Share

Pendekar Ular Emas
Pendekar Ular Emas
Penulis: Mangata

Kematian Tragis

"Semuanya! Lari!" Teriak Lin Tan, seorang pemuda yang berusaha menyelamatkan beberapa warga di desanya.

Pemuda berusia dua puluh lima tahun itu melihat adanya serangan besar-besaran dari para pasukan iblis berwujud burung besar yang berasal dari sebuah gua bawah tanah yang berasal dari daerah paling selatan di benua Lianhua .

Para iblis bergumul mendatangi desa Xiapu karena letaknya yang berada di wilayah selatan, dekat sekali dengan gua tempat para iblis itu berasal. 

"Lin Tan, tolong aku!" Teriak seorang gadis muda berusia lima belas tahun.

"Sin hwa!" Lin Tan segera bergegas menolong adik perempuannya yang terlihat sedang dihadang oleh dua iblis.

Wajah para iblis tersebut seperti seekor burung dengan sebuah paruh runcing yang dilapisi oleh semacam logam. Tubuhnya berbulu lebat dan bersayap seperti seekor burung elang, namun kaki dan tangannya seperti manusia kurus yang memiliki cakar panjang.

"Kak Lin Tan, cepat singkirkan iblis itu!" Ucapnya. Sin Hwa terus memukul kedua iblis dengan batang kayu yang ia genggam.

"Kurang ajar! Menjauhlah dari adikku!" Lin Tan mengayunkan pedang miliknya secara asal ke arah dua iblis itu.

Ia berhasil mengusir mereka, namun kedua iblis itu justru mengarah ke adik Lin Tan yang berusia delapan tahun.

"Kak! Chan Fan ada di hutan!" Sin Hwa menepuk kakaknya untuk memberitahukan mereka menuju ke mana.

Chan Fan yang masih berusia delapan tahun segera berlari menuju ke dalam hutan. Ia terus saja dikejar oleh kedua iblis itu.

"Tolong!" Teriak anak laki itu.

Ia tidak mau menoleh ke belakang karena merasa takut akan penampakan iblis yang mengejarnya. Bocah berusia delapan tahun itu terus menangis dan berlari tanpa tahu arah yang dituju. Chan Fan bahkan menerobos semak-semak tinggi dan sayangnya dirinya malah terpeleset jatuh ke tanah yang begitu curam. 

AAAARGH!!!

Lin Tan yang masih mengejar adiknya segera melemparkan pedang yang berada di tangannya ke arah dua iblis burung.

Pedang yang terlempar terus melesak cepat dan menusuk salah satu pundak belakang dari iblis itu.

Jeritan keras dari iblis itu menggema begitu keras ke seluruh penjuru hutan. Selanjutnya, Lin Tan segera bergegas menggunakan satu pisau belati yang disembunyikan di saku belakangnya. 

Ia melompat dan menusuk leher iblis yang terlihat kesakitan dengan tusukan yang lumayan dalam.

AAARRRHHHH!!!

Lin Tan tidak segera mengakhiri serangannya. Ia kembali menyerang menggunakan belati yang ia genggam. Kali ini, ia menebas leher iblis tersebut dari arah depan. Tidak lama kemudian, tubuh iblis itu tersungkur ke tanah. Darah hitam menggenang di atas tanah.

"Tersisa satu lagi!" Teriak Lin Tan.

Pemuda itu mendatangi iblis yang tersisa dengan mengayunkan belatinya berkali-kali.

JLEB! JLEB! JLEB!

Tidak ada belas kasihan, pemuda itu terus saja mengayunkan belatinya meski sang iblis telah tewas dan terjatuh ke tanah. 

"Bedebah! Kurang ajar! Dasar bajingan!" Teriaknya yang terus saja mengayunkan pisau belatinya.

"Hentikan!" Sin Hwa menghampiri kakaknya yang terlihat emosi.

Ia segera menghentikan Lin Tan yang masih bersikeras menusuk iblis itu menggunakan belatinya. 

"M–maaf," ucap Lin Tan.

Ia akhirnya menghentikan ayunan tangannya. Darah hitam pekat milik iblis burung membasahi tangan dan bajunya. Ia sampai lupa dengan keadaan adiknya yang lain. 

"Chan Fan?! Kita harus ke Chan Fan, Kak?" Ungkap Sin Hwa.

"Kau benar!" Lin Tan segera berdiri.

Ia menoleh ke arah tanah curam yang berada di bawah. Tinggi tanah curam itu sekitar dua puluh meter lebih. Dengan kemiringan yang begitu terjal.

Ketika keduanya menoleh, mereka terbelalak. Kedua mata mereka hanya bisa menatap sambil terdiam ketika Chan Fan tergeletak di tanah. Dari kejauhan terlihat bocah itu menutup matanya dan tidak bergerak. Ada genangan darah tepat di bawah tubuhnya. 

"Chan Fan?" Lin Tan berusaha menuruni tanah terjal.

Ia secepat mungkin bersama Sin Hwa menghampiri tubuh adik bungsunya yang terlihat sudah tidak bergerak.

"Chan Fan?!" Sin Hwa yang tiba terlebih dahulu langsung memeluk erat tubuh adiknya.

"Chan Fan!" Ia berteriak tanpa henti. Sin Hwa bahkan sampai menitikkan air mata tatkala melihat keadaan adiknya.

Lin Tan yang baru tiba langsung berdiri tepat di depan kedua adiknya. Pandangannya kosong dan ia hanya terdiam saja. Pikirannya tidak mampu menerima kenyataan yang dipandang oleh kedua sorot matanya. 

Chan Fan ternyata telah mengembuskan napasnya. Genangan darah yang terlihat di bawah tubuh anak itu karena dirinya terjatuh. Lalu sialnya, Chan Fan malah terbentur oleh batu. Itulah yang menyebabkan ia tewas.

Perlahan, air mata keduanya menetes dan membasahi pipi. Lin Tan hanya bisa bertekuk lutut di depan jasad adiknya sambil menangisi kepergiannya.

CHAN FAN!!!

Teriakan keras bercampur jeritan kesedihan memekikkan telinga siapa pun yang mendengar. Sayangnya karena teriakan keduanya malah membuat para iblis burung langsung bergerombol mendatangi tempat mereka bertiga.

Suara gemuruh dari kepakkan sayap para iblis bergema di atas kepala mereka. Pepohonan pun sampai tersapu karena tertiup oleh kibasan sayap para iblis itu.

Mereka semua datang bergerombol menutupi langit. Semua iblis bersuara keras hingga memekikkan telinga keduanya.

"M–mereka telah mengepung kita," ucap Sin Hwa.

Gadis itu menoleh ke atas. Dirinya berusaha menenangkan hati yang masih rapuh dan bersedih. Sin Hwa terbelalak melihat puluhan iblis yang berada tepat di atas kepalanya. 

"Tetap di belakangku! Jangan ke mana-mana!" Ucapnya. Lin Tan berdiri dan segera menggenggam erat belati kecil miliknya.

"Berhati-hatilah, mereka seakan melihat kita berdua seperti makanan," ungkap Sin Hwa.

"Bila kita tidak selamat dari sini, aku harap kita bisa bertemu lagi di dunia lain," pikir Lin Tan sambil menoleh untuk terakhir kalinya. Ia memperlihatkan senyum terakhirnya.

Para iblis burung yang mendarat di tanah langsung menyerang kedua bersaudara itu. Sin Hwa memilih untuk melindungi tubuh adik kecilnya agar tidak diambil oleh para iblis, sedangkan Lin Tan memilih untuk tetap di depan keduanya sambil mengarahkan belatii miliknya.

PERGI KALIAN SEMUA!!!

DASAR MAKHLUK TERLAKNAT!!!

Ia berusaha keras menghadang para iblis agar tidak mendekat, namun sayangnya, Lin Tan tidaklah pandai dalam bela diri. Ia akhirnya harus tumbang bersama dengan adik perempuannya.

AARH!!!

Pemuda itu melihat adiknya menjerit kesakitan. Kedua matanya melotot keluar ketika menyaksikan tubuh Sin Hwa terkoyak dan dimakan oleh para iblis.

Perlahan-lahan, daging dan kulit Sin Hwa terlepas dari tubuhnya. Gadis kecil itu menoleh ke arah Lin Tan sambil tetap memeluk adik kecilnya. Ia meninggalkan senyuman sambil menyeringai ke arah kakaknya.

Tidak ada perkataan yang ia lontarkan, namun senyuman itu telah menjadi bukti untuk Lin Tan bila Sin Hwa telah ikhlas bila dirinya mati saat itu juga.

Lin Tan terduduk lemas menatap kematian adiknya. Rasa sayangnya seakan digerogoti oleh kesedihan dan amarah. Ia tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali diam menyaksikan adiknya meregang nyawa.

"Sin… Hwa…." Lin Tan menjadi lemas. Ia menatap kosong ke depan.

Kedua tubuh adiknya dimakan oleh para iblis dengan begitu membabi-buta. Mereka bahkan tidak membiarkan Sin Hwa berteriak atau pun menjerit untuk melepaskan rasa sakitnya.

SIN HWA!!!

Teriakan pemuda itu pecah dan menggema hingga terdengar oleh para iblis yang sedang menyantap tubuh kedua adiknya.

Ketika para iblis mendengar teriakan pemuda itu, mereka semua menoleh ke arah Lin Tan yang masih terlihat baik-baik saja. Mereka memandang ada sebuah daging segar yang telah tersaji dan siap untuk disantap.

Para iblis yang telah selesai dengan tubuh kedua anak kecil itu langsung mendatangi Lin Tan yang terduduk lemas dan bingung.

Akhirnya, tangis dari pemuda berusia dua puluh lima tahun itu pun pecah. 

Ia juga berteriak sangat keras hingga tenggorokannya menjadi kering. Sambil kembali menggenggam erat belatinya, Lin Tan menjadi sangat marah dan kesal. Pikirannya berubah kalut ketika dirinya melihat sisa tubuh kedua adiknya yang berceceran di tanah.

MATILAH!!!

Ia menyerang para iblis itu dengan membabi-buta. Namun sayangnya ia malah tersandung dan berhasil dijatuhkan ke tanah. Dalam sekejap saja, tubuhnya sudah dikerubungi oleh para iblis burung. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status