Pagi ini aku sudah resmi tidak menjadi karyawan di penerbit yang sudah tiga tahun ini aku mencari nafkah. Rasanya berat harus meninggalkan semua kenangan yang ada di sana. Banyak kenangan hingga membuat aku merasa berat meninggalkan kota ini.
Rumah ini, aku sudah berusaha untuk membelinya, tapi beberapa tahun ini akan kubiarkan kosong begitu saja, aku tidak ada niat untuk mengontrakkan rumah ini karena banyak kenangan yang tertinggal di rumah ini. Apalagi kenangan dengan Rendra.
Rendra, laki-laki yang berhasil membuatku bangkit saat aku terpuruk, saat aku trauma untuk menjalin hubungan dengan laki-aki lain. Tapi dia berhasil membawa aku untuk melupakan semua yang membuat aku trauma.
Rendra, laki-laki itu juga yang saat ini membuat aku kembali trauma untuk menjalin kisah dengan laki-laki lain. Kenangan dengan dia walaupun sedikit tapi membekas. Tuhan, berilah aku kemudahan untuk melupakan semua ini. Karena pada akhirnya aku lah yang ka
RENDRAAku benar-benar gak nyangka kalau Ratu yang menjadi karyawan baru di sini. Awalnya aku kurang setuju dengan diterimanya dia. karena aku tidak approve tapi entah kenapa dia bisa ada di kantor pagi ini. Dan pihak HRD juga langsung memberikan informasi bahwa Ratu adalah karyawan baru. Pastinya ini akan membuat aku tidak nyaman. Aku juga yakin bahwa perasaan Mayang juga akan kecewa jika Ratu satu tempat kerja dengan dia. walaupun dia tidak memperlihatkan kekceewaan, tapi aku bisa merasakan apa yang dia rasakan. Aku baru saja merasa bahagia dengan hubunganku dengan Mayang. Walau hubungan kami masih singkat tapi aku yakin, dia yang akan mendampingku menghabiskan sisa umurku.Pagi ini aku memberikan amanat untuk Mayang, Gadis, dan Danu untuk pergi ke Bali. Aku tau kalau mereka bertiga jarang cuti. Kerjaan mereka juga pasti tepat waktu, jadi memberikan mereka kerjaan ke luar kota sekaligus bonus liburan adalah hal yang luar biasa buat mereka. Aku menyuruh merek
MayangHidup tanpa Rendra saat ini harus aku jalani, aku harus kuat. Karena pada dasarnya dia bukan untukku. Aku memutuskan untuk tidak lagi ke Jogja setelah selesai mengurus administrasi. Aku memilih memutuskan tetap di Bandung walau kenyataannya kuliah akan dilaksanakan satu Minggu lagi. Aku lebih memilih di kost beres-beres kamar, tidak hanya kamar, tapi hatiku juga harus aku beresin.Tepat tiga hari yang lalu Rendra resmi bertunangan dengan Ratu. Aku sengaja tidak hadir dalam acara itu akrena hatiku masih belum bisa menerima kenyataan. Aku hanya melihat dari status Instagram Ratu, aku melihat jika mereka berdua sangat cocok. Aku juga belihat wajah kebahagiaan di antara mereka berdua. Setelah memutuskan ke Bandung aku tidak lagi emmbalas pesan Rendra. Walau aku tau dia setiap saat mengirimkan pesan untukku.Jujur, aku gak sanggup jika jauh dari dia.“Ren, aku rindu”.Aku hanya mambu mengatakan kalimat itu dalam
Tiba-tiba ponselku bordering lagi. Kali ini bukan Gadis, tapi Danu. Mereka berdua adalah sahabat terbaikku. Mereka tidak rela jika aku merasa sendiri, walau kenyataanya saat ini aku memang harus sendiri.“Apalagi sih Dan, Lo kerja aja deh, gue gak papa.”Nada sebal saat aku mengangkat video call Danu. Tapi yang aku lihat bukan wajah Danu maupun Gadis, tetapi wajah Rendra.Ya Tuhan, dia. laki-laki yang selama ini pernah membuat aku bahagia dan dengan mudahnya mengahancurkan kebahagiaan itu. Aku cepat-cepat menghapus air mataku. Aku tidak peduli dia melihat wajahku yang merah karena habis nangis. Aku melihat Gadis dan Danu di belakang Rendra dengan perasaan bersalah. Bahkan Gadis mengatupkan tangannya sebagai permohonan maaf.“Yang.”Panggilan itu, suara itu Ya Tuhan. Aku tidak sanggup mendengarnya lagi.“Iya Pak, Danu sama Gadis ganggu waktu kerja ya Pak. Maafin mereka ya Pak.&rdqu
Aku masuk kamar dan disusul Gadis. Aku bingung harus bagaimana menghadapi ini. Pak REndra datang tiba-tiba. Jujur aku belum siap menemui dan bertemu dengan dia. status dia saat ini juga tunangan orang lain. Salah jika aku menemui dia karena hubungan kita dulu belum berakhir dengan jelas. Hanya hubungan sepihak, aku yang memutuskan dan meninggalkan. Aku tau kalau dia belum bisa menerima keputusanku, tapi aku juga gak tau kenapa dia menerima pertunangannya dengan Ratu. Kalaupun dia menginginkan mempertahankan hubungan denganku kan dia bisa menolak pertunangan itu. Tapi ya sudahlah. Mungkin memang dia bukan jodohku.“Lo gak papa kan May? Gue khawatir, tadi semenjak ada Pak Rendra, Lo jadi pendiem. Gue tau kalau Lo merasa kurang nyaman.”Aku menoleh ke arah Gadis, dia memang selalu menjadi teman terbaik. Selalu mengerti perasaanku.“Gue takut kalau nanti Ratu tau Pak Rendra ikut kalian menemui aku, nanti aku dicap aneh-aneh jika hubun
“Kita balik dulu ya May, hati-hati. Jaga diri baik-baik. Kalau ada libur balik ke Jogja biar rumah Lo gak jadi sarang laba-laba.” Pesan Gadis.“iya, iya, bawel banget sih. Rumah yang di Jogja biar LO tempatin dulu kenapa sih? Atau Danu kalau mau. Dari pada nganggur gak kepakai.” Saranku.Satu persatu Gadis dan Danu memelukku. Rasanya seperti akan meninggalkan mereka jauh.Saat Gadis memelukku, dia membisikkan sesuatu “Ingat, Lo dan Pak Rendra udah sangat dekat. Pak Rendra juga kelihatan sayang banget sama Lo. Lo yang kuat ya missal dia tidak bisa menolak perintah Papanya. Apapun yang terjadi sama Lo. Gue selalu dukung.”Danu dan Gadis berjalan lebih dulu ke mobil Rendra karena memang Danu yang nyopir duluan. Perjanjiannya seperti itu katanya.“Aku pulang dulu ya sayang.” Pamit Rendra dengan menggenggam tanganku. Dia juga memainkan cicin di jari manisku. Cincin ini adalah pe
Hampir enam bulan dari pernikahan Rendra dan Ratu, sesuai permintaan Rendra aku tidak memblokir semua akses mulai dari whasapp, Instagram dan media sosial yang lainnya. Rendra juga memenuhi janjinya. Dia tidak pernah mengirim pesan untukku, tapi dia selalu melihat statusku di whasapp. Aku selalu membuat status yang seneng karena aku gak mau Rendra tau kalau sebenarnya aku masih mengharapkannya. Tapi semua itu mustahil karena aku melihat dari Instagram Ratu kalau dia sedang mengandung. Aku yakin kalau rumah tangga mereka sangat bahagia, aku tidak ingin merusak hubungan mereka.Aku sadar kalau selama ini aku belum bisa sepenuhnya ikhlas melepas Rendra, apalagi bayang-bayang dia semakin nyata. Cincin pemberian dia selama ini juga masih aku pakai. Sesekali aku mengupload jariku saat memakai cincin pemberiannya, hanya untuk memberitahu Rendra kalau janjinya selalu aku tepati.Hari ini kuliah terakhir sebelum minggu depan UAS. Ternyat
Ini salah, benar-benar salah. Seperginya Pak Rio mengantarkanku pulang, aku jadi merasa mengkhianati pernikahan Rendra dan Ratu. Harusnya aku tidak mau untuk dipeluk Rendra, tapi malah kebalikannya.Walau semenjak itu tidak ada percakapan lain sampai depan kost, tapi merasa canggung saja membiarkan suami orang memelukku.Jalan satu-satunya adalah menceritakan semua ini ke Gadis.Mayang: Dis, Lo sibuk gak? Gue telepon ya?Tidak ada balasan dari Gadis selama tiga puluh menit, mungkin dia baru ada acara dengan keluarganya. Atau bahkan sudah tidur. Biasanya anak itu kalau terlalu capek kerja terus tidur sore.Disaat menunggu balasan dari Gadis, justru pesan dari Rendra yang muncul. Padahal aku tidak berharap dia akan mengirimkan pesan untukku. Sudah cukup aku merasa mengkhianati pernikahan mereka. kalau sampai aku membalas pesannya, sama saja kalau aku menjadi orang ketiga dalam rumah tangganya. Walau tadi aku mendengarka
Pagi ini Rendra ke kost dengan membawa sarapan. Dia tidak mengabari dulu kalau mau ke sini. Yang pasti jelas aku tidak mengijinkan dia ke sini. Bisa bahaya kalau nanti bisa ketahuan. Aku harus bisa mencegah dia untuk tidak menghubungiku lagi sampai perceraian dia terjadi, jika Rendra dan Ratu jadi bercerai, kalau tidak ya bearti memang rezekiku selalu seperti ini, selalu diberi harapan tanpa ada kepastian.Untuk mengantisipasi kejadian kemarin agar tidak terulang lagi, pagi ini aku menggunakan piyama celana Panjang dan atasan lengan pendek. Ini lebih aman daripada aku menggunakan celana pendek.“Belum makan kan?” Tanyanya saat aku membuka pintu. Dia menenteng dua tas keresek. Aku yakin isinya bubur ayam.“Belum. Yuk masuk.” Aku memberikan Rendra akses untuk jalan.Kami sarapan dengan tenang, tidak ada pembicaraan khusus diantara kami. Aku sengaja ingin menikmati ini terlebih dahulu. Bisa dibilang kalau aku memang kurang tegas jika