แชร์

Bab 2

ผู้เขียน: Sweety
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-12-09 21:10:08

"P-pura-pura apa yang dimaksud, Pak?"

Ellena menarik napas, wajahnya sengaja menoleh ke arah lain, tidak mau menatap iris hitam yang menghanyutkan itu, tapi tangan Reon memaksa dagu Ellena mendongak pada pria tersebut.

"Kamu bertingkah seperti tidak pernah ada apa-apa, Elle," bisik Reon, pria berkulit putih bersih itu semakin menunduk, wajah mereka sudah sepersekian inci jaraknya.

"Hebat kamu, ya."

Ellena terpaku, tapi pupilnya bergetar. Dia lalu menelan saliva pelan. "Jadi Anda masih ingat dengan saya?"

"Oh ya, tentu, saya nggak bakalan pernah lupa sama perempuan yang seenaknya membuang dan memanfaatkan perasaan saya." Rahang Reon mengetat, napasnya memburu.

Sampai tujuh turunan pun dia tidak akan lupa.

Ellena menatap Reon lama, belum mengatakan apa-apa lagi karena susah bicara. Pasalnya cengkraman lelaki itu semakin kuat di dagu ovalnya, seolah ingin meretakkan tulang rahang Ellena.

Tidak mau lama-lama terjebak di jarak tipis dengan Reon, Ellena akhirnya mengangkat kedua tangannya mendorong dada bidang Reon, ingin keluar dari jebakan tubuh kekar itu.

Sayangnya, kekuatan Reon jauh lebih besar. Kedua pergelangan tangan Ellena dengan mudah diraih dan dikurung menggunakan satu tangan besar Reon di atas kepala gadis itu.

"Saya belum selesai ngomong." Reon semakin mendesak Ellena menempel di dinding. Tatapannya menusuk tajam bagai belati.

Reon mengaku sangat benci dengan Ellena sejak gadis itu mencampakkan dirinya saat lulus SMA. Tapi, setelah enam tahun bertemu kembali, ada yang tak berubah dari Reon.

Matanya masih terus mencari keberadaan Ellena, hatinya masih terus menggaungkan nama Ellena dan pikirannya masih dipenuhi Ellena.

Sebenarnya, Reon tidak menyangka kalau Ellena akan menjadi salah satu sekretarisnya. Dia kembali ke negara ini hanya untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan sang papa agar belajar sekaligus memimpin salah satu perusahaan milik Adinata Group.

Tapi…

Ellena…

Perempuan yang dia cintai tanpa memandang status—mantan kekasihnya malah muncul tak terduga di depan mata Reon.

Sejak hari pertama Ellena masuk dia langsung menghujani gadis itu dengan berbagai macam tugas. Dia macam bos galak yang kasih pekerjaan tiada henti sampai menyuruh untuk lembur.

Alasannya simpel. Dia ingin menyiksa Ellena yang pernah mencampakkannya.

Cuma ia mungkin lupa bahwa Ellena itu perempuan pekerja keras. Sehingga semua pekerjaan yang diberikan pada gadis itu diselesaikan meski harus lembur.

"Jadi… semua perlakuan Anda sejak saya jadi sekretaris Bapak itu bentuk balas dendam?" akhirnya Ellena buka suara, "karena Anda belum move on dari masa lalu?"

“Di Amerika dan Inggris sana banyak cewek yang jelas lebih cantik dan mau sama saya. Gak kayak kamu yang gak mau sama saya.”

Dia menurunkan tangannya yang mencengkram kedua sisi rahang rapuh Ellena, namun jaraknya semakin menipis. Kepalanya menunduk dalam-dalam, seolah ingin mengabsen setiap garis wajah gadis itu.

Reon bahkan dengan jelas melihat embun tipis yang terbentuk di pelupuk mata Ellena. Dia juga merasa kalimatnya menyakitkan.

Ah, salahkan Ellena. Gadis itu juga pernah melukai Reon. Bahkan lebih menyakitkan kata-kata Ellena dulu waktu mencampakkan Reon.

"Kalau begitu lepaskan saya, Pak Reon…" Ellena sekuat tenaga menarik kedua tangannya untuk turun, tapi cengkraman Reon semakin kuat di atas kepalanya.

Sementara itu, Reon tidak bisa menahan gejolak di dalam dadanya. Dia memang benci pada Ellena, tapi berdekatan dengan mantan kekasihnya membuat waras Reon luruh runtuh.

Perempuan itu masih sama. Masih menatapnya ganas. Masih betah menahan tatapan.

Reon tak kuat saat deru napas itu makin berdetak. Ia mencondongkan dirinya sebelum jatuh ke helai rambut Ellena.

"Ternyata kamu yang belum move on dari saya, Elle." Tangan Reon menarik sebuah kalung dari balik kerah kemeja gadis itu.

"See?" dia memperlihatkan inisial R tepat di depan mata Ellena. "Kalung pemberian saya masih kamu pakai sampai sekarang."

Ellena menggigit bibirnya yang mulai bergetar. Mata gadis cantik itu berkaca-kaca.

Reon melepaskan kalung itu begitu saja. "Saya baru sadar kalau ada untungnya kamu ninggalin saya, Elle. Saya jadi sadar kalau kita memang gak setara dari segi apapun. Kamu miskin dan tidak pantas bersanding dengan sa–," kata-kata Reon tidak sempat dilengkapi.

PLAK!

Ellena lebih dulu mendaratkan tamparan keras di pipi kanan Reon.

Dengan bahu yang rapuh, Ellena memaksa dirinya menegakkan punggung. Dagunya terangkat sedikit. "Saya sudah move on dan juga tidak menyesal sudah meninggalkan Anda."

"Pak Reon pikir cuma Bapak yang terhormat ini sudah jauh lebih baik?" Meski matanya basah, Ellena berusaha melayangkan tatapan tajam tepat di iris lelaki itu.

"Kalung ini saya pakai supaya gak lupa balikin ke Bapak, karena waktu saya cuma untuk kerja." Dengan tangan gemetaran Ellena mencabut pengait kalung itu sendiri. "Berhubung karena Anda bahas, ini saya kembalikan!" Ellena melemparkan kalung itu ke dada bidang Reon.

Tak peduli dengan komentar Reon berikutnya, Ellena memilih untuk keluar dari ruangan bosnya, meninggalkan Reon yang mematung di sana.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Pak Reon Berhenti! Aku Bukan Kekasihmu Lagi   Bab 8

    "Dia melihat ke arah kita, Pak" bisiknya. "Sepertinya… Nona Graciella sudah mulai tertarik.""Bagus," Reon semakin menunduk. Menahan jarak wajah mereka lama. Lantas dia semakin kokoh melingkarkan lengannya pinggang sekretarisnya. Sementara itu, penciuman Ellena semakin penuh dengan aroma parfum maskulin Reon. Dia juga sesekali merasakan ibu jari bosnya menekan dengan elusan samar. Melihat bibir Reon menciptakan gejolak dalam dada Ellena yang sudah lama terpendam. Dia menggigit bibir dalamnya sambil menata napas, lalu menunduk. Oh, Ellena sadar. Reon sudah punya tambatan hati lain dan Ellena sedang menjalankan peran untuk menarik perhatian perempuan itu. Tatapannya kini tertuju pada cincin yang melingkar di jari manisnya. Ya, Ellena tidak boleh terbawa perasaan. Cincin itu hanya sekadar aksesoris untuk sandiwara mereka. Lalu, dari arah samping, Graciella muncul. Perempuan itu mendekat dengan langkah anggun yang pelan. "Saya tidak menyangka ternyata seorang Dareon Sankara Adinata

  • Pak Reon Berhenti! Aku Bukan Kekasihmu Lagi   Bab 7

    Reon telah menetapkan pilihan pada gaun satin berwarna dusty rose untuk Ellena kenakan. Dia menunggu sekretarisnya itu keluar dari balik tirai.Lelaki dengan setelan jas gelap itu duduk diam di sofa sambil menyilangkan kaki, punggungnya tegak, satu tangannya bertumpu santai di sandaran. Wajahnya tetap dingin—tatapan datar, rahang tegas dan aura mencekam yang membuat para staf di sekitar berdiri diam seperti patung.Begitu menyadari kemunculan Ellena di hadapannya, mata tajam Reon yang fokus pada layar ponsel teralihkan.Pandangannya naik.Untuk sepersekian detik, Reon lupa berkedip.Gaun yang dipakai Ellena jatuh sempurna di tubuh sekretarisnya itu. Kainnya membingkai siluet ramping yang sulit diabaikan.Iris Reon menyapu cepat, nyaris dingin seperti biasanya, tetapi sukar rasanya tidak berhenti pada lekuk bahu Ellena. Garis halus selangka itu dulu jadi salah satu persinggahan favorit bibir Reon saat memadu kasih dengan mantan kekasihnya.Dada Reon menegang sesaat, tapi tidak ada yang

  • Pak Reon Berhenti! Aku Bukan Kekasihmu Lagi   Bab 6

    "P–Pak Reon." Laura menunduk sekilas lalu mengangkat wajahnya, menatap pemilik bola mata hitam yang memantulkan sinar keemasan senja itu. Laura sudah jadi sekretaris Reon sekitar satu tahun, dulunya dia mengisi posisi sekretaris kedua seperti Ellena sekarang. Dan, sejak saat itu, dia langsung tertarik dengan Reon. Siapa yang tidak jatuh hati? Bukan hanya tampan, Reon punya kharisma yang membuat semua mata terpesona padanya. Selain itu, dia penerus Adinata Group yang memiliki kerajaan bisnis, baik di luar maupun luar negeri. Hanya saja, sampai sekarang tidak ada tanda-tanda Reon jatuh hati pada Laura. Namun, wanita itu tidak akan menyerah begitu saja. Reon melangkah penuh dominasi dan berhenti tepat di depan meja kerja Ellena. Hawa dingin seakan menguar di udara sekitar Ellena dan Laura. Laura menyelipkan beberapa helai rambutnya ke belakang telinga. "Em… itu Pak… maksudnya file tugas yang Pak Reon kasih."Di sisi lain, Ellena hanya berdiri diam dengan pose profesional. Sesekali d

  • Pak Reon Berhenti! Aku Bukan Kekasihmu Lagi   Bab 5

    Ellena mengerjapkan matanya pelan. "Tunangan pura-pura, Bapak?" Reon melipat tangan di dada sembari bersender tenang di kursinya. "Perlu saya ulangi omongan saya barusan?" Gadis itu menggeleng, "saya denger kok, Pak." "Good." Reon beranjak pelan dari kursinya. Bola mata Ellena mengikuti langkah bosnya itu sampai Reon berhadapan dengannya. Pria tinggi itu bersender di depan meja dengan kedua tangannya mencengkram tepi. "Saya mau mendekati putri menteri investasi dan penanaman modal, namanya Graciella. Dari informasi yang saya terima, dia tertarik dengan tunangan orang." "Jadi, kamu cukup jadi tunangan pura-pura saya, untuk menarik perhatian Graciella pada saya," sambung lelaki itu. Ellena terdiam sejenak. Entah kenapa seperti ada pisau yang menyayat hatinya mendengar Reon mengatakan semua itu. Tapi, apa yang Ellena harapkan? Dia yang mencampakkan Reon. Wajar mantan kekasihnya itu sudah punya tambatan hati yang baru. Sekarang, Ellena hanya perlu fokus pada pengobatan

  • Pak Reon Berhenti! Aku Bukan Kekasihmu Lagi   Bab 4

    Ellena kembali ke kantor saat hari menjelang sore. Dia merapikan penampilannya sebelum masuk ke dalam ruangan kerja. Matanya yang bengkak menangkap perhatian Vino–asisten Reon.Laki-laki itu menghampirinya saat kembali. "Kak dari mana?""Pak bos marah besar." Imbuhnya.Ellena menelan saliva. "Apa karena dokumen kemarin masih ada yang salah?""Pak bos marah karena dapat laporan kalau Kak Ellena keluyuran di jam kerja," bisik Vino. Ellena menautkan alis. Bukannya dia sudah memberitahu Laura kalau dia ke rumah sakit?Aduh, padahal dia mau meminta tolong pada mantan kekasihnya itu tapi Ellena malah bermasalah lagi.Ellena masuk ke ruangan Reon dengan hati-hati dan segera mengambil posisi berdiri di sebelah Laura.Di balik meja besar, tatapan Reon sangat menusuk. "Kamu dari mana aja?" tanyanya dingin. "Tadi ada meeting penting dan kamu malah keluyuran di jam kerja. Kamu niat kerja nggak sih!? Mau dipecat aja?"Ellena menggeleng. Dia sudah mengurungkan niat untuk resign. "Jangan pecat saya

  • Pak Reon Berhenti! Aku Bukan Kekasihmu Lagi   Bab 3

    Keputusan Ellena untuk mengundurkan diri sudah bulat. Gadis itu meluruskan punggung di balik meja kerja. Bola mata kecoklatan nya tertuju pada amplop putih di balik map. Sisa menunggu Reon datang dan dia akan menyerahkan surat resignnya.Suara klik halus dari pintu masuk spontan membuat Ellena menutup map rapat-rapat di meja. "Ellena, dokumen kemarin udah diapproved sama Pak Reon?" tanya Laura. Perempuan berlipstik merah terang itu melangkah melewati kursi Ellena dan meletakkan tas jingganya di meja.Ellena mengerjapkan mata pelan. Dia tidak tahu nasib dokumen tersebut. Ellena pergi begitu saja karena kelakuan brengsek Reon malam tadi."Sudah saya serahkan ke Pak Reon, Kak, tapi saya belum tahu udah diapproved atau enggak," jawab Ellena hati-hati."Duhhh, kamu gimana sih, Ellena, harusnya kamu pastiin dulu sebelum pulang. Saya kan butuh dokumen itu juga." Laura menghembuskan napas kasar. "Kita pasti kena omelan Pak Reon lagi kalau kayak gini.""Maaf, Kak," sahut Ellena pelan. Tidak m

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status