Share

Pembalasan Dendam Sang Psikopat
Pembalasan Dendam Sang Psikopat
Penulis: Skyy

Bab 1.

"Akhirnya... kamu sudah sadar, Jason!" ucap pria yang datang kepada pria yang terikat.

Pria yang bernama Jason menatap pria yang berdiri di hadapannya, "Tuan Bram. Tolong, lepaskan aku."

"Lepaskan?" sahut Bram.

"Aku sudah lama menanti-nanti momen ini," jawab Bram.

"Apa maksudmu, Tuan?" tanya Jason kebingungan.

"Kau telah gagal menjalankan misi," jawab Bram. "Kau menggagalkan misiku," lanjutnya.

Jason menggeleng-gelengkan kepalanya, "Tidak, Tuan, aku tidak pernah gagal menjalankan misi yang kau berikan padaku, Tuan."

"Benarkah?" sahut Bram, "Tapi, kenapa aku belum mendapat barangnya?" lanjutnya.

Jason terbelalak, ia merasa misi yang sudah ia jalankan selalu selesai tanpa halangan.

"Tidak mungkin, aku sudah memastikannya kalau barangnya aman."

"Tapi, kenapa barangnya tak sampai padaku melainkan sudah ada di tangan musuh," jawab Bram dengan geram.

Jason mencoba mengingat-ingat, setelah ia menyelesaikan misinya, ia mempercayakan sisanya kepada salah satu anak buah tuannya. Lalu ia pergi bersama anggota lainnya untuk merayakan Keberhasilannya. Tak disangka ternyata salah satu anggotanya menghianatinya.

Jason menebak-nebak dengan otak cerdasnya. Lalu ia berasumsi kalau salah satu anak buahnya ingin menjatuhkannya. Bram menghela nafasnya, lalu ia mengambil pistolnya dan mengarahkannya kepada Jason.

"Rasanya aku ingin segera mengakhiri hidupmu."

"Tuan Bram, jangan bunuh aku! Selama ini aku setia padamu. Kamu telah membuatku menjadi sosok seperti ini. Aku rela mengotori tanganku untuk menjalankan setiap misi yang kau berikan." jawab Jason.

"Hahaha...” Bram tertawa.

"Kamu lucu sekali, lagian kamu sudah rusak. Kamu sudah tak pantas untuk hidup. Kamu adalah manusia gagal."

“DOR! DOR!!”

“Argh!” Jason berteriak kesakitan, karena kedua kakinya ditembak.

selama ini setia dan tak pernah menghianati Bram, Bram saja yang berlebihan. Jason sudah tak bisa lagi menahan amarahnya.

"Brengsek! Lepaskan aku! Bajingan! Lepaskan ikatan ini, agar aku mudah membunuh kalian semua!" Jason yang meronta-ronta dan sudah tak bisa mengendalikan amarahnya.

"Kalau boleh jujur, aku tak nyaman kamu berada di kelompokku. Keberadaanmu membuatku tak ada artinya di kelompokku." ucap Bram.

Nafas Jason memburu, amarahnya membuat detak jantungnya meningkat secara drastis. Ia rasanya ingin sekali menggiling tubuh Bram lalu menggorengnya, dan dipamerkan di museum.

Bram tersenyum menyeringai, "Pada akhirnya, kamu mati karena kamu sakit jiwa."

"Lepaskan aku bajingan! Kubunuh kau!" teriak Jason melihat tuannya pergi meninggalkannya sendiri.

Jason semakin menjadi, ia tak bisa mengendalikan emosinya. Ia menyebutkan nama 'Bram' sambil berteriak. Dalam keadaan terikat ia tak bisa melepaskan dirinya, ia bisa merasakan sakit karena luka tembakan pada kedua kakinya.

---

Di luar gudang, Bram sudah keluar, lalu ia berjalan mendekati mobilnya. Semua anak buahnya telah berkumpul. Bram menyalakan rokoknya.

"Bakar gudang ini," Bram memberi perintah kepada salah satu anak buahnya.

Dan benar saja, gudang itu dibakar, api perlahan semakin besar membakar gudang itu. Bram dan anak buahnya pergi meninggalkannya begitu saja.

"Sekarang penghalangku menjadi nomor satu sudah tak ada," batin Bram.

Di dalam gudang itu, terlihat Jason berteriak kepanasan. Ia tak bisa melarikan diri, ikatan rantai yang mengikatnya sangatlah kencang dan tak bisa ia lepas. Rasanya ingin mati dalam seketika dari pada tersiksa dibakar api.

"Andai saja, aku bisa hidup kembali, aku akan menghancurkan kalian semua." Itulah kata-kata teriak terakhir dari seorang Jason yang sudah kehilangan kesadarannya. Dalam kondisi sekarang, sudah dipastikan ia akan mati.

---

20 Tahun Kemudian.

Di sore hari, dalam sebuah bangunan yang terbengkalai. Terlihat sekelompok laki-laki muda sedang membully seseorang, mereka menghajarnya dan menendangnya. Terlihat satu laki-laki yang diam duduk memperhatikan semua teman-temannya sedang membully, ia tersenyum puas.

Dia bernama Rifky, ia salah satu ketua geng di kampusnya, tak ada yang berani melawannya. Karena ia adalah anak orang kaya, bahkan ada gosip mengatakan, kalau Rifky adalah cucu dari ketua kelompok mafia yang sangat ditakuti. Dan sekarang kelompok mafia itu dipimpin oleh ayahnya, karena kakeknya telah pensiun.

berdiri, lalu berjalan mendekati teman-teman, "Cukup semua," Semua teman-temannya pun berhenti.

"Ayo kita tinggalkan dia, yang terpenting dia sudah kita peringati untuk tidak macam-macam dengan apa yang seharusnya milikku," ucap Rifky.

Rifky dan semua anak buahnya pergi meninggalkan laki-laki yang ia bully di tempat. Laki-laki yang ia dan teman-temannya bully terlihat sudah tak sadarkan diri.

Dia bernama Joey, ia memang anak cerdas di kampusnya. Namun ia culun, ia sering di bully oleh teman kampusnya. Bahkan yang sering membully nya Rifky dan gengnya.

Joey tak sadarkan diri, hingga waktu sudah malam dia belum membuka matanya. Tiba-tiba terlihat bayangan hitam muncul bergerak mendekati Joey.

Bayangan hitam itu terlihat masuk ke dalam tubuh Joey.

Beberapa saat kemudian, perlahan jari tangan laki-laki itu bergerak. Kedua matanya pun terbuka, "Argh! Tubuhku, sakit sekali."

Dia perlahan bangun, karena masih terasa sakit pada tubuhnya, ia mencoba mengambil posisi untuk duduk.

Dia melihat-lihat sekelilingnya, "Bukankah seharusnya aku sudah mati?" Dia mencoba mengingat-ingat terakhir yang dia alami.

Ia dikhianati dan ia mati terbakar oleh tuannya dan anggota lainnya. Tiba-tiba, kepalanya terasa sakit yang amat luar biasa. Kedua tangannya memegang kepalanya, dan menarik-menarik rambutnya.

"Sakit, sakit sekali!" Di tengah rasa sakit yang ia rasakan di kepalanya, dan dalam kepalanya juga muncul ingatan-ingatan yang harus ia lihat.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
lilac
cukup menarik di bab awal
goodnovel comment avatar
Mooy Filpin
kok bab 1 ngegantung
goodnovel comment avatar
Rully Salahudin
bagus kisahnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status