Share

Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku
Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku
Author: Gavriel

Bab 1

Author: Gavriel
last update Last Updated: 2024-02-03 14:26:55

"Flora, bangun!" Ucap seseorang sambil menggedor-geder pintu kamar.

Perempuan yang sedang membereskan tempat tidur itu berbalik dan membuka pintu kamarnya. Rupanya, ibu mertuanyalah pelaku dari keributan pagi-pagi ini.

"Iya, Bu. Kenapa? Kan bisa langsung masuk aja gak usah gedor-gedor." Flora tersenyum ramah, namun berbeda dengan wajah yang ditunjukkan oleh Ranti, sang ibu mertua.

Dia menatap sinis menantunya itu. "Kamu ini baru juga bangun udah berani ya bilang gitu sama Ibu. Sana tuh bantuin mbakmu masak!"

"Masak?"

"Iya, masak. Mbakmu udah masak dari tadi. Kamu belum juga keluar dari kamar, sana bantuin!" ketusnya sambil menyedekapkan kedua tangan di dada.

Flora yang mendapatkan perintah seperti itu pun memilih untuk segera pergi ke dapur tanpa banyak bicara lagi. Dari pada sang ibu yang murka nanti.

"Mau ada acara apa, Bu?"

"Gak ada acara apa-apa, cuman Abian mau pulang dari dinasnya."

"Abian, Bu?"

"Iya, Mas-mu. Dia kembaran suamimu, kau lupa? Dia hadir di pernikahan kalian," jawab Ranti Ketus.

Dia melupakan wajah pria yang katanya kembaran suaminya itu. Apa dia seasing ini dirinya di keluarga suaminya? Setelah menikah hampir dua tahun lamanya, dia baru tahu kalau ternyata suaminya memiliki kembaran.

"Udah, gak usah bengong kamu! Cepetan sana bantuin mbakmu di dapur," ulang Ranti, membuat Flora pun langsung pergi.

Flora Fernandez, seorang perempuan cantik berusia 25 tahun. Perempuan yang ceria, ramah, baik hati dan selalu bertutur kata lembut. Arifin Wijaya adalah nama suami Flora, mereka sudah menikah selama hampir dua tahun.

Flora adalah putri bungsu di keluarganya, hidupnya selalu dilimpahi kasih sayang dari kedua orang tuanya. Perempuan cantik itu rela meninggalkan semuanya dan mengikuti sang suami setelah menikah.

Namun sayang sekali, selama dua tahun menikah dengan pria yang dia cintai, nyatanya hanya rasa sakit yang sering dia terima. Arifin, suaminya, ternyata pria yang tempramen, dia tidak segan-segan untuk memukul Flora jika dia melakukan kesalahan, tidak peduli sekecil apapun itu.

"Wahh, anak emas sudah bangun rupanya...." celetuk Winda sambil menatap sinis kedatangan Flora dengan langkah pincangnya.

Kenapa pincang? Jawabannya, karena Arif menendang paha Flora ketika dia tidak sengaja membuat kemeja kerjanya bolong karena setrika terlalu panas kemarin.

"Maaf, aku kesiangan, Mbak," ucap Flora lirih.

"Udah, gak usah banyak alasan! Sana masak, tuh bahan-bahannya udah disiapin. Udah dibersihin sama dipotongin, kamu yang masak!" ucap Santi lalu beranjak dari duduknya dan pergi dari dapur bersama Winda.

Ternyata yang dikatakan 'memasak' oleh ibu mertuanya, hanya mengupas wortel dan memotong bawang.

Flora menatap kepergian Winda dan Santi, kakak perempuan Arif. Keduanya berstatus Janda tanpa anak.

Winda bercerai sebulan setelah Arif dan Flora menikah, alasannya sang pria tidak sanggup lagi menafkahi Winda yang hidupnya suka berfoya-foya. Lalu Santi sendiri, dia cerai mati. Suaminya meninggal setahun sebelum Arif dan Flora menikah.

Flora sudah terbiasa diperlakukan seperti itu. Ia pun mengambil wajan besar yang tergantung di atas paku dan mulai memasak.

"Flo, masaknya cepetan ya. Soalnya Abian bakalan sampai malam hari nanti," ucap Ranti.

Flora Kkra, ibu mertuanya itu datang ke dapur untuk membantu . Tapi ternyata wanita paruh baya itu hanya memberikan bumbu dapur dan setelahnya dia pergi.

Selama dua tahun menikah pun, Flora dan Arif belum dikaruniai anak. Awal-awal menikah, perempuan itu pernah hamil, namun Arif tidak tahu dan dia memukul istrinya hingga keguguran.

Tapi, dia tidak merasa bersalah dan malah menyalahkan Flora. Bagi pria itu, Flora lah yang ceroboh hingga membuat janin yang dia kandung tidak bisa bertahan. Tapi sampai saat ini, Flora belum kembali mengandung, padahal dia tidak menggunakan kontrasepsi apapun.

Flora menyeka keringat yang timbul di keningnya. Dia kembali mengaduk-aduk masakan di atas wajan, tak lupa menambahkan bumbu-bumbu. Setelah rasanya cocok, barulah dia menyendok sedikit makanan itu ke dalam piring kecil dan membawanya ke depan,

"Mbak, cobain dulu. Barangkali ada yang kurang bumbunya." ucap Flora pada Winda dan Santi. Entah ke mana Ibu mertuanya pergi, dia tidak ada di ruang tengah bersama kedua anaknya ini.

Winda dan Santi mengambil piring yang di ulurkan oleh Flora dan mencobanya. Mereka terlihat lahap sekali memakan masakan buatan Flora.

"Enak, udah pas."

"Ya udah, tinggal masak ikannya."

"Masak yang bener, ikannya! Udah dibersihin tadi sama aku. Tuh sampe ketusuk-tusuk gini sama duri ikan. Jadi kamu tinggal masak doang." celetuk Winda sambil menunjukkan jemarinya yang dibalut plester.

"Iya, Mbak. Tapi dimasak apa ya? Ada saran?" tanya Flora, membuat Winda dan Santi saling menatap satu sama lain.

"Selera makan Abian sama aja kayak suami mu, dia suka ikan diacar gitu." usul Santi.

"Oh acar ikan. Ya udah, masak itu saja ya."

Akhirnya, saat-saat yang ditunggu pun datang. Tepat pukul delapan malam, sebuah mobil parkir di depan rumah yang terlihat sederhana itu.

Abian memang memiliki perusahaan sendiri yang bergerak di bidang furniture. Maka dari itu meskipun rumah ini terlihat sederhana, tapi furniture yang di dalamnya selalu kekinian. Abian selalu mengirimkan furniture terbaru ke rumah sang ibu.

Pria jangkung dengan perawakan tak berbeda jauh dengan Arifin keluar dari mobil itu. Dengan setelan jas mahalnya, dia berjalan dengan langkah tegapnya. Pria itu langsung disambut oleh Ranti, Winda dan juga Santi.

Jangan tanyakan Arifin, dia sedang lembur hari ini katanya.

"Sudah sampai. Bi?" sapa Ranti sambil tersenyum.

Tapi Abian hanya menunjukkan wajah datarnya. Dia terlihat mencari sesuatu. Bukan Winda dan Santi yang dia cari, tapi yang lain.

"Cari apa sih?" tanya Winda sambil menggelayut di lengan adiknya itu. Sudah biasa bagi Winda untuk melakukan itu pada adiknya.

"Lepaskan tanganmu, Mbak."

"Lho kenapa? Biasanya kamu gak keberatan kalau Mbak gelendotan," ycap Winda keheranan. 

"Udahlah, Win. Mungkin Abi capek, kamu juga langsung aja gelendotan gitu. ltu adeknya disuruh duduk dulu," ucap Ranti, lalu meneriakan nama seseorang dari ruang tamu. "Flora, bikinin Mas mu kopi!"

Tak lama berselang. Flora keluar dari dapur dengan membawa secangkir kopi hitam yang masih mengepul. Ia lalu meletakan kopinya ke atas meja.

Abian menatap penampilan Flora dari atas hingga ke bawah.

Perempuan itu hanya memakai pakaian rumahan. Wajahnya terlihat sayu seperti kelelahan dan kurang istirahat. Tubuhnya kurus dengan rambut yang terlihat tidak terawat. Penampilan Flora benar-benar berubah.

Namun ada satu yang tidak berubah di diri perempuan itu, kecantikannya.

'Dari dulu kamu tidak berubah. Flora. Kau masih cantik, sama seperti saat pertama kali aku melihatmu di aula pernikahan,' batin Abian.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (9)
goodnovel comment avatar
nonaserenade
Dasar penulis plagiat!!!!!!
goodnovel comment avatar
Nova Vaw
waah judul ny bikin,,,,
goodnovel comment avatar
Feriyal Agustina
seru serunya kok g bisa buka kunci bikin gregetan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku   Bab 265

    Zahra masih saja setia menunduk, tidak berani menatap pria paruh baya yang sejak tadi menatapnya dengan sorot tajam. Zahra sangat takut, takut sekali, di saat seperti ini dia membutuhkan perlindungan dari papinya. Tapi, Papi sudah bahagia di sisi Tuhan sekarang. Maka itu, yang Zahra lakukan adalah saling meremas kedua tangannya satu sama lain. "Tinggalkan putraku, saya mohon padamu untuk kali ini. Biarlah kau anggap saya ini sebagai ayah yang egois. Tapi, saya melakukan ini demi kebaikan dan keselamatan putraku," ujar Abian dengan suara beratnya. Menatap Zahra yang masih menunduk. Tidak dapat melihat dengan jelas bagaimana raut wajah gadis itu. "Kalian tidak bisa bersama." Abian menahan napasnya. "Masa lalu Papi mu akan selalu menghantuimu meski dia sudah meninggal. Mereka tidak akan pernah puas sebelum membuatmu mati. Karena keturunan dari almarhum Marion harus mati ditangan mereka, demi membalaskan dendam. Musuh-musuh Papi mu terlalu banyak. Hanan akan terus terancam bila berad

  • Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku   Bab 264

    Sepuluh bulan kemudian. "Dad, Hanan nggak apa-apa, kan?" Hanin yang baru saja tiba dengan mommynya di rumah sakit, langsung saja memberondong daddynya dengan pertanyaan. Hanin rasanya ingin pingsan kala mendengar apa yang menimpa kembarannya itu. Tapi, Hanin harus kuat karena ada mommynya yang lebih syok saat mendengar kembarannya di serang. Dan, itu di luar jangkauan dari daddynya. Semenjak SMA dan Hanan pandai beladiri. Kembaranya itu meminta dengan sendirinya untuk tidak ada pengawal yang lagi menjaganya dari kejauhan. Hanan merasa bisa menjaga dirinya sendiri, maka itu meminta Daddynya membayar pengawal untuk menjaganya dan Hendra saja bila di luar rumah. Namun, kembarannya itu sudah sok jagoan sekali. Tapi, ujung-ujungnya berakhir seperti ini. Abian yang ditanya putrinya itu menggeleng pelan. Wajahnya pucat pasi bak mayat sekarang. Di melihat dengan mata kepalanya sendiri, ada dua bekas tusukan yang di dapat putranya itu. Dia terus berdoa dalam hati dan terus meminta pada Tu

  • Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku   Bab 263

    "Rumah lo di mana?" tanya Hanan setelah itu. "Ntar Zahra kasih tahu jalannya. Hanan lurus aja dulu, nanti ada pertigaan baru belok kiri," jawab Zahra agak kuat takut Hanan tidak mendengar bila suaranya kecil. "Ok." Hanan mengangguk pelan. Matanya kembali menatap ke arah spion. Saat tiba dipertigaan, dia langsung berbelok kiri dan benar saja mobil di belakang sana ikut belok juga. Hanan menyeringai lebar. "Kayaknya mereka mau main-main sama gue, nih," batinnya. Hanan pernah mengalami siatusi seperti ini. Saat itu ada Pak supir yang ahli mengelebui orang-orang yang menguntit mobil mereka. Maka dari itu juga Hanan belajar juga. "Zahra!" panggilnya. "Ya?" "Pegangan yang kuat!" ucap Hanan. "Eh, kenapa?" Zahra melotot kecil. Dia malah malu ketika mau memeluk Hanan. Yang tadi hanya spontan saja. Zahra tidak mau mengulangi hal seperti itu lagi. Tapi, kali ini dia langsung berpegangan pada ujung jaket Hanan tanpa memeluk Hanan. "Pokoknya pegangan yang kenceng, ya!" Hanan mewanti

  • Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku   Bab 262

    Sebagai teman yang baik. Zahra membawakan buah tangan untuk menjenguk Hanin. Dia sempat mampir ke toko roti dan toko buah sebelum pergi ke rumah Hanin. Gadis itu dengan perasaan riangnya menjenguk Hanin yang sejak pagi sudah tidak dia temui. Rasanya Zahra rindu, karena saat bersama Hanin, dia merasa aman karena Hanin selalu melindunginya kapanpun. Zahra juga dapat merasakan sosok kakak bila di samping Hanin. Mobil Zahra yang baru tiba di depan gerbang rumah Hanin langsung terhenti karena pintu gerbangnya tak dibukakan sama sekali. Zahra langsung membuka kaca jendelanya untuk meminta sang satpam membuka gerbang di depan sana. Namun, satpam itu malah menolaknya. "Zahra ini teman Hanin lho, Pak." Zahra menghela napas pelan dengan bibir mengerucut. "Zahra ke sini juga mau jenguk Hanin yang lagi sakit. Zahra pun udah pernah datang ke sini. Pak satpam nggak kenal sama Zahra, ya?" todongnya dengan jari telunjuknya. "Maaf, Nona.

  • Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku   Bab 261

    Meski Hanin sering berisik dan suka berteriak tidak jelas. Bila jatuh sakit seperti ini, mansion akan terasa sepi sekali. Baik Hendra dan Hanan merasakan kehilangan, Hanin yang biasanya aktif dan lincah ke sana kemari kini terbaring lemah di kasur empuknya dengan handuk kecil di dahinya. Hanin jatuh sakit setelah traumanya kembali, hal ini terjadi untuk pertama kalinya setelah Hanin melihat lelaki yang mirip Arifin itu lagi. Hanan pun menceritakan semuanya pada sang mommy, sehingga Flora menyarankan Abian untuk membawa putri mereka ke konseling psikologi. Agar trauma Hanin tidak semakin parah nantinya. Dan, pagi ini Hanan berangkat ke sekolah seorang diri. Rasanya tidak enak sekali karena tidak ada Hanin di sampingnya. Tidak ada Hanin yang merecokinya, tidak ada yang menggodanya dengan suara cempreng nan mengesalkan itu. Hanan mendesah pelan, walau dirinya terlihat cuek dari luar, tetap saja dia merasa khawatir dengan Hanin. "Lho, tumben Hanan datang se

  • Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku   Bab 260

    Tanpa disadari dua gadis itu. Hanan sejak tadi memperhatikan mereka, mendesah pelan, Hanan kembali teringat dengan pembicaraan Daddy dan Mommynya kemarin malam. Saat itu Hanan tidak sengaja mendengar semuanya. Dia penasaran dengan alasan dari Daddynya itu sehingga memutuskan untuk menguping, meski itu adalah tindakan tidak sopan. Hanan pun perlahan bisa mengerti akan kecemasan Daddynya itu, sehingga memberikan ide dan jalan keluar padanya dan juga Hanin agar keduanya tetap bisa berteman dengan Zahra. "Demen lo sama Zahra?" Hanan langsung menoleh ke arah teman satu mejanya, ternyata dia ketahuan menatap kembarannya dan Zahra. Pemuda itu menyeringai lebar, menjadikan Hanan mendengkus pelan melihatnya. Raut wajahnya masih datar dan tidak niat membalas ucapan temannya tadi. "Zahra cantik kok, nggak masalah lo naksir sama dia. Artinya lo itu normal Pak ketua," seloroh pemuda di sebelah Hanan itu lagi. Hanan kembali mendengkus. T

  • Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku   Bab 259

    "Tapi, nggak harus memperkekang pertemanan anak-anaknya juga, Nan," sahut Hanin cepat. "Apa salah Zahra coba? Yang ada dia sedih pas kita tiba-tiba menjauh dari dia. Kasihan tahu lho, Nan. Memang gue selalu kesal sama tingkah polosnya, tapi gue nggak tega melihatnya sendirian nanti tanpa teman-teman. Lo tahu sendiri kalau di kelas, dia cuman dekat sama kita aja." "Gue tahu." Hanan bersandar di sisi meja belajar Hanin. Lalu bersedekap dada dan menatapi kembarannya itu. "Tapi, kita tidak tahu alasan Daddy sebenarnya." "Lo kenapa selalu dipihak Daddy, sih?" sungut Hanin kesal. Larangan Daddy kali ini nggak masuk akal, lho. Bukannya selama ini Daddy memperbolehkan kita berteman dengan siapa saja?" Hanan mendengkus pelan. "Coba ambil sisi lainnya dulu, Nin. Sekarang kita pikirkan alasan Daddy yang katanya demi kebaikan kita. Itu artinya Daddy sedang menjauhkan kita dari bahaya. Meski sepenuhnya gue nggak setuju juga dengan larangan Daddy. Tapi

  • Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku   Bab 258

    "Kenapa, Dad?" Hanin langsung melayangkan pertanyaan dengan nada penuh protes. Akan tetapi, Abian tetap menatap si kembar penuh ketegasan. "Turuti perkataan Daddy. Kalian akan mengalami hal buruk kalau tetap berteman dengan dia. Ini demi kebaikan kalian berdua," ujar Abian penuh penekanan. Hanin tertawa miris. "Hanin tidak menyangka kalau Daddy sampai mengekang anaknya seperti ini. Dalam pertemanan saja dibatasi!" balasnya tak suka. Dia senang berteman dengan Zahra. Zahra selalu mengasyikkan meski terkadang kesal dengan kepolosan gadis itu. "Hanin, jangan membangkang Daddy, ok?" pinta Abian dengan helaan napas pelan. "Daddy punya alasan untuk ini. Percaya sama Daddy, Daddy tidak pernah melarang satu hal kalau itu tidak merugikan kalian. Tolong pahamilah permintaan Daddy kali ini." Abian menatap si kembar lekat. Dia berharap si kembar bisa mengerti keadaan sekarang. Ketakutan Abian sejak dulu adalah sebuah

  • Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku   Bab 257

    Hanan menggeleng lagi. "Gue akan bertugas mencatat pertanyaan aja. Zahra yang jadi moderator dan Hanum kebagian menjawab pertanyaan," jelasnya kemudian. "Kalau kamu udah atur tugas kita masing-masing nggak perlu nanya kayak tadi, Nan," tegur Hanum dengan gelengan kepalanya. Hanan tak menjawab. "Jadi Zahra moderator, nih?" gumam Zahra karena untuk pertama kalinya dia tunjuk seperti ini. "Iya." Ketiga temannya itu mengangguk serentak. "Tapi, Zahra nggak punya pengalaman lhooo," rengeknya. "Sebelum presentasi tiba, kamu masih bisa belajar di rumah kok, Ra," sahut Hanum, memberikan senyuman menenangkannya. "Tetap saja. Zahra takut gugup," balasnya lagi. "Nggak boleh protes. Gue udah kasih tugas masing-masing. Jadi, jangan sampai presentasi kita ini dapat nilai rendah. Paham kalian!" ujar Hanan penuh ketegasan.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status