Arnold menganggukkan kepalanya."Tanya saja.." ucap Arnold tidak keberatan.Arum mengibaskan tangannya, menyuruh Arnold untuk mendekat ke arahnya.Arnold mengerutkan keningnya bingung, namun walaupun begitu dia tetap mendekat ke arah Arum."Kita ngomongnya pelan-pelan aja ya..." Ucap Arum dengan berbisik."Kenapa?" Tanya Arnold heran."Karena aku mau ngomong soal Tuan Jack, takutnya ada pelayan lain yang denger, nanti kita di laporin lagi ke Tuan Jack, karena udah gosipin dia..." Ujar Arum.Tau sendiri di Mansion ini banyak kuping dimana-mana. Dan gosip gampang sekali tersebar."Oke.." ujar Arnold setuju."Katanya kamu kan sudah lama kerja disini.." ucap Arum."Iya,.terus..." Ujar Arnold."Aku mau tanya soal Ibunya Tuan Jack, dimana dia? Selama aku disini aku tidak pernah melihatnya.." Tanya Arum, masih dengan berbisik."OOO..." Ucap Arnold ber oh ria.Jadi soal itu yang mau Arum tanyakan."Dia sudah meninggal..." Ujar Arnold lagi.Arum menganggukkan kepalanya.Sudah Arum duga, kalau
Arum menatap bubur yang sudah berserakan di lantai.Bubur yang sudah dia buat susah payah, harus berakhir sia-sia.Sementara Jack hanya menatap Arum tidak minat, lalu dia kembali menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang, dan memejamkan matanya lagi.Siapa suruh Arum cerewet, membuat Jack kesal saja.Kepala Jack sudah pusing, di tambah pusing karena harus berurusan dengan Arum.Arum menghembuskan napasnya sabar, dia pun mulai berjongkok dan memunguti pecahan beling yang berserakan di lantai."Ya ampun Nyonya...." Ucap Sean yang baru masuk kedalam kamar Jack lagi.Sean segera berlari dan menolong Arum memunguti pecahan beling itu."Tidak papa biar aku saja..." Ucap Arum tidak enak, ini kan pekerjaan nya.Jack yang mendengar panggilan Sean untuk Arum, langsung membuka matanya lebar."Apa kau bilang!" Ujar Jack.Bisa-bisanya Sean memanggil Arum seperti itu, membuat Jack marah saja.Sean yang baru sadar dengan panggilannya ke Arum, langsung menutup mulutnya rapat-rapat. Sepertinya Sean sala
Hari ini Jack sudah sembuh, dan dia mulai bekerja lagi seperti biasanya.Jack sekarang sudah berada di dalam mobilnya, Jack sedang menunggu supirnya, yang sedang mengambil tas Jack yang ke tinggalan di dalam Mansion.Jack terus menatap ke luar jendela mobilnya."Mereka terlihat semakin dekat..." Ujar Sean yang duduk di sebelah Jack.Sean ikut melihat ke mana arah mata Jack menatap.Jack sedang melihat Arum yang sedang berbicara dengan Arnold, mereka berdua terlihat sangat akrab.Bahkan Sean tidak pernah melihat Arum seceria itu selama berada di Mansion ini.Jack tidak peduli dia kembali menghadap ke depan. Itu bukan urusan Jack.Kenapa supirnya lama sekali, batin Jack semakin kesal.Semua orang di rumah ini kerjanya sangat lelet."Aku dengar Arnold sering memberikan Arum makanan, dan bahkan dia membelikan vitamin dan susu hamil untuk Arum.." Ujar Sean lagi."Itu bukan urusan ku..." Ujar Jack tak peduli.Kenapa Sean terus saja mengoceh tentang hal-hal yang tidak penting."Arum itu pere
"Arnold..." Panggil Arum ke Arnold.Arnold yang sedang duduk di taman depan Mansion Jack, langsung menoleh ke arah Arum."Kamu nggak ngawal Tuan Jack hari ini?" Tanya Arum dengan duduk di kursi yang ada di sebelah Arnold.Arnold menggelengkan kepalanya, hari ini bagian Arnold jaga rumah."Udah selesai tugas kamu?" Arnold balik bertanya ke Arum.Entah sejak kapan hubungan Arnold dan Arum menjadi semakin dekat."Belum sih, tapi Tuan Jack sudah berangkat kerja, jadi tinggal nyuci baju aja..." Ucap Arum.Kalau Jack sudah pergi kerja, Arum bisa sedikit santai.Tugas Arum tinggal mencuci baju Jack, itu juga cuma sedikit. Selebihnya kadang Arum membantu pekerjaan pelayan yang lain. Karena nanti kalau Arum tidak bantu pekerjaan lainnya, yang ada Arum tambah di nyinyirin oleh pelayan-pelayan yang ada di sini.Sampai sekarang mereka masih suka ngomongin Arum, dan mereka juga bertanya kenapa Jack tidak memecat Arum, padahal Jack tau Arum sedang hamil.Arum rasanya ingin berteriak di depan mereka,
Jack meneguk Wine yang ada di dalam botol hingga tandas.Sean yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Pagi-pagi begini Jack sudah meminum alkohol saja.Benar-benar kebiasaan hidup yang buruk, batin Sean mengatai Jack."Apa lagi jadwal ku setelah ini?" Tanya Jack ke Sean."Nanti setelah makan siang ada meeting dengan klien dari Singapura Tuan .." jawab Sean.Jack mengangguk mengerti."Oke, kau boleh keluar..." Suruh Jack.Sean menundukkan kepalanya, dan hendak keluar dari sana.Namun dia mengurungkan niatnya dan kembali menoleh ke arah Jack."Tapi walaupun jadwal meeting mu masih siang nanti Tuan, pagi ini kau tetap harus memeriksa dan menanda tangani dokumen-dokumen yang sudah menumpuk..." Ucap Sean memberitahu.Bukanya mau mendikte Jack, takutnya Jack malah santai-santai saja dan hanya minum, lalu merokok.Berkas yang harus Jack tanda tangani masih sangat banyak.Jack menatap Sean tidak suka."Beraninya kau mengatur-atur ku.." ujar Jack kesal."Bukan mengatur Bos, aku ha
Sebentar lagi Jack pulang dari kantor. Dan Arum sudah menyiapkan air hangat, dan handuk baru untuk Jack seperti biasa.Setiap mandi Jack itu selalu menggunakan handuk yang baru. Jack tidak mau menggunakan handuk yang sudah dia pakai kemarin.Al hasil hampir setiap hari Arum mencuci handuk Jack.Kalau seperti ini Arum jadi merasa seperti istri Jack sungguhan.Menunggu Jack pulang dari kantor, dan menyiapkan keperluannya.Arum buru-buru menggelengkan kepalanya. Bisa-bisanya dia memikirkan hal seperti itu."Ingat Arum kau hanya pelayanannya..." Ucap Arum sedih.Sampai kapan pun Jack hanya akan menganggap Arum sebagai pelayannya saja.Jadi Arum tidak boleh terlalu berharap.Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya, Arum segera keluar dari kamar Jack.Lebih baik seperti ini, Arum tidak mau bertemu Jack. Hanya sore seperti ini Arum bisa menghindar dari Jack.Karena kalau pagi Arum pasti bertemu pria itu di dalam kamar ini."Nyonya ..." Panggil Sean saat melihat Arum keluar dari kamar Jack.
"Rumah sakit.." Ucap Arum, ternyata Jack membawanya ke rumah sakit.Untuk apa mereka datang kemari, batin Arum."Kalian turun dan ajak dia..." Suruh Jack.Arum langsung menoleh ke arah Jack."Apa yang kita lakukan di sini?" Tanya Arum.Namun Jack tidak menjawab, bahkan melihat ke arah Arum saja tidak. Jack malah sibuk dengan hp nya.Sean dan Arnold turun duluan, tak lama Sean membuka kan pintu untuk Arum juga.Mau tidak mau Arum pun ikut turun, daripada dia harus berduaan dengan Jack di dalam mobil.Mereka bertiga pun berjalan beriringan masuk ke dalam rumah sakit.Sedangkan Jack tetap menunggu di dalam mobil, tau sendiri Jack itu tidak suka bau rumah sakit, jadi Jack mana mau ikut masuk."Kita sebenarnya mau ngapain?" Tanya Arum ke Sean dan Arnold."Tes DNA..." Jawab Arnold.Langkah Arum langsung terhenti."A...apa?" Ucap Arum, apa dia tidak salah dengar."Jadi Tuan Jack mau memastikan kalau yang kau kandung itu beneran anak dia atau bukan, makanya dia minta melakukan tes DNA dengan
Setelah menunggu selama dua minggu, akhirnya hasil tes DNA nya keluar juga.Jack menatap hasil tes DNA yang ada di tangannya.Jack memegang dadanya yang berdebar kencang.Baru kali ini Jack merasakan perasaan seperti ini.Perasaan yang bahkan dia sendiri tidak bisa menjelaskannya.Jack pun buru-buru membuka hasil tes DNA itu, lalu Jack langsung membacanya.Jack terdiam untuk beberapa saat, saat melihat hasil tes nya.Jack meremas hasil Tes itu kuat-kuat, hingga menjadi bulatan kecil."SEAN!" Teriak Jack nyaring.Dada Jack naik turun menahan emosi."SEAN..." Teriak Jack lagi, saat Sean tak kunjung menyahuti panggilan nya."Dasar tuli..." Ucap Jack mengatai Sean."IYA BOS..."Baru saja Jack ingin memanggil Sean lagi, Sean sudah masuk ke dalam ruangannya lebih dulu.Jack menatap Sean dengan tajam.Sean menatap Jack takut-takut, Jack pasti ingin memarahi Sean lagi.Buk.Jack melemparkan kertas di tangannya tepat ke wajah Sean.Untung bukan golok yang Jack lempar ke wajah Sean."KERTAS APA