kecil, Xingyue.

Di kehidupan lalu, Xingyue meninggal demi melindunginya dan menggantikannya untuk menerima hukuman karena dituduh "mencuri" perhiasan Nyonya Lu.

"Xingyue..... Ini benar benar kamu..... " Lirih Qing Lan lalu berdiri dan memeluk pelayannya dengan erat.

Xingyue yang tiba tiba dipeluk erat oleh Nona nya tiba tiba merasa bingung namun merasakan gelombang kehangatan di dalam hatinya.

"Ini aku, Nona. Nona harus beristirahat, aku akan menemani Nona dengan baik. " Ucap Xingyue berusaha menghibur Nona nya walaupun masih bingung.

"Baguslah jika kamu masih hidup...... Aku bermimpi bahwa kamu telah mati. Tapi baguslah jika kamu masih hidup. " Gumam Qing Lan.

"Itu hanya mimpi, Nona. " Balas Xingyue lalu mengelus punggung Nona nya dan menenangkannya.

Qing Lan akhirnya bisa lebih tenang dan duduk di tepi ranjang sembari menarik tangan Xingyue agar bisa duduk di sampingnya juga.

"Kamu benar, itu semua hanya mimpi dan telah berlalu. Xingyue, apakah kamu bisa menceritakan sedikit tentang diriku? Kepalaku sepertinya terbentur sehingga beberapa ingatanku hilang. " Tanya Qing Lan untuk memastikan bahwa tidak ada perubahan dalam kehidupan kedua ini.

"Nona lupa ingatan? Xingyue akan segera memanggil tabib untuk memeriksa Nona! " Seru Xingyue dengan panik.

Tetapi Qing Lan sudah terbiasa dengan perilaku Xingyue sehingga menahan tangan Xingyue dan berkata, "Kamu tenang saja, aku baik baik saja. Coba ceritakan padaku , apa saja yang terjadi belakangan ini. " Ucap Qing Lan.

"Nona adalah Nona Pertama dari Kediaman Perdana Menteri Qing, Nyonya Rumah telah meninggal lima tahun lalu dan Tuan menikah dengan Nyonya Lu lima tahun lalu. Nona sering berselisih dengan Nyonya Lu dan sekarang sudah lima tahun berlalu tetapi tidak ada berita kehamilan. Sehingga Nyonya Lu meramal dan peramal mengatakan bahwa dia bisa mengandung penerus Kediaman Perdana Menteri Qing jika mengangkat seorang putri. Hari ini, Nyonya Lu membawa keponakannya untuk diangkat sebagai Nona Kedua dari Kediaman Perdana Menteri Qing yang diberikan nama Qing Mei. Namun, kemarin Nona jatuh ke dalam kolam karena pusing sehingga kepala membentur batu. Tabib mengatakan bahwa Nona..... " Xingyue ragu ragu untuk menjawab.

Tetapi Qing Lan sudah tahu, pada saat ini tidak ada perubahan sama sekali dengan jalan hidupnya di masa lalu. Di masa lalu pelayan Nyonya Lu mendorongnya diam diam saat dia berjalan di halaman belakang.

Sehingga membuatnya koma selama satu minggu dan dia melewatkan proses penerimaan Qing Mei. Dengan kata lain membiarkan Qing Mei untuk berkuasa di Kediaman Perdana Menteri dan merebut perhatian semua orang.

Tetapi kali ini dia tidak akan membiarkan hal ini terjadi sekali lagi. Qing Lan langsung bangkit dan melihat dirinya di cermin dan mendengus dingin.

"Xingyue, siapkan gaun merah muda yang diberikan oleh nenek tahun lalu. " Perintah Qing Lan.

"Bukankah Nona tidak menyukai gaun yang diberikan oleh Nyonya Besar karena Nona menganggapnya terlalu berat? " Tanya Xingyue dengan polos.

Qing Lan tertawa kering ketika mendengar kata kata ini, di masa lalu memang dia menganggap hal ini tidak penting. Namun ternyata hal ini membuatnya diremehkan oleh orang orang.

"Aku sekarang akan menyambut adik angkatku, bagaimana mungkin aku bisa menggunakan gaun sederhana? Bukankah itu akan membuatnya merasa direndahkan? " Tanya Qing Lan menyeringai.

Xingyue merasa merinding ketika mendengarkan suara tawa dari Nona nya, entah kenapa Xingyue merasa bahwa perilaku Nona nya berubah sejak kebangkitannya kembali. Nona nya menjadi jauh lebih dingin, tenang dan elegan dibandingkan dengan sebelumnya.

Xingyue tidak tahu apakah ini perubahan yang baik atau tidak bagi Nona nya, tetapi selama Nona nya merasa tidak ada yang salah maka Xingyue juga tidak akan berkata apa apa.

Xingyue membantu Qing Lan menata rambutnya dengan sanggul yang sederhana dan berhiaskan sepasang jepit rambut peninggalan Ibunya, walaupun sederhana tetapi tetap elegan dan bermartabat.

Memancarkan ciri khas seorang Nona Pertama dari Kediaman Perdana Menteri, gaunnya indah dan mempesona dengan warna merah muda di bagian luar dan dalaman berwarna putih polos.

Terdapat sulaman bunga peony di bagian bawah gaunnya yang membuat semuanya terlihat jauh lebih indah lagi. Qing Lan mengajak Xingyue untuk berjalan keluar dan menuju aula keluarga untuk menyambut Qing Mei.

Tiba tiba Qing Lan berhenti melangkah dan menatap orang di depannya dengan tatapan dingin, lalu membungkuk sedikit untuk kesopanan. Tetapi tampaknya orang di depannya tidak merasa puas dengan sikapnya yang dingin.

"Nona Sulung tampaknya telah melupakan pelajaran yang diberikan, ya? " Tanya wanita tua di hadapan Qing Lan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Nyx
Terimakasih kak
goodnovel comment avatar
snowmoon
gass lanjut bab 2 nih
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI   Chapter 75 - Berkemas

    “Kalau begitu maka aku harus cepat, jangan sampai nenek menungguku untuk waktu yang lama. “Ucap Qing Lan dengan gelisah. Qing Lan berpura pura terkejut, jadi Qing Lan buru buru untuk bangkit tetapi pada akhirnya terjatuh di ranjang karena tubuhnya yang lemah. “Hati hati, Nona Sulung. “ Ucap Bibi Xu dengan terkejut. Alhasil Qing Lan berjalan dipapah oleh Bibi Xu dan Xingyue sampai di hadapan Nyonya Besar. Qing Lan baru akan berlutut sebelum akhirnya langsung dicegah oleh Nyonya Besar.“Kamu jangan berlutut dulu, keadaanmu belum membaik. “ Ucap Nyonya Besar dengan perhatian.“Terima kasih atas kebaikan, nenek. Lan'er tidak patuh dan tidak tahu aturan sehingga harus melakukan ini. “ Balas Qing Lan dengan rendah hati. “Anak yang baik dan kasihan… jangan menyalahkan diri sendiri lagi. Nenek sudah memikirkannya dan nenek sudah setuju untuk kamu pergi ke Kuil secepatnya. “Ucap Nyonya Besar akhirnya mengatakan tujuannya. “ Benarkah? Kalau begitu maka Lan'er akan pergi pada esok hari. Se

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI   Chapter 74 - Panggilan Mendesak?

    Hati Nyonya Besar seolah olah terpukul oleh perkataan ini dan mengingatkannya pada satu orang. Nyonya Besar merogoh kantung uangnya lalu meletakkan beberapa tael perak di tangan peramal tua itu. “Tidak perlu, Nyonya. Pria tua ini meramal untuk kepuasan hati. Jika melihat bencana yang bisa dihindari tetapi tidak dihindari maka membuat pria tua ini kecewa. “ Ucap peramal tua itu dengan bijaksana. Lalu, peramal tua itu pun berjalan pergi ke arah yang berlawanan dengan kereta kuda milik Nyonya Besar. Meraba raba jalan dengan tongkat tuanya yang susah lapuk. Namun, tidak sekalipun peramal tua itu menoleh ke belakang untuk melihat kereta Nyonya Besar lagi seolah olah mereka tidak memiliki hubungan yang tersisa lagi. Nyonya Besar melirik ke arah kepergian peramal tua itu dan memikirkan hal ini dalam dalam, sikap peramal tua itu benar benar sudah menyentuh hatinya. “Kirimkan perintah untuk Lan'er bersiap pergi ke Kuil ! Bencana tidak boleh sampai tiba di keluarga kita. “Perintah Nyonya

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI   Chapter 73 - Ramalan

    Tubuh Qing Lan langsung membeku kala mendengarkan suara ini, suara ini sama sekali tidak asing baginya. Hanya saja dia menolak untuk mempercayainya. Tidak lama kemudian dia merasakan setetes air hangat menetes di wajahnya. Semakin lama menjadi semakin banyak air yang menetes, itu adalah air mata. Qing Lan bisa merasakan bahwa orang ini memeluknya dengan sangat kuat dan gemetar, seolah olah ingin melindunginya tetapi sudah terlambat. “Jangan menangis… “Hibur Qing Lan. Qing Lan mengulurkan tangannya dan berusaha meraba wajah pria yang memeluknya ini, dia menyeka air mata pria itu dan mengingat bentuk wajahnya. Qing Lan memiliki dugaan di dalam hatinya, tetapi tetap saja tidak berani untuk menyatakannya dengan lantang. Ketika jari jemari Qing Lan yang sedingin es bertemu dengan setetes air mata yang hangat itu, Qing Lan langsung tersadar dan terbangun. Qing Lan duduk dengan terengah engah dan menatap ke sekeliling lalu merasakan bahwa jantungnya berdebar dengan hebat. Qing Lan m

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI   Chapter 72 - Kehangatan Yang Terlambat

    Semua orang langsung mengalihkan pandangan mereka kala mendengar suara ini dan melihat seorang gadis yang terbaring dengan bibir pucat dan suara serak. “Aku ingin berdoa di Kuil. “ Lirih Qing Lan sekali lagi. Qing Lan sudah sadar dan langsung menyatakan keinginannya dengan lantang, tepat sekali pada saat Tabib itu mengatakan hal ini. Suasana dan waktu dia mengatakan ini sangat pas sampai sampai Qing Lan merasa bahwa semua ini adalah takdir langit. Sehingga dirinya bisa sadar di saat yang tepat dan langsung menyatakan keinginannya. Hati Nyonya Besar pasti akan tersentuh oleh ketulusannya. Benar saja, tatapan Nyonya Besar mulai berkaca kaca kala mendengarkan permintaan lirih dari Qing Lan. “Nenek… ketika berdoa maka hatiku tenang. Seolah olah ada kekuatan tak terlihat yang menguatkanku. Bisakah nenek membiarkanku mengasingkan diri di kuil? “Tanya Qing Lan sekali lagi. Seolah olah Qing Lan sangat berharap pada hal ini yang membuat Nyonya Besar semakin terharu. “ Gadis bodoh, kena

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI   Chapter 71 - Sakit Parah

    Xingyue memandang Qing Lan tidak mengerti dengan maksud perkataan Qing Lan. Qing Lan tersenyum lembut dan tidak marah dengan Xingyue yang agak lambat. Qing Lan mengulurkan tangannya dan mengadakan ngacak rambut Xingyue lalu menjelaskan maksudnya. “Aku sengaja untuk membuat diriku sakit, setelah ini kamu akan memanggil tabib. Pada saat itu kita akan memiliki alasan untuk pergi ke Kuil. “ Jelas Qing Lan “Nona… ini akan merusak kesehatanmu? Apakah kita…. Apakah kita tidak memiliki cara lain yang lebih baik? “Tanya Xingyue tergagap. “Tidak ada cara lain yang lebih baik dari ini lagi. Terkadang… kita memang harus sedikit berkorban untuk tujuan besar. “Jawab Qing Lan tersenyum sedih. Xingyue menganggukkan kepalanya dan tidak mengatakan apapun lagi, tidak lama kemudian Qing Lan berjalan menuju ke kamar mandinya. Di bak mandinya sudah berisikan air dingin dengan bunga bunga yang harum, lalu dia melepaskan pakaiannya sehelai demi sehelai. Hingga tak menyisakan apapun, hanya menunjukkan

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI   Chapter 70 - "Itulah tujuanku"

    Kelima orang itu langsung mengangguk dan menjawab dengan serempak, “Kami bersedia! ““Bagus, karena aku sudah menyiapkan tugas masing untuk kalian semua. Sekarang kalian tutup pintu dan jendela, lalu duduk. “Perintah Qing Lan. Pintu dan jendela ditutup rapat rapat, memastikan bahwa tidak mungkin ada orang yang bisa mencuri dengar di halaman mereka.Lalu kelima pelayannya duduk berjejer di depannya dan menatapnya dengan rasa penasaran. “ Baiklah aku mulai, sebelumnya aku telah mengatakan kepada Yang Mulia bahwa statusku sebagai Nona bangsawan tidak memperbolehkan ku untuk pergi. ““Maka dari itu, aku akan membuat sebuah drama yang mengatakan bahwa aku sakit karena kecemasan dan kerinduan pada Ayahku. ““Aku akan pergi ke Kuil di luar kota dan mengasingkan diri untuk waktu yang lama sembari menyembuhkan diri sendiri. ““Tetapi sebenarnya di sana, akan ada utusan Yang Mulia yang menjemputku. Jadi untuk menyempurnakan kebohongan ini aku membutuhkan bantuan kalian. ““Yang pertama adalah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status