Home / Fantasi / Pendekar Ular Emas / Kematian Tragis

Share

Pendekar Ular Emas
Pendekar Ular Emas
Author: Mangata

Kematian Tragis

Author: Mangata
last update Last Updated: 2023-07-24 20:18:29

"Semuanya! Lari!" Teriak Lin Tan, seorang pemuda yang berusaha menyelamatkan beberapa warga di desanya.

Pemuda berusia dua puluh lima tahun itu melihat adanya serangan besar-besaran dari para pasukan iblis berwujud burung besar yang berasal dari sebuah gua bawah tanah yang berasal dari daerah paling selatan di benua Lianhua .

Para iblis bergumul mendatangi desa Xiapu karena letaknya yang berada di wilayah selatan, dekat sekali dengan gua tempat para iblis itu berasal. 

"Lin Tan, tolong aku!" Teriak seorang gadis muda berusia lima belas tahun.

"Sin hwa!" Lin Tan segera bergegas menolong adik perempuannya yang terlihat sedang dihadang oleh dua iblis.

Wajah para iblis tersebut seperti seekor burung dengan sebuah paruh runcing yang dilapisi oleh semacam logam. Tubuhnya berbulu lebat dan bersayap seperti seekor burung elang, namun kaki dan tangannya seperti manusia kurus yang memiliki cakar panjang.

"Kak Lin Tan, cepat singkirkan iblis itu!" Ucapnya. Sin Hwa terus memukul kedua iblis dengan batang kayu yang ia genggam.

"Kurang ajar! Menjauhlah dari adikku!" Lin Tan mengayunkan pedang miliknya secara asal ke arah dua iblis itu.

Ia berhasil mengusir mereka, namun kedua iblis itu justru mengarah ke adik Lin Tan yang berusia delapan tahun.

"Kak! Chan Fan ada di hutan!" Sin Hwa menepuk kakaknya untuk memberitahukan mereka menuju ke mana.

Chan Fan yang masih berusia delapan tahun segera berlari menuju ke dalam hutan. Ia terus saja dikejar oleh kedua iblis itu.

"Tolong!" Teriak anak laki itu.

Ia tidak mau menoleh ke belakang karena merasa takut akan penampakan iblis yang mengejarnya. Bocah berusia delapan tahun itu terus menangis dan berlari tanpa tahu arah yang dituju. Chan Fan bahkan menerobos semak-semak tinggi dan sayangnya dirinya malah terpeleset jatuh ke tanah yang begitu curam. 

AAAARGH!!!

Lin Tan yang masih mengejar adiknya segera melemparkan pedang yang berada di tangannya ke arah dua iblis burung.

Pedang yang terlempar terus melesak cepat dan menusuk salah satu pundak belakang dari iblis itu.

Jeritan keras dari iblis itu menggema begitu keras ke seluruh penjuru hutan. Selanjutnya, Lin Tan segera bergegas menggunakan satu pisau belati yang disembunyikan di saku belakangnya. 

Ia melompat dan menusuk leher iblis yang terlihat kesakitan dengan tusukan yang lumayan dalam.

AAARRRHHHH!!!

Lin Tan tidak segera mengakhiri serangannya. Ia kembali menyerang menggunakan belati yang ia genggam. Kali ini, ia menebas leher iblis tersebut dari arah depan. Tidak lama kemudian, tubuh iblis itu tersungkur ke tanah. Darah hitam menggenang di atas tanah.

"Tersisa satu lagi!" Teriak Lin Tan.

Pemuda itu mendatangi iblis yang tersisa dengan mengayunkan belatinya berkali-kali.

JLEB! JLEB! JLEB!

Tidak ada belas kasihan, pemuda itu terus saja mengayunkan belatinya meski sang iblis telah tewas dan terjatuh ke tanah. 

"Bedebah! Kurang ajar! Dasar bajingan!" Teriaknya yang terus saja mengayunkan pisau belatinya.

"Hentikan!" Sin Hwa menghampiri kakaknya yang terlihat emosi.

Ia segera menghentikan Lin Tan yang masih bersikeras menusuk iblis itu menggunakan belatinya. 

"M–maaf," ucap Lin Tan.

Ia akhirnya menghentikan ayunan tangannya. Darah hitam pekat milik iblis burung membasahi tangan dan bajunya. Ia sampai lupa dengan keadaan adiknya yang lain. 

"Chan Fan?! Kita harus ke Chan Fan, Kak?" Ungkap Sin Hwa.

"Kau benar!" Lin Tan segera berdiri.

Ia menoleh ke arah tanah curam yang berada di bawah. Tinggi tanah curam itu sekitar dua puluh meter lebih. Dengan kemiringan yang begitu terjal.

Ketika keduanya menoleh, mereka terbelalak. Kedua mata mereka hanya bisa menatap sambil terdiam ketika Chan Fan tergeletak di tanah. Dari kejauhan terlihat bocah itu menutup matanya dan tidak bergerak. Ada genangan darah tepat di bawah tubuhnya. 

"Chan Fan?" Lin Tan berusaha menuruni tanah terjal.

Ia secepat mungkin bersama Sin Hwa menghampiri tubuh adik bungsunya yang terlihat sudah tidak bergerak.

"Chan Fan?!" Sin Hwa yang tiba terlebih dahulu langsung memeluk erat tubuh adiknya.

"Chan Fan!" Ia berteriak tanpa henti. Sin Hwa bahkan sampai menitikkan air mata tatkala melihat keadaan adiknya.

Lin Tan yang baru tiba langsung berdiri tepat di depan kedua adiknya. Pandangannya kosong dan ia hanya terdiam saja. Pikirannya tidak mampu menerima kenyataan yang dipandang oleh kedua sorot matanya. 

Chan Fan ternyata telah mengembuskan napasnya. Genangan darah yang terlihat di bawah tubuh anak itu karena dirinya terjatuh. Lalu sialnya, Chan Fan malah terbentur oleh batu. Itulah yang menyebabkan ia tewas.

Perlahan, air mata keduanya menetes dan membasahi pipi. Lin Tan hanya bisa bertekuk lutut di depan jasad adiknya sambil menangisi kepergiannya.

CHAN FAN!!!

Teriakan keras bercampur jeritan kesedihan memekikkan telinga siapa pun yang mendengar. Sayangnya karena teriakan keduanya malah membuat para iblis burung langsung bergerombol mendatangi tempat mereka bertiga.

Suara gemuruh dari kepakkan sayap para iblis bergema di atas kepala mereka. Pepohonan pun sampai tersapu karena tertiup oleh kibasan sayap para iblis itu.

Mereka semua datang bergerombol menutupi langit. Semua iblis bersuara keras hingga memekikkan telinga keduanya.

"M–mereka telah mengepung kita," ucap Sin Hwa.

Gadis itu menoleh ke atas. Dirinya berusaha menenangkan hati yang masih rapuh dan bersedih. Sin Hwa terbelalak melihat puluhan iblis yang berada tepat di atas kepalanya. 

"Tetap di belakangku! Jangan ke mana-mana!" Ucapnya. Lin Tan berdiri dan segera menggenggam erat belati kecil miliknya.

"Berhati-hatilah, mereka seakan melihat kita berdua seperti makanan," ungkap Sin Hwa.

"Bila kita tidak selamat dari sini, aku harap kita bisa bertemu lagi di dunia lain," pikir Lin Tan sambil menoleh untuk terakhir kalinya. Ia memperlihatkan senyum terakhirnya.

Para iblis burung yang mendarat di tanah langsung menyerang kedua bersaudara itu. Sin Hwa memilih untuk melindungi tubuh adik kecilnya agar tidak diambil oleh para iblis, sedangkan Lin Tan memilih untuk tetap di depan keduanya sambil mengarahkan belatii miliknya.

PERGI KALIAN SEMUA!!!

DASAR MAKHLUK TERLAKNAT!!!

Ia berusaha keras menghadang para iblis agar tidak mendekat, namun sayangnya, Lin Tan tidaklah pandai dalam bela diri. Ia akhirnya harus tumbang bersama dengan adik perempuannya.

AARH!!!

Pemuda itu melihat adiknya menjerit kesakitan. Kedua matanya melotot keluar ketika menyaksikan tubuh Sin Hwa terkoyak dan dimakan oleh para iblis.

Perlahan-lahan, daging dan kulit Sin Hwa terlepas dari tubuhnya. Gadis kecil itu menoleh ke arah Lin Tan sambil tetap memeluk adik kecilnya. Ia meninggalkan senyuman sambil menyeringai ke arah kakaknya.

Tidak ada perkataan yang ia lontarkan, namun senyuman itu telah menjadi bukti untuk Lin Tan bila Sin Hwa telah ikhlas bila dirinya mati saat itu juga.

Lin Tan terduduk lemas menatap kematian adiknya. Rasa sayangnya seakan digerogoti oleh kesedihan dan amarah. Ia tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali diam menyaksikan adiknya meregang nyawa.

"Sin… Hwa…." Lin Tan menjadi lemas. Ia menatap kosong ke depan.

Kedua tubuh adiknya dimakan oleh para iblis dengan begitu membabi-buta. Mereka bahkan tidak membiarkan Sin Hwa berteriak atau pun menjerit untuk melepaskan rasa sakitnya.

SIN HWA!!!

Teriakan pemuda itu pecah dan menggema hingga terdengar oleh para iblis yang sedang menyantap tubuh kedua adiknya.

Ketika para iblis mendengar teriakan pemuda itu, mereka semua menoleh ke arah Lin Tan yang masih terlihat baik-baik saja. Mereka memandang ada sebuah daging segar yang telah tersaji dan siap untuk disantap.

Para iblis yang telah selesai dengan tubuh kedua anak kecil itu langsung mendatangi Lin Tan yang terduduk lemas dan bingung.

Akhirnya, tangis dari pemuda berusia dua puluh lima tahun itu pun pecah. 

Ia juga berteriak sangat keras hingga tenggorokannya menjadi kering. Sambil kembali menggenggam erat belatinya, Lin Tan menjadi sangat marah dan kesal. Pikirannya berubah kalut ketika dirinya melihat sisa tubuh kedua adiknya yang berceceran di tanah.

MATILAH!!!

Ia menyerang para iblis itu dengan membabi-buta. Namun sayangnya ia malah tersandung dan berhasil dijatuhkan ke tanah. Dalam sekejap saja, tubuhnya sudah dikerubungi oleh para iblis burung. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin misterius
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pendekar Ular Emas   Teman Dari Negeri Tengah

    Di lain tempat, Sheng Guang memilih pergi setelah melihat Lu Buxia menghampiri kembali Lin Tan. Namun sebelum Sheng Guang benar-benar pergi, Long Wang yang melihatnya, menghentikan pria tua itu. "Kau datang jauh-jauh dari negeri tengah hanya untuk pergi setelah melihatku?" ucap Long Wang. Ia menampakkan wujudnya kembali setelah bekerja sama dengan Lu Buxia. Long Wang lari ke pundak Lin Tan dan bicara empat mata dengan Sheng Guang. Tampaknya Ular Emas merasa kalau pria tua itu bukanlah orang sembarangan."Perbincanganmu sepertinya berhasil. Aku turut senang, namun apakah aliansi yang ingin kau buat bisa menjadi lebih besar lagi?" pikir Sheng Guang."Apa maksudmu?" tanya Long Wang."Bila hanya berpusat pada aliansi negeri timur saja, maka wilayah lainnya akan hancur seiring penyerangan besar-besaran yang dilakukan oleh para iblis. Aku datang mewakili raja yang telah menolongmu. Ia memintaku untuk memberikan ini kepadamu," ungkap Sheng Guang.Pria tua itu memberikan gulungan perkamen y

  • Pendekar Ular Emas   Keputusan Sang Raja

    “Dia aneh. Apa mungkin dia seorang cenayang? Tapi dia bilang datang dari kerajaan di negeri tengah? Kerajaan apa?” pikir Lin Tan. Di lain tempat, Lu Buxia akhirnya bisa membodohi raja Hong Can dan membuatnya terjerumus ke lubang yang ia buat sendiri. Raja Hong Can akhirnya menuruti perkataan Lu Buxia untuk undur diri dari pesta meriah itu. Ia menggiring Lu Buxia menuju ke paviliun pribadinya. Di sana, raja Hong Can meminta Lu Buxia menjelaskan tentang apa yang ia ketahui mengenai pencucian harta yang dilakukan oleh raja Hong Can dan para anteknya. Tentunya, informasi itu di dapatkan dari Long Wang yang berhasil mengorek informasi dari teknik melihat masa lalu menggunakan mata Surgawi miliknya. "Lu Buxia, ikan sudah berhasil digiring. Sekarang, kau bisa memancingnya dengan kail yang besar!" ungkap Long Wang. Ia menganalogikan raja Hong Can sebagai ikan yang bodoh. "Kau telah menggelapkan pajak dengan melakukan pencucian semua emas kerajaan. Menggunakan jasa kurir di pasar gelap un

  • Pendekar Ular Emas   Pesta Busuk Hong Can

    "Luar biasa, untuk sebuah kemenangan yang didapatkan dari perjuangan keras kita, raja Hong Can sampai menggelontorkan anggaran yang begitu besar untuk mengadakan pesta ini," sindir Huo She. Ia sama sekali tidak suka dengan sikap sang raja. Ia tidak menyangka bila raja Hong Can begitu gila akan pujian. Sebuah pesta besar atas kemenangan Hong Can yang sebenarnya didapatkan dari perjuangan Lin Tan dan temannya, malah dijadikan bahan politik oleh raja itu. Sungguh busuk! Ia bahkan tidak peduli pada prajurit diluar sana yang masih kehilangan. Dan yang paling menjijikkan adalah justru dirinya yang mendapatkan penghargaan atas keberhasilan untuk mempertahankan Hong Can. Tidak main-main, semua gubernur di beberapa wilayah kerajaan Hong Can sangat memuji sang raja. Semuanya datang, menjilat bagai ular!"Itu yang namanya menjilat," bisik Huo She. "Biarkan saja. Aku tidak peduli dengan urusan para manusia kotor. Kita hanya perlu kekuatan perang Hong Can. Bila raja kotor itu ingin menggunakan

  • Pendekar Ular Emas   Menang?

    "Ini hanyalah awal dari perang besar yang akan bergulir di depan nanti. Kau akan melihat bagaimana giliran kami melakukan invasi!" Mu Yao membeberkan apa yang akan terjadi di depan. Delapan iblis yang tersisa dari raja iblis kuil atas akan menjadi momok mengerikan bagi seluruh negeri di benua Lianhua. Huo Mo mengetahui kekalahan saudaranya, Mu Yao, saat ini. Ia telah mengambil sikap untuk mempersiapkan penyerangan besar-besaran.Dari balik singgasana kuil atas, Huo Mo telah memerintahkan tujuh adiknya yang lain untuk bersiap-siap dengan perang besar yang akan dilakukan oleh mereka. "Kami akan berjalan di muka bumi dan membantai semua makhluk hidup selain kami! Para iblis akan berbondong-bondong untuk melucuti alam ini dan menjadikannya tempat tinggal kami yang baru!" Mu Yao masih berbicara. "Aku tidak peduli." Lin Tan berjalan mendekati tubuh Mu Yao. "Aku akan menghancurkan mereka semua, hingga raja iblis terakhir di lantai seratus," ungkap Lin Tan.Ia telah berdiri tepat di depan

  • Pendekar Ular Emas   Lin Tan Vs Mu Yao

    Dengan begitu cepatnya, tubuh Lin Tan menabrak dinding tebal tersebut. Namun sayangnya, ketika hendak di cek oleh Mu Yao menggunakan pandangan jarak jauh miliknya, ternyata yang menabrak dinding tersebut hanyalah sebuah boneka yang terbuat dari logam Jin Tie. Ia tertipu! Mu Yao merasa kesal karena dirinya seakan sedang dipermainkan oleh pemuda itu."Mata Surgawi memiliki kemampuan untuk melihat masa depan sekitar lima menit ke depan. Dengan kekuatan ini, aku pun bisa menciptakan realita dan ilusi diriku sendiri. Jadi, tanpa perlu berbasa-basi lagi, bagaimana bila kita akhiri saja pertarungannya?" Lin Tan ternyata sedang berdiri di depan Ular Api dan Li Mei.Ia menoleh ke langit dan berteriak ke arah Mu Yao. Terlihat kedua matanya sedang memancarkan mata Surgawi. Energi di sekitar tubuhnya pun memancarkan aura berwarna emas. Ia tidak sedang bermain-main saat ini. "Bukankah itu matamu?" tanya Huo She. Ia baru tersadar ketika melihat penampakan mata Surgawi milik Lin Tan."Benar sekali.

  • Pendekar Ular Emas   Kombinasi Serangan Lin Tan

    "Jangan sombong dulu!" Iblis Mu Yao memerintahkan seluruh pasukannya yang tersisa untuk menyerang Lin Tan dan yang lainnya. Serbuan para iblis boneka yang mengenakan pedang, tombak dan beberapa senjata lainnya mulai terlihat. Mereka tampak membagi pasukannya untuk mengarah ke masing-masing musuhnya. Bersamaan dengan itu, para pasukan berkuda yang belum dikerahkan oleh iblis Mu Yao sebelumnya mulai bergerak maju."Huo She! Ikut denganku!" Li Mei maju bersama dengan Ular Api.Keduanya saling melakukan serangan kombinasi elemen angin dan api. Serangan pedang Ular Angin menebas beberapa prajurit boneka iblis yang mengerubungi Li Mei. Di lain sisi, Huo She mengeluarkan semburan api biru untuk membakar beberapa prajurit boneka iblis lainnya. Keduanya saling membelakangi untuk mengamankan posisi masing-masing. Serangan kombinasi antara angin dan api tampaknya masih begitu efektif."Jangan hanya mengayunkan pedang saja! Tebas ke arah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status