Share

Pemuas Nafsu Sang CEO
Pemuas Nafsu Sang CEO
Penulis: Lia Safitri

Bab 1 Merasa Dilecehkan

"Apa kau masih perawan?"

Pertanyaan itu berhasil membuat tubuh wanita itu tertegun di tempatnya.

Wanita itu bernama Virani Kavita. Panggil saja Vira, wanita berusia 23 tahun itu harus menjalani kehidupan yang begitu pahit.

Sebagai anak pertama, Vira harus menggantikan tanggung jawab sang ayah sebagai tulang punggung keluarga, karena sang ayah tidak mau bertanggung jawab atas istri dan kedua anaknya. Dan sekarang ia harus kembali menghadapi kenyataan pahit yaitu penyakit jantung sang ibu membuatnya terbaring lemah tak berdaya.

"Kenapa anda bertanya seperti itu, Pak?"

"Aku akan memberikanmu uang sebanyak yang kau inginkan, tetapi dengan satu syarat..." ucap seorang pria dengan nada suara baritonnya yang khas.

Raditya Nathan Wijaya, nama pria itu. Dia adalah Seorang CEO muda dari sebuah perusahaan multinasional bernama New Month Company. Pria tampan yang memiliki harta melimpah yang banyak digilai para wanita.

Pria itu kini sedang duduk bersandar di atas kursi kebesarannya dengan kedua tangannya yang bertaut di bawah dagu serta kedua kakinya disilangkan sambil menatap gadis yang kini berdiri di hadapannya dengan raut wajah yang membutuhkan belas kasihan.

"A-apa syaratnya, Pak?" tanya Vira dengan sedikit ragu-ragu. Wanita itu bahkan tak berani menatap wajah pria yang merupakan atasannya itu secara langsung.

"Aku akan menanggung semua biaya pengobatan ibumu sampai dia sembuh, asalkan... kamu bersedia menjadi teman tidurku selama tiga bulan."

Jeduer! Bagaikan tersambar petir di siang bolong, itulah yang dirasakan oleh Vira saat ini. Mendengar ucapan Nathan yang begitu lancang dan diluar dugaannya, membuat Vira membulatkan bola matanya.

Menjadi teman tidur selama tiga bulan? Yang benar saja, apa pria ini sudah tidak waras?

"Apa? Apa anda sudah gila? Memanfaatkan kesedihan seseorang untuk kepentingan anda sendiri?" teriak Vira dihadapan Nathan.

Vira memang sangat tahu lelaki seperti apa Nathan. Dia adalah perwujudan sempurna seorang lelaki dalam hal fisik. Wajahnya tampan dan tegas, mata abunya selalu bisa membius siapa saja, terkecuali Vira yang baru bekerja satu tahun di perusahaan itu.

Hari ini Vira memberanikan diri datang ke ruang kerja Nathan, menunduk dihadapannya untuk meminjam uang. Vira pun mengatakan uang itu akan ia gunakan untuk biaya operasi transplantasi jantung ibunya.

Tetapi jawaban lancang itulah yang diberikan oleh Nathan, membuat wajah Vira memerah dengan tangannya yang terkepal marah.

"Tidak! Justru saya menawarkan bantuan dengan imbalan... Keperawananmu," ujar Nathan.

Plak! Sebuah tamparan mendarat begitu saja tepat di pipi pria bermata abu tersebut.

"Berani sekali kau..." hardik Nathan sambil memegangi pipinya yang terasa panas.

"Harusnya aku yang berkata seperti itu kepada anda, Pak!" ucap Vira dengan nada suara yang bergetar.

Dia kini tak lagi memandang hormat kepada pria yang kini berada dihadapannya. Vira sudah melupakan status pria itu sebagai atasannya, saat pria itu dengan begitu berani melecehkannya.

"Dengarkan aku Tuan Nathan yang terhormat! Aku tahu dengan uangmu, anda bisa menghabiskan waktu dengan wanita mana saja yang anda inginkan. Tapi aku bukan mereka! Lancang sekali anda berbicara seperti itu padaku. Anda pikir bisa dengan mudah menjerat wanita miskin sepertiku ke atas ranjangmu? Itu tidak akan pernah terjadi, Pak!" tegas Vira sambil menggertakkan giginya.

"Kenapa tidak?" Nathan mengangkat tangan dan pundaknya di depan Vira.

"Kau tahu? Sejak kecil, aku sudah terbiasa mendapatkan apa yang aku inginkan. Aku bukannya ingin menghinamu, Vira! Tapi kau tiba-tiba datang ke ruanganku dan meminjam uang dua ratus juta padaku, padahal kau belum genap satu tahun bekerja di perusahaan ini. Kau pikir aku ini nenek moyangmu yang bisa kau pinjami uang seenaknya?"

Vira membisu. Tetapi nafasnya menderu, naik turun karena merasa sangat dihina oleh Nathan. Vira bukanlah orang yang gemar meminjam uang. Seandainya saja ibunya tidak sakit parah, mana mungkin ia akan senekat ini.

"Vira, aku sedang memberikan penawaran yang terbaik, kau membutuhkan uangku dan aku menginginkan keperawanan serta pelayananmu selama tiga bulan. Jika kau setuju, aku akan memberikanmu imbalan dua ratus juta tanpa kau perlu mengembalikannya. Bahkan aku akan membiayai pengobatan ibumu sampai sembuh."

"Coba pikirkan baik-baik, Vira! Tawaranku sangat menarik, bukan?" tanya Nathan sambil melemparkan senyum penuh ejekan.

Vira menggeram, tangannya semakin mengepal erat dikedua sisi tubuhnya.

"Anda sangat licik, Pak. Aku belum pernah bertemu orang sebrengsek anda!" ucap Vira.

"Itulah diriku, Vira." Nathan mengangkat bahunya dengan acuh.

"Aku tahu anda orang kaya, tetapi bukan berarti kamu bisa membeli kehormatan dan harga diri seseorang dengan sesuka hatimu. Apa menurutmu kehormatan seorang wanita hanya bernilai puluhan atau ratusan juta?" sergah Vira.

Nathan tertawa saat mendengar ucapan Vira yang begitu berani itu. Namun hal itu tidak membuat Nathan merasa gentar sedikitpun.

"Jika iya memang kenapa? Apa aku salah? Bukankah semua wanita itu sama? Mereka rela menukar kehormatannya hanya demi seonggok uang ratusan atau milyaran," ucap Nathan sembari mencapit dagu Vira lagi.

Vira yang merasa dirinya telah dilecehkan oleh atasannya sendiri pun tidak bisa menahan luapan api emosi yang berkobar dari dalam dirinya. Wajahnya tampak merah padam.

Bagaimana tidak? Seorang pria secara terang-terangan tengah menginjak-injak harga dirinya tepat dihadapannya, tentu saja membuat Vira merasa tidak terima.

Apa lelaki ini tidak mempunyai seorang ibu? Atau saudara perempuan? Apa dia tidak berpikir jika seandainya ibu atau saudara perempuannya lah yang diperlakukan seperti itu.

"Jelas anda salah, Pak!" geram Vira sambil menampik tangan kotor milik pria itu dengan kasar.

"Dengarkan aku baik-baik Pak Nathan yang terhormat! Jika anda menganggap aku sama seperti wanita lainnya yang rela menukar kehormatannya demi uang, maka anda salah besar!" ucap Vira begitu tegas dan penuh penekanan.

"Camkan ini baik-baik! Aku tidak sama seperti mereka. Dan ingat satu hal lagi! Jangan pernah kamu menyentuhku dengan tangan kotormu itu!" lanjut Vira.

Nathan yang mendengar ucapan Vira yang terkesan begitu berani, membuat dirinya tidak percaya bahwa wanita ini adalah wanita yang sama yang biasanya selalu bersikap lemah lembut dan patuh dalam kesehariannya saat bekerja.

Namun hal itu tidak membuat Nathan gentar. Justru kemarahan Vira membuatnya semakin tertarik untuk memiliki wanita berambut hitam dengan postur tubuh yang tinggi semampai yang merupakan salah satu staf biasa yang bekerja di perusahaannya itu.

Hanya dengan menatap lekuk tubuh dari wanita yang terbalut celana bahan berwarna hitam serta kemeja putih polos berlengan pendek membuat Nathan sudah bisa membayangkan bagaimana bentuk tubuh wanita itu.

Meski pakaian Vira memang terkesan tertutup dalam kesehariannya, namun hal itu saja sudah mampu membuat Nathan bisa membayangkan malam-malam panas mereka di atas ranjang. Nathan bahkan sudah mulai berimajinasi liar di dalam kepalanya membayangkan bagaimana wanita itu akan mendesah dibawah kungkungannya di atas ranjang empuk miliknya.

"Benarkah?" tanya Nathan dengan nada yang terdengar meremehkan. Seolah dia merasa bahwa ucapan wanita itu hanyalah bualan semata.

"Apa wajahku ini terlihat sedang bermain-main?" tanya Vira dengan raut wajah yang cukup menyakinkan.

"Baiklah! Tapi apa kau yakin tidak tertarik dengan penawaranku?" tantang Nathan.

"Padahal di lain waktu, belum tentu aku akan memberikan tawaran yang sama padamu," ucap Nathan lagi.

Nathan mengangkat tangannya hendak menyentuh pipi kiri Vira, namun gagal saat Vira memalingkan wajahnya dengan segera.

Melihat wajah Vira yang semakin memerah menahan kesal, membuat Nathan justru semakin menyunggingkan senyum kemenangan.

"Pilihannya hanya ada dua, Vira. Terima tawaranku dan selamatkan ibumu, atau kau akan melihat ibumu tidak tertolong" ucap Nathan, membuat Vira menelan ludahnya dengan susah payah.

--

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status