Arum bangun dari tidurnya, Arum memegang kepalanya yang terasa pusing.Arum melihat jam di dinding, masih jam enam pagi, untunglah dia tidak telat bangun. Arum tidak mau di hukum oleh Jack lagi, karena telat datang ke kamarnya.Arum duduk dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.Rasanya badan Arum masih lemas, Sebenarnya Arum belum sanggup kalau harus bekerja. Dia masih sakit dan butuh istirahat.Tapi mau bagaimana lagi, dia tetap harus menjalankan semua tugasnya, kalau tidak mau membuat Jack marah.Semoga hari ini Jack tidak memberikan Arum pekerjaan yang berat. Karena Arum mungkin tidak sanggup untuk mengerjakannya.Ceklek.Saat sedang asik berpikir, Pintu kamar Arum terbuka dari luar.Membuat Arum menoleh ke arah pintu kamarnya."Diana..." Ucap Arum saat melihat Diana lah yang masuk kedalam kamarnya.Diana berjalan ke ranjang Arum, dengan membawa nampan yang berisi makanan dan minuman untuk Arum."Nih Rum, kamu makan dulu biar punya tenaga, ini juga ada teh jahe..." Ucap Diana.
"Hubungan?" Ucap Arum bingung, hubungan apa yang Jack maksud."Iya, kau dan Alexander pasti ada hubungan kan? Sampai dia membela mu sebegitu nya..." Ujar Jack dengan menatap Arum sinis.Jack curiga ada sesuatu di antara Arum dan Alexander."Ti...tidak ada..." Ucap Arum jujur."Kau yakin?" Tanya Jack tidak percaya.Arum menganggukkan kepalanya dengan yakin.Posisi mereka sekarang masih berdiri berhadapan, di dalam kamar mandi."Ceritakan?" Suruh Jack.Arum mengerutkan keningnya bingung, menceritakan tentang apa maksud Jack."Selain lelet kau juga lemot ternyata..." Sindir Jack.Saat melihat Arum tidak mengerti dengan ucapannya, membuat Jack geram saja."Ceritakan saat pertama kali kau bertemu dengan Alexander..." Ucap Jack sedikit meninggikan suaranya.Bicara dengan Arum bikin dia emosi saja."Ohhh..." Ucap Arum akhirnya mengerti.Salah Jack sendiri bicara di singkat-singkat, Arum kan jadi tidak mengerti."Waktu itu Tuan Alexander menemui ku, lalu bilang kalau dia Ayah dari orang yang
Arum di bawa oleh bodyguard Jack ke kamarnya.Beberapa pelayan juga membantu untuk mengurus Arum.Mereka semua sangat panik saat tau Arum pingsan.Sean juga ikut berada di dalam kamar Arum.Sean tidak habis pikir apa yang di lakukan oleh Jack kepada istrinya, sampai Arum pingsan di dalam kamar mandi Jack seperti ini.Jack tidak ada rasa kasihan sama sekali, sampai menyiksa Arum berkali-kali."Apa kita panggil dokter saja, Arum badannya sangat panas..." Ucap Bu Lina kepala pelayan di rumah ini."Iya kita harus panggil Dokter, Arum sudah sakit dari kemarin. Panasnya juga tidak turun-turun..." Ucap Diana khawatir.Bahkan Arum sudah di beri obat, tapi tetap tidak sembuh. Mungkin memang harus Dokter yang memeriksa Arum."Tapi apa Tuan boleh?" Tanya pelayan yang lain.Tau sendiri kan bagaimana Jack, dia tidak akan mengizinkan seseorang masuk ke Mansion nya sembarangan, Sekali pun itu Dokter."Biar aku tanya kan ke Bos dulu..." Ucap Sean.Mereka semua pun mengangguk.Sean pun langsung pergi m
Membuat semua orang yang ada di dalam kamar Arum terkejut mendengarnya.Apa mereka tidak salah dengar, Dokter itu bilang soal kandungan."Arum benaran hamil Dok?" Tanya Diana tidak percaya.Dokter itu mengangguk."Iya, sudah dua bulan..." Ujar Dokter itlagi."Dimana suaminya?" Tanya Dokter itu, sedari tadi dia belum mendapatkan jawaban.Mereka semua terdiam, mereka juga tidak tau siapa suami Arum."Suaminya sedang bekerja Dok..." Ucap Sean cepat, biar tidak menimbulkan banyak pertanyaan dari Dokter ini.Bagaimana pun Sean tetap harus menjaga nama baik Bos nya.Semua orang langsung menoleh ke arah Sean, jadi Sean tau siapa suami Arum.Dokter pun memberikan resep obat, setelah itu langsung pergi dari sana."Jadi kau tau siapa suaminya Arum?" Tanya Bu Lina ke Sean, setelah Dokter itu pergi."Tidak..." Jawab Sean.Tidak mungkin Sean jawab kalau suami Arum itu adalah Jack. Bisa di gorok Sean sama Jack nanti."Aku hanya mengarang saja..." Ucap Sean.Diana langsung duduk di sebelah Arum."Lal
Diana yang melihat Arum terdiam, langsung menanyakan hal yang lain lagi."Tapi kau tau kan, kalau kau sedang hamil?" Tanya Diana lagi, takutnya Arum tidak tau kalau dia sedang hamil.Apalagi saat melihat ekspresi terkejut Arum.Arum menganggukkan kepalanya pelan, dia tidak mungkin bisa berbohong lagi sekarang. Karena percuma, semua orang juga sudah tau kalau Arum sedang hamil. "Maaf Rum aku tidak bermaksud menyinggung perasaan mu, tapi dimana suami mu? Apa kau sudah menikah?..." Tanya Diana hati-hati.Diana takut ucapannya malah menyinggung perasaan Arum nanti."Aku sudah menikah...," Ucap Arum jujur Benarkan Arum memang sudah menikah dengan Jack.Diana lega mendengarnya, jadi Arum tidak hamil di luar nikah."Walaupun tidak pernah di anggap..." Ucap Arum lagi.Diana mengerutkan keningnya bingung, saat mendengar ucapan Arum."Tidak di anggap?" Tanya Diana.Arum menganggukkan kepalanya."Suamiku tidak pernah menganggap aku sebagai istrinya..." Ucap Arum.Diana semakin sedih mendengar
"Maaf Bos..." Ucap Sean takut-takut.Mulut Sean sepertinya memang harus di kasih rem, biar tidak bicara sembarangan.Jack menatap Sean dengan tajam."Kau sudah tau?" Tanya Jack ke Sean.Siapa yang memberitahu Sean tentang Arum yang sedang hamil anak Jack. Padahal Jack tidak pernah cerita ke siapa pun. "Be..begini Bos..." Ucap Sean dengan gugup."Jadi tadi Dokter yang memeriksa Arum yang bilang kalau Arum sedang hamil..." Ujar Sean menjelaskan.Jack mengusap wajahnya dengan kasar. Kenapa Jack bisa mengizinkan Dokter untuk memeriksa Arum tadi. Karena Dokter itu pasti tau kalau Arum sedang hamil.Bisa-bisa nya Jack kecolongan dan melakukan hal bodoh."Siapa lagi yang tau?" Tanya Jack."Beberapa pelayan dan Bodyguard..." Ucap Sean."Apa Arum bilang siapa suaminya?" Tanya Jack lagi.Jangan sampai ada yang tau kalau Jack dan Arum sudah menikah. Bisa-bisa Jack di tertawaan oleh orang-orang karena menikahi wanita seperti Arum."Tidak tau, aku pergi pas Arum belum sadar Bos..." Ucap Sean.Sete
Setelah dari kamar Arum, Jack langsung pergi ke kamarnya untuk istirahat.Jack lega dengan jawaban Arum. Untung lah kali ini Arum pintar, dan tidak membuat Jack marah lagi.Jack masuk ke dalam kamarnya, setelah itu dia langsung masuk ke dalam kamar mandi.Sebelum tidur Jack mandi lebih dulu, badannya rasanya lengket semua. Kalau tidak mandi, Jack pasti tidak akan bisa tidur nanti.Setelah lima belas menit, baru lah Jack keluar dari kamar mandi, dengan keadaan yang lebih segar. Jack hanya memakai celana pendek, tidak memakai baju.Jack mengusap rambutnya yang masih basah dengan handuk. Setelah rambutnya lumayan kering, Jack langsung melempar handuk di tangannya ke sembarang arah.Jack berjalan menuju ranjangnya, bersiap untuk tidur.DrtttDrtt..Baru saja Jack naik ke atas ranjang, hp nya yang ada di atas nakas bergetar, tanda ada pesan masuk.Jack menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang, lalu dia mengambil hp nya."Siapa yang mengirim pesan malam-malam begini, dasar tidak punya sopan
"kamu yakin Rum mau langsung kerja?" Tanya Diana.Padahal kemarin Dokter bilang kalau Arum harus banyak istirahat, tapi hari ini Arum malah nekat ingin bekerja."Aku udah nggak papa Di, aku udah enakan kok..." Ujar Arum."Lagian Tuan Jack juga nggak akan ngizinin aku istirahat lama-lama, aku kan di sini untuk bekerja..." Ucap Arum.Arum tidak mau Jack memarahinya lagi nanti. Arum juga sudah merasa enakan.Seharian kemarin kan Arum sudah istirahat.Diana menganggukkan kepalanya."Iya sih, tapi yang penting kamu jangan capek-capek aja..." Ujar Diana.Arum menganggukkan kepalanya."Makasih ya Di, kamu udah baik banget sama aku..." Ujar Arum tulus ke Diana."Selama ini aku nggak pernah punya teman, aku seneng banget bisa kenal sama kamu..." Ujar Arum lagi.Sekarang Arum bisa merasakan bagaimana rasanya punya teman. Apalagi temannya baik seperti Diana."Kamu nih, nggak usah terimakasih aku juga senang bisa kenal sama kamu..." Ucap Diana.Di rumah ini Diana pelayan yang paling muda, jadi Di