Share

Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran
Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran
Penulis: Lilia

Bab 1

Penulis: Lilia
"Jangan!!!"

Rasa sakit yang luar biasa membuat Anggi Suharjo terbangun dari mimpi buruknya.

Warna merah mendominasi pemandangan di depan matanya. Suara lembut dan aroma lilin yang sedang menyala, menyebar ke seluruh ruangan tempat Anggi berada. Anehnya, rasa sakit di tubuhnya sudah menghilang.

Anggi terpana melihat pemandangan di hadapannya. Yang paling menyita perhatiannya adalah tulisan "Pesta Nikah" yang terpasang di balik lilin.

Tanpa sadar, Anggi menunduk dan mendapati dirinya sedang memakai gaun pernikahan. Gaun pernikahan ini awalnya dia jahit untuk adik perempuannya, Wulan Suharjo. Dia tidak menyangka, gaun yang sudah dijahit selama tiga tahun itu akhirnya dipakai untuk pernikahan sendiri.

Terlebih lagi, suaminya adalah Luis Giandra sang Pangeran Selatan yang reputasinya buruk.

Pada awalnya, Luis adalah ahli perang yang terkenal di Negeri Cakrabirawa. Dalam perang tiga tahun yang lalu, dia dikhianati oleh bawahannya dan dihadapkan dengan situasi kritis. Walaupun dia berhasil lolos dari kepungan musuh, meridiannya telah rusak sepenuhnya dan dia menjadi pria tidak berguna.

Sejak saat itu, Luis menjadi pria kejam yang tidak berperasaan. Seringkali, dia akan menghukum mati pelayan yang melayaninya. Beberapa kali, Kaisar telah menganugerahkan pernikahan untuknya, tapi jasad sang pengantin selalu akan dikeluarkan dari Kediaman Pangeran Selatan keesokan harinya.

Tidak ada keluarga di ibu kota yang ingin menyerahkan anak perempuannya menjadi pengantin Pangeran Selatan.

Namun sebulan yang lalu, Permaisuri Dariani mendesak dan memaksa Kaisar untuk menganugerahkan pernikahan lagi. Kali ini, nasib buruk itu jatuh kepada Wulan yang merupakan putri kedua dari Kediaman Jenderal Musafir.

Wulan adalah putri kesayangan di Keluarga Suharjo. Bagaimana mungkin mereka tega menikahkannya ke Kediaman Pangeran Selatan?

Oleh karena itu, Anggi pun menjadi pengantin yang menggantikan adiknya.

Hanya saja, Anggi sudah memiliki pujaan hati lain. Pria itu adalah teman sepermainan yang sudah bertunangan dengan dirinya. Oleh karena itu, Anggi tidak rela untuk memenuhi pernikahan ini.

Terlebih lagi, rumor tentang Luis terlalu menakutkan. Anggi yang ketakutan pun terhasut ucapan Wulan dan mencoba untuk kabur di hari pernikahannya.

Pada akhirnya, dia tertangkap basah dan membuat Dariani marah besar. Tangan dan kaki Anggi dilumpuhkan dan dia dilempar kembali ke depan pintu Kediaman Jenderal Musafir.

Anggi berharap dengan sepenuh hati, Keluarga Suharjo akan menerimanya kembali dan merawat lukanya. Di luar dugaannya, pintu gerbang rumahnya justru tertutup rapat.

Di tengah musim dingin yang menusuk, Anggi yang terluka parah akhirnya mati kedinginan di depan pintu. Bahkan, jasadnya juga tidak diurus.

Anggi begitu sakit hati. Pada saat itu juga, dia baru menyadari bahwa dirinya merupakan seorang karakter sampingan yang ditakdirkan untuk menjadi korban dalam sebuah cerita novel.

Sementara adiknya, Wulan, adalah tokoh utama dalam novel tersebut yang menjadi anak emas semua orang.

Tidak peduli seberapa besar upayanya, Anggi tidak akan pernah menjadi sorotan dalam Keluarga Suharjo. Dia cuma seorang figuran yang keberadaannya tidak berarti. Seberapa pun dia mencoba untuk mendapatkan kasih sayang, semuanya tetap berakhir sia-sia. Menjadi korban untuk Wulan adalah suratan takdirnya.

Anggi merasa putus asa.

Dia terduduk di atas ranjang dengan pandangan kosong. Saat ini, otaknya sedang memproses ingatan yang muncul secara silih berganti.

Luis adalah antagonis paling kejam dalam novel ini. Sejak wajahnya rusak dan badannya lumpuh, pembawaannya jadi melenceng. Setelah berhadapan dengan tokoh utama pria dan wanita dalam novel, Luis akhirnya meninggal secara tragis.

Anggi merasa kasihan pada jalan cerita dari karakter Luis. Padahal sebelumnya, pria ini adalah ahli perang yang sangat terkenal. Namun, dia harus berakhir mengenaskan seperti itu.

Hanya saja, dirinya lebih menyedihkan. Sejak dilahirkan, karakter Anggi telah ditakdirkan untuk berkorban untuk Wulan.

Alasannya sederhana. Saat ibu mereka mengandung, seorang peramal meramalkan Wulan memiliki takdir pembawa keberuntungan yang akan menjadi tokoh besar. Sementara Anggi yang lahir duluan, adalah pembawa sial yang akan membuat Keluarga Suharjo tertimpa kesialan.

Apalagi setelah Anggi lahir, Keluarga Suharjo benar-benar banyak menghadapi masalah sehingga semuanya langsung percaya pada ramalan tersebut. Oleh karena itu, mereka tidak menyayangi Anggi.

"Ck ...."

Anggi menghela napas saat mengingat akhir cerita dari semua pengorbanannya demi Keluarga Suharjo. Pada akhirnya, dia mati mengenaskan, bahkan jasadnya menjadi mangsa anjing liar. Namun di luar dugaannya, Luis malah kembali untuk mengurus jasadnya.

Di tengah alur cerita yang tidak terduga ini, pintu ruangan tempat Anggi berada terbuka.

Seorang pria berekspresi datar yang berpakaian hitam, mendorong masuk sebuah kursi roda. Di atas kursi roda tersebut, terduduk seorang pria kurus berpakaian jubah pernikahan berwarna merah. Wajah pria itu terlihat sangat pucat.

Sepertiga dari wajahnya dipenuhi luka bakar. Di sisi lain mukanya yang tidak terbakar, terlihat luka hasil goresan pisau. Penampilannya memang sangat menakutkan.

Tidak heran orang-orang menyebarkan rumor bahwa selain lumpuh, Luis juga menjadi buruk rupa sejak peperangan itu.

Anggi bergidik. Dia menggenggam erat baju sendiri dan melirik ke arah Luis dengan hati-hati.

Kali ini, Anggi tidak akan mencoba untuk kabur lagi. Dia tahu dirinya akan mati kalau keluar dari Kediaman Pangeran Selatan. Bagaimanapun, Dariani paling peduli dengan putranya. Dia tidak akan tinggal diam kalau ada tindakan yang menghina Luis, seperti kabur dari Kediaman Pangeran Selatan.

Saat ini, Anggi cuma berharap Luis tidak kejam seperti yang dirumorkan di luar sana. Kalau tidak, nyawanya yang baru dilahirkan kembali ini akan mati lagi karena disiksa Luis.

"Pergilah." Suara Luis yang sedikit serak terdengar. Setelah melirik Anggi sebentar, pengawal itu melepaskan tangannya dari kursi roda dan meninggalkan ruangan.

Dalam sekejap, hanya tersisa Anggi dan Luis dalam ruangan tersebut.

Anggi sedikit gugup, tapi dia tidak terlalu takut saat menghadapi Luis. Bagaimanapun, Luis adalah orang yang mengurus jasad Anggi dalam kehidupan sebelumnya. Jadi, Anggi punya firasat bahwa pria ini berbeda dengan yang dirumorkan.

"Pangeran, biarkan saya membantumu berbenah ...." Anggi berucap dengan gugup. Saking gugupnya, suaranya sedikit gemetaran.

"Kamu takut?" Suara rendah pria yang agak serak itu terdengar lagi.

Anggi mengepal tangan dan membalas, "Bukan takut. Cuma, aku ... aku agak gugup."

Melihat Anggi yang berkata dengan gugup dan tampak tegang itu, Luis tertawa. "Wajar saja kalau kamu takut padaku. Siapa pun akan takut melihat tampangku, bukan?"

Anggi mendongak untuk melihat. Rupa pria tersebut memang menakutkan.

Namun, bukan berarti tidak bisa diobati.

Wulan pernah usil dan melukai dirinya saat kecil. Kala itu, Keluarga Suharjo sangat panik. Anggi yang tidak ingin ayah dan ibunya khawatir mulai meneliti formula obat-obatan setiap hari. Pada akhirnya, dia berhasil meracik resep obat yang bisa mengobati bekas luka bakar yang lebar pada tubuh Wulan.

Luka bakar Luis memang lebih parah dari Wulan, tapi seharusnya masih bisa diobati.

Anggi beranjak dan berjalan mendekat. Sebelum tangannya menyentuh kursi roda, Luis langsung menangkisnya.

Anggi tercengang dan menjelaskan, "Pangeran, saya nggak bermaksud buruk. Hanya saja, Pangeran harus beristirahat. Ini sudah malam."

Luis tidak berkata-kata, melainkan terus menatap Anggi.

Tatapannya begitu tajam dan tegas, membuat jantung Anggi berdetak kencang. Begitu gugup, wajah Anggi langsung memerah. Di bawah sinar lilin, rona wajah Anggi tampak menawan.

"Nggak disangka, Keluarga Suharjo begitu tega." Luis tertawa sinis. Dia menggerakkan kursi roda ke sisi tempat tidur.

Setelah menolakkan kedua tangannya dari pegangan kursi roda, tubuh pria itu melayang ke udara. Kemudian, dia mengerahkan pukulan telapak di udara, membuat tubuhnya mendarat tepat di tempat tidur.

Semua jurus ini membuat Anggi terpana.

Luis tidak lumpuh! Kakinya memang tidak bisa digunakan lagi, tapi ilmunya tidak hilang!

Apa selama ini, dia cuma berpura-pura?
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ansh Wardani Azzahra
wiwieijfhcnnxnkxncnnznbdji
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 2

    Anggi baru bereaksi kembali setelah menatap lama Luis yang terbaring di tempat tidur.Dia jadi merasa serba salah. Apakah dirinya harus naik ke tempat tidur ... atau tidak?Dilihat dari sikapnya, Luis tidak bermaksud menyentuh Anggi. Namun kalau Dariani memeriksa besok pagi dan mendapati mereka tidak berseranjang, Dariani mungkin akan marah."Kemari." Saat Anggi sedang memusingkan masalah ini, pria yang ada di atas tempat tidur itu berseru dengan acuh tidak acuh.Jantung Anggi berdegup kencang. Dia menggenggam gaun pengantin dan mendekat pelan-pelan. Saat Anggi tiba di tempat tidur, Luis tiba-tiba berbalik menghadapnya dan mengayunkan tangan untuk memadamkan lilin.Dalam sekejap, kamar itu menjadi gelap.Detik berikutnya, sebuah tangan menggenggam pergelangan Anggi dan menjatuhkannya di atas ranjang. Anggi berteriak, lalu mendapati dirinya telah jatuh ke dalam sebuah pelukan hangat.Luis menatap Anggi yang tampak kurus, tapi berbentuk badan bagus itu. Jantung wanita yang terbaring dala

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 3

    "Obat ini seharusnya cukup efektif." Anggi mengambil sebotol salep berwarna putih dan mengorek sedikit dengan jarinya, lalu mengoleskannya di atas luka Luis.Tanpa sadar, Luis mengernyit. Namun hanya sebentar saja, perasaan segar dan dingin menutupi lukanya.Ekspresi Luis sedikit berubah. Tanpa sadar, dia menatap Anggi.Anggi sedang memusatkan perhatiannya pada luka Luis. Dia mengerucutkan mulut dan meniup luka itu dengan pelan. Detik kemudian, seolah-olah menyadari sikapnya terlalu lancang, Anggi pun berhenti dengan canggung.Luis merasa, wanita di depan ini sangat mirip dengan seseorang dalam ingatannya. Terutama efek obatnya ....Namun, Luis hanya mengernyit dan tidak berkata apa-apa.Setelah selesai merawat luka Luis, Anggi mengajak Luis untuk memberi salam pada Dariani.Kaisar mengizinkan Dariani untuk tinggal selama tiga hari di Kediaman Pangeran Selatan untuk memantau prosesi pernikahan Luis. Hal ini menunjukkan betapa besar kasih sayang Kaisar terhadap Dariani sehingga bisa men

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 4

    "Kenapa kamu pulang?" Pratama bertanya dengan kesal.Untuk sekilas, Anggi merasa sedih. Sekalipun dirinya sudah pernah mati dan tahu benar keluarganya tidak menyayanginya, sikap Pratama tetap membuatnya kecewa.Pria ini adalah ayah yang dia hormati sejak kecil. Namun, Pratama malah melemparkan pandangan kesal dan jijik terhadap Anggi.Anggi menebak dalam hati, mungkin ayahnya geram karena kemunculannya merusak acara perjodohan Wulan?Saat ini Satya juga mengernyit, seperti tidak mengindahkan kemunculan Anggi.Kemungkinan besar, semua anggota Keluarga Suharjo tidak menduga Anggi akan kembali dengan hidup-hidup setelah menikah ke Kediaman Pangeran Selatan.Bagaimanapun, sepanjang sejarah, siapa pun yang menikah dengan Luis yang kejam itu, jasadnya akan dilempar keluar keesokan harinya."Ucapan Ayah aneh sekali, kenapa aku nggak boleh pulang? Ini jadwal kepulanganku ke rumah orang tua setelah menikah. Apa Ayah lupa?" Anggi berdiri tegak dan menyapukan pandangan ke semua orang yang berada

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 5

    "Memahami? Atas dasar apa?" Anggi melirik Wulan dengan sinis.Wulan sama sekali tidak menyangkan Anggi akan menjawab seperti ini. Setelah tercengang beberapa saat, Wulan menambahkan dengan sedih, "Kakak masih marah padaku, ya? Apa yang harus aku lakukan biar Kakak bisa memaafkanku?"Anggi tidak menjawab, melainkan cuma memandang Wulan dengan ekspresi datar.Wulan menyeka air matanya. "Apa Kakak harus memaksaku hingga mati? Aku tahu, Ayah dan Ibu menyayangiku sejak kecil, begitu juga para kakak laki-laki lainnya.""Walaupun semuanya agak mengabaikan Kakak, Kakak tetap anggota Keluarga Suharjo, bukan? Lagi pula, pernikahan Kakak dengan Pangeran Selatan juga bukan hal buruk. Bagaimanapun, dia adalah bagian dari kerajaan yang statusnya terhormat.""Kalau Kakak marah karena aku dijodohkan dengan Kak Satya, aku ... aku boleh membatalkan perjodohan ini. Asalkan Kakak senang." Sambil berkata, tubuh lemah Wulan terhuyung.Anggi mengernyit. Dia merasa ada yang tidak beres.Tidak mungkin Wulan be

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 6

    Setelah merapikan kotak yang dia bawa dari rumah, Anggi mengeluarkan sebuah buku medis.Plak, plak ....Jendela dalam ruangan bergetar karena ditiup angin dingin.Anggi menggerak-gerakkan bahunya secara refleks dan berdiri untuk menutup jendela itu."Putri, apa yang terjadi?"Seorang pelayan bertanya dari luar kamar."Bukan apa-apa," jawab Anggi. Saat meletakkan buku medisnya, dia baru menyadari bahwa hari sudah gelap.Luis di mana? Kenapa belum pulang?Anggi lalu berjalan ke luar kamar.Pelayan yang menjaga di luar kamar lekas memberi hormat. "Putri." Pelayan itu berusia sekitar 15 atau 16 tahun. Rambutnya dikuncir dua dan dia mengenakan baju berwarna merah muda."Apa Pangeran ... keluar rumah?" Anggi terus menunggu kepulangannya.Pelayan itu menjawab dengan sopan, "Izin menjawab, Putri. Pangeran seharusnya berada di ruang baca."Artinya, Luis tidak keluar.Benar juga. Kakinya tidak terlalu lincah. Kalau tidak terpaksa, seharusnya Luis tidak akan keluar rumah.Setelah menguap, Anggi m

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 7

    Mendengar ucapan Luis, Anggi mendongak dan menatap lekat pria di atas ranjang. Dia lalu membalas, "Saya paham."Baru selesai berkata, wajah Anggi lantas memerah.Setelah berpikir sebentar, Luis menambahkan, "Bajunya juga harus dilepas."Usai berkata, Luis langsung berbaring. Kedua tangannya diletakkan di depan dada, gayanya sangat tenang.Namun, seberapa banyak yang harus Anggi lepas? Luis tidak memberi arahan lainnya.Dia menunduk dan menggigit bibir, lalu menanggalkan pakaian luarnya hingga tersisa baju dalam.Setelah memadamkan lilin, ruangan itu menjadi gelap gulita.Anggi terpaksa merangkak mendekati kaki Luis untuk menaiki tempat tidur itu.Dalam cerita asli di novel, semua wanita yang menikah dengan Luis adalah mata-mata sehingga semuanya berakhir dibunuh.Namun, Luis bukanlah orang kejam seperti yang dirumorkan di luar sana. Dia pasti punya alasan tersendiri saat menyuruh Anggi berteriak.Walaupun Anggi belum tahu alasannya.Setelah memakai selimut ... Anggi berdeham sebentar,

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 8

    Usai makan sarapan, Anggi mulai membaca buku medis.Mina yang sedang merapikan perlengkapan minum teh sembari berkata, "Sebelum Permaisuri Dariani pergi tadi pagi, beliau berpesan agar Pangeran dan Putri bisa masuk ke istana untuk menghadap Kaisar."Menghadap Kaisar?Anggi ingat, Mina sudah memberi tahu hal ini pada Luis tadi pagi. Kenapa dia masih mengungkitnya sekarang?Anggi menatap Mina yang hanya tersenyum lalu melanjutkan pekerjaannya.Dalam sekejap, Anggi yang tadinya ingin membaca buku medis dengan santai jadi gugup.Berdasarkan sifat protektif Dariani terhadap putranya, alasan Dariani meminta Luis membawanya ke istana pasti tidak sederhana.Sebaliknya, jika Luis enggan membawanya ke istana, artinya Luis tidak puas terhadap pengantin pengganti ini.Kalau Luis tidak puas, Dariani juga akan membenci Anggi.Sekalipun dalam novel aslinya tidak menyebutkan apakah Dariani mengetahui kebenaran soal pengantin yang digantikan ini, belum tentu rahasia ini tidak akan terbongkar selamanya!

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 9

    "Perhatian?"Luis yang duduk di kursi roda memanggil Anggi dengan melambaikan tangan.Tanpa ragu-ragu, Anggi berjalan maju.Pria itu memiringkan tubuh, lalu memegang dagu Anggi. Anggi membungkuk dan bertatapan mata dengan Luis."Kamu berencana perhatian bagaimana ke aku? Hm?" Nada suara Luis sangat sinis. Matanya juga sedikit menyipit.Wajahnya yang sudah penuh luka terlihat makin mengerikan saat ini. Wajahnya tidak memiliki ekspresi, benar-benar seperti makhluk dari neraka!"Aku ... aku punya semacam salep. Seharusnya bisa memudarkan luka, Pangeran boleh mencobanya. Selain itu ... untuk kaki Pangeran, mungkin bisa juga. Coba saja."Bertatapan langsung dengan Luis membuat Anggi sangat gugup. Namun, dia akhirnya bisa menjawab Luis setelah berusaha menenangkan diri.Rumor mengatakan bahwa putri kedua dari Keluarga Suharjo mahir mengobati orang. Jadi, Luis menebak, obat yang dibawa Anggi ini mungkin diambil dari Wulan?Namun, tabib istana saja tidak bisa menangani luka di wajah dan kakiny

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 186

    "Kalau kamu nggak menemukan keluargamu, kamu mau tinggal di mana?""Hamba ... hamba ...." Wanita cantik itu menggigit bibirnya, terlihat seperti ingin berbicara tetapi ragu. Wajahnya tampak menyedihkan, matanya berkaca-kaca, tetapi dia enggan menjawab lebih lanjut.Satya melirik ke arah Pandi. Pandi langsung berdeham dan maju, lalu berkata, "Nona, orang yang berada di hadapanmu ini adalah Putra Bangsawan Aneksasi. Kalau kamu bersedia, boleh ikut ke kediaman kami dulu. Apa pun masalahmu, beliau pasti akan membantu."Wanita cantik itu langsung berlutut, merasa sangat bersyukur. Pandi buru-buru menghentikannya, "Sudah, sudah, naik ke kereta dulu."Orang-orang yang menonton mulai berbisik. Banyak yang berpikir Satya mungkin akan menerima selir baru.Wajar juga, Satya tidak muda lagi. Kalau bukan karena urusan pernikahan yang tertunda, sekarang seharusnya dia sudah menikah.Membantu seorang gadis malang yang tidak punya tempat tinggal itu bukan hal buruk. Gadis itu tampaknya benar-benar ber

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 185

    Luis tersenyum tanpa berkata apa-apa. Anggi memang sering memujinya seperti itu.Jika itu dulu, dia memang layak disebut sebagai putra mahkota yang baik untuk negara dan rakyat. Namun, setelah turun dari takhta, yang dilihatnya hanyalah orang-orang yang menginjaknya saat dia sudah jatuh!Sejak saat itu, siapa pun yang berani memusuhi Kediaman Pangeran Selatan, pasti akan dibunuh tanpa ampun!Baik itu Burhan ataupun Satya, mereka jelas tak bisa lepas dari keterlibatan dalam kejadian masa lalu!Selama bertahun-tahun ini, dia memang telah menjadi cacat. Bagi Keluarga Pangeran Aneksasi, dia hanyalah kucing penghalang jalan yang tidak menakutkan.Tidak peduli bagaimana dia memancing atau menantang, mereka tetap bisa menahan diri dengan sangat baik.Dengan perlindungan Kaisar, Keluarga Pangeran Aneksasi sangat berhati-hati sehingga tidak pernah melakukan kesalahan sedikit pun. Hal ini pun membuat Luis tidak bisa menyingkirkan mereka!Namun, sekarang wajahnya dan kakinya mulai pulih. Dia tida

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 184

    Anggi melihat wajah Luis yang masih tampak kebingungan. Dia kembali mendekat. Ciuman yang tadinya hanya singkat, perlahan semakin dalam. Dia memegang kepala pria itu, lalu berbisik lembut di telinganya."Pangeran, kamu harus percaya pada pesona dirimu sendiri. Aku nggak akan mengkhianatimu."Konon, surga kelembutan adalah makam bagi para pahlawan. Saat wanita yang dicintai merayunya seperti ini, tubuh Luis langsung bergetar, bahkan sampai kulit kepalanya terasa kebas.Melihat tatapan tulus dari Anggi, dia sudah tak ingin membedakan apakah ini nyata atau hanya pura-pura. Dalam kebingungan, Luis hanya bisa mengangguk pelan. "Aku percaya padamu, Gigi."Pipi Anggi memerah. "Pangeran memang baik."Luis terdiam. Tunggu dulu, barusan dia menyetujui apa? Hanya karena satu ciuman dari wanita ini, pikirannya langsung menjadi kacau. Dia menyetujui sesuatu yang begitu berisiko semudah itu."Gigi, aku ...." Luis ingin mengoreksi ucapannya. Namun, sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, gadis itu s

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 183

    "Saat itu aku hanya pura-pura setuju. Mohon Pangeran percaya, aku sama sekali nggak pernah berniat memutuskan garis keturunan Pangeran."Luis menatapnya. "Aku tahu." Dia memang tahu Satya bertemu Anggi pada malam tahun baru, tetapi soal obat pencegah kehamilan, dia belum mendengar apa pun.Anggi membuka mulut, ingin berbicara. Jika dipikir-pikir, orang-orang di sekitarnya semua adalah bawahan Luis. Ke mana pun dia pergi, siapa pun yang dia temui, mana mungkin tidak diketahui oleh Luis?"Gigi, kamu ingin mengambil kembali kucing tadi?" tanya Luis dengan nada datar.Anggi menjawab, "Nggak. Yang membuatku penasaran sekarang adalah bukankah dia mencintai Wulan? Wanita yang dicintainya telah menikah dengan pria lain, tapi dia nggak terlihat sedih sama sekali. Sebaliknya, dia merawat seekor kucing yang dulu sama sekali nggak dipedulikan. Kenapa begitu?""Karena kamu.""Karena aku?""Ya. Setiap kata yang dia ucapkan tadi, semuanya ditujukan kepadamu. Dia masih menunggumu, masih mencintaimu, d

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 182

    Sejak kapan Satya menjadi begitu penyayang terhadap binatang? Selain itu, kalimat yang barusan dia ucapkan terdengar aneh. Apa seekor kucing bisa mengerti maksud ucapannya?Anggi menatap Satya yang sedang menggendong Pir. Dia ingat saat dia pertama kali menemukan kucing itu, kucing itu masih kecil.Satya bisa merawat kucing yang dia titipkan dengan begitu baik, hal ini benar-benar di luar dugaan Anggi."Tak disangka, ternyata kamu punya hati yang begitu lembut. Kamu begitu menyayangi hewan kecil," ujar Luis sambil tersenyum.Satya pun tersenyum, pandangannya sekilas menyapu Anggi sebelum kembali menatap Luis. "Sebenarnya dulu aku hampir melupakan betapa berharganya Pir. Untung saja aku akhirnya tersadar."Hah! Saat itu juga, Anggi sadar bahwa Satya memang memiliki maksud terselubung. Ternyata bukan hanya ilusinya.Namun, berapa persen dari kesadarannya itu yang benar-benar tulus? Pria ini egois dan haus akan kekuasaan, mana mungkin sungguh-sungguh peduli pada cinta atau kasih sayang? S

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 181

    Anggi memandang ke arah suara itu, lalu melihat seekor kucing mujair berdiri di atas dinding batu. Sinar matahari membuat bulunya terlihat sangat mencolok."Kucing ini ...." Dika tiba-tiba melompat turun dari pohon, membuat Anggi terkejut hingga melompat kecil.Pantas saja, kadang-kadang Dika tak kelihatan. Ternyata dia suka bersembunyi di sudut mana pun di halaman.Semua orang kini memandang ke arah Dika. Dika perlahan berkata, "Kucing ini sangat mirip dengan kucing di Kediaman Pangeran Aneksasi, kucing Satya."Kucing Satya?"Kenapa bisa ada di sini?" tanya Luis dengan alis berkerut.Tepat saat itu, penjaga pintu datang melapor, mengatakan bahwa Satya ingin bertemu. Luis terkekeh-kekeh, lalu mengizinkannya masuk. Dia memang penasaran, apa yang diinginkan Satya kali ini.Saat menoleh ke arah Anggi, Luis melihat ekspresinya biasa-biasa saja, tak menunjukkan tanda-tanda senang sedikit pun. Bahkan saat bertatapan, Anggi malah bertanya, "Kenapa Pangeran menatapku seperti itu?"Luis berdeha

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 180

    Di bawah tatapan penuh harap Anggi, Luis berjalan beberapa langkah. Dia menoleh ke belakang. Ketika melihat Anggi yang terpaku, dia tersenyum dan memanggil, "Gigi? Gigi?"Luis memanggil dua kali, tetapi Anggi tidak menjawab. Sebaliknya, matanya mulai berkabut, seolah-olah akan menangis kapan saja."A ... aku ...." Luis panik dan langsung melangkah cepat mendekatinya, memeluknya erat. "Kenapa? Kamu marah karena aku merahasiakan ini darimu? Maaf, aku cuma ingin memberimu kejutan. Aku bukan sengaja ingin menyembunyikannya."Anggi membalas pelukannya. "Pangeran, aku nggak marah. Aku senang."Dia bilang dia senang? Sampai menangis hanya karena senang untuk dirinya?Luis sama sekali tidak menyangka. Dia melepaskan pelukan, menatap gadis yang matanya merah itu. Seketika, dia tidak tahu harus berkata apa."Pangeran, bisa jalan beberapa langkah lagi nggak?" tanya Anggi, mendongak menatap pria tinggi itu."Baik." Luis melepaskan Anggi dan kembali berjalan beberapa langkah. Tatapan Anggi beralih

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 179

    "Aku sudah pergi, terus kembali lagi.""Kenapa? Ada urusan?""Wulan datang mencariku," ucap Anggi, menatap langsung ke arah Luis, "Pangeran, menurutmu apa mungkin Wulan dan Satya akan kembali menjalin hubungan lama mereka?""Gigi ...." Luis menatap gadis di depannya, merasa agak cemburu karena melihat Anggi begitu peduli pada mantan tunangannya itu. "Apa kamu begitu keberatan kalau mereka bersama kembali?"Anggi mengangguk. "Aku nggak bisa membiarkan dia bersama Satya. Apa Irwan dan Junaidi masih mengawasi Satya?"Luis bertanya balik, "Apa yang ingin kamu ketahui?" Di seluruh ibu kota, tidak ada satu pun informasi yang tidak bisa dia selidiki.Anggi membalas, "Aku hanya ingin tahu, apa Wulan dan Satya masih diam-diam berhubungan atau nggak.""Hanya itu?""Ya, hanya itu." Apa lagi yang bisa dia lakukan?Dua orang itu adalah tokoh kunci. Jika mereka benar-benar bersatu, bangkit kembali bukan hal yang mustahil!Luis tidak tahu kekhawatiran Anggi yang sesungguhnya. Dia hanya mengira bahwa

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 178

    "Benar, kali ini berbeda dari biasanya. Dia berpakaian mewah, membawa banyak pelayan dan penjaga. Jelas sekali, dia datang dengan persiapan," ujar Mina dengan tenang.Anggi mengernyit, lalu bangkit dengan anggun. "Aku penasaran, apa yang ingin dia lakukan hari ini."Begitu Anggi keluar, semua orang langsung menyambutnya dengan hangat, memanggilnya dengan hormat, "Salam sejahtera, Putri!"Sekilas, Anggi langsung melihat Wulan, yang saat itu menatapnya dengan tatapan cerah dan bibir menyunggingkan senyuman tipis. Alis yang sedikit terangkat pun membuatnya terlihat angkuh.Anggi membisikkan beberapa instruksi kepada Mina, lalu kembali masuk ke ruangan.Mina merapikan ekspresinya, lalu berjalan ke depan Wulan. Dia membungkuk sedikit dan berkata, "Silakan masuk, Putri."Anggi secara langsung mengizinkan Wulan memotong antrean. Siapa yang berani protes? Namun, hari itu tanggal 7. Waktu pengobatan gratis sangat berharga dan antreannya sangat panjang.Dengan senyuman di wajah, Wulan memutar me

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status