Share

Bab 345

Author: Lilia
Ya. Semua ini salah Anggi dan orang-orang Keluarga Suharjo! Satya menatap wanita dengan wajah mirip Anggi di depannya. Sebesar apa pun rasa sukanya pada Anggi dahulu, sekarang sebesar itu pula rasa bencinya.

Semua yang telah terjadi tidak bisa Satya ceritakan pada ayahnya. Jika tidak, situasinya akan bertambah sulit. Dia memang putra bangsawan, tetapi putra bangsawan yang sudah impoten tidak akan dihargai ayahnya. Apalagi, bukan dia satu-satunya laki-laki di dalam kediaman.

"Putra Bangsawan, minum pil penawar racun ini," ujar Jelita sambil memberikan obat.

Awalnya Satya menolak, tetapi pada akhirnya dia membuka mulutnya dan menelan obat itu dengan pasrah. Rasanya hidupnya lebih buruk dari kematian.

Satu jam kemudian, tubuh Satya perlahan-lahan kembali bertenaga. Pada saat yang sama, rasa sakit di selangkangannya membuatnya terkesiap.

Jelita memperhatian reaksi pria itu, lalu kembali mengoleskan salep untuknya. Salep itu memberikan sensasi dingin yang membuat Satya tidak begitu kesakita
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 362

    "Lalu, kenapa?" sahut Jelita dengan tidak peduli.Ubaid terdiam, merasa kata-katanya tersangkut di tenggorokan. Gadis ini benar-benar nekat. Kalau Pangeran Aneksasi sampai tahu, lehermu bisa dipelintir sampai patah, bagaimana menurutmu?"Demi keluargaku, aku bersumpah nggak akan membocorkan satu kata pun tentang urusanmu. Aku mohon, kembalikan istri dan anak-anakku.""Kak Ubaid, bisakah kamu berhenti bermimpi? Kamu dan aku sudah berada di kapal yang sama dan nggak bisa lagi berpaling. Kalau kamu ingin keluargamu tetap selamat, kamu harus bekerja untukku. Paham?"Wajah si gadis kini sudah tak menunjukkan sedikit pun kelembutan seperti sebelumnya. Ubaid merasa dirinya tenggelam dalam lumpur. Rasa putus asa yang begitu kuat menyelimuti dirinya."Tapi, kalau sampai Pangeran atau Tuan mengetahui hal ini, bagaimana nasib kita?" tanya Ubaid dengan pasrah.Jelita menjawab, "Sejujurnya, masalah orang lain nggak pernah menjadi beban bagiku. Nggak ada satu orang pun di dunia ini yang layak menjad

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 361

    Jelita perlahan mengelus perutnya, wajahnya menunjukkan kesedihan mendalam.Anggi benar-benar dibuat bingung oleh semua aksi Jelita."Jelita," panggil Anggi pelan.Jelita berkedip, mata besarnya yang polos menatap lurus pada Anggi. "Putri Mahkota, bukankah seorang tabib harus berhati nurani, penuh welas asih seperti orang tua pada anaknya? Mengapa Putri Mahkota pilih kasih begitu?"Orang-orang yang berada di Balai Pengobatan Afiat mulai menjulurkan leher untuk menyaksikan drama ini. Ada yang membela Anggi, tetapi tak sedikit pula yang setuju dengan kata-kata Jelita.Sejak dulu, masyarakat memang terbagi dalam tingkatan, atas, menengah, dan bawah. Mereka yang lahir sebagai rakyat jelata tidak mungkin benar-benar mendapat ketulusan dari keluarga kekaisaran."Kamu benar-benar keterlaluan!" seru Mina, lehernya memerah karena marah.Di saat yang sama, Sura yang mendengar keributan dari dalam pun masuk dengan tergesa-gesa. Begitu melihat seseorang sedang mempersulit Anggi, dia langsung menca

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 360

    Dalam perjalanan pulang, Ubaid langsung menjadi kusir dan mengemudikan kereta kuda untuk Jelita.Saat mereka melewati Balai Pengobatan Afiar, Jelita menyuruhnya berhenti."Nona Jelita, ada apa?" tanya Ubaid dengan nada tak sabar. Dia telah berusaha menyembunyikan hubungan Jelita dengan Sunaryo. Namun, hari ini adalah tanggal 27. Seharusnya Anggi sedang melakukan pengobatan amal. Kalau Jelita muncul di depan umum seperti ini, kemungkinan besar Satya akan mengetahuinya.Sebelum turun dari kereta, Jelita menoleh pada Ubaid dan berkata, "Soal ini, kamu boleh cerita."Ubaid tertegun. Dulu dia hanya mengira gadis ini cantik dan pandai berdandan. Sekarang dia baru sadar, Jelita bukan hanya cantik, tetapi juga cerdas.Dengan langkah anggun, Jelita masuk ke Balai Pengobatan Afiat dan ikut mengantre bersama warga.Lima belas menit kemudian, Jelita sudah duduk di hadapan Anggi. Wajahnya penuh senyuman. Dia mengulurkan tangan dan berkata, "Mohon bantuannya, Putri Mahkota. Bisa tolong lihat, apa sa

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 359

    Ubaid termangu. Itu tidak mungkin, 'kan?"Jangan bilang nggak mungkin. Dulu dia memang pria yang sopan, tapi sekarang? Dia mulai menekan dan mempersulitku. Bahkan pada Pandi saja bisa begitu, apalagi padaku dan Kak Ubaid?"Sunaryo menimpali, "Yang dikatakan Jelita itu benar. Kalau kamu nggak memikirkan dirimu sendiri, setidaknya pikirkanlah istri dan anak-anakmu."Ubaid menggertakkan gigi. "Tapi ... aku nggak bisa mengkhianati Tuan Satya." Apa yang dia miliki hari ini, semuanya berkat Satya.Jelita berucap, "Kalau begitu, anggap saja kamu nggak pernah melihat atau mendengar apa pun yang kulakukan hari ini.""Kamu ....""Dulu Tuan Satya memang baik. Kalaupun kamu rela mengorbankan nyawamu, bagaimana dengan istri dan anak-anakmu? Kamu mau mengabaikan mereka begitu saja?" tanya Jelita dengan nada datar yang mengandung ancaman.Ubaid berpikir, lebih baik berpura-pura setuju dulu, urusan selanjutnya bisa dipikirkan nanti. Ketika dia hendak menjawab, Jelita kembali berbicara."Sudah waktunya

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 358

    Melihat raut wajah Jelita yang dipenuhi kekhawatiran, Sunaryo merapatkan bibirnya, mengamati gadis di bawah tubuhnya dengan saksama. "Mati di tangan wanita cantik memang bukan sesuatu yang memalukan."Dia akan menerimanya dengan senang hati.Dulu, mereka saling mengandalkan untuk bertahan hidup. Hari ini demi ketulusan hatinya pada gadis ini, juga demi janji yang pernah terucap, dia akan membantu Jelita mewujudkan keinginannya.Apa pun yang ingin Jelita lakukan, Sunaryo akan mendukung tanpa syarat.Ubaid terbangun. Tubuhnya terbaring di sebuah kursi panjang bergaya bangsawan. Ruangan ini besar, tetapi tampak tak berpenghuni. Aroma pengap dan apek menyelimuti udara.Dia memandang sekeliling, sama sekali tak mengenali tempat ini. Ketika hendak meraih pedangnya, dia baru menyadari tangan dan kakinya terasa kaku dan lemas.Saat itu juga, seorang pelayan muncul, lalu berkata dengan sopan, "Tuan, mohon tunggu sebentar. Saya akan segera mengabari Nona."Mengabari Nona? Saat itu, Ubaid baru te

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 357

    Kekasih yang sudah lama tak bersua itu langsung menuju ke kamar Sunaryo.Gairah meledak, keduanya larut dalam kegilaan selama dua hingga empat jam lamanya, bahkan sampai dua kali memanggil pelayan untuk membawa air.Setelah kelelahan yang luar biasa, Jelita terkulai di atas tubuh Sunaryo. Pria itu menyibakkan helaian rambut di keningnya, menatap wajah cantik yang memesona itu.Hanya dia yang pernah melihat wajah asli gadis ini.Baru saja pikiran itu muncul, Jelita menggenggam tangan Sunaryo dan menekannya ke pipinya, lalu berkata, "Sunaryo, Satya sudah melihat wajah asliku.""Apa?"Gadis itu segera menindih tubuhnya. "Jangan panik, aku nggak apa-apa."Sunaryo mengiakan, menatap mata gadis itu. "Kalau begitu, bukankah sangat berbahaya bagimu berada di dekatnya?"Jelita mengedipkan mata. "Benar, tapi ada satu hal lagi yang pasti akan membuatmu lebih terkejut."Dia sengaja menahan informasi. Tatapan Sunaryo penuh dengan rasa penasaran terhadap gadis di hadapannya. "Apa itu?""Satya sudah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status