Share

Nostalgia

Tita memandang berkeliling. Tidak ada yang berubah sejak ia meninggalkan kampus ini dua tahun yang lalu. Kafetaria kampus tempatnya bersemayam sekarang masih tetap menjadi tempat yang paling ramai di seantero Universitas Ryha. Susunan meja dan bangkunya masih begitu-begitu saja karena pihak kafetaria tidak mau atau terlalu malas mendekor ulang. Tidak ada penambahan pedagang yang berjejeran bercokol di salah satu sisi kafetaria. Tita tersenyum sekaligus kasihan melihat Mang Ujang, pedagang yang paling sering Tita beli dagangannya, kewalahan melayani pesanan pembeli yang berebutan bicara di dekatnya.

Tidak ingin menambah keributan di sekitar pendengaran Mang Ujang, Tita memutuskan untuk belakangan saja memesan seporsi bakso favoritnya, nanti saja ketika gerombolan yang kelaparan itu menyingkir dan Mang Ujang bisa bernapas dengan lebih lega.

Menatap berkeliling lagi, kali ini Tita tidak sedang mengamati kafetaria yang begitu-begitu saja, tapi tengah menjelajahi ruangan deng
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status