共有

5. takdir

作者: Ria Abdullah
last update 最終更新日: 2024-03-14 08:38:30

"Takdir katamu, Mas?"

"Zu, bukan begitu..."

"Tidaklah bertemu seorang pria dan wanita lalu berjodoh kalau bukan atas kehendak dan izin Allah." Dia mulai membuat alasan lagi.

"Ada beberapa nasib yang bisa ditentukan dan dipilih sendiri! perjodohan adalah takdir yang diupayakan. Jangan berdalih ini pilihan Tuhan, ini kehendakmu sendiri!"

"Zu ..."

"Berhentilah memohon, kau menikahinya tanpa sepengetahuanku sudah membuktikan kau menganggapku remeh. Kau tidak segan atau takut, itu membuktikan bahwa kau tidak menghargaiku!"

"Astaghfirullah, aku sangat menghargaimu dan aku memuliakanmu."

"Jika demikian, kenapa kau tidak bisa mengendalikan perasaan hatimu untuk menduakanku. Kenapa kau tega melakukannya!"

Aku berteriak, mendekatinya mencengkram pakaiannya dan mengguncangnya berkali-kali. Kendati sudah berusaha untuk tetap tenang dan diam saja tapi lama-lama aku tidak bisa menahan diri. Mas Hisyam sendiri hanya menggeleng lesu dan dia tidak bisa mengatakan apapun lagi.

"Carilah solusi untuk kebaikan kami sebelum aku sendiri yang mendatangi istrimu dan mengatakan siapa diriku."

"Jangan Zu, itu kejam sekali."

"Apa yang terjadi padaku hari ini lebih kejam! Andai aku tidak membeli kurma mungkin aku tidak akan pernah tahu bahwa suamiku telah menikah lagi!"

"Jangan Zu, Jangan sakiti dia, sakiti saja aku pukul dan hukumlah diriku, aku mohon Zu, dia mengalami kehidupan yang keras selama ini jadi aku mohon agar kau tidak menyakitinya."

Dia menangkupkan kedua tangannya, dia bersujud dan memohon di hadapanku demi istri kesayangannya. Melihat semua itu aku hanya bisa menatapnya tanpa berkedip, rasanya tak percaya bahwa orang yang kucintai sepenuh hati ternyata mencintai orang lain lebih daripada aku. Rasanya menyakitkan sekali ketika melihat suamiku bersujud dan memohon demi kebahagiaan wanita lain.

"Sekarang kau menangis bersujud dan memohon agar aku tidak menyakitinya, lalu apa kabarnya perasaanku? Apa kau tidak mempertimbangkanku dan anakku?!"

"Aku sangat mempertimbangkannya, oleh sebab itu aku tidak memberitahumu!"

"Menyembunyikan pernikahan bukanlah jawaban yang tepat Mas! Apa wanita itu akan nyaman disembunyikan sepanjang waktu?!"

"Aku butuh waktu untuk jujur dan terbuka pada semua orang!"

"Kapan itu terjadi. Lagipula, aku mulai berpikir, apa salahku selama ini, apa kekuranganku sehingga kau tidak melihat kesempurnaan dalam diriku! Apakah selama ini aku tidak memberikanmu kebahagiaan?!"

"Tidak, Zu. Kau istri yang sempurna."

"Lantas, untuk apa punya dua istri kalau sudah bahagia denganku! Apa kau mencari selingan ataukah kau tidak mampu mengendalikan syahwatmu!?"

"Zu, istighfar...."

"Astaghfirullah!" Aku menarik nafas dalam-dalam sambil menekan dadaku sendiri, air mataku terus mengalir meski aku berusaha untuk menghalaunya. Dalam keadaan kelaparan luar biasa dan lututku sudah gemetar, aku sudah tak mampu berkata-kata lagi.

Tok tok!

Pintu kamar diketuk oleh putriku membuat aku dan Mas hisyam terpaksa menghentikan pertengkaran.

"Bunda... ini sudah malam, tetangga akan mendengar Bunda." Anakku menegurku, meski dia masih duduk di kelas 5 SD tapi dia memiliki pemikiran dewasa dan kebijaksanaan yang luar biasa.

"Maaf Nak, kami tengah bicara."

"Jadi benar kan' itu istri ayah?"

"Benar, Nak, tapi dia baik, kok."

"Baik untuk Ayah belum tentu baik untuk kami. Tapi saya yakin ayah senang dengannya."

"Ayah mencintai kalian dan kalian tetaplah yang utama."

"Saya tidak mengerti ayah... Saya yakin ayah berkhayal bahwa Bunda dan wanita itu akan akrab dalam satu rumah, ya kan!"

"Elina, dari mana kau mendapatkan perkataan itu?"

"Orang yang menikah dua kali, pasti berharap kedua istrinya akur dan jadi adik kakak, apa ayah berharap seperti itu?"

Putriku mengatakannya dengan ekspresi datar, tapi bola matanya berkaca-kaca, aku sadar bahwa segala sifat dan kelakuan yang sama sepertiku sebagaimana aku mendidiknya. Aku tahu anak kami amat terluka tapi Gadis itu berusaha untuk tetap tenang dan sabar.

"Kenapa ayah diam?"

Mendengar perkataan putrinya Mas Hisyam hanya menggeleng dan kehilangan kata-kata.

"Bawalah dia ke rumah ini karena pasti Ayah ingin mengumpulkan istri ayah dalam satu rumah. Ayah pasti repot harus ke sana kemari dan membagi waktu, jadi, boyong saja dia ke sini."

"Tidak Nak."

"Kenapa tidak? Ibu tiri saya sedang hamil dan dia membutuhkan perawatan, kami di sini akan sukarela jadi pelayannya jadi ayah tidak perlu sungkan-sungkan." Usai mengatakannya anakku langsung pergi lalu menutup kembali pintu kamar kami, mas Hisyam terjatuh lemas ke sisi tempat tidur dengan mulut terbuka dan mata terbelalak

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
コメント (2)
goodnovel comment avatar
Agus Roma
anak yang pengertian tetapi hati seorang ibu mana mampu untuk lewati, hanya satu keputusan tersulit
goodnovel comment avatar
for you
kasih pelajaran madu mu biar tau rasa sakit nya di duakan jangan lemah hanya karna laki mu bilang dia yatim piatu atau apalah balas rasa sakit mu yg setimpal
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • PETAKA SEKOTAK KURMA    71

    "kasihan juga ya Mas," bisikku."Ya, juga. Tapi itu adalah jalan hidup yang harus mereka lewati. Kita hanya bisa mendoakan," balas suamiku. "Aku nggak nyangka juga Mas, mereka hidup di hunian mewah dan bergelimangan harta tidak kurang satu apapun, tapi tiba-tiba mereka terpisahkan dan kini istrinya harus jadi sales perumahan. Dari anak panti asuhan kembali menjadi gelandangan."Hidupnya tidak seburuk itu Bun, tapi tetap saja, keadaan telah menjungkirbalikkan wanita itu," balas suamiku sambil mengesap kopinya."Benarkah menurutmu mereka akan berpisah?""Orang yang sudah terbiasa hidup enak tiba-tiba jatuh miskin dan kehilangan segalanya akan sulit menerima kenyataan Bunda. Baik jika wanita itu bisa berdamai dengan suaminya kemudian berjuang lagi dari nol, tapi, Jika dia tidak mau maka besar kemungkinan perceraian akan terjadi.""Bukan maksud untuk meresahkan diri... Jika itu benar-benar terjadi lalu mas hisyam dengan siapa?" "Entahlah, kurasa, Dia terpaksa harus tinggal dengan ibuny

  • PETAKA SEKOTAK KURMA    70

    "kasihan juga ya Mas," bisikku."Ya, juga. Tapi itu adalah jalan hidup yang harus mereka lewati. Kita hanya bisa mendoakan," balas suamiku. "Aku nggak nyangka juga Mas, mereka hidup di hunian mewah dan bergelimangan harta tidak kurang satu apapun, tapi tiba-tiba mereka terpisahkan dan kini istrinya harus jadi sales perumahan. Dari anak panti asuhan kembali menjadi gelandangan."Hidupnya tidak seburuk itu Bun, tapi tetap saja, keadaan telah menjungkirbalikkan wanita itu," balas suamiku sambil mengesap kopinya."Benarkah menurutmu mereka akan berpisah?""Orang yang sudah terbiasa hidup enak tiba-tiba jatuh miskin dan kehilangan segalanya akan sulit menerima kenyataan Bunda. Baik jika wanita itu bisa berdamai dengan suaminya kemudian berjuang lagi dari nol, tapi, Jika dia tidak mau maka besar kemungkinan perceraian akan terjadi.""Bukan maksud untuk meresahkan diri... Jika itu benar-benar terjadi lalu mas hisyam dengan siapa?" "Entahlah, kurasa, Dia terpaksa harus tinggal dengan ibuny

  • PETAKA SEKOTAK KURMA    69

    Apa artinya kini Hisyam sudah menyerah? Kurasa ya!Dirampok hingga jatuh miskin, kehilangan harta dan rumah yang harus dijual untuk perawatannya. Ditambah kehilangan pekerjaan karena harus cuti panjang, istri yang terus mengeluh karena harus mengurus bayi sekaligus bekerja, kupikir semua itu adalah paket combo yang membuat Mas Hisyam sudah tidak punya waktu untuk mengganggu kami lagi. Dia harus fokus menata kehidupannya, dia harus menyembuhkan dirinya sendiri, dan mulai berkeliling untuk mencari pekerjaan yang layak, dulu pekerjaannya sebagai orang proyek membuat lelaki itu mudah sekali mendapatkan uang dan menghamburkannya, namun sekarang, sungguh jauh kenyataan dari harapan, segala sesuatu pupus begitu saja dalam genggaman.*Hari bergulir, berjalan dengan normal seperti kehidupan orang pada umumnya, rumah tangga kami berlangsung dengan harmonis meski kami belum kunjung mendapatkan garis dua. Prioritas untuk mendapatkan anak itu tidak terlalu ada di urutan pertama mengingat aku dan

  • PETAKA SEKOTAK KURMA    68

    Sejak kepergian wanita pengusik ketenangan kami itu, suamiku terus gelisah, bahkan setelah mengantarkan Fira dan Ali kembali ke rumah neneknya pria itu tidak bisa memejamkan matanya, hanya terus bolak-balik, bangun tidur dan gelisah di kamar kami."Kenapa Mas," ujarku sambil menyentuh bahu dan mendekatinya,"ini sudah malam, kenapa belum tidur, besok harus mengajar di kampus dan sekolah.""Aku tahu, tapi aku benar-benar gelisah.""sebab apa?""Aku ingin melindungi keluargaku Ida. Aku ingin kalian selalu hidup dalam ketentraman dan bahagia, aku tidak mau ada seorangpun yang mengganggu kalian.""Aku paham itu, Mas, aku tahu, dan kau sudah lakukan yang terbaik.""Tapi kenapa keluarga mantanmu seolah mengincar kehidupan kita dan bertekad untuk membuat kita tidak tenang! Ya Allah, Ida, aku harus bagaimana?" keluh lelaki itu dengan sedih. Aku tidak punya jawaban untuk pertanyaan itu sebab aku sendiri tidak mengerti kenapa keluarga mas Hisyam masih terus mengincar kami. "Wanita itu mengha

  • PETAKA SEKOTAK KURMA    67

    "Kau harus lebih tenang Mas. Tersulutnya emosimu saat mas Hisyam menyindirmu membuat dia memenangkan dan mempermainkan emosimu. Kau langsung marah dan mengusir mereka, belum memberi mereka alasan untuk terus mengolokmu, kau harus lebih sabar." Aku menyentuh pundaknya, sambil membelainya perlahan. "Apa boleh buat ucapan mereka sangat menyakitkan hatiku!""Mereka hanya mempermainkanmu. Sebagai istrimu aku lebih mempercayai dan yakin pada akhlakmu yang baik.""Kau pun sudah 14 tahun bersama dengan keluarga itu, Ida. Apa kau sama sekali tidak terganggu dengan sifat mereka.""Tadinya mereka semua baik Mas. Tapi perceraian mengubah keadaan dan pernikahanku denganmu semakin membuat mereka kesal.""Manusia yang punya hasad dan dengki di hatinya sangat berbahaya, Ida. Aku dan kamu harus berhati-hati, karena jika tidak mereka bisa saja memfitnah dan merusak keluarga kita.""Semoga itu tidak terjadi.""Membayangkan saja membuatku takut," ucap Mas Jaka sambil menghela napas perlahan.**Seminggu

  • PETAKA SEKOTAK KURMA    66

    Dua bulan kemudian, Pada ujian kenaikan kelas putri kami berhasil mendapatkan nilai yang sempurna, demi mengapresiasi usaha dan prestasi belajarnya maka Mas Jaka berniat untuk membelikan dia sebuah hadiah dengan sedikit uang yang telah ditabungnya selama berbulan-bulan. "Aku berniat menghadiahkan Elina barang yang akan membantunya kemana-mana.""Tidak usah Mas, tidak usah repot-repot.""Dengar, Aku adalah Ayah sambungnya jadi aku harus bertanggung jawab membahagiakan dan memastikan bahwa hidupnya baik-baik saja.""Dia baik-baik saja kok.""Sejak ayahnya tidak bekerja, mereka tak lagi mengirimkan uang. Aku bisa melihat perubahan Putri kita yang hanya bisa menahan perasaannya ketika menginginkan sesuatu.""Oh ya, apa begitu, Mas?" Aku mulai menyadari bahwa sejak mas Hisyam tidak mengirimkan nafkah, anakku tak lagi merengek saat hendak minta sesuatu atau kebutuhan sekolahnya, dia lebih banyak diam dan menjalani apa adanya. "Aku sering memperhatikannya dan menanyai apa sebenarnya yang

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status