Share

Pangeran Terkutuk
Pangeran Terkutuk
Penulis: Loserpryyy01

Prolog

Seketika suasana jadi senyap. Gaun putih tulang Samantha terbang mengikuti hembusan angin kencang, hal itu sama sekali tidak mengurangi kesan elegan dan rupawannya yang menyerupai seorang dewi. Edmund terpesona sampai enggan melepas pandangan dalam beberapa menit sebelum akhirnya gadis itu mengalihkan perhatiannya dengan menaruh kembali cincin berlian yang berada dalam kubus kaca kecil berbalut kain merah tersebut ke meja.

Bibirnya tidak mengucap sepatah kata pun, hanya terbuka sedikit untuk menghembuskan napasnya yang panjang dan terdengar lelah. Edmund sudah menduga apa jawaban gadis itu perihal lamarannya pada malam hari ini—yang sengaja diadakan di tempat terbuka, berupa meja kaca dan sepasang kursi khusus dua orang yang dikelilingi bunga tulip dan kolam ikan. Selayaknya latar romansa yang terjadi pada tiap individu, ia mencoba membuatnya semirip mungkin agar Samantha merasa nyaman dan senang seperti yang dialami pasangan lain.

Gadis itu masih tidak mengatakan apapun, menarik helaian rambutnya ke belakang telinga—yang entah kenapa seolah menyuruh Edmund bicara lebih dulu.

"Aku menghargai apapun keputusanmu Lady Caley. Katakan padaku bagaimana jawabanmu... jika kau siap. Aku masih bisa menunggu sampai kapanpun asal itu hanya untukmu," Ed mengulum senyum. Menahan diri untuk tidak berteriak seperti orang gila ketika dua iris Samantha menatapnya secara langsung.

Jemari kecil gadis itu mendorong kotak cincin ke arah Edmund secara perlahan, "Maafkan aku, yang mulia. Selain karena tidak ada rasa diantara kita—oh, mungkin hanya aku yang tidak memiliki perasaan terhadapmu. Usia kita juga terlalu jauh untuk disandingkan sebagai suami istri, maaf jika aku kelewatan mengatakan hal ini, tapi kau sudah seperti ayahku. Kalian hampir seumuran kan?"

Edmund mengangguk membenarkan tanpa berani membantah. Memang ia sudah memasuki tahap kepala empat, walau baru di pertengahan, sementara gadis cantik di depan matanya, kini masih menyandang status remaja belasan tahun. Hanya saja seharusnya cinta tidak memandang apapun, bahkan jika itu usia.

Tapi cinta juga tidak bisa dipaksakan, Samantha pasti menginginkan pria gagah yang seusia dengannya agar kelihatan serasi ketika sebuah lengan kekar merangkul pinggang kecilnya.

"Yang mulia, sudah hampir tengah malam, aku harus pulang sekarang," gadis itu berujar tiba-tiba, tanpa menunggu jawaban dari si lawan bicara, langkah terburunya sudah menjauh sampai siluetnya benar-benar menghilang dengan cepat.

Edmund menghela napas lesu. Pupilnya memandangi pantulan diri sendiri di gelas kaca yang terisi air dingin.

Earl Martin muncul dari balik pintu, lantas mengusap bahunya dari belakang—dia orang yang sejak tadi memandangi pembicaraan privasi kedua pasang pria-wanita yang kemudian berakhir menyedihkan bagi salah satu pihak, "Kita bisa mencoba lain kali, Yang Mulia," ia tertawa renyah berusaha menghibur, "Seorang Duke penguasa Harbetor sepertimu tidak wajar kalau bersedih hanya karena seorang wanita. Masih banyak lady cantik di luaran sana, Lady Caley tidak ada apa-apanya."

Edmund menggeleng pelan, tatapan matanya menajam "Aku hanya menginginkan dia, hanya Samantha Caley yang pertama dan terakhir, tidak akan ku lepaskan sampai kapanpun."

•••

Wilayah Harbetor masih berada di bawah naungan Antaragon. Dipimpin seorang Duke berusia empat puluh lima tahun, meski umurnya terbilang sudah tidak muda lagi, Harbetor begitu makmur dan lebih maju ketimbang wilayah kekuasaan seorang duke lainnya.

Pangeran tersebut bernama Edmund Aisteree, putra sulung Raja Antonio Aisteree, dia ditetapkan menjadi pemimpin Harbetor sejak tiga tahun yang lalu, masa jabatan yang terbilang masih sangat singkat.

Meski begitu ia cakap dan berbakat dalam bidangnya. Perekonomian, kemiliteran, bahkan pendidikan di Harbetor sangat diuatamakan. Jarang ditemui orang miskin, gelandangan, dan sebagainya di wilayah kekuasaan Edmund. Sehingga Harbetor kerap kali dianggap surga, berkat popularitas kemakmurannya yang kian meningkat.

Meski begitu, sebagai Duke yang dianggap berbakat dan sering dipuja-puja masyarakat, dia punya satu kekurangan, yang tak lain adalah menakhlukan hati wanita.

Entah untuk apa masa mudanya sehingga di usia menjelang setengah abad, masih melajang. Dia belum pernah terlibat berita dengan seorang gadis—sama sekali belum pernah. Tapi akhir-akhir ini, seorang putri sulung Baroness Julia Caley yang bernama Samantha Caley benar-benar memikat sang duke berkat pesona kecantikannya.

Sudah dua bulan pertemuan mereka, dan sudah pula empat kali lamaran diajukan oleh sang duke. Malangnya setiap peristiwa itu selalu berakhir penolakan. Samantha tidak akan mengatakan apapun, dia hanya membahas mengenai perbandingan usia mereka yang sudah seperti ayah dan anak. Edmund pernah mengenal Baron Alexandru Caley, mendiang ayah Samantha, pria itu belum lama meninggal, saat berusia empat puluh lima—yang berakhir membuat hidup gadis itu sengsara beserta keluarganya.

Meski ditentang oleh si gadis, lebih banyak lagi masyarakat yang menyetujui pernikahan mereka karena menganggap Duke Edmund sangat berjasa di Harbetor, sementara jika dia menginginkan Samantha, seharusnya itu bisa disanggupi sebagai balas budi atas jasanya.

Orang-orang pun mulai menjauhi keluarga Caley, membuat Baroness Julia uring-uringan. Mereka mulai kesulitan ekonomi, tidak ada akses masuk kegiatan khusus sosialita kalangan atas, kehilangan derajat, dan yang terpenting, Samantha sudah tidak secantik dulu lagi.

Dia menolak keras lamaran itu, membuat diri sendiri sengsara dan harus benar-benar bekerja keras untuk keluarganya. Hilanglah sebutan dewi kecantikan yang tertanam dalam jiwanya, sebab sebelum kejadian ini melanda, Samantha adalah gadis yang gemar bersolek, memakai perhiasan mewah, dan memamerkannya.

Duke Edmund tidak ada sangkut pautnya dengan penyebab keruntuhan ekonomi keluarga Caley. Tapi dengan adanya perkara seperti ini, ia mampu memanfaatkannya dengan baik—yaitu menjanjikan takhta yang lebih tinggi dan mengembalikan ekonomi kelas atas untuk keluarga mereka.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status