LOGINVanessa dan Edward tiba di restoran hampir bersamaan.Saat mereka masuk, mereka berpapasan dengan Pak Rudi, orang yang seharusnya ditemui Edward pagi itu.Pak Rudi yang tampaknya tidak peduli bahwa Edward telah mengubah waktu pertemuan bisnis mereka, dengan hangat menyapa Edward dan berkata, "Aku sudah melihat konferensi pers-mu pagi ini. Semua orang di dalam dan luar industri ini memuji. Selamat ya.""Terima kasih," kata Edward. "Tentang pertemuan kita sebelumnya...""Anggasta Group baru saja mencapai terobosan teknologi yang sangat signifikan, jadi sudah sepantasnya Pak Edward menghadiri konferensi pers secara langsung. Aku mengerti. Anda nggak perlu sungkan, Pak." Vanessa tahu dari menonton konferensi pers Anggasta Group bahwa Edward sebenarnya tidak diwajibkan untuk hadir.Kalau tidak, dia tidak akan makan bersama Edward dan Gading sekarang, Edward seharusnya sibuk menghadiri jamuan lanjutan yang berkaitan dengan konferensi pers.Mendengar hal itu, dia menyadari bahwa Edward senga
Yang lain sudah mengganti topik obrolan.Vanessa baru kemudian membuka video konferensi pers Anggasta Group dan mulai menonton.Di awal acara, selain pembawa acara dan Clara beserta timnya di atas panggung, kamera juga terfokus pada penonton dan wartawan yang hadir di bawah panggung.Vanessa segera melihat Edward di sana.Dia memang sudah tahu Edward juga menghadiri konferensi pers perusahaannya.Namun, ketika melihat Edward di antara penonton, alih-alih di atas panggung, Vanessa tertegun sejenak.Meskipun kamera sempat menyorot sosok Edward dan orang-orang di sekitarnya, sekilas dia bisa melihat bahwa Edward tampak sedang dalam suasana hati yang sangat baik.Dan, Vanessa tidak yakin apakah itu hanya karena perasaannya saja, tetapi dia punya firasat... bahwa ketika Edward melihat ke panggung, dia sedang menatap Clara.Vanessa memperhatikan hal itu, jari-jemarinya semakin menggenggam erat tetikus di tangannya.Setelah pembawa acara selesai bicara, kamera dengan cepat terfokus pada tokoh
Konferensi pers segera dimulai secara resmi.Clara tidak lagi menatap Edward di bawah panggung, dia fokus menjawab berbagai pertanyaan dari para wartawan.Konferensi pers kali ini menimbulkan kehebohan besar, baik di dalam maupun luar negeri.Keluarga Gori sendiri juga begerak dalam bisnis yang serupa, Ervan serta David tentu saja tidak akan melewatkan berita tentang terobosan teknologi seperti itu.Terlebih lagi, proyek itu berasal dari Anggasta Group.Diana awalnya tidak terlalu tertarik dengan berita-berita itu, tetapi karena ini berkaitan dengan Edward, dia pun penasaran dan membuka video tentang berita itu. Tak disangka, begitu membuka video, dia malah langsung melihat Clara."Dia lagi! Kenapa sih dia ada di mana-mana?"Rita dan Nenek Gori sama-sama tahu bahwa proyek Anggasta Group itu adalah hasil kolaborasi dengan Morti Group.Namun, mereka berasumsi bahwa Dylan yang akan menghadiri konferensi pers secara langsung dan menjawab pertanyaan para wartawan.Bagaimanapun, konferensi p
"Pak, ada telepon dari Bu Vanessa," kata Rio.Kali ini, Edward sepertinya mendengar ucapan Rio. Dia hanya bergumam pelan sebagai jawaban, dan tepat saat melihat ponselnya, Vanessa sudah menutup telepon.Edward mengambil ponselnya dan berkata kepada Rio, "Kau boleh keluar sekarang.""Baik." Rio pun pergi.Untuk memamerkan kemampuan produk teknologi mereka dan memperluas pengaruh baik di dalam maupun luar negeri, Anggasta Group menyebarkan berita tentang terobosan yang berhasil dicapai dari kolaborasi antara Anggasta Group dan Morti Group sore itu, dan segera menjadwalkan konferensi pers.Setelah menerima berita hari itu, Edward berkata, "Tolong disesuaikan jadwalnya ya."Rio berpikir sejenak, lalu menyadari maksudnya, "Apa Bapak juga mau hadir di konferensi pers?""Iya.""Tapi..." Edward sudah memiliki jadwal penting untuk lusa pagi. Dia seharusnya sudah tahu hal ini, kalau tidak, dia tidak akan meminta Rio untuk menyesuaikan jadwal kerjanya.Namun, dia tak kuasa menahan diri untuk be
"Terima kasih."Mungkin karena menyadari keengganannya untuk berinteraksi, Edward pergi tanpa berkomentar lebih lanjut setelah berbicara, dia pergi bersama Vanessa.Mereka sudah berjanji untuk makan bersama seseorang.Setelah makan, Edward masih memiliki urusan bisnis yang harus dibicarakan, sementara Vanessa juga memiliki urusan di perusahaannya. Kebetulan, Keluarga Gori dan Sanjaya juga sedang makan di sana, jadi dia pun pergi lebih dulu.Melihat Vanessa, Fani tak kuasa menahan diri untuk berkomentar, "Suasana hati Vanessa sepertinya jauh lebih baik akhir-akhir ini daripada sebelumnya."Hal itu bukan hanya disadari oleh Fani, tetapi Rita dan Nenek Gori juga memperhatikannya.Diana tersenyum dan menjawab, "Tentu saja! Kak Edward kan sibuk banget sama pekerjaannya kemarin, jadi mereka hampir nggak punya waktu untuk bertemu. Sekarang dia sudah nggak terlalu sibuk, jadi Kak Vanessa bisa menghabiskan waktu bersama lagi setiap hari. Wajar saja kalau suasana hatinya lebih baik."Faktanya, a
Hari itu, Elsa tetap tinggal di rumah Keluarga Hermosa.Namun, dia hanya menginap semalam saja. Malam berikutnya, Edward sudah mengirim seseorang untuk menjemputnya.Karena kerja sama dengan Anggasta Group akan segera mencapai terobosan baru, Clara tiba lebih awal di kantor pusat Anggasta Group keesokan paginya.Siang hari, saat hendak makan siang bersama Pak Yakob, Pak Yovi, dan yang lainnya, mereka kebetulan bertemu Vanessa di bawah.Pak Yovi dan staf Anggasta Group lainnya yang melihat Vanessa, menyapanya dengan sopan seperti biasa, "Bu Vanessa."Vanessa mengangguk dan bertanya, "Mau makan siang?""Iya, Bu." Pak Yovi menjawab sambil tersenyum. Dia berpikir bahwa Vanessa, sampai batas tertentu, adalah juga tuan rumah dari Anggasta Group, dan berharap Vanessa akan menyapa Clara dengan sopan, jadi dia tetap diam dan menunggu.Namun yang mengejutkannya, ternyata Vanessa malah bersikap seolah-olah tidak melihat Clara, dia hanya tersenyum padanya dan staf Anggasta Group, sambil berkata, "







