Share

Part (57)

Dahlia masuk sekolah saat kondisinya lebih baik, namun bayang-bayang malam itu masih sangat pekat dalam ingatannya.

Begitupun sosok yang ternyata sedang ada di dalam kelasnya, menatap dengan pandangan tak bersalah.

“Tidak perlu, biarkan saja aku sudah muak.” titah Dahlia memegangi tangan Belle sesaat sebelum menghampiri Elvan.

Dahlia duduk terlebih dahulu di bangkunya dan disusul Belle dari belakang.

Gadis itu meletakkan tasnya kasar di meja dengan ekspresi kesalnya.

Selang beberapa saat, Elvan beranjak keluar dan Belle segera mengejarnya.

Kali ini, Dahlia tak mencegahnya. Melainkan bertopang dagu menghirup udara sebanyak-banyaknya.

“Elvan!” panggil Belle.

Berlari di belakang sebelum akhirnya Elvan berhenti dan berbalik menatapnya.

“Kenapa kau mengacuhkan Dahlia seperti itu?” tanya Belle sembari mengatur nafasnya.

“Lalu, aku harus bagaimana lagi? Dia meminta pertanggungjawaban, aku sudah memberikannya-”

“Sialan!” umpat Belle memotong, “kau pikir dengan lari dari kenyataan bisa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status