Kini Nayra telah selesai memakai pakaian. Dia sengaja memilih dress panjang agar Rainhard tidak macam-macam dengannya nanti. Gaya berpakaiannya juga terlihat dewasa dengan dress panjang berleher V-neck dan tanpa lengan. Di depan cermin rias, Nayra menyisir rambut bergelombangnnya dan memberi sedikit aksesoris rambut agar terlihat lebih baik. Tak lupa memoleskan begitu banyak BB cream untuk mempertebal kulit wajahnya. Lipstiknya juga terlihat berlebihan dengan warna hitam karna jujur, Nayra ingin terlihat berlebihan di hadapan Rainhard.
'Aku ingin lihat apakah dia masih akan tertarik padaku!' batin Nayra sengaja memperburuk dandanannya.
Nayra mengukir alisnya memakai pensil alis dan membuatnya sedikit tebal karna Nayra yakin kalau Rainhard tidak akan tertarik dengannya.
'Heh, rasain tuh! Aku akan berdandan menjadi orang terjelek sedunia agar kau tidak akan berani menghabiskan malam denganku!' batin Nayra bermain-main dengan dandanannya.
Saat Nayra ingin mengaplikasikan blush-on di pipinya, dia berniat membuatnya menor kayak habis ketinju. Tapi dia berpikir kembali, jangan sampai Rainhard marah atas penampilannya yang tidak menarik sama sekali dan membatalkan pernikahannya.
"Tidak! Nay, apa yang telah kau lakukan? Seharusnya kau berdandan cantik agar bisa merebut hatinya, bukannya berdandan jelek. Bagaimana jika dia kurang senang dengan penampilnmu? Apa kau bisa menghadapi kemarahannya?" gumam Nayra kepada dirinya sendiri.
Nayra yang menatap dirinya sendiri di depan cermin hanya bisa tersdiam melihat dirinya yang dandanannya mirip peramal tingkat dewa. Nayra dengan cepat menghapus make upnya dengan pembersih make up tanpa menyisakan bekas.
"Nay, lain kali kau harus memikirkan konsekuensinya sebelum melakukan sesuatu yang akan memancing emosi pria bertopeng si Rain itu!" ucap Nayra kepada dirinya sendiri.
setelah wajahnya bersih, Nayra mengulangi make upnya dan mempercantik dirinya. Dia memoleskan BB cream untuk menyamarkan pori-porinya, lipstik yang ia pakai berwarna merah agar terlihat lebih menggoda. Tak lupa dia memakai eye shadow untuk mempercantik area mata, eye liner untuk mempertegas garis matanya dan blush-on berwarna peach untuk memberi kesan natural karna lipstik merahnya sudah terlalu berlebihan untuk penampilnnya yang sekarang terlihat sangat dewasa.
Selesai. Kini penampilan Nayra lebih dari kata sempurna. Siapapun yang melihatnya pasti berpikir kalau Nayra adalah bidadari cantik yang sengaja diturunkan ke bumi.
"Ku harap dia tidak akan kecewa melihat penampilanku. Menikah dengannya adalah hal penting bagiku, jadi aku harus segera merebut hatinya!" ucap Nayra bicara kepada dirinya sendiri.
Nayra berdiri dari duduknya dan memperhatikan dengan baik penampilannya. Melihat betapa cantiknya dirinya di depan cermin namun semua itu tidak membuat Nayra bangga. Yah, keputusan yang dia ambil untuk menikah dengan Rainhard membuatnya bimbang antara benar atau tidak demi kebahagiaannya.
"Aku tidak tahu apakah menikah dengan Rain adalah keputusan yang tepat, yang aku tahu kebahagianku belum tentu. Ada keuntungan jika aku menikah dengannya, adapula kerugiannya dan begitupun sebaliknya!" ucap Nayra kepada dirinya sendiri di depan cermin.
"Keuntungannya adalah bisa memanfaatkan kedudukan. Menjadi Nyonya Rain tidak merugikan bagiku karna kekuasaan membuat keluarga angkatku tidak akan berani lagi macam-macam padaku. Tapi ... kerugiannyalah yang membuatku khawatir, rumor yang menyebar tentang Rain membuatku agak takut. Rumornya mengatakan ... jika Rain adalah pria yang sangat kejam dan tak kenal belas kasih. Mungkin saja, Rainhard selama ini sedikit berbelas kasih kepadaku karna aku adalah alat bisnisnya, dengan kata lain ... dia hanya memanfaatkanku untuk mengikuti keinginan ayahnya yang akan bekerja sama dengan perusahaan ayah angkatku. Aku tidak akan tahu nasibku selanjutnya, entah dia akan menyiksaku seperti apa. Lagipula, demi membalas dendam aku rela menjadi budaknya!" Lanjut Nayra menatap dirinya dengan air mata yang tertahan di kelopak matanya.
Hingga Nayra menghapus dengan cepat air matanya, 'Kamu tidak seharusnya menangis, yang harus kamu lakukan sekarang adalah berusaha merebut hati Rain!' batin Nayra.
Nayra mengambil tasnya dan keluar dari kamarnya. Tapi, saat melewati ruang tamu ... langkahnya dihentikan oleh ibu tirinya, "Mau kemana? Kenapa berdandan seperti itu?" tanya Helena yang melihat bentuk tubuh Nayra yng terlihat jelas akibat dress panjang yang ia pakai.
"Sudah liat aku berpakaian seperti ini ... Ibu malah pura-pura bertanya!" jawab Nayra ketus.
"Dasar anak yang tidak tahu sopan santun! Beraninya bicara seperti itu kepada orang tua!" bentak Helena.
Nayra tersenyum sejenak dan mengikuti bentakan ibu angkatnnya, "Dasar Ibu tua yang tidak punya sopan santun! Beraninya marah-marah tidak jelas kepada anak!"
Helena mulai kesal dengan ejekan Nayra yang telah merendahkan harga dirinya sebagai orang tua. Namun, bagi Nayra pemandangan itu sangatlah menyenangkan untuk disaksikan. Nayra berjalan dan sengaja menyenggol ibu angkatnya yang usianya sudah memasuki 40 tahun dan membuatnya terjatuh akibat lututnya tidak terlalu kuat lagi.
"Dasar anak durhaka! Lihat saja pembalasannku!" teriak Helena dengan tangan menyentuh kaki kannyannya yang sakit akibat tersenggol.
Nayra yang berjalan tanpa menoleh malah menjawab perkataan ibu angkatnya, "Iya, tenang saja. Aku akan menunggu pembalasanmu itu. Lagipula kau sudah tua dan pastinya ... keinginanmu membalasku hanya bisa menjadi angan!" jawab Nayra mengejek.
Helena berdiri dengan tangan memegang kakinya, dia sangat kesal dengan perkataan Nayra yang terlalu merendahkannya. 'Tunggu saja pembalasanku. Dasar anak berdosa!' batin Helena penuh dengan kebencian.
BERSAMBUNG....Mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sedikit kesal. Padahal Rachel tidak pernah berniat bermusuhan dengan Nayra tapi mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sakit hati."Aku tidak tahu, kenapa Rain bisa dengan mudahnya setuju untuk menikah denganmu. Yang aku tahu ... di dalam hati Rain masih terukir jelas namaku!" ucap Rachel emosi dengan air mata yang mengalir."Aku adalah Rafaela kecil bagi Rain, selama ini aku mengubah namaku menjadi Rachel hanya karna suatu penyesalan yang tidak bisa aku lupakan!" Lanjut Rachel dengan nada merendah."Aku sama sekali tidak peduli tentang siapa kamu sebenarnya atau bagaimana hubungan kau dan Rain di masa lalu. Yang jelas, orang yang akan dia nikahi adalah aku dan mungkin saja cepat atau lambat dia akan mencintaiku!" jawab Nayra tegas."Heh, benarkah! Kau harus tahu bahwa aku akan merebut kembali barang milikku!" tegas Rachel kesal.Rachel langsung keluar dari ruangan rias itu da
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Pagi hari pukul 16.00Sore hari telah datang, angin lembut menyapu kulit putih Nayra. Riasan cantik yang ada di wajah Nayra membuat siapapun bisa menebak kalau Nayra sedang jatuh cinta. Nayra yang memakai dress selutut dengan warna pink lembut membuat postur tubuhnya tampak sempurna.Terlihat sangat jelas di wajah Nayra bahwa wanita itu sangat bahagia atas pertemuan kali ini. Sesekali Nayra menoleh melihat Rain yang dari tadi menggenggam tangannya dengan erat.Pria itu terlihat tampan dengan jas hitam. Yah setelan jas hitam adalah kesukaan dari Rainhard karna itu mencerminkan seseorang yang pekerja keras.Posisi mereka saat ini adalah pantai karna kemarin Rainhard tidak sempat mengabulkan permintaan Nayra untuk ke pantai."Rain, pakaianmu sungguh tidak cocok dengan suasana pantai," gumam Nayra tersenyum merasa lucu."Lagi pula kita tidak akan lama. Aku hanya ingin kau menikmati pantai meski hanya sebentar. Lain
"Aku ingin menikmatinya. Sedikit saja!" ucap Rainhard meyakinkan Nayra."A-aku ... tadi aku muntah!" jawab Nayra mendorong Rainhard perlahan."Memangnya kenapa? Apa kau pikir aku jijik?" tanya Rainhard dengan nada rendah."Aku yang merasa kurang nyaman!" tegas Nayra tersenyum dan mengecup pipi Rainhard.Saat Nayra ingin membuka jas Rainhard yang dia pakai, Rainhard langsung menghentikannya."Pakailah! Kau akan mengingatku jika melihat itu," ucap Rainhard tersenyum.Nayra keluar dari mobil Rainhard dengan suasana hati yang senang. Dia senang karna perlahan sikap Rainhard terhadapnya berubah menjadi lembut."Sampai ketemu besok sore!" ucap Rainhard tersenyum kemudian meninggalkan rumah Nayra.Adapun Nayra menatap mobil Rainhard yang perlahan menjauh dari pandangannya.Nayra masuk ke dalam rumahnya dengan senyum bahagia di wajahnya. Hingga tepat di ruang tamu, Cleo datang menyapanya
Perlahan Nayra memasukkan tangannya ke saku celana Rainhard. Dia begitu gugup sehingga melakukannya secara perlahan. Adapun Rainhard tengah asyik menikmati kegugupan Nayra."Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra."A-apa maksudmu? Si-siapa yang tersipu!" Dengan cepat Nayra mengeluarkan tangannya tanpa mengambil ponsel Rainhard."Aku tidak pernah mengatakan kalau kau tersipu. Aku hanya bertanya kenapa pipimu memerah!" ucap Rainhard menahan tawa."Mengaku saja kalau kamu sengaja mempermainkanku!" ucap Nayra kesal.Rainhard hanya bisa menahan tawa karna kekesalan Nayra membuatnnya menjadi senang. Dia memilih untuk mengangkat telpon dari ayahnya karna Nayra kesal dan tidak ingin mengangkatnnya.'Halo, Yah!' Rainhard mengawali panggilan.'Rain, Ayah ingin bilang ... besok kamu dan Nayra harus mencoba pakaian pernikahan di Toko Rachel. Ayah sudah melakukan yang terbaik demi mengurus p
"Ba-bagaimana wajahmu bisa hancur?" tanya Nayra sedikit ragu dengan pertanyaannya."Kau penasaran?" tanya Rainhard lirih.Nayra mengangguk pelan, dia sungguh penasaran tentang asal usul wajah hancur Rainhard.Rainhard mulai membaringkan dirinya di dekat Nayra, "Kau orang pertama yang berani bertanya tentang wajahku!" ucap Rainhard dingin.Rainhard menatap langit-langit kamar sembari menghela napas. Dia berpikir sejenak tentang mulai dari mana dia akan menjelaskannya kepada Nayra."10 tahun yang lalu tepat umurku 15 tahun. Aku dan ibuku akan pergi ke suatu tempat yang katanya ... ayahku menunggu disana. Di perjalanan kami, semua terasa seolah baik-baik saja dan tidak akan terjadi masalah. Ibuku bahkan memelukku di mobil, hingga supir yang ibuku percayai malah kehilangan kendali dalam mengendarai mobil. Awalnya aku menyalahkan supir itu tapi ternyata supir itu tidak bersalah sedikitpun karna yang salah adalah mobilnya. R
"Aku ingin melihat wajah aslimu!" pinta Nayra."Kau akan takut nanti setelah melihatnya!" jawab Rainhard tiba-tiba berekspresi dingin."Sehancur apa?" tanya Nayra merendahkan suaranya."Sehancur ... kau akan jijik melihatnya!" jawab Rainhard dingin.Nayra terdiam, sejujurnya dia ingin melihat wajah asli Rainhard namun Rainhard membuatnya seolah-olah wajahnya sangat hancur sehingga membuat Nayra sedikit takut."Apa kau sungguh ingin melihatnya?" tanya Rainhard.Nayra berpikir sejenak, 'Bagaimana jika wajahnya benar-benar sangat hancur hingga membuat orang jijik. Apakah aku masih bisa bersamanya? Nay, lebih baik kau persiapkan diri dulu sebelum melihat wajah asli Rainhard!' batin Nayra."Bisakah kau membukanya di hari pernikahan kita?" tanya Nayra lirih.'Aku ingin membuat hari itu sespesial mungkin agar itu akan menjadi kenangan terindah saat kita bersama. Rain, aku tahu betul kamu menikahiku tanpa
"Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra."A-apa maksudmu? Jika pipi seorang wanita memerah itu berarti karna blush-on. Itu hal biasa untuk seorang wanita!" Nayra dengan cepat mengambil blush-on dan memakainya di bagian pipi.Demi menyelamatkan reputasinya sebagai seorang wanita, Nayra menyembunyikan kebenaran bahwa dia tersipu akibat postur tubuh sempurna Rainhard.Rainhard berjalan mendekati Nayra dengan senyum penuh arti di wajahnya. Dia berdiri tepat dihadapan Nayra yang hanya menunduk berusaha untuk tidak melihat Rainhard."Liat aku!" pinta Rainhard."A-apa kau tidak melihat kalau aku sedang menpercantik diri!" jawab Nayra mencari alasan."Oh yah? Ternyata seorang wanita suka mempertebal make upnya yah!" Rainhard terkekeh.Mendengar tawa Rainhard membuat Nayra merasa kesal. Nayra berdiri dari duduknya, "Siapa yang bilang kalau make upku tebal. Aku membuatnya setipis mungkin!" ucap