Share

2. Best Sister Ever

BIB... BIB... BIB...

Telephone berbunyi, Thania yang tepat berada di sebelahnya langsung mengangkat, dan betapa terkejut mendengar suara lawan bicaranya. Suara yang belum dia lupakan. Suara yang hampir setiap hari mengisi hari nya. 

"Hallo, sayangku. Apa kamu masih di sana? Ada yang lupa aku sampaikan barusan." suara yang tak asing itu terdengar. 

"Hello, sayang? Apa kau di sana?"  suara di seberang mulai tak sabar karena tak mendapat jawaban. 

"Yeah"  jawab Thania. Belum sempat dia memanggil nama kakaknya, sang penelpon melanjutkan.

"Aku sudah selesai dengan adikmu. Sekarang kita bisa berjalan bersama tanpa perlu sembunyi-sembunyi, sayang. Seperti keinginanmu."

Thania begitu terkejut. Telepon terlepas dari genggamannya. Nichole segera mengambil telepon dan menaruhnya kembali ke tempatnya. 

"Ada apa Thania? Siapa yang menelpon? Apa sesuatu yang buruk terjadi?" cecar Nichole. Tetapi hanya dibalas gelengan kepala oleh Thania yang langsung masuk ke kamarnya. 

Tak ada yang perlu ditangisi karena memang dia tidak pernah benar-benar suka pada Andrew. Hanya melihat cara dan perlakuannya, Thania tidak suka. Thania merasa dipermainkan. Bahkan kakaknya turut mempermainkan dia!

"GOD please, aku tidak pernah berbuat buruk pada mereka, tapi kenapa ini yang aku terima. Berikan aku keteguhan hati supaya tetap sabar, dan berikan mereka yang terbaik. Amien" .

...

Keluarga Smith adalah keluarga kalangan menengah biasa. Ayahnya seorang pekerja di sebuah bank dan nyonya Smith hanyalah seorang ibu rumah tangga. Nichole dan Nathania dididik secara berbeda. Sejak kecil, Nichole yang merupakan cucu kesayangan grany Smith selalu menerima apa yang dia inginkan. Sedang Thania sebaliknya. 

...

Malam itu... setelah menyadari bahwa bukan Nichole yang menerima telepon darinya, Andrew bergegas mengambil kunci mobilnya dan memacu mobilnya di jalanan menuju rumah Thania. Dia menghubungi Nichole melalui ponselnya. 

"Hello, my love. Ada sesuatu yang penting yang harus aku sampaikan. Keluarlah dengan aku sebentar saja." kata nya dari ponselnya

Tak berapa lama, sepasang sejoli itupun duduk di sebuah club.

Nichole dengan santainya meletakkan gelasnya, lalu meletakkan kepalanya ke bahu bidang Andrew sambil memainkan rambut panjang ikal hitam yang dibiarkannya terurai.

"Sayang, sepertinya aku tadi melakukan kesalahan.  Aku menelpon ke telepon rumah mu, yang aku kira kau  masih di dekat telepon dan menerimanya. Tapi ternyata... " kata Andrew.

"Ya, aku tahu." jawab Nichole sambil menuang wine kembali di gelas kosongnya. 

"Tenang saja, aku akan mengurus sisanya." lanjutnya. 

Mereka melanjutkan melewati sisa malam mereka berdua.

...

"Thania, ada kiriman paket tuh di mejamu" kata Donita. 

"Thanks!" kata nya dengan memberikan senyum khasnya. 

Paket box warna merah muda, dengan pita gold metalik. Hmm... tanpa nama pemgirim. Hanya tertulis JUST FOR NATHANIA. 

Siapa sih pengirimnya? Apaan sih isinya? Jangan jangan... ?

Ah... bukan, ini masih jauh dari bulan April. Tapi ini juga bukan hari ulang tahun ku. Hmm... trus apaan ini ya? 

"Udah, jangan diputar-putar terus tuh kotak. Kasihan loh, ntar isinya pusing." kata Donita terkekeh, melihat wajah rekan sedivisinya seperti kebingungan. "Buka ajalah, Thania. Daripada kamu putar-putar ga jelas."

Setelah cukup lama mengamati dan memutar mutar kotak itu, akhirnya dibukanya si kotak paket berpita gold metalik itu.

Ada dua kotak coklat berbentuk hati di dalam nya. Tapi dari siapa ya gerangan? 

Thania melihat ke sekeliling. Semua nya bekerja dengan wajah serius. "Dari siapa sih?" gumamnya dalam hati. 

-----------------------

Siang harinya, setelah jam makan siang.

"Thania, darimana kamu? " tanya Samuel. 

"Eits - eits. Ada apa nih. Aku barusan cuma makan siang di kantin sama Donita. Memang ada apa sih kok cari aku?" tanya Thania. 

"Ada paket lagi tuh di mejamu."  jawab Samuel sekenanya. 

Paket merah muda lainnya, dengan pita gold metalik juga. Heh - ada apa ini!

Sebaiknya semua yang aku terima, baik kotak coklat tadi dan yang ini, aku simpan saja. Siapa tau itu barang-barang dari Andrew. Ogah ah, nerima barang dari dia. 

"Napa? Bengong aja. Paketannya tuh dibuka. Jangan dipelototin saja", kata Samuel. 

"Ogah ah. Kira-kira siapa coba yang kirim. Jangan-jangan Andrew. Ih... " jawabnya. 

"Eh bukan. Jelas itu bukan Andrew. Kemarin aku ada ketemu dia, katanya sih semua udah selesai. Dia ga akan ganggu kamu lagi. Gitu sih. Aku rasa juga ga mungkin dia mau berulah lagi di sini." kata Samuel. 

Lantas siapa dia? Siapa yang menaruh paket paker berwarna merah muda dengan pita gold metalik itu di meja nya?

Semuanya misterius.

Lantas isi nya apa ya? Kalo memang ga mungkin Andrew, aku buka ajalah. Kalau toh Andrew nanti aku kembalikan saja semua. Setelah menimbang nimbang, akhirnya di bukalah paket merah muda itu. 

Wajahnya berubah ketika melihat isi paket yang kedua. Tanaman kaktus mini. 'Siapa juga sih yang kirim beginian.'

Tapi akhirnya diletakkan pula tanaman itu di meja kerjanya.

Ada sepasang mata yang mengamati dari kejauhan. Tersenyum dan bergumam, semoga hari ini baik untukmu.

...

"Udah pulang, Thania, " kata Nichole, saat Thania melewati pintu ruang tamu.

"Yaa. Seperti biasa, hari yang sibuk dengan banyak angka yang membuat pusing kepalaku." jawabnya seperti biasa

 "Eh, suka gak sih, sama kado yang aku kirim tadi. Enak gak coklatnya. Dan jangan lupa di siram ya kaktusnya." cerocos Nichole. 

"Ow, jadi kamu yang kirim ya," kata Thania datar.

"Wah senengnya, anak mom pada rukun. Say thanks dong sama Nichole. Udah perhatian sama kamu!" kata Mrs. Smith. 

"Oke. Thanks for everythings you do!", kata Thania. 

"Your welcome, Thania." balasnya terkekeh. 

"Semoga kalian bahagia deh" kata Thania dalam hati. 

Tanpa Nichole sadari, karma sudah mulai berjalan. Menghampirinya. Tanpa dia sadari semua nya akan segera berbalik 180 derajat. Dan saat semua penyesalan itu datang, semuanya sudah terlambat.

...

"Alfred, apa kabar saudaraku?" kata Carl sambil mengguncang genggam tangan nya. 

"Hahaha... baik. Seperti yang kau lihat. Lama kau tak kemari, dimana keluargamu? Tak kau ajak? Dan maafkan aku tidak menjemputmu di bandara." tanya Alfred pada teman dekatnya sekaligus anak dari pemilik perusahaan yang dipercayakan pada nya. Sebenarnya Alfredo Anderson adalah anak adopsi dari Richard Anderson yang notabene adalah ayah kandung dari Carl Anderson. Alfred yang merupakan yatim piatu sejak berusia 8tahun adalah teman akrab Carl.

"Sudahlah. cukup kau mengirimkan asistenmu, Wayne. Dia benar benar pegawai yang cakap. Dan - ayolah. Siane dan anak anak juga butuh waktu sendiri. Kemarin dia minta untuk menjenguk keluarganya di Bali. Biarlah seminggu mereka berkumpul. Setelah urusan aku di sini selesai, aku jemput mereka kembali ke Prancis." kata Carl. 

"Bagaimana kabar Daddy? Apakah dia sehat?" tanya Alfredo.

"Tentu, dia menjaga menu makannya, dan berolahraga. Katanya menjaga kesehatan itu penting di usianya." jawab Carl sambil terkekeh menirukan gaya bicara Daddy nya. 

"Well, bagaimana dengan dirimu sendiri? Udah mulai berfikiran untuk berkeluarga?" tanya Carl. 

Tanpa sadar mata Alfredo melihat ke arah lain, yang membuat Carl ikut menoleh ingin tau apa yang Alfredo lihat.

"Ah, saudaraku. Tak usah kau jawab." Lanjutnya sambil terkekeh.

Alfredo melotot. Wait - apa maksudnya.

"Ya aku tau jawabannya. Dia baru saja lewat, kan. Lantas kapan akan kau ungkapkan perasaanmu?" tanya Carl.

Pertanyaan Carl ini seolah menampar wajahnya. Sampai kapan dirinya akan menjadi manusia bodoh yang hanya melihat dan memendam rasa. Padahal sesuatu yang dia suka, dia cinta ada di pelupuk mata. Setiap hari hadir. Sampai kapan dia hanya diam, tanpa memperjuangkan cintanya?

"Aih, malah ngelamun. Jangan kelamaan, nanti keburu di samber orang loh. Cinta ga datang dengan sendirinya. Semua harus diperjuangkan, saudaraku." kata Carl.

"Ok ok. Thanks perhatiannya, saudaraku. Nih, urus dulu tentang masalah kontrak ini nih... "

...

Nichole sedang terduduk lunglai di lantai kamarnya. Tangannya masih memegang benda pipih yang panjangnya sekitar 15cm itu. Matanya tertuju pada benda itu, menatap sayu.

"My love, kita harus ketemu. Nanti malam, jangan lupa di tempat biasa, ya. Ada sesuatu yang harus aku sampaikan.", kata Nichole dengan nada pelan nyaris tak terdengar di ponselnya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status