Share

Bab 631

Penulis: Danira Widia
Melihat Janice yang baru saja bangun, Zion segera meminta maaf, "Maaf, Bu Janice."

Janice menunduk dengan getir. Saat dia melihat opini publik di internet, dia sudah tahu bahwa ini akan menjadi akhirnya.

Keluarga Luthan mungkin tidak peduli dengan status sosial, tetapi mereka sangat mementingkan karakter seseorang.

Sekarang, dia dituduh memalsukan surat penerimaan demi ketenaran. Keluarga Luthan tidak akan bisa menerimanya.

Janice menatap Landon dengan rasa bersalah. "Maaf, aku sudah merepotkanmu. Bagaimana kalau kita ...."

Landon menggenggam tangannya erat. "Percayalah padaku."

"Tapi ...." Janice tidak ingin membuatnya berada dalam posisi sulit.

"Aku akan mengurus semuanya. Ibumu pergi untuk membelikanmu makanan, dia akan segera kembali. Tunggu aku ya?" Landon menenangkannya.

"Hmm." Janice menatapnya pergi dengan ekspresi tenang.

Tiba-tiba, ponselnya menampilkan trending topic terbaru, skandal tentang Elaine.

Namun, saat dia hendak membaca, layar ponselnya berubah menjadi abu-abu. Ber
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 632

    Larut malam, di dalam mobil.Norman dan Arya menatap sosok yang berjalan di bawah cahaya lampu jalan, berharap bisa langsung menginjak gas dan pergi.Di luar mobil, Zion mengenakan jaket dan celana kulit, berdiri di bawah lampu neon. Postur tubuhnya yang seksi membuat para gadis di sepanjang jalan sibuk mengambil foto.Yang lebih parah, dia bahkan dengan percaya diri melambaikan tangan ke arah mereka.Wajah Norman langsung menjadi suram.Arya memijat keningnya. "Aku seharusnya nggak menyarankan untuk membawanya."Beberapa saat kemudian, Zion meletakkan tangannya di pintu mobil. Dia membungkuk, mengetuk jendela.Norman menurunkan kaca jendela dan bertanya dengan dingin, "Apa kamu nggak ngerti arti dari jangan menarik perhatian?"Zion menyeringai. "Ganteng, 'kan?"Ini adalah contoh orang yang asbun.Saat itu juga, Arya menunjuk ke depan. "Mereka keluar."Norman mengangkat pandangannya, melihat seorang pria yang dikelilingi wanita dan mengendarai mobil mewah. Tatapan Norman langsung dipen

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 633

    Setelah mendengar itu, ketiga orang itu bertatapan. Zion langsung memukul pria itu hingga jatuh pingsan.Arya memeriksa seluruh tubuh pria itu, memastikan tidak ada bukti yang tertinggal. Kemudian, dia berdiri dan berkata, "Kalian kembali dulu. Sisanya biar Landon dan Jason yang menentukan.""Hmm."....Dua hari kemudian.Janice duduk terpaku dengan wajah pucat pasi. Ponselnya masih menyala, menampilkan riwayat obrolannya dengan Amanda.Dia dipecat. Namun, itu adalah keputusannya sendiri.Masalah pemalsuan surat penerimaan terus dimanipulasi oleh pihak tertentu, memberi dampak buruk bagi studio.Janice dan Amanda sudah bisa menebak siapa yang menyebarkan video itu. Selain Fiona, tidak ada rekan kerja lain yang tahu penyebab cedera jarinya.Namun, jika Amanda mengungkapkan hal ini, itu berarti dia harus berhadapan langsung dengan keluarga Fiona.Janice memahami situasi sulit yang dihadapi Amanda, jadi dia mengundurkan diri lebih dulu dan meminta Amanda untuk merilis pernyataan resmi.Sa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 634

    Landon meletakkan cangkir tehnya dan menatap Anwar. "Pak Anwar, orang-orang di internet suka menggembar-gemborkan sesuatu tanpa bukti yang jelas. Aku yakin kamu bukan tipe orang yang suka mengambil kesimpulan sepihak."Anwar seketika merasa malu. Dia tiba-tiba dinasihati oleh seseorang yang jauh lebih muda darinya.Dia lantas menoleh ke arah Jason, berharap dia akan berbicara demi menjaga kehormatan Keluarga Karim.Namun, Jason hanya menyesap tehnya dengan tenang, seolah-olah tidak melihat apa yang terjadi.Ekspresi Anwar menjadi suram, dia akhirnya memilih untuk diam.Sementara itu, Elaine tampak seperti tertusuk sesuatu. Dia benar-benar merasa tidak nyaman.Karena Janice, dia bukan hanya kehilangan alat penghasil uangnya, tetapi juga mendapat serangan balik dari beberapa nyonya kaya yang berkuasa. Akibatnya, tiga atau empat proyeknya hancur berantakan.Kerugiannya ini tidak bisa diabaikan begitu saja hanya dengan satu kalimat dari Landon.Elaine menggenggam cangkir tehnya, lalu berka

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 635

    Dia berdiri di belakang Anwar dan berbisik pelan di telinganya, "Tuan, ada telepon dari rumah. Proyek yang kamu inginkan telah direbut oleh orang lain. Sepertinya pihak itu mengetahui setiap langkah yang kita ambil."Anggur di tangan Anwar tumpah, matanya menajam. "Nggak mungkin! Aku sudah menghabiskan begitu banyak usaha untuk mengamankan proyek itu. Siapa yang bisa tahu?""Itu ...." Kepala pelayan melirik ke arah Landon. "Tuan Landon."Anwar langsung menegakkan tubuhnya, menatap tajam ke arah Landon. Landon tampaknya telah menyadarinya lebih dulu. Dia mengangkat gelas anggurnya dan tersenyum santai.Dada Anwar terasa sesak. Dia tidak mengerti bagaimana Landon bisa mengetahui begitu banyak hal.Tiba-tiba, sebuah pemikiran terlintas di benaknya. Dia menoleh ke samping, menatap Jason. Jason duduk dengan tegak, auranya mendominasi seluruh ruangan.Dia sedikit memiringkan kepala dan berucap dengan suara rendah dan tegas, "Aku sudah bilang, jangan terburu-buru."Karena belum waktunya gilir

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 636

    Seorang pria berdiri di samping tempat tidur, menatap Janice, tetapi tidak tahu harus berbuat apa.Tangannya yang terangkat hampir menyentuhnya, tetapi tepat saat itu, Janice mengerutkan dahinya, mencengkeram selimut, dan tubuhnya meringkuk.Tubuhnya yang rapuh seolah-olah sedang menanggung rasa sakit yang luar biasa. Akhirnya, tangan pria itu tidak jadi menyentuhnya. Dia hanya mengelus rambut Janice beberapa kali.Seketika, sentuhan itu membuat hatinya menegang, meninggalkan kesunyian mendalam di matanya.Pria itu menurunkan tangannya, lalu duduk di samping tempat tidur, diam-diam menatapnya. Hingga bulan menggantung tinggi di langit, dia baru pergi. Dia tidak mengeluarkan satu kata pun sejak awal hingga akhir.Aroma samar masih tertinggal di udara, tetapi perlahan memudar. Saat itu, Janice perlahan-lahan membuka matanya, menatap lurus ke arah pintu yang tertutup rapat.Di celah bawah pintu, bayangan seorang pria sekilas terlihat melintas sebelum akhirnya menghilang sepenuhnya.Mata J

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 637

    "Janice." Rachel menatapnya dengan tatapan penuh harap. "Ayolah, ikut ya?"Janice hanya bisa menghela napas pasrah dan mengangguk. "Ya sudah."Rachel masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi Arya segera menyela, "Waktunya hampir habis, kita urus prosedur keluar rumah sakit sekarang. Jangan sampai pasien berikutnya tertunda."Landon mengangkat tas di samping tempat tidur tanpa banyak bicara. "Rachel, aku akan mengantar Janice pulang dulu. Hati-hati di jalan.""Aku tahu." Rachel melambaikan tangan.Setelah Landon dan Janice pergi, Arya memandang Rachel sambil memegang buket bunga di tangan. "Rachel, ikut aku sebentar."Rachel mengikuti Arya ke ruangannya. Begitu masuk, Arya langsung melempar buket bunga ke atas meja dengan nada kesal. "Rachel, sebenarnya apa yang kamu inginkan? Jangan bilang padaku kalau kamu datang jauh-jauh hanya untuk membicarakan pernikahan."Bibir Rachel sedikit bergetar. Kepalanya tertunduk, air mata berlinang. "Maaf, aku cuma ingin tahu dia ada di sini atau nggak. S

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 638

    Janice menghindari cahaya matahari, lalu mengangkat tangan dan memutar wajah Landon ke samping."Pak Landon, jangan-jangan kamu sedang mencari alasan untuk gagal?" goda Janice.Landon mengangkat alisnya. "Sepertinya hari ini aku harus mengenai semua target dengan sempurna."Dia memandang ke depan dan mengarahkan tembakan ke balon di rak. Dor! Dor! Dor! Sembilan tembakan tepat sasaran.Dengan pesonanya, Landon langsung menarik perhatian banyak orang untuk berhenti dan menonton.Pemilik lapak pun melihat peluang dan segera bertepuk tangan. "Anak Muda, kamu hebat sekali! Kalau kamu bisa mengenai target terakhir, aku akan memberimu hadiah spesial."Sambil berbicara, dia mengeluarkan boneka terbesar di belakang rak. Boneka kapibara berbulu.Tanpa menunggu jawaban, si pemilik lapak menyelipkan boneka itu ke tangan Janice. "Lucu, 'kan? Ini bukan barang murahan. Coba sentuh bulunya, pasti lembut banget."Janice membelai boneka itu. Sentuhan lembutnya membuatnya terpaku sejenak. Rasanya seperti

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 639

    Janice menggigit bibirnya, tidak tahu harus berkata apa.Pegawai lapak bersandar di meja kasir. "Masih ada yang bisa kubantu?" Sif kali ini sangat ramai dan buat stres.Menyadari tatapan pegawai yang agak kesal, Janice segera menggeleng dan buru-buru pergi.Landon mengikuti langkahnya, sekilas melirik ke arah tertentu di kejauhan.Setelah selesai berkeliling pasar malam, Janice dan Landon menukarkan kartu koleksi stempel mereka dengan seember deterjen.Dengan setelan jas yang rapi, Landon membawa seember deterjen besar. Ini benar-benar lucu.Mereka tertawa kecil sambil berjalan kembali ke mobil. Zion sedang bersandar di samping mobil sambil merokok. Saat melihat mereka datang, dia segera mematikan rokok dan membuka pintu.Begitu masuk ke mobil, Janice langsung terkejut melihat boneka di kursi belakang. Kapibara."Ini ...."Zion menjelaskan, "Tadi waktu jalan-jalan, aku lihat boneka ini lucu, jadi kubeli. Bu Janice, anggap saja hadiah untuk merayakan keluarnya kamu dari rumah sakit."Te

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 769

    "Wanita apa? Panggil aku Wanita Ganas Pengayun Golok Tengah Malam," kata Louise yang berdiri di depan Janice dan melihat pria di depannya dengan tatapan ganas.Pria itu bertanya sambil mendesis, "Kamu penulis komik itu, 'kan?"Louise merapikan rambutnya, lalu berkata dengan suara yang menjadi manis, "Kamu ini penggemar fanatik, 'kan?""Aku bukan penggemar fanatik, aku adalah dewa," kata pria itu dengan kesal, lalu melempar sapunya dan menepuk debu di pakaiannya. Setelah itu, dia berjalan melewati Louise dan mendekati Janice.Melihat pria itu sudah mengejar sampai sini, Janice merasa tidak perlu bersembunyi lagi. Lagi pula, pria ini sudah melihatnya mengantar anak. Dia menepuk bahu Louise dan berkata dengan tak berdaya, "Aku kenal dia."Louise terkejut, lalu mulai menebak-nebak. "Jangan-jangan dia ini ... ayahnya Vega?""Jangan sembarang berbicara. Kalau ada yang mendengar, aku akan mati," kata pria itu dengan marah.Mendengar perkataan itu, Janice tersenyum dan menggelengkan kepala kar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 768

    Zion segera maju dan memapah Landon. Saat melihat luka Landon dari dekat, dia langsung mengernyitkan alis. "Pukulan Pak Jason terlalu keras."Landon mengambil handuk dan menyeka sudut bibirnya. "Sudahlah, anggap itu pelampiasan saja. Kalau dia sudah menemukan tempat ini, kita sepertinya nggak bisa menipunya dengan bilang hanya kebetulan saja. Lebih baik beri Janice sedikit waktu lagi.""Tuan Landon, kamu sebenarnya punya niat pribadi juga, 'kan? Kamu ingin lebih dulu menemukan Nona Rachel daripada Pak Jason, 'kan?" kata Zion.Landon sama sekali tidak membantah. Dia sering berpikir apakah semuanya akan berbeda jika dia yang bertemu dengan Janice terlebih dahulu. Oleh karena itu, kali ini dia juga ingin mengambil risiko. "Zion, terus selidiki jejak Janice. Harus lebih cepat dari Pak Jason.""Baik," jawab Zion.....Setelah kembali ke kamar, Jason mengambil handuk dan menyeka tangannya yang terluka dengan tatapan dingin dan ekspresi cuek.Norman baru saja ingin mendekat dan menenangkan, t

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 767

    "Biar aku saja," kata Dipo."Nggak perlu. Kamu ini baru pulang seminggu sekali, cepat pergi lihat orang tuamu," kata Janice sambil tersenyum dan menggendong Vega, lalu berbalik dan masuk ke penginapan.Dipo terbata-bata sejenak, lalu akhirnya memutuskan untuk pergi.Louise mengikuti Janice dan berkata, "Dokter Dipo sepertinya tertarik padamu dan sangat baik dengan Vega juga. Kenapa kamu malah menolaknya?""Sekarang kehidupanku cukup baik, aku hanya butuh Vega saja," jawab Janice sambil memeluk Vega dengan erat. Dia berpikir orang tidak boleh terlalu serakah.Louise mengangkat bahunya dan bertanya dengan penasaran, "Jangan-jangan kamu masih memikirkan ayahnya Vega? Dia itu pria berengsek."Janice langsung menutup telinga Vega. "Jangan sampai anak kecil mendengarnya.""Baiklah. Oh ya. Tadi ada pria yang super tampan datang ke sini, penampilannya itu seperti model," kata Louise sambil terus menggerakkan tangannya.Janice hanya menganggukkan kepala dengan cuek, sama sekali tidak memedulika

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 766

    Saat Janice dan Dipo sedang membicarakan beberapa hal, Louise pergi keluar sambil memegang lolipop. Namun, Vega ternyata tidak berada di sana, dia pun terkejut sampai berkeringat dingin. Dia segera menarik salah satu karyawan dan bertanya, "Mana Vega?"Karyawan itu menunjuk ke toko hadiah di sebelah dan berkata, "Dia ke sana untuk cari makan dan minum lagi."Tetangga serta orang-orang di sekitar sana sudah sangat akrab dan Vega juga anak kecil satu-satunya di jalan itu, sehingga semua orang sangat menyayanginya.Louise baru saja hendak menghela napas lega, tetapi tatapannya tiba-tiba tertuju ke seberang jalan. "Wah .... Pria super tampan!"Karyawan itu pun terkekeh-kekeh. "Mulutmu jangan terbuka begitu .... Memang tampan, tapi kenapa rasanya agak familier?""Kamu jangan bodoh begitu, lihat aku saja," kata Louise sambil merapikan rambutnya dan hendak berjalan ke arah pria itu.Namun, karyawan itu menghentikan Louise. "Kamu yakin mau pakai piama ke sana?"Mendengar perkataan itu, Louise

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 765

    Karakter dalam komik itu fiktif dan gambar anak kecil itu juga hanya mirip dengan Vega sekitar 70% sampai 80% saja. Oleh karena itu, tidak bisa dibilang identik dan tidak termasuk dengan pelanggaran privasi juga. Namun, Louise sangat menyukai Vega, tentu saja tidak ingin mempersulit Janice. "Kalau begitu, nanti aku akan klarifikasi dan ubah penampilan bayi itu.""Baiklah," jawab Janice.Begitu percakapan keduanya selesai, televisi di dinding ruang tamu penginapan tiba-tiba menayangkan berita yang sedang viral. Berita itu berisi gambaran Jason yang memapah Rachel masuk ke dalam rumah sakit, sedangkan Rachel terlihat bergerak dengan sangat pelan. Reporter berspekulasi program kehamilan mereka sudah berhasil.Saat melihat gambaran di layar televisi, Janice langsung tercekat. Setelah dia pergi, Anwar selalu mencari kesempatan di berbagai acara untuk mengumumkan pasangan suami istri itu sedang berusaha memiliki anak. Belakangan ini, Rachel juga ikut mengiakan kabar itu. Dia berpikir seperti

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 764

    Di Moonsea Bay.Janice baru saja menyerahkan kalung yang didesainnya untuk istri Hady si kurir itu.Hady tersenyum dan berkata, "Apa Vega sebentar lagi akan jadi seleb ya?"Janice yang kebingungan pun bertanya, "Apa maksudmu?""Istriku lihat gambar Vega saat sedang melihat-lihat video. Dia bilang sekarang banyak orang yang bilang dia mirip seseorang yang sangat terkenal ... namanya aku sudah lupa."Setelah mengatakan itu, perhatian Hady langsung tertuju pada kalung di dalam kotak. "Wah. Nona Janice, kamu benar-benar hebat. Aku nggak menyangka hanya dengan empat jutaan saja sudah bisa membeli kalung yang begitu bagus. Istriku pasti suka."Hady menutup kotaknya dengan hati-hati, lalu menyimpannya ke dalam saku di dalam jaketnya.Namun, Janice masih memikirkan perkataan Hady tadi. "Hady, gambar Vega apa yang tadi kamu maksud?""Itu komik yang digambar Nona Tukang Jerit di penginapanmu. Istriku bilang ceritanya sangat lucu dan karakter bayi yang baru muncul itu yang begitu mirip dengan Veg

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 763

    Tanpa perlu dijelaskan, Norman tahu Arya pasti mengerti orang yang dimaksudnya adalah Janice. Dia meminta Arya melakukan itu karena merasa foto itu mungkin bisa membantu Jason di saat krusial.Saat terpikir Jason, Arya tersenyum pahit. Dia adalah orang yang paling mengerti kondisi Jason selama tiga tahun ini. Hanya saja, rencana seperti ini sering tiba-tiba berubah.Setelah mengajukan cuti dan hendak memesan tiket pesawat ke Kota Genggi, ponsel Arya tiba-tiba menerima pesan dari Zion.[ Aku menemani tuan mudaku dinas ke Kota Genggi. Bagaimana kalau aku terbang ke Kota Pakisa untuk bertemu denganmu? Tenang saja, aku nggak membawa anak. ]Arya langsung menyadari Zion juga sudah tahu dan merasa ada firasat buruk.Firasat buruk Arya memang benar. Pada detik berikutnya, Norman pun menerima perintah dari Jason. "Pak Jason sudah tahu Pak Landon pergi ke Kota Genggi. Dia suruh aku mengatur perjalanannya ke sana juga.""Habis sudah ...." Arya langsung merasa kesulitan.Keduanya pun akhirnya sep

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 762

    Lima menit kemudian, Arya sudah terikat di kursi kantornya. Dia menatap Norman dan berkata sambil tersenyum, "Jangan main-main lagi, sebentar lagi aku harus keliling kamar pasien."Norman bersandar di meja dan berkata dengan ekspresi serius, "Minggu ini giliranmu jaga klinik, jadi kamu nggak perlu keliling kamar pasien. Jangan harap bisa menghindar. Cepat katakan, itu anak siapa?""Punya Zion," jawab Arya dengan sangat serius dan tegas.Sudut bibir Norman berkedut, lalu mengernyitkan alisnya dan berkata, "Kamu tahu maksudku."Arya mengalihkan pandangannya. "Hanya komik, kebetulan saja.""Kalau hanya kita bertiga yang mirip dengan karakter di komik itu, masih bisa dibilang kebetulan. Tapi, penampilan anak kecil itu hanya kamu, aku, dan Pak Jason saja yang tahu, siapa yang bisa gambar sampai begitu detail? Kecuali dia benar-benar ada. Perlu aku teruskan lagi?" jelas Norman."Bisakah kamu nggak seperti Pak Jason? Aku benar-benar nggak tahu," kata Arya sambil memalingkan wajahnya dengan gu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 761

    Saat Janice mengatakan itu, Louise merasa makin bersemangat. "Aku tiba-tiba dapat inspirasi, aku naik ke atas dulu."Melihat Louise berlari dengan cepat, Janice juga tidak terlalu memikirkannya karena kebetulan jam di dinding menunjukkan sudah waktunya untuk menjemput anak. Dia berjalan kaki menuju TK di kota. Pukul setengah empat, kelas penitipan anak pun pulang terlebih dahulu. Seorang anak kecil memakai topi kuning dan rambutnya dikepang dua berlari terhuyung-huyung ke arahnya."Mama, aku rindu kamu," kata Vega.Janice menggendong Vega, lalu mengeluarkan sebuah permen dari sakunya. "Guru bilang hari ini kamu paling baik, jadi ini hadiah untukmu.""Wah. Mama, terima kasih," kata Vega dengan sepasang mata yang terlihat bersinar, bahkan sempat mengecup pipi Janice.Setiap kali Vega mengecupnya seperti ini, Janice selalu merasa sangat bersyukur telah pergi dari kehidupan sebelumnya karena sekarang Vega akhirnya kembali lagi ke sisinya. Tanpa kehidupan yang mewah sekaligus menyesakkan se

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status