Menempuh jalur hutan yang jarang dilewati manusia memiliki rintangan tersendiri, begitu banyak marabahaya menanti Xiao Long. Semenjak meninggalkan sekte Awan Merah semuanya berubah menjadi menakutkan. Dia tidak diterima di mana pun, binatang saja enggan melihatnya.
Xiao Long baru saja menemukan aliran air sungai dan berhenti di sana sembari melepas dahaga. Dia sudah berjalan satu harian, telapak kakinya serasa terbakar saat berdiri di bebatuan sungai yang besar. Jernihnya aliran air memantulkan wajah Xiao Long yang hanya terpaku untuk beberapa saat. Menatap diri sendiri dan tenggelam akan pikirannya.
Dia hanya sendiri di dunia ini. Dan identitas yang dibawanya takkan pernah berubah. Penyelamat atau bencana. Semua itu berputar-putar di kepalanya. Membuat kepala Xiao Long pusing, dia merebahkan tubuh pada batu besar di pinggir sungai. Menatap birunya langit di atas yang hanya dilewati garis-garis tipis awan. Tanpa disadari waktu telah berlalu dua jam dengan dirinya yang masih melamun.
Xiao Long terdiam beberapa menit saat matanya menangkap suatu keanehan. Dia tidak bisa mengatakan itu apa dan apakah matanya salah lihat.
Seorang laki-laki tengah hanyut di bawa aliran sungai yang tak begitu kencang. Dia tertawa-tawa sambil menikmati pemandangan di atasnya.
Xiao Long berdiri, berbicara canggung. Suaranya terdengar begitu canggung. "Apakah anda baik-baik saja?"
Sosok itu mengarahkan perhatiannya ke sebelah di mana Xiao Long tengah berdiri di atas batu. Khawatir melihatnya. "Oh, hahahaha. Aku hanyut di sini dan tidak tahu cara meluruskan pinggangku. Apa kau tidak keberatan membantuku?"
"Aku akan menolongmu."
Xiao Long mendekat ke arahnya, dia lihai dalam berenang. Tak membutuhkan waktu lama hingga laki-laki itu berhasil diselamatkan.
"Uhuk—! Argh, sialan. Sepertinya seekor gajah masuk ke mulutku. Anak muda, injak lututku sebentar.?"Xiao Long terkejut, aliran darah menetes di sudut bibir laki-laki itu. "Anda terluka!"
"Bukan laki-laki jika tidak terluka! Hais, aku menyuruhmu menginjak lututku. Aku tak akan bisa bergerak, tubuhku mati rasa."
Xiao Long awalnya ragu-ragu tetapi karena laki-laki itu memaksa tidak ada yang bisa diperbuatnya selain menurut. Terdengar bunyi gemeretak yang membuat telinga Xiao Long ngilu. Dia meminta maaf berulang kali. Laki-laki itu sampai menjerit saat diinjak lututnya.
"Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Sudah biasa juga. Terima kasih atas pertolongannya. Lain kali kita berjumpa."Dia sudah hendak berdiri, menghadirkan banyak pertanyaan di kepala Xiao Long. Siapa laki-laki yang menenteng dua pedang sekaligus itu. Dan caranya bertindak melambangkan bahwa dirinya bukanlah pendekar ataupun pengelana biasa. Lebih dari itu, laki-laki tersebut membawa sebuah lambang kehormatan yang biasa diukir di dinding istana Kaisar
"Boleh aku tahu siapa nama Anda?" Xiao Long buru-buru berkata selagi laki-laki itu masih ada di pandangannya, hanya lambaian tangan terlihat. Dan sebelum memasuki hutan, laki-laki itu berkata.
"Gu Xue. Kita akan berjumpa lagi suatu saat nanti."Nama itu seperti tak asing bagi Xiao Long, tetapi dia juga tak tahu di mana dirinya mendengar nama tersebut. Xiao Long mendengus dan kembali ke tempatnya semula. Hingga akhirnya matahari turun dan hari hendak berganti malam.
"Gawat, aku tidak boleh di sini lebih lama. Binatang buas dan siluman biasanya akan muncul pada malam hari."Xiao Long berencana menemukan jalan keluar dari hutan tersebut tetapi dia dikagetkan oleh kehadiran asing yang mengintainya di balik rumput-rumput tinggi. Geraman dan tatapan buas yang kelaparan tengah mengincarnya semenjak satu jam lalu dan Xiao Long baru menyadari hal itu.
Lagi-lagi serigala liar bergerombolan datang ke arahnya saat Xiao Long nyaris memasuki hutan. Mereka tak hanya dua, ada lebih banyak serigala yang datang. Sekitar lima belas serigala menuju kepadanya. Menatap Xiao Long selayaknya makan malam mereka.
Langkah Xiao Long seketika gemetar. Dia tak tahu harus berbuat apa selain mundur dan mengambil ranting-ranting kayu kecil. Berusaha berteriak dan mengusir binatang tersebut tetapi tak membuahkan hasil. Justru yang terjadi serigala liar itu semakin marah dan menyudutkannya. Hingga Xiao Long kehabisan langkah dan di belakangnya hanya ada sungai dalam yang memiliki arus kencang. Malam membuat sungai itu menjadi buas. Xiao Long tak akan bisa melewati sungai itu, dia pasti akan tenggelam. Sementara para binatang buas itu terus menghimpitnya, membuat Xiao Long kehabisan langkah.Ranting di tangan Xiao Long patah saat seekor serigala menggigitnya, meraung memanggil temannya yang lain. kaki Xiao Long semakin gemetar ketika satu serigala sudah mengambil ancang-ancang untuk menerkam ke arahnya. Bersiap untuk mengoyak tubuhnya dalam hitungan ketiga.
Xiao Long mengambil batu besar dan melemparkannya ke arah para serigala dan berlari secepat yang dia bisa. Salah satu serigala yang terkena lemparan batu tepat di kepala mengamuk, meraung kencang dan berlari sembari mencakar pepohonan.
Di tengah hutan yang gelap itu Xiao Long tak bisa melihat apa pun, dia hanya bisa mempercayakan nyawanya pada kedua kakinya yang kini berlari demi nyawanya sendiri. Keringat dingin membanjiri pelipis Xiao Long di tengah malam berkabut itu, padahal hari baru saja memasuki malam dan dirinya sudah dihadapkan pada maut yang mengerikan.Dari kejauhan Xiao Long dapat melihat cahaya, napasnya tersengal berat. Namun di sisi lain dia sedikit lega, setidaknya dia masih dapat menemukan pemukiman manusia. Hanya beberapa meter lagi hendak memasuki perkampungan tersebut tubuhnya ditubruk oleh sesuatu yang berat. Salah satu serigala melompat ke arahnya, Xiao Long berusaha melepaskan diri dari tubuh serigala tersebut tetapi kakinya tersangkut oleh akar pohon.
Saat sedang panik melepaskan kakinya, Xiao Long dapat mendengar derap kaki bersusulan di sampingnya. Gerombolan serigala meraung kencang, bersahutan di segala tempat. Kini tak hanya lima belas serigala yang mengincarnya, jantungnya memacu kian cepat.
Padahal hanya butuh beberapa langkah lagi untuk sampai di pemukiman manusia tersebut. Xiao Long tak bisa mempercayai semua yang terjadi hari ini. Semua ini adalah mimpi buruk. Dia hanya bisa berharap keberuntungan masih berpihak padanya.
Tak lama terdengar lolongan menggema dari tengah hutan. Xiao Long tak bisa memastikan suara apakah itu. Namun suara tersebut berhasil membuat para serigala terdiam di tempat, mereka ketakutan.
Menyadari hal itu Xiao Long tak menyia-nyiakan kesempatan. Dia menendang kuat tubuh serigala yang sedari tadi hendak menikamnya. Menghunuskan ranting kayu tepat di sebelah bola mata sang serigala, membuat binatang itu menjerit kesakitan.
Xiao Long segera kabur dari sana, melompati parit-parit besar yang menjadi pembatas antara hutan dan perkampungan. Dia berlari semakin kencang, hingga kakinya sulit untuk berhenti. Tubuh kecil Xiao Long menabrak sebuah pintu rumah. Mengetuknya puluhan kali tanpa jeda sambil berteriak meminta tolong.
Hanya sekilas, terlihat bayangan laki-laki dan perempuan yang menatap iba padanya. Mereka tak melakukan apa pun lagi dan hanya menatapnya lewat tirai jendela yang kini ditutup. Xiao Long melakukan hal yang sama ke semua rumah dan tak ada satu pun yang mau membukakan pintu untuknya.
Dou Jin pernah mendengar salah satu gulungan kitab tertua bernama 'Iblis Pembunuh' yang hilang dari sebuah klan yang dibantai secara misterius beberapa tahun lalu. Gulungan itu sengaja disembunyikan di sebuah tempat yang dilindungi oleh kepala klan terkuat dari sebuah wilayah terpencil, gulungan tua tersebut memiliki nilai tinggi dan dikatakan amat berbahaya. Hanya orang dengan kekuatan besar yang mampu menggunakan jurus tersebut. Di dalam gulungan itu terdapat sebuah teknik dari pendekar aliran hitam kuno yang seharusnya telah musnah dari muka bumi. Satu-satunya jurus terakhir dari pendekar aliran hitam yang dimiliki kitab itu telah menjadi incaran selama ratusan tahun sehingga Kaisar terdahulu menyebarkan berita palsu bahwa benda itu telah dilenyapkan.Namun Dou Jin tidak salah lagi, ini sama seperti yang diketahuinya tentang jurus itu. Jika dia tidak segera pergi dari sana sesuatu yang buruk akan terjadi.Dengan pedang hitam di tangannya, aliran kekuatan hitam mengalir tajam sepert
Langkah kaki Xiao Long mendadak terhenti, dia merasakan aura yang begitu aneh di sekitar, tubuhnya membeku dan tidak dapat digerakkan sama sekali. Ketika Xiao Long menyadari apa yang telah terjadi Dou Jin segera mendekatinya. Seperti yang Xiao Long khawatirkan, dia terjebak di jurus mematikan dari mata terkutuk milik Dou Jin, Lari dari Kematian.Jurus ini sendiri harus menggunakan jurus Mata Pikiran untuk mempengaruhi pikiran musuh, lalu masuk ke dalam kesadaran orang tersebut, bahkan bisa membunuhnya di sana."Kau masih mengingat latihan kita?"Xiao Long melebarkan matanya.Dou Jin yang hanya pulang beberapa bulan sekali, Teknik Enam Pembunuh dan dua belas pedang latihannya yang selalu hancur. Masa-masa itu membuat keduanya kembali lima tahun lalu. Sedikit Xiao Long mengingat soal latihan jurus yang digunakan Dou Jin saat ini dan dia mulai kembali merasakan sakit yang pernah dirasakannya hari itu.Tangan lelaki itu dengan cepat menembus dada Xiao Long yang seketika memuntahkan darah
Begitu pun dengan Dou Jin yang mengeluarkan jurus yang sama, dia terkejut bukan kepalang.Dou Jin dan Xiao Long terhempas ke dua arah yang saling berlawanan. Darah mengucur dari bekas luka Xiao Long sebelumnya.Dou Jin menapak mundur satu langkah setelah berdiri dari jatuhnya, kemudian terbatuk mengeluarkan darah segar.Energi pemuda itu begitu besar, ditambah lagi pedang hitam itu menambah serangannya menjadi berkali lipat.Xiao Long menarik napas berat sambil tertawa. "Seperti yang kau bilang. Aku sudah membunuh ratusan jenderal dan prajurit. Aku telah melewati puluhan kali sekarat namun kematian tak kunjung menjemputku.""Kau tahu kenapa?"Mata Dou Jin turun ke pedang hitam yang berada di tangan Xiao Long. Aura mengerikan menguar dari sana selayaknya es yang menusuk hingga ke tulang. Perlahan Dou Jin menyentuh pipinya yang tergores oleh satu dari 12 tebasan Xiao Long. Darah miliknya tertinggal di pedang itu. "Pedang terkutuk ini bisa menyerap energi melalui darah musuh yang dia d
Garis sinar matahari menembus matanya bersama jatuhnya debu-debu dari atas langit yang tertutupi oleh bayangan seorang pendekar terkuat dari Kekaisaran Qing, sosoknya yang memiliki aura dingin ikut membuat tempat itu sama mencekam seperti dirinya. Bebatuan kerikil berjatuhan di atas tubuhnya yang rebah tak berdaya, rasa sakit menjalar dari dadanya yang mengeluarkan darah kental. Seperti dalam tiba-tiba sayatan silang telah berada di sana sebelum Xiao Long dapat menyadarinya. Goresan dalam tersebut semakin banyak mengeluarkan darah hingga Xiao Long tidak mampu untuk sekedar bangun dari sana. Dia mencoba menopang berat badannya dengan kedua tangan menahan di sisi badan namun pada akhirnya pemuda itu kembali terjatuh telentang.Sosok di atas sana melayang di atas udara persis seperti hantu. Mata hitam yang amat kelam itu membangunkan bulu kuduknya sesaat. Dou Jin tampaknya masih menahan diri sebelum kembali menyerangnya lagi."Aku mengakui kau memiliki bakat. Namun bakatmu digunakan un
"Kau kira aku diam saja saat tahu nyawaku sedang diincar?"Senyum getir muncul perlahan di wajah Dou Jin, hanya sesaat sebelum akhirnya wajahnya kembali dingin. "Tunjukkan padaku jika kau begitu percaya di-"Xiao Long berlari sangat cepat sebelum Dou Jin menyelesaikan kalimatnya, lelaki itu membuka mata lebar.Tidak ada pergerakan semenjak Xiao Long hilang dua detik lalu. Dia benar-benar raib seperti hantu. Insting Dou Jin mengatakan Xiao Long masih ada di sana.Ketika mengingat kembali Dou Jin tahu seseorang pernah mengatakan satu teknik yang membuat diri Xiao Long dijuluki sebagai Sang Bayangan.Kekuatan hitam mengudara di sekitarnya, Dou Jin menangkis satu serangan yang masuk dengan bilah pedang. Ketika dia menyadari, Sembilan Bayangan mengelilinginya membentuk lingkaran. Mereka bergerak bersamaan, dalam sekali waktu mengincar tubuhnya. Membuat Dou Jin terpental menghantam tanah.Dou Jin memuntahkan darah, matanya berkilat tajam. Meskipun dalam keadaan terjatuh, Xiao Long dapat mel
Dou Jin bersiap dengan menyentuh ujung gagang pedang di pinggangnya, dengan sebelah kaki setengah ditekuk. Serangan awal itu bisa saja mengecohkan keseimbangan Xiao Long, karena memang pada dasarnya Dou Jin paling ahli dan menguasai semua jurus yang diturunkan dalam garis klannya. Teknik ini juga memungkinkannya untuk mendengarkan pergerakan lawan, sekecil apa pun. Xiao Long masih bergeming di tempat, membaca teliti setiap inci gerakan yang mungkin dikeluarkan musuhnya.Matanya terlalu lamban untuk mengikuti pergerakan Dou Jin, laki-laki itu semakin cepat dari yang terakhir kali Xiao Long tahu. Tebasan melingkar di area kepala datang, Xiao Long menunduk namun angin dari tebasan itu masih sempat mengenai ujung telinga. Xiao Long mundur, jarak sedekat itu amat berbahaya untuk langsung berhadapan dengan Dou Jin.Tetesan darah kental mulai berjatuhan dari goresan di telinganya. Xiao Long harus segera mengambil sikap atau Dou Jin bisa menjadi lebih berbahaya dari sebelumnya. Namun seakan