Share

Phospene 2

BAB 2 

Phospene adalah sensasi visual yang terjadi saat mata dalam keadaan istirahat Atau menutup mata sehingga pandangan menjadi gelap di sertai kilatan cahaya berwarna putih.

Aku menutup mataku, sensasi phospene sangat indah bagiku, karena kau hadir disana bersama senyum itu. Kita berbicara, hal yang bahkan aku tidak bisa bayangkan sebelumnya. Kau tahu? Malam selalu menjadi sebuah ironi bagiku. Ketika semua orang beranjak untuk memasuki alam mimpi, berlalu dengan waktu untuk merebahkan diri karena sepanjang hari di guncang dengan banyaknya kejadian yang semesta ciptakan, tapi aku malah sebaiknya. Aku tidak ingin cepat rehat melupakan tentang hari ini, tentang kamu. Setiap malam tiba, aku hanya terdiam, terpaku, melihat keheningan malam yang ketika kusadar tahun sudah berputar, bertambah satu dan ternyata kamu masih menjadi tema yang tak kunjung pudar untuk ku ceritakan.

Kau ingat? Saat kali pertama kita berjumpa di koridor. Saat itu kau sendirian,membaca sebuah buku dan menyumpal telingamu dengan headset. Baju yang kau gunakan juga sederhana, hanya celana jeans dan baju sweater rajut berwarna kuning, berjalan melewatiku dengan acuh. Kau gadis cuek ku fikir. Tapi ternyata aku salah. Aku melihatmu di sebuah persimpangan jalan, kau sedang duduk saat itu, menunggu sebuah bis ku tebak. Ku lihat, seorang kakek sedang mendorong gerobak, tepat di depanmu ia terjatuh. Kau terlihat langsung bergegas menolongnya, memberi dia air minum, dan menyuruhnya berisitirahat. Ah iya, kau juga tersenyum saat itu, senyum pertama kali yang aku lihat dari seorang kamu, wanita berwajah dingin.

Tadi siang saat kita duduk berdampingan, ku lihat lagi senyum mu. Ya, dalam sejarah perkenalan kita sejak tiga tahun lalu, hanya beberapa kali ku lihat kau tersenyum, bisa di hitung jari, sangat jarang. Senyum itu membungkamku, aku di buat kecanduan olehnya, dan yang paling penting, senyum itu di ciptakan olehku. Rasanya masih sama saat senyum sederhana mu itu masih mampu mengguncang seisi kepalaku. Menerjemahkan di dalam kepala bahwa malaikat bisa tertawa juga. “aku benci menangis, aku tidak suka tatapan-tatapan iba orang saat menatapku”. Begitu kiranya ucapmu padaku. Dasar gadis rapuh, keras kepala, gengsimu terlalu tinggi, kau itu manusia juga. Sebegitu ingin terlihat kuat kah kau di mata dunia?. Lain kali, aku harap kau tidak menghapus nya sendiri, ya, itu, Tangisanmu. Aku ingin menghapusnya, dengan tanganku sendiri. Aku ingin kau lemah di hadapanku, sekali saja, biarkan aku. 

Terkadang aku pun sendiri tidak paham mengapa aku seperti ini. Bagaimana aku mengizinkan diriku untuk mencintai bintang di matamu itu, sekaligus hitam yang ada di diri mu. Maafkan aku ya, mungkin kali ini aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri saat bersamamu. Salahmu, mengapa kau tampikan senyum itu padaku. Senyum yang membuat aku ingin hidup lebih lama lagi di dunia ini. Aku tidak mampu menulis hal yang indah-indah kepadamu. Tapi, apakah aku orang yang romantis? Romantis adalah puisi yang kita ciptakan berdua, yang membentuk naskah sendiri tentang bagaimana cara kita berdua menciptakan bintang. Jika romantis itu masih belum terjadi, apakah kamu mengizinkanku untuk menatap rasi bintang yang ada di matamu itu? Untuk mencintaimu sampai hari esok yang tak tampak. Waktu menunjukan pukul 10 malam, dira tengah bersiap untuk segera pulang.

“bang panji, dira pulang duluan ya”, seru dira. Panji adalah pemilik kedai kopi tempat dira bekerja. Usianya sekitar 30 an, menurut dira, panji adalah orang baik yang sangat bertanggung jawab, itu semua terlihat dari first impresion dira saat kali pertama mengenal panji.

“Pulang sama siapa kamu dir?”

“di jemput sama Bapak bang”

“oh ok, hati-hati ya”

“iya bang makasih”

Dira pun segera pergi menemui Bapak nya yang sudah menunggunya di depan kedai kopi.

“sudah selesai ra?”

“Sudah pak”

“kita beli nasi goreng dekat sini dulu yu, bapak tiba-tiba laper nih” ucap pak galih sambil menepuk perut buncitnya itu.

“yaudah hayuk” ucap dira sambil terkikik.

Galih adalah ayah dira, ia adalah orang humoris, tegas, pekerja keras dan sayang keluarga. Istrinya sudah meninggal 7 tahun yang lalu karena serangan jantung. Galih sangat mencintai istrinya itu sehingga ia berjanji tidak akan menikah lagi dan memilih membesarkan anak-anaknya yakni dira dan pandu (adik dira) sendirian. 

Creekkk

Galih membuka pintu rumahnya yang terkunci dan ia segera masuk ke kamar pandu untuk melihat apakah anak 12 tahun itu sudah tidur atau belum.

“pandu udah tidur pak?” dira menyeruput air putih lalu membuka nasi goreng yang tadi ia dan galih beli.

“udah, kasian dia tadi cidera lutut waktu main bola” galih terdengar khawatir

“Udah di obatin?”

“udah tadi, bapak kasih minyak urut aja supaya enakan kakinya” sambil memakan nasi goreng, galih lalu berkata lagi, “gimana kerjaan kamu hari ini?”

“biasa pak, banyak pembeli”

“sukur deh kalo gitu, makin banyak pemasukan dong kedai nya” 

“badan rasanya mau remuk pak”

Galih yang melihat putrinya kecapean merasa bersalah karena harusnya ia tidak membiarkan putri nya mencari uang tambahan untuk biaya kuliah dan membantunya memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“maafin bapak ya ra, kamu jadi kecapean gara-gara gaji bapak gak cukup buat kebutuhan kita sehari-hari” galih terlihat seduh

“enggak lah pak, lagian dira kan juga seneng ngelakuinnya, seneng bisa bantu bapak, dira juga udah gede jadi dira ngerasa punya tanggung jawab juga sama kalian”

“Sehat-sehat terus ya nak”

“Aaaaaa bapak, jadi terharu. Bapak juga sehat selalu ya, kita berjuang sama-sama”

Mereka pun berpelukan, menyalurkan kasih sayang satu sama lain, saling mendukung, dira sangat beruntung mempunyai seorang ayah yang hebat seperti galih. 

“boleh gue duduk disini?”

“eh? Boleh-boleh, duduk aja” dira nampak sedikit malu, tiba-tiba ragil muncul dihadapannya.

“lagi ngapain? Gue perhatiin lo ngelamun dari tadi”

“gapapa ko” cengirnya, rasanya sedikit canggung saat dira berhadapan dengan ragil, entah kenapa itu”

“Dari pada ngelamun, mending kita main tebak-tebakan aja kuy”

“Pffttr boleh, gue ahlinya”

“Oke, kita lihat seberapa ahli lo dalam hal menebak jokes bapak-bapak trend jaman ini hahah”

“Hahaha jokes bapak-bapak” dira tertawa, tidak menyangka jika kata-kata tersebut begitu menggelikan baginya.

“oke, tebakan pertama, gajah terbang kelihatan apanya?”

“Kelihatan bohongnya lah, aduuhhhh tolong ya, tebakan gajah itu sebaiknya di hentikan karena sudah terlanjur uzur. Bukan tebakan bapak-bapak lagi ini mah. Udah tebakan jaman dinasti ming hahaha”

“Wuihhh gak ketipu ternyata. Itu gue Cuma ngeles doang, ternyata lo begitu ahli dan teliti. Oke lanjut nih ya, ini pasti lo bakal susah nebaknya” ragil terlihat begitu yakin bahwa dira tidak akan bisa menebaknya.

“ lagu anak apa yang paling gal sopan?” lanjut nya.

“emmm” dira sedikit kebingungan sekarang, ternyata soal yang ini susah juga.

“Ayo, katanya lo ahli nya kan, pasti bisalah”

“Hadeuuhh kalo yang ini agak susah ni”

“hahaha”

“Arghhhhh” dira berteriak frustrasi

“gue taluk deh” dira pasrah

“oke, jawabannya ad... “ ucapan ragil terpotong

“ah gue inget, ambilkan bulan bu”

“salah, lo pantang menyerah juga ya, oke jadi gue kasih tahu jawabannya ya”

“oke” dira terlihat pasrah, benar-benar pasrah kali ini.

“jawabannya adalah Naik Delman. Karena ‘naik delman istimewa ku duduk dimuka’ hahaha” ragil tertawa

“ya ampun gue gak kepikiran, iya yah hahaha” mereka tertawa bersama-sama.

“Nah kan, lagian nih ya, gue gak abis pikir banget sama lirik itu, kenapa duduk dimuka coba gak sopan banget”

“Hahahaha ngakak” dira tertawa terbahak-bahak, ragil yang melihatnya merasa bahagia. Dia tidak menyangka, hal ini akan terjadi di hidupnya, tertawa bersama dira adalah salah satu keinginannya.

“Udah udah, lo nangis tuh”

“hahaha abis lo lucu banget, kocak” kata dira.

Tiba-tiba ada yang menarik tangan dira, ia adalah aksa.

“ikut gue”

“Eh apa-apaan sih lo sa?”

Aksa pun membawa dira pergi dan meninggalkan ragil seorang diri.

“lagi-lagi dia” ragil sedikit kesal karena aksa menggangu waktunya dengan dira.

“lain kali gue gak akan biarin ini terjadi lagi”

Ragil pun pergi dengan perasaan bersalah karena ia tidak bisa mencegah dira pergi saat aksa tiba-tiba datang tadi, semua ini terlalu mendadak baginya.

Sementara itu ...

“lepas!” dira menepis tangan aksa.

“lo mau buat gue cemburu dengan deket sama cowok lain?”

“cukup sa, gue muak sama sikap lo” sambil memalingkan muka, dira memejamkan matanya.

“raa...” aksa memutar tubuh dira.

“dengar, gue mau pergi” lanjutnya.

Dira merasa bingung, entah harus bagaimana ia bereaksi, namun, di dalam sana (hati) rasanya sedikit ngilu mendengar aksa berbicara seperti itu.

“M-maksdunya?” ok, dira mulai ketakutan sekarang. Aksa hanya tersenyum, aksa pikir dira mulai resah Sekarang.

“aku udah pikirin ini dari lama, orang tua aku bakal pindah ke meksiko, bisnis di sana lancar. Ini udah di rencanain sejak lama, awalnya aku nentang banget keputusan ini, dan juga ...” aksa berhenti, ia merasa tidak sanggup melanjutkan kata-katanya.

Aksa mengganti bahasanya menjadi aku-kamu, itu berarti dia memang benar-benar serius saat ini. Dira merasa bimbang. Ia kebingungan dan merasa takut sekarang, ia memang muak pada aksa, namun semua itu bukan berarti dira menghapus sepenuhnya perasaan lamanya pada aksa. Walau bagaimanapun, mereka sangat bahagia dulu, waktu-waktu yang dira habiskan bersama aksa tidak di pungkiri sangat menyenangkan, dira merindukan aksa, ini sungguh. Namun, semua itu harus terhapus mau atau tidak sejak hari itu dimana dira mengetahui fakta bahwa aksa bertunangan dengan titha. 

“apa sa? Kenapa diem?” dira mendekat dan memegang bahu aksa dengan kuat, aksa dapat merasakan cengkramannya.

“Dan juga” aksa menatap dira dalam-dalam

“Tadinya aku pikir ada alasan buat aku tetap tinggal, kamu” lanjutnya

Isakan itu tiba-tiba terdengar di telinga aksa, dira mulai goyah, sesuatu yang ia benci keluar dari matanya akhirnya jatuh, ia benar-benar benci menangis, ia tidak suka menghadapi situasi seperti ini.

“maaf” sambil terisak dira menunduk, merasa bersalah atas sikap nya selama ini, namun ini terjadi di luar Kendalinya. Ia tidak bisa melakukan apa-apa selain mengindari aksa.

“aku pikir kamu adalah alasan aku tetap disini, tapi emang bener, waktu emang bisa merubah segalanya, kamu udah makin jauh aja ra”

“maaf, hikss hikss” 

“Suuutttt ... Bukan salah kamu, ini salah aku ra. Maaf gak bisa jaga kepercayaan kamu, maaf karena aku udah buat perasaan kamu hilang buat aku, maaf karena terlalu egois selama ini, dan maaf, aku gagal buat kamu jatuh cinta sama aku lagi”

Dira memeluk aksa, sebuah pelukan kerinduan. Ia sudah lama ingin memeluk nya seperti ini, namun dira merasa, mereka semakin jauh. Kini, pelukan ini adalah sebuah pelukan perpisahan, pelukan paling getir yang ia rasakan.

“maaf, maaf, maaf aksara hiks hiksss, maaf” hanya itu yang bisa keluar dari mulutnya.

Aksa segera memeluk dira balik dengan erat, gadis ini, aksa sangat menyukainya. Jika aksa bisa memilih, ia akan bertunangan saat itu. Ia akan lebih suka berjalan berdampingan dengan dira, duduk di bawah pohon cemara tempat mereka biasa menghabiskan waktu berdua. Kini, ia sadar bahwa gadis ini sudah tidak dapat lagi aksa gapai. Sudah hilang perasaannya untuk aksa, tidak ada lagi alasan aksa tetap tinggal. 

Dira mencoba melepaskan pelukan mereka, namun aksa tidak ingin melepaskannya.

“Sebentar, hanya sebentar saja ra”

Dira yang mendengar suara sendu itu membiarkan aksa memeluk dirinya lebih lama lagi, dira menyematkan pelukannya kembali. Tidak dapat di pungkiri, mereka saling merindu. 

Sementara itu, dibalik adegan ini ada tatapan yang memperhatikan mereka dari kejauhan. Ia adalah ragil, sedikit sakit rasanya melihat dira sedang berpelukan dengan pria lain. Ia tidak pernah merasakan ini sebelumnya, mungkin ini yang dinamakan cemburu, seperti yang orang-orang bilang.

Awalnya ragil ingin menyusul dira, ia tidak ingin hal buruk terjadi pada dira karena aksa tadi membawanya dengan paksa. Namun saat ia melihat dira, tampaknya ia dan aksa saling berpelukan. Mereka tampak tidak ingin kehilangan satu sama lain, terlihat dari pelukan mereka yang sama-sama erat. Ragil pun pergi dengan perasaan sedikit kecewa.

“Kamu sama titha gimana?”

“Setelah titha lulus dari kampus ini, dia dan keluarganya akan bakal ikut pindah juga ke Meksiko. Kita akan menikah disana”

Hal itu membuat tangis dira semakin memburu. Ia tidak dapat menahannya, ia benci ini.

“selamat ya” dira mendongakan kepalanya tanpa melepas pelukan mereka.

“hm” aksa balas senyum itu, mereka sama-sama tersenyum, senyum yang sangat getir. Hujan pun turun, tidak hanya dari langit, tapi dari pipi dira.

Hari ini hujan turun, juga di pipiku. Dikembalikannya kepadaku seluruh ingatan Tentang seseorang. Wajahnya, senyumnya, dan suaranya masih utuh. Sesempurna saat aku dan dia saling melepaskan dengan sungguh.

Hari ini hujan turun, dijatuhkannya rintik-rintik sendu. Puisi palsu bergejolak pada hasrat tabu, kendati cinta masih jadi topik paling pilu

Hari ini hujan turun, di pulangkannya rindu ke pangkuan kenang. Nostalgia murahan perajut kesepian, dengarkan lagu paling lirih untuk hati paling gersang. 

Hari ini hujan turun, diceritakannya dongen dua sejoli beda suratan. Yang satu sedang bercerita pada puisinya. Yang satu lagi sedang bercinta dengan kekasihnya.

Terimaksih atas kenangan yang pernah kau ciptakan untukku, untuk kita, dulu. Pergilah dengan senyum bahagia dengan dia dalam doa paling rindang yang aku tujukan untukmu. Aku hanya perlu mengingat sebentar bahwa dulu kita pernah saling memiliki rasa, tersenyum untuk satu sama lain, dan menghabiskan waktu bersama-bersama, lalu melupakan nya. 

Setelah perpisahannya dengan aksa dua tiga hari yang lalu, dira tidak banyak bicara. Aksa sudah berangkat ke meksiko besoknya. Entah harus senang atau sedih, ia tidak tahu.

“Dir, meja no 12 kayanya udah pada bubar, beresin gih”

“Ha? Oh, oke” dira banyak melamun saat bekerja, kurang fokus. 

Dira lalu membersihkan dan mebereskan meja no 12, lalu tanpa di duga seseorang datang dari arah pintu dan berkata, “cewek nutrijel?” itu adalah ari, ia datang bersama geng nya untuk nongkrong di kedai ini

“oooh, lo kerja disini ternyata” lanjutnya

Dira tidak menanggapi dan langsung menawari mereka akan memesan apa. Berbicara dengan aksa sekarang akan membuat perasaan dira menjadi lebih buruk lagi pikirnya.

“Woi, lo kenapa cuekin gue, biasanya nerembel juga lo”

“Gue lagi kerja, jangan gangguin gue dulu”

“Buset, ngomong doang gaboleh gitu?”

“udah lo mau pesen apa? Giliran lo yang belum”

“Gue mau sirop rasa leci ada gak? Tambahin nutrijel juga biar lebih mantap !!

hahaha” 

Benarkan, aksa hanya akan membuat suasana hati dira semakin biruk. Dia benar-benar menyebalkan.

“woi anjirr, ini kedai kopi mana ada sirop” ucap salah satu teman geng ari

“jhahahahaha si ari linglung kali” timpal satu orang lagi

“Anjirt lo” ari merasa di bully saat ini.

“Gue pesen kapuccino arabika aja deh, kasian gue kalo kelamaan lo pegel nant”

“Cieeeee cieee kiw” geng aksa berteriak mebuat orang yang duduk di meja lain melihat ke arah mereka. Dira hanya memutar bola matanya malas lalu pergi untuk membawakan pesanan.

Setelah datang lagi dengan membawa pesanan untuk meja ari dan geng nya, dira langsung ingin segera pergi.

“Lo pulang jam berapa nanti?” ari menyeruput kopinya dan melihat ke arah dira. Dira tidak menghiraukannya dan segera pergi.

“sialan” !

“Jhahaha ciri-ciri ada yang di tolak sebelum jadian nih”

“diem lo”

Mereka pun menikmati kopi dan saling melempar candaan satu sama lain.

 Sudah pukul 10 malam, ini waktunya dira untuk pulang. Saat ia berjalan menuju keluar, ia menemukan seseorang sedang duduk diatas motor sport nya sambil. Nampaknya dira mengenal orang itu.

“lama banget keluarnya, gue nungguin hampir satu jam ditemenin nyamuk”

Yaps, bentul sekali, orang itu adalah ari.

“siapa yang nyuruh lo nunggu?” balas dira cuek

“Dih, paling enggak tanya kek, aries rimbawan sedang apa disini?, Gitu bisa kali”

“Haha, yaudah, lo ngapai disini?”

“nungguin lo lah”

“kenapa nungguin gue?”

“pulang bareng, gue anterin” sambil menepuk helm yang ia bawa di tangannya ari tersenyum, senyum yang sangat manis.

“Gue gabisa” 

“Kenapa emangnya?” ari nampak nyolot

“gue di jemput sama bapak gue”. Nampalnya ari merasa sedikit kecewa.

“Oooooh” 

“Yaudah kali ini gabisa, besok sama gue gimana?” lanjutnya

“lo kesambet apa baik banget sama gue?” dira merasa keheranan dengan sikap ari yang akhir-akhir ini berbuat manis padanya.

“dih, gue nyebelin lo marah, gue baik juga lo marah”

“abisnya aneh, lo biasanya nyari gara-gara sama gue”

“anggap aja ini permintaan maaf gue soal yang dulu-dulu karena jatohin bekel nutrijell lo” 

Dira tertawa, ini sangat aneh. Seorang aries rimbawan yang sangat menyebalkan bisa bersikap manis pada dira. Ari yang selalu membuat dira kesusahan karena mengganggunya, ari yang selalu mengejeknya, kini berubah. Ya walaupun sikap menyebalkan tidak sepenuhnya hilang, tapi dira cukup tersentuh dengan sikapnya.

“Haha haha, dari dulu kemana aja lo, minta maaf sekarang”

“dih, gak di maafin ni gue?” ari nampak berpura-pura sedih agar mendapat simpati.

“iya gue maafin”

“Nah gitu dong, kalo gitu besok bilang sama bapak lo gausah di jemput. Pulang sama gue aja okeh?” ari tersenyum nyengir.

“Emmmm” dira nampak pura-pura berpikir.

“Plies lah” ari nampak khawatir, ia berharap dira mengiyakan ajakannya.

“oke deh” dira memberi jempol sambil tersenyum ria, senyum yang sangat cantik, pikir dira.

“Yaudah lo pulang sono” dira menyuruh ari untuk pulang, namun nampaknya ari menolak.

“gak ah, gue mau nungguin lo di jemput sama bapak lo, kasian cewek sendirianmalem-malem takut di culik, nanti lo di perkosa, di jual, di ambil organnya gimana?”

“ish, amit-amit lo”

“nah makanya”

Mereka duduk di tangga kedai, sambil meminum sebuah minuman yang di beli ari dari Alfamart depan. Mereka berbincang-bincang, sesekali tertawa, hingga akhirnya bapak dira, galih, telah datang.

“eh nak, maaf ya bapak lama. Tadi bensinnya abis, makanya bapak dorong motornya sampe pom” ucap galih menyesal 

“yaampun pak, pasti bapak capek ya? Yaudah biar aku yang nyetir sini” dira merasa kasihan pada galih dan mencoba mengambil alih kemudi motor.

“gausah, ayok naik, udah malem, pake jaketnya soalnya dingin sekarang”

Dira mengeluarkan jaketnya dari tas dan memakainya. Ari yang melihat kasih sayang dari anak dan ayah ini tersenyum. Nampanya mereka saling menyayangi satu sama lain, tidak seperti dirinya, orang tua ari tidak pernah ada waktu untuk memperhatikannya. Mereka sibuk berkeja dan jika pulang pun hanya ada waktu untuk memarahi ari saja. Anak brandal lah, gak tahu aturan lah, anak geng gembel lah, itulah makian dari orang tua nya yang membuat ia muak. Mereka menutut nilai bagus, attitud baik, sedang mereka tidak pernah ada waktu untuk mengajari ari.

“eh ini siapa ya?” galih berucap kearah ari yang nampak tengah melamun.

“eh om, kenalin saya ari om temennya dira, ini lagi nungguin sampe om jemput 

takutnya ada apa-apa” ari melihat kearah dira sambil cengengesan.

“aduh nak, makasih ya udah nemenin dira nungguin om, makasih banyak”

“iya sama-sama om”

Dira mulai menaiki motor dan memakai helm nya.

“ri, thanks ya, gue duluan” dira tersenyum lagi kepada ari. Ari dibuat kecanduan olehnya.

“santai aja” ari grogi, mulai menggaruk pelipisnyaa

Teeeeetttt

Suara klakson dibunyikan, galih berpamitan pada ari.

“Nak, kita duluan ya, sekali lagi terimakasih”

“iya om, hati-hati di jalan” ari melambaikan tangannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status