Share

Bab 125

Penulis: Runayanti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-18 09:08:29

“Karena aku ingin kepastian. Aku tidak ingin kamu pergi di menit terakhir. Aku ingin kamu tahu, kamu sudah memilihku. Malam ini, dengan berada di sisiku, kamu menyegel pilihan itu.”

Kenzi mendekatkan bibirnya sehingga menyentuh bibir Naila kembali, sebuah ciuman singkat tanpa paksaan berlangsung beberapa menit sampai Kenzi melepaskannya.

"Hmm... lihatlah tubuh dewasamu yang sudah tidak mampu berbohong ini. Kamu menginginkanku juga, Sayang."

Air mata Naila menggenang di sudut mata. Ia mencoba mencari celah untuk melarikan diri, namun tak ada jalan.

Di satu sisi, hatinya ingin menolak keras. Di sisi lain, wajah Jannah yang pucat dan penuh luka kembali terbayang. Wajah sahabatnya itu, yang selalu berusaha tersenyum meski hatinya remuk, yang terus mencoba bertahan meski tubuhnya rapuh.

Pilihan itu seperti pedang bermata dua. Menolak Kenji berarti membiarkan Jannah tetap terjebak di neraka. Menuruti Kenji berarti mengorbankan kebebasan dirin

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Goez Titatar Sunda
peluk lah deon sebelum kamu kehilangan bukan hanya jannah mukin ada sesuatu juga yg akan hilang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 164

    Di lorong gelap, Deon menahan diri dengan kedua tangannya menekan dinding. Dia mendengar dengan jelas kalimat yang dikatakan Alfie, namun dia tidak bisa melakukan apapun untuk memperbaiki hubungan antara ibu dan anak tersebut.Selama ini, Jannah memang selalu sakit-sakitan dan Deon merasa, bukan kesalahan Alfie bila memilih Bella yang selalu berada di sisinya.Bayangan mimpi buruknya kembali terlintas, bercampur dengan kenyataan pahit yang baru saja ia lihat. Ia merasa, sedikit demi sedikit, dirinya mulai terpinggirkan dari “keluarga” yang seharusnya ia lindungi.Deon menghubungi Cahyo dan Cahyo menerangkan bahwa yang memberikan akses masuk adalah Kakek Robert.Tidak ada yang bisa melakukan apa pun, termasuk Deon.***Keesokan harinya, hari masih pagi dan matahari baru saja menampakkan sinarnya. Di kamar yang sunyi, Naila perlahan membuka mata. Pandangannya sempat kabur, tubuhnya masih terasa lemah, namun setidaknya kesadaran tel

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 163

    Bella mengeluh tubuhnya sangat sakit, wajahnya dibuat semanis mungkin, seolah sedang menahan rasa tidak nyaman.“Deon…” suaranya melengking manja, “…tolong pijitin aku ya, badanku benar-benar pegal. Kamu kan paling tahu bagian mana yang harus ditekan.”Deon yang duduk di samping sofa hanya menoleh sekilas. Tangannya masih mengusap kepala Alfie yang bersandar di pangkuannya. Anak itu tampak tenang, tak bersuara, hanya memeluk pinggang ayahnya erat-erat, seakan mencari perlindungan tanpa berkata apa-apa.Melihat diamnya laki-laki itu, Bella cemberut dan masih berusaha, "Deon, tanganku dibungkus perban dan kaki juga patah, aku tidak mungkin menyuruh tukang kusuk untuk memijit tubuhku yang terasa remuk ini."Deon mengembuskan napasnya lalu melangkah dengan malas menuju ke ranjang. Memijit bahu Bella perlahan.Di sudut ruangan, Kakek Robert duduk di sofa panjang, sejak tadi menyaksikan semuanya dan han

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 162

    Dokter Afgan masuk dengan stelan jas rapi. Wibawanya langsung menguasai ruangan, langkahnya mantap seolah setiap lantai yang ia injak tunduk pada kehadirannya. Matanya menatap lurus ke arah Jannah atau lebih tepatnya, ke perut Jannah.“Anakku,” ulangnya lagi dengan nada penuh kepastian. “Kau tidak akan menyangkalnya, Jannah.”Deon berdiri dari kursinya, wajahnya memucat bercampur amarah. “Apa maksudmu?” suaranya berat, hampir seperti geraman. "Bagaimana kau bisa masuk?"Dokter Afgan tersenyum tipis, meski sorot matanya tajam. “Maksudku jelas. Anak itu… darah dagingku.”Jannah tercekat, tubuhnya bergetar hebat. Ia tak pernah bisa kembali bertemu dengan Afgan dengan cara seperti ini.“Diam!” Deon melangkah maju, berdiri tepat di hadapan Dokter Afgan. “Jangan main-main di depanku. Anak itu Jannah kandung dari rahimnya sebagai istriku. Kau tidak berhak mengaku seenaknya!”

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 161

    Jannah menunduk, wajahnya kaku. Ia mencoba menarik napas panjang, tapi dadanya terasa sesak. Seolah-olah dinding kamar menyempit, menekan tubuhnya tanpa ampun.“Baiklah, sudah selesai. Infusnya sudah lancar. Tensi Nyonya juga bagus. Detak janin juga normal. Perban di wajah sudah diganti. Nyonya istirahat saja, jangan banyak pikiran.” Perawat itu menepuk pelan punggung tangan Jannah sebelum keluar, meninggalkan kamar sementara satu perawat lainnya masih membersihkan sisa perban yang dibuka tadi."Jangan terlalu dipikirkan apa kata orang. Mereka tidak mengalami apa yang Nyonya alami saat ini. Saya bisa mengerti, semua itu tidak mudah. Nyonya pasti sudah pergi bila tidak memikirkan situasi tanpa pendapatan tetap. Bagaimana wanita bisa bertahan hidup, bukan? Oh ya, sarapan akan diantar sebentar lagi, permisi," ucap perawat yang terakhir pergi seraya memberikan senyum dengan ramah dan menepuk kecil bahu Jannah seolah-olah sedang memberi kekuatan.Begitu p

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 160

    Deon menarik napas panjang, dadanya sesak mendengar kata-kata itu. Ada sesuatu yang ingin ia jawab, tapi lidahnya kelu. Ia hanya bisa mengusap tangan Bella lebih erat, seolah jawaban itu tersimpan dalam genggamannya.Keheningan di ruang rawat itu begitu menekan. Deon tetap diam, matanya menatap Bella tanpa sepatah kata pun. Hanya genggamannya yang terasa hangat, tapi tak ada jawaban atas pengakuan cinta yang keluar dari bibir Bella.Air mata Bella mengalir semakin deras. Rasa sakit di tubuhnya seakan tak sebanding dengan perih di hatinya karena keheningan Deon. Dengan tenaga yang tersisa, ia mencoba mendorong selimut dan menggerakkan tubuhnya turun dari ranjang.“Aku tahu… aku tahu kau tidak menginginkanku… tapi aku tidak peduli! Aku lebih baik mati daripada tidak ada di sisimu!” suaranya parau, penuh kepanikan."Kumohon, jangan lagi kau selamatkan diriku!"Deon segera berdiri dan menahan tubuh Bella yang gemetar. “B

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 159

    Tangannya meremas pelan jemari Alfie yang terkulai, lalu menatap pintu operasi dengan mata merah. Di balik sana, Bella masih berjuang. Di dalam dirinya, Jannah masih menunggu. Dan di pangkuannya kini, Alfie tertidur dengan hati yang porak-poranda.Deon menghela napas panjang. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasa benar-benar tidak tahu harus melangkah ke arah mana.Dia bahkan jijik melihat kondisnya yang tergantung di tengah-tengah dua wanita."Apa artinya cinta bila tidak bisa saling memiliki?" Deon tertawa saat menanyakan kepada dirinya sendiri.Tiba-tiba, lampu merah di atas pintu operasi akhirnya padam. Pintu berayun terbuka, seorang dokter keluar dengan wajah letih namun tenang.“Operasi berjalan lancar. Tidak ada pendarahan serius di kepala. Namun… tulang kaki dan tangannya harus dipasang pen, jadi proses pemulihan akan memakan waktu cukup lama. Untuk saat ini, pasien masih dalam pengaruh bius. Nanti jika sudah sadar, k

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status