Share

02

Auteur: Svaandin
last update Dernière mise à jour: 2022-07-06 21:14:37

Di pagi harinya Alina bangun kesiangan. Dia lupa dengan apa yang terjadi semalam, dia hanya ingat saat dirinya marah karena banyak bangsawan yang mengatakan dirinya akan segera turun takhta dan berakhir meminum alkohol sampai mabuk.

"Cukup berani untuk orang seperti mereka."

Alina memijat pangkal hidungnya untuk meredakan rasa pusing. Marisa, pelayan Alina, berjalan memasuki kamarnya dengan membawa air yang sudah dia campur dengan madu.

"Queen, akhirnya anda bangun. Queen tahu? Semalam queen membuat orang-orang di istana panik karena tiba-tiba menghilang. Lalu saat semua orang sibuk mencari, Queen tiba-tiba sudah berada di kamar."

"Aku menghilang?"

Marisa mengangguk sebagai jawaban. Jujur saja dirinya semalam hampir menangis karena Alina tidak segera ditemukan. Di kota juga tidak kalah heboh saat ada kabar beberapa gudang harta milik bangsawan terbakar habis. Saat mendengarnya Marisa sudah berpikir terjadi hal buruk dengan Alina.

"Saya pikir Queen di culik oleh pelaku pembakaran gudang harta milik bangsawan itu."

"Jika itu memang benar-benar terjadi, maka kau harus mengkhawatirkan penculik itu."

***

Alina sedang menikmati teh di taman bunganya. Dirinya baru saja selesai memeriksa berkas yang dilaporkan oleh prajurit perbatasan yang mendapati pergerakan monster di hutan lepas. Beberapa rekan mereka juga tidak pernah kembali saat mengecek di tempat pergerakan monster itu.

"Seharusnya mereka tidak berani muncul setelah kejadian itu, kecuali ada yang memanggil mereka."

"Alina!"

Alina yang sedang menyeruput tehnya berrhenti saat mendengar suara nyaring yang sudah jelas siapa pemiliknya.

"Zeva, bukankah kau tidak memiliki ijin dariku untuk memasuki wilayah ini?"

"Kenapa? Aku tadi tersesat Alina. Tetapi syukurlah ada kau di sini."

"Pelayan! ambilkan aku cambuk!"

Pelayang yang berdiri di belakang Alina bergegas untuk mengambilkan apa yang Alina minta.

"Alina, kenapa?"

"Pertama, memanggil Ratu kerajaan ini tanpa sebutan Queen. Kedua, memasuki wilayah terlarang tanpa ijin. Aku rasa itu cukup untuk membuatmu di jatuhi hukuman cambuk."

Pelayan yang dia minta untuk mengambilkan cambuk sudah kembali dengan cambuk ditanganya. Alina segera mengambil cambuk itu dan meminta para pelayan memegangi tangan Zeva. Sebelum cambuk itu mengenai tubuh Zeva, Cyril tiba-tiba datang.

"Audelina! Apa yang kau lakukan?"

"Yang mulia." Wajah pucat Zeva membuat Cyril semakin marah. Dia mendekap Zeva dengan erat.

"Aku tadinya ingin meminta maaf kepadamu, tetapi melihat apa yang baru saja kau lakukan, sepertinya aku tidak perlu repot-repot minta maaf kepadamu."

Cyril menggendong Zeva dan membawanya pergi dari hadapan Alina.

Alina mengernyitkan alisnya heran. Padahal dia belum menyentuh tubuh Zeva seujung kukupun. Justru Zeva yang sudah menyentuhnya. Lihatlah pergelangan tangan Alina yang memerah karena di cengkram oleh Zeva.

"Cyril, sepertinya kau memang buta."

"Queen astaga! Saya akan mengambilkan obat."

"Tidak perlu, nanti akan sembuh sendiri."

***

Alina yang berniat ke perpustakaan tidak sengaja melihat Zeva dan Cyril yang sedang bersantai di ruang kerja Cyril. Posisi Zeva duduk di lantai dan menyandarkan kepalanya di paha Cyril yang duduk di sofa. Tetapi bukan itu yang membuat Alina marah.

"Yang mulia kapan yang mulia akan mengangkat Zeva menjadi Selir?"

Cyril mengusap rambut Zeva dengan lembut. Dia suka wangi dari rambut calon selirnya ini.

"Kau memakai shampo apa?"

"Yang mulia! Jangan mengalihkan pembicaraan." Zeva memasang wajah cemberut karena diabaikan oleh Cyril.

Cyril tertawa melihat Zeva marah. Dia mengangkat Zeva agar duduk di pahanya, "Segera setelah ulang tahun Queen Alina," ucap Cyril sambil membelai pipi putih milik Zeva.

Alina tidak habis pikir denganya, kenapa ada manusia sebodoh dirinya. "Kapan kau akan sadar? Dasar bodoh!"

Alina pergi dari depan pintu ruangan Cyril menuju perpustakaan. Ada buku yang harus Alina cari dan Alina sudah memastikan astikan buku itu ada di perpustakaan milik Cyril. Yang paling penting bagaimana caranya agar dia bisa menyelinap masuk.

Zeva.

Dasar Alina menyebalkan. Kenapa aku harus memanggilnya queen? Padahal daripada dia aku lebih pantas dipanggil queen.

"Menyebalkan menyebalkan menyebalkan!"

Aku berteriak sambil membanting barang-barang di kamarku. Kenapa harus Alina? Kenapa? Apa bagusnya Alina.

"Nona Zeva, tolong Nona tenang dulu."

"Diam kau! Pelayan sepertimu tahu apa?!"

Dasar pelayan rendahan beraninya dia berbicara seperti itu kepada calon selir kerajaan ini. Alina, aku benar-benar akan merebut semuanya darimu!

"Nona, bagaimana jika Nona pergi menemui yang mulia?"

"Untuk apa?"

"Mungkin jika Nona mengatakan langsung, yang mulia akan segera mengabulkan permintaan Nona."

"Ah, kau benar. Pelayan tolong bantu aku bersiap-siap."

Aku bersiap-siap dengan di bantu oleh pelayan-pelayanku. Hari ini aku akan berpakaian seperti Alina. Rambut yang biasanya di ikat akan aku gerai. Elegan dan cantik, aku akui Alina memang cantik sekaligus elegan. Tetapi bukan hanya dia saja yang bisa berpakaian seperti itu.

"Buat aku semirip mungkin dengan Alina!"

Lihat saja Alina, yang pertama akan aku ambil darimu adalah yang mulia. Selama ini yang mulia selalu terpana setiap melihatmu. Jangan kalian kira aku tidak tahu tatapan apa yang, yang mulia berikan. Dia masih menyukai Alina! Aku akan membuat yang mulia melupakanya.

"Yang Mulia, setelah ini di hati Yang Mulia hanya ada Zeva, tidak ada akan ada lagi Alina di hati Yang Mulia."

Aku berjalan ke arah ruangan Cyril berada. Tadi setelah mengantarkanku ke kamar, tangan kanan Cyril mengatakan ada dokumem yang harus segera dia tangani, sehingga Cyril harus segera pergi.

Aku langsung memasuki ruangan kerjanya karena tidak ada prajurit yang berjaga di depan pintu. Entah kemana prajurit-prajurit yang selalu berjaga itu. Begitu memasuki ruangan aku bisa melihat banyak barang dan dokumen yang berserakan. Sepertinya Cyril juga melakukan apa yang aku lakukan di kamar tadi.

"Yang Mulia." Aku membungkuk memberikan salam.

"Zeva, kenapa datang kesini?"

Cyril menuntunku agar duduk di sofa ruang kerjanya. Aku langsung mendudukkan diriku di bawah saat Cyril sudah mendudukkan diri di sofa. Bisa aku lihat wajahnya yang terkejut beberapa saat, tetapi kembali normal lagi dalam beberapa detik.

"Yang Mulia, apa Yang Mulia akan mengabulkan keinginan Zeva?"

Cyril mengelus rambutku yang membuat aku ingin tertidur. Posisiku yang sedang menyandarkan kepalaku di pahanya membuat aku semakin ingin tertidur.

"Bagaimana aku bisa menolak kalau kau sampai berlutut untuk meminta sesuatu kepadaku?"

Alina, sepertinya masamu berada di hati yang mulia akan segera berakhir. Setelah ini aku yang akan menggantikan posisimu. Kasihan sekali kau Alina.

Disisi lain lebih tepatnya di perpustakaan, akhirnya Alina berhasil menyelinap karena tiba-tiba para prajurit pergi dengan terburu-buru. Setelah mencari cukup lama akhirnya Alina menemukan buku yang dia cari.

"Ternyata pelaku pembantaian klan dan kecelakaan 'itu' adalah kelompok yang sama." Alina mengamati buku di tanganya dengan seksama sekali lagi, tidak salah itu memang mereka.

"Dasar para kaparat! Kak, aku akan pulang besok."

Seekor peri kecil yang sejak tadi hinggap di bahu Alina terbang menjauh karena terkejut.

"Bagaimana kau bisa tahu kalau ini aku?" Suara Arise terdengar seperti seseorang yang sedang takjub saat Alina bisa menyadari keberadaannya. Seperti biasa Adiknya yang satu ini memang mengagumkan.

"Di kerajaan ini hanya kau yang bisa membuat peri mengerjakan hal tidak berguna seperti ini. Dan ya, aku tahu kau sudah mengikutiku sejak di taman tadi."

"Wah, kau semakin hebat, ya. Ngomong-ngomong Alina, kapan kau menceraikan si brengsek itu?"

"Siapa? Cyril? Aku tidak akan menceraikanya."

"Dasar gadis nakal! Apa hebatnya si brengsek itu? Lebih baik kau cari-"

"Daripada menceramahiku, bagaimana kalau Kakak mencobanya sendiri? Cari saja pasangan yang cocok untukmu, nanti juga Kakak akan tahu."

"Queen." Suara peri itu berubah menjadi lembut. Melihat suara dan juga gerakan tubuh peri itu yang memberinya salam membuat Alina yakin jika Kakaknya melarikan diri.

"Dia pergi?"

Peri itu mengangguk dengan anggun. Di kerajaan ini ada yang namanya hewan panggilan. Hewan panggilan adalah hewan yang bisa mereka panggil setelah kita melakukan kontrak dengan hewan itu. Ada berbagai macam hewan panggilan seperti peri tadi contohnya— sebenarnya peri tidak termasuk sebagai hewan panggilan karena memang tidak ada yang bisa memanggil peri kecuali Arise.

Baru kali ini Alina melihat cara mengirimkan pesan yang unik. Pesan yang dikirim nenggunakan hewan panggilan seperti yang tadi Kakaknya lakukan. Sepertinya sebentar lagi keluarga mereka akan menemukan penemuan baru.

"Nyonya Arise hanya menghubungkan pikiran kami, Queen. Lebih tepatnya mereka yang sudah saling mengontrak bisa melakukanya. Mereka tinggal bertukar tempat dengan hewan kontrak mereka, setelah itu mereka bisa berkomunikasi menggunakan tubuh hewan kontraknya seakan-akan sedang mengobrol berdua meski dalam jarak jauh. Tetapi itu tidak semudah yang di bayangkan. Jika kita tidak bisa kembali maka jiwa kita akan hilang dan tidak akan pernah bisa kembali. Mereka yang jiwanya hilang sama saja dengan orang mati."

"Maksudmu tidak semua orang bisa melakukanya?"

Peri itu mengangguk, "Betul Queen."

Alina menganggukkan kepalanya paham. Kakaknya memang sangat cerdas. "Ternyata dia masih saja nekat."

"Queen, ada laporan dari pusat."

"Aku akan segera mengatasinya, terimakasih, kau bisa pergi."

Peri itu memberi salam kepada Alina sebelum menghilangkan diri dari hadapan Ratu kerajaan ini.

"Dasar penganggu!"

TBC.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • PEWARIS SAH    020

    Alina mendudukkan dirinya di pinggiran kasur usang di kamar barunnya. Dia di tempatkan di kamar yang berdekatan dengan kamar pelayan. Ini sudah lima hari sejak dia kembali ke istana. Kesibukannya sekarang hanya membaca buku, melatih sihir dan juga melihat pemandangan dari jendela.Samar-samar terdengar suara pelayan yang bergosip. "Apakah pantas seorang Queen mendapatkan kamar yang bahkan kamar pelayan lebih baik?" Alina yang sudah terbiasa dengan hal itu tidak ingin mengambil pusing. Matannya menatap setiap tulisan di kertas dan menerjemahkan setiap aksarannya.Di dunia ini ada lima elemen dasar yaitu, api, air, angin, tanah, dan petir. Elemen di turunkan dari genetik pendahulunnya, kebanyakan dari mereka yang melakukan pernikahan dengan orang berbeda elemen maka sang anak akan mewarisi elemen paling kuat di antara keduannya. Lantas tidak semua orang memiliki elemen, ada orang yang tidak memiliki genetik elemen di tubuhnya, mereka di sebut sebagai spesialis. Mereka bertarung menggunak

  • PEWARIS SAH    019

    "Para tetua yakin jika Sina yang menutup gerbang Konstelasi dan tinggal di sana, karena Sina adalah kunci gerbang itu sendiri.""Itu berarti Klan- maksduku Konstelasi Sora tidak musnah?"Adelia menggeleng. Manusia di bumi tidak pernah tahu kalau ada konstelasi yang di sebut sebagai klan utama, saat tahu seluruh anggota klan cabang di bunuh tanpa sisa, mereka mengira klan sora musnah dan menuliskan kemusnahan klan itu di dalam sejarah tanpa tahu klan utama masih ada."Kakekmu memiliki tujuan lain dengan melakukan pernikahan saudara, Ibu menyadari itu saat berpisah dengan Ayahmu." Alina menundukkan kepalanya. Pusing. Dia sulit mencerna apa yang Ibunya ceritakan, dia tidak tahu ada cerita semacam itu. "Apa Ibu tahu siapa pelaku yang membunuh tetua Konstelasi dan anggota klan cabang?""Tidak, Ibu juga bertanya-tanya. Tetapi, jika ada orang yang tahu, maka orang itu adalah kau Alina." Adelia mengusap kepala putrinya sayang."Aku bahkan belum bisa menemukan dalang di balik kecelakaan sepu

  • PEWARIS SAH    018

    "Tidak bisa!"Cana, Sina, Haru, Bingka, dan Gaah berlutut di depan pria tua berambut biru. Dia Sen, ayah dari Sina. Pria itu pemimpin dari konstelasi sora. "Kami hanya ingin membagikan sedikit pengetahuan, Sen Oji." — panggilan untuk orang-orang yang di hormati di Klan Sora.Sen menghela napasnya, "Apa kalian tahu kenapa kita memisahkan diri dari bumi?" tanya Sen dengan sabar. Dia memaklumi kelima remaja di depannya, jiwa muda mereka sedang semangat-semangatnya."Karena tidak seharusnya dua tempat saling bertemu," jawab Sina. "Lebih dari itu ada hal yang membuat kita memisahkan diri..." lirih Sen. Konstelasi sora, sora yang artinya langit. Mereka klan yang tidak berasal dari bumi dimana tempat manusia tinggal. Sejak awal mereka tinggal di antara awan-awan dan hidup dengan tenang di sana. Karena rasa penasaran dan juga rasa keingin tahuan mereka tinggi, para kingdom mencoba membuka gerbang menuju tempat yang mereka sebut bumi setelah di setujui oleh para tetua. Saat gerbang itu di bu

  • PEWARIS SAH    Masalalu 017

    Alina.Aku menatap sekitarku takjub, ada segerombolan hewan seperti kambing di bumi melewatiku. Yang menakjubkan adalah kambing itu memiliki pola berwarna-warni dan juga permata di dahi mereka yang berkilauan, sebuah hiasan menggantung di tanduknya menambah kesan cantik. Dimana ini? Batinku menyaksikan dunia yang belum pernah aku lihat. "Indah bukan?" Suara yang terdengar lembut nan merdu membuatku menegang. Aku mengenali suara ini. "Ibu..." Air mataku mengalir begitu saja saat melihat sosok yang masih sama cantiknya seperti sepuluh tahun yang lalu. Wanita bergaun coklat cerah tanpa lengan, rambut di sanggul dan juga perhiasan di sekitar kepalanya membuat Ibu semakin cantik. "Rindu...Alina-" ucapanku terpotong saat Ibu memelukku dengan erat. "Kau cantik sekali, mirip seperti Ayahmu." Ibu mengeratkan pelukannya. Wanita itu melepaskan pelukannya saat aku mengatakan aku tidak bisa bernapas, "maaf, Ibu sangat senang bisa bertemu denganmu, terlebih kau sangat cantik! Astaga aku tidak p

  • PEWARIS SAH    016

    Arise menatap kakek Eri. Yang di ucapkan oleh kakek Eri memang ada benarnya. "Lalu apa yang harus kita lakukan?" "Tidak ada, aku hanya bilang mungkin seyelah ini Cyril akan mengetahui kebenarannya. Mau dia tahu atau tidak itu bukan masalah besar, karena orang di belakangnyalah yang menjadi masalah.""Aku tidak tahu bagaimana sistem kerajaan ini, aku pikir tidak ada orang di atas Raja, ternyata masih ada orang yang bisa mengatur Raja."Kakek Eri menghela napasnya. Itu sebabnya dia tidak suka saat tahu anak cucunya tinggal di kerajaan, terutama menjadi keluarga kerajaan. "Bahkan mungkin Cyril adalah boneka yang di mainkan oleh orang-orang itu."BRAK!Arise dan kakek Eri menatap arah timbulnya suara, mereka saling bertatapan dan menghela napasnya bersamaan. Sepertinya bocah-bocah gila itu sedang bertarung."Albren tunggu! Dengarkan penjelasan Kakak!" Alrico berjalan mundur menjauhi Albren yang semakin dekat dengannya. Alvino masih terkapar setelah di lempar oleh Albren tadi. "Nanti, se

  • PEWARIS SAH    015

    "Kalian membiarkannya pergi?" Suara rendah terdengar di kuping orang-orang berjubah, "kalian para pemburu kalah dengan mangsa kalian?" Diam. Tidak ada yang menyahuti pertanyaan seorang laki-laki yang duduk di atas takhtanya.Laki-laki itu menghela napasnya kasar, "Segera temukan dia dan bawa ke hadapanku!" Orang-orang berjubah menghilang setelah mendengar perintah dari laki-laki tadi. "Kau seperti Ibumu. Benar-benar membuatku ingin segera membunuhmu!"BATS! Hempasan sihir milik laki-laki itu membuat ruangan bergetar. Laki-laki berambut biru hampir berwarna hitam dan juga mata biru, sekali lihatpun orang-orang akan tahu jika dia memiliki hubungan dengan De'lewis bersaudara. "Seharusnya kau tidak lahir! Darah murni apanya, aku akan mengeluarkan semua darah di tubuhmu sampai kering!" Laki-laki itu berjalan keluar. Bangunan di sini terlihat kuno, bahkan mungkin sudah tidak ada bangunan seperti ini sekarang. Semua bangunan di sini seperti menara runcing yang menjulang tinggi dan yang l

  • PEWARIS SAH    014

    "ARGHHH!!!" Suara teriakan di ruangan itu membuat siapa saja yang mendengarnya merinding. Di tengah-tengah ruangan terdapat wanita dengan kedua tangan dan kakinya di rantai. Urat-urat di wajahnya mulai menghitam. Arise, Alrico, dan Alvino berdiri menatap Alina yang berteriak kesakitan sejak tadi. Alina adalah pemilik darah murni. Orang tua Alina berasal dari klan sora, dari keturunan terbaik, keturunan langsung dari pemimpin klan. Lane sang kakak di paksa menikahi adik kandungnya sendiri Adelia. Dari pernikahan terlarang itu lahirlah Alina.Flashback."Kami tidak bisa melakukan ini Ayah," ucap laki-laki tampan yang bersimpuh di depan Ayahnya. "Kau tidak memiliki hak untuk menolak, Lane.""Kami bersaudara Ayah. Pernikahan ini sangat di larang!""Tutup mulutmu dan lakukan saja!" Lane berdiri. Tubuhnya tinggi bahkan lebih tinggi dari ayahnya, wajahnya tampan dengan rahang tegas yang menambah ketampanannya rambutnya berwarna biru gelap hampir berwarna hitam. Matanya menatap tajam sang

  • PEWARIS SAH    013

    Arise berdiri di samping Alvino dengan napas tersenggal-senggal. Mereka berlari tanpa henti dari hutan menuju kerajaan. Bukanya tiba di kerajaan, mereka justru tiba di sebuah tempat yang sepertinya sudah tidak ada penduduknya karena bangunanya sudah runtuh."Bukankah seharusnya kita menuju kerajaan? Tempat apa ini?""Lihat baik-baik, ini Kerajaan Dharmaraja."Arise kembali memperhatikan sekitar. Jika di perhatikan tempat ini memang mirip kota di kerajaan Dharmaraja, tetapi tempat ini sudah hancur seperti di serang badai. Saat sibuk memperhatikan sekitar mereka, suara raungan yang membuat tanah bergetar terdengar, di susul raungan selanjutnya sampai membuat beberapa bangunan runtuh."Jangan bertanya, aku juga tidak tahu. Lebih baik kita pergi untuk melihatnya," ucap Alvino saat melihat Arise ingin membuka mulutnya bertanya.Alvino berlari dengan Arise di belakangnya. Rintik hujan membuat kecepatan lari mereka melambat. Tanah basah dan juga bau khas dari hujan membuat darah Alvino mendi

  • PEWARIS SAH    012

    Setelah satu minggu membuat kerajaan gempar dengan menghilangnya satu keluarga petinggi kerajaan, Arise dan adik-adiknya memilih kembali setelah hampir dua minggu tinggal di distrik jauh. Mereka membuat alasan kalai pulang ke kampung halaman orang tua mereka dengan mendadak karena ada salah satu saudaranya yang meninggal, sehingga mereka tidak sempat memberikan kabar. Untungnya Cyril percaya.Sekarang Alvino dan Arise sedang di dalam perjalanan menuju istana. Alvino dengan urusan kerajaanya dan Arise yang memiliki urusan dengan adiknya, Alina."Kenapa hutan ini terlihat sepi?" "Kau bodoh ya? Tidak ada yang mau berkeliaran di dalam hutan yang di penuhi olej monster, kecuali kau."Mereka baru saja selesai melakukan patroli rutin sebelum melaporkanya kepada raja. Arise terpaksa ikut karena dia berada di satu kuda dengan Alvino."Tidak. Ini terlalu janggal. Jika tidak ada manusia atau hewan memang wajar, tapi jika para monster tidak muncul itu di luar batas wajar." Mata Alvino dengan aw

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status