Share

Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku
Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku
Penulis: Gavriel

Bab 1

"Flora, bangun!" Ucap seseorang sambil menggedor-geder pintu kamar.

Perempuan yang sedang membereskan tempat tidur itu berbalik dan membuka pintu kamarnya. Rupanya, ibu mertuanya lah pelaku dari keributan pagi-pagi ini.

"Iya, Bu. Kenapa? Kan bisa langsung masuk aja gak usah gedor-gedor." Flora tersenyum ramah, namun berbeda dengan wajah yang di tunjukkan oleh Ranti.

Dia menatap sinis menantunya itu. "Kamu ini baru juga bangun udah berani ya bilang gitu sama Ibu. Sana tuh bantuin mbak mu masak."

"Masak?"

"Iya masak, Mbak mu udah masak dari tadi. Kamu belum juga keluar dari Kamar, sana bantuin." Ketus nya sambil menyedekapkan kedua tangan nya di dada.

Flora yang mendapatkan perintah seperti itu pun memilih untuk segera pergi ke dapur tanpa banyak bicara lagi. Dari pada sang ibu yang murka nanti.

"Mau ada acara apa, Bu?"

"Gak ada acara apa-apa, cuman Abian mau pulang dari dinas nya."

"Abian, Bu?"

"Iya, Mas mu. Dia kembaran nya suamimu, kau lupa? Dia hadir di pernikahan Kalian." Jawab Ranti Ketus.

Dia melupakan wajah pria yang katanya kembaran suaminya itu. Apa dia seasing inikah dirinya di Keluarga suaminya? Setelah menikah hampir dua tahun lamanya, dia baru tahu kalau ternyata suaminya memiliki Kembaran.

"Udah, gak usah bengong Kamu. Cepetan sana bantuin mbak mu di dapur." Ucap Ranti lagi, membuat Flora pun langsung pergi.

Flora Fernandez, seorang perempuan cantik berusia 25 tahun. Perempuan yang ceria, ramah, baik hati dan selalu bertutur Kata lembut. Arifin Wijaya adalah nama suami Flora, mereka sudah menikah selama hampir dua tahun.

Flora adalah putri bungsu di keluarganya, hidup nya selalu di limpahi Kasih sayang dari Kedua orang tua nya. Perempuan cantik itu rela meninggalkan semuanya dan mengikuti sang suami setelah menikah.

Namun sayang sekali, selama dua tahun menikah dengan pria yang dia cintai, nyatanya hanya rasa sakit lah yang sering dia terima. Arifin, suaminya, ternyata pria yang tempramen, dia tidak segan-segan untuk memukul Flora jika dia melakukan kesalahan, tidak peduli sekecil apapun itu.

"Wahh, anak emas sudah bangun rupanya...." celetuk Winda sambil menatap sinis kedatangan Flora dengan langkah pincangnya.

Kenapa pincang? Jawaban nya, Karena Arif menendang paha istrinya ketika dia tidak sengaja membuat kemeja Kerja nya bolong Karena setrika nya terlalu panas Kemarin.

"Maaf, aku Kesiangan Mbak." Ucap Flora lirih.

"Udah, gak usah banyak alasan. Sana masak, tuh bahan-bahan nya udah di siapin. Udah dibersihin sama di potongin, kamu yang masak!" Ucap Santi lalu beranjak dari duduknya dan pergi dari dapur bersama Winda.

Winda dan Santi adalah kakak perempuan Arif, Keduanya berstatus Janda tanpa anak.

Winda bercerai sebulan setelah Arif dan Flora menikah, alasan nya sang pria tidak sanggup lagi menafkahi Winda yang hidupnya suka berfoya-foya. Lalu Santi sendiri, dia cerai mati. Suaminya meninggal setahun sebelum Arif dan Flora menikah.

"Mari kita masak." Gumam Flora, lalu mengambil wajan besar yang tergantung di atas paku dan mulai memasak.

"Flo, masaknya cepetan ya. Soalnya Abian bakalan sampai malam hari nanti." Ucap Ranti.

Flora Kira, ibu mertuanya itu datang ke dapur untuk membantu nya. Tapi ternyata wanita paruh baya itu hanya memberikan bumbu dapur dan setelahnya dia pergi.

"Huffttt, astaga. Aku harus punya stok sabar yang banyak." Gumam perempuan itu lalu mulai memasak dengan hati-hati dan perlahan.

Selama dua tahun menikah pun, Flora dan Arif belum dikaruniai anak. Awal-awal menikah, perempuan itu pernah hamil, namun Arif tidak tahu dan dia memukul istrinya hingga Keguguran.

Tapi, dia tidak merasa bersalah dan menyalahkan Flora. Bagi pria itu, Flora lah yang ceroboh hingga membuat Janin yang dia Kandung tidak bisa bertahan. Tapi sampai saat ini, Flora belum kembali mengandung padahal dia tidak menggunakan Kontrasepsi apapun.

Flora menyeka keringat yang timbul di kening nya, dia kembali mengaduk-aduk masakan di atas wajan nya, tak lupa menambahkan bumbu-bumbu dapur. Setelah rasanya cocok, barulah dia menyendok sedikit makanan itu ke dalam piring Kecil dan membawa nya ke depan,

"Mbak, cobain dulu. Barangkali ada yang kurang bumbunya." Ucap Flora pada Winda dan Santi. Entah Kemana Ibu mertuanya pergi, dia tidak ada di ruang tengah bersama kedua anaknya ini.

Winda dan Santi mengambil piring yang di ulurkan oleh Flora dan mencobanya. Mereka terlihat lahap sekali memakan masakan buatan Flora.

"Enak, udah pas."

"Ya udah, tinggal masak ikan nya."

"Masak yang bener, ikan nya udah di bersihin tadi sama aku. Tuh sampe Ke Tusuk-tusuk gini sama duri ikan nya, Jadi Kamu ringan tinggal masak doang." Celetuk Winda sambil menunjukkan jemari nya yang di balut plester.

"Iya, Mbak. Tapi di masak apa ya? Ada saran?" Tanya Flora. Membuat Winda dan Santi saling menatap satu sama lain.

"Selera makan Abian sama aja kayak suami mu, dia suka ikan di acar gitu." Usul Santi.

"Oh acar ikan. Ya udah, masak itu saja ya."

"Terserah Kau saja." Jawab Winda sambil memalingkan wajahnya. Flora hanya tersenyum Ketika mendengar jawaban kakak ipar tertua nya itu.

Akhirnya, saat-saat yang di tunggu pun datang. Tepat pukul delapan malam, sebuah mobil mewah parkir di depan rumah yang terlihat sederhana itu.

Abian memang memiliki perusahaan sendiri yang bergerak di bidang furniture, maka dari itu meskipun rumah ini terlihat sederhana, tapi furniture yang ada di dalamnya selalu kekinian karena Abian selalu mengirimkan furniture terbaru ke rumah sang ibu.

Pria jangkung dengan perawakan tak berbeda jauh dengan Arifin keluar dari mobil itu. Dengan setelan jas mahalnya.dia berjalan dengan langkah tegapnya. Pria itu langsung disambut oleh Ranti, Winda dan juga Santi.

Jangan tanyakan Arifin. dia sedang lembur hari ini katanya.

"Sudah sampai. Bi." Sapa Ranti sambil tersenyum.

Tapi Abian hanya menunjukkan wajah datarnya, dia terlihat mencari sesuatu. Bukan Winda dan Santi yang dia cari, tapi yang lain.

"Cari apa sih?" Tanya Winda sambil menggelayut di lengan adiknya itu, sudah biasa bagi Winda untuk melakukan itu pada adiknya.

"Lepaskan tangan mu. Mbak."

"Lho kenapa? Biasa nya kamu gak keberatan kalau Mbak gelendotan." Ucap Winda keheranan. 

"Udahlah. Win. Mungkin Abi capek, kamu juga langsung aja gelendotan gitu. ltu adeknya di suruh duduk dulu." Ucap Ranti, lalu meneriakan nama seseorang dari ruang tamu. "Flora, bikinin Mas mu kopi."

Tak lama berselang. Flora keluar dari dapur dengan membawa secangkir kopi hitam yang masih mengepul lalu meletakan kopi nya di atas meja.

Abian menatap Penampilan Flora dari atas hingga ke bawah.

Perempuan itu hanya memakai pakaian rumahan. wajahnya terlihat sayu seperti kelelahan dan kurang istirahat. Tubuhnya kurus dengan rambut yang terlihat tidak terawat. penampilan Flora benar-benar berubah. Namun ada satu yang tidak berubah di diri perempuan itu, kecantikannya.

'Dari dulu kamu tidak berubah. Flora. Kau masih cantik. sama seperti saat pertama kali aku melihatmu di aula Pernikahan,' batin Abian.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Fitriia Dhewie II
kenapa harus isi ulang dulu gak kaya sebelah nonton iklan aja...
goodnovel comment avatar
Indah Syi
ooow jadi Bian jatuh cinta pd pandangan pertama
goodnovel comment avatar
Umi Maftukha
ceritanya menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status