Grissham terdiam sejenak dan menoleh melihat Kyung-Mi.
"Rain, Ayah melakukan ini demi kebaikanmu. Ayah terpaksa!" jawab Grissham dengan nada rendah."Demi kebaikanku? Apa aku tidak salah dengar? Mana ada seorang ayah memberi obat perangsang di minuman putranya sendiri!" Rainhard terkekeh dan menggelengkan kepala.
"Katakan, siapa wanita itu?" tanya Rainhard dingin tanpa ekspresi.
Grissham menghela napas, "Aku tidak tahu apa yang kamu katakan, yang jelas ... wanita yang kamu maksud itu, aku tidak tahu!" jawab Grissham.
Rainhard mengernyitkan alis, "A-apa maksud Ayah? Jadi ... Ayah ingin bilang kalau Ayah tidak tahu tentang wanita yang aku tiduri?" tanya Rainhard mulai emosi.
"Aku benar-benar tidak tahu, Rain!" jawab Grissham.
Kini Rainhard mengerti, yang memberi obat di minumannya bukanlah ayahnya, melainkan ibu tirinya--Kyung-Mi.Ayahnya hanya berusaha melindungi sang istri, makanya melemparkan kesalahan sang istri ke dirinya sendiri.
Rainhard tiba-tiba merubah ekspresi wajahnya, yang tadinya kesal berubah menjadi tersenyum."Ayah sangat baik!" Rainhard bertepuk tangan dengan tawa merasa lucu menyaksikan betapa sayangnya ayahnya kepada ibu tirinya.
"Aku sudah menebak, siapa yang memberi obat perangsan di minumanku. Dia adalah istri tercinta Ayah, yang haus akan drama. Hanya saja ... ayah berusaha melindunginya agar aku tidak melakukan hal yang serius!" ucap Rainhard tersenyum sinis.
"Ayah tahu benar, aku bisa saja melakukan sesuatu yang kejam terhadap dia!" ucap Rainhard kepada Grissham namun matanya menatap Kyung-Mi penuh dengan kebencian.
Melihat tatapan maut Rainhard yang menatap sang ibu, membuat Kwang-Sun angkat bicara, "Selama ini aku hanya diam disaat kamu seenaknya memperlakukan ibuku dengan sikapmu yang tidak pernah sopan. Sekarang kesabaranku mulai habis. Katakan! Bagaiamana caramu menenangkanku nanti jika emosiku tidak terkontrol?" ucap Kwang-Sun emosi.
"Phhttt." Rainhard tidak bisa menahan tawa saat Kwang-Sun berkata demikian.
"Apa kamu ingin tahu, bagaimana aku nenenangkanmu nanti?" tanya Rainhard dengan senyum penuh arti.
"Ehemm." Rainhard berdeham.
"Kamu menyukainya, 'kan?" Tanya Rainhard menatap Kwang-Sun dengan tatapan penuh arti.
Kwang-Sun mulai bertanya-tanya tentang pertanyaan Rainhard yang tiba-tiba membuatnya tidak mengerti.
"A-apa maksudmu? Aku tidak mengerti, apa yang kamu bicarakan!" ucap Kwang-Sun mengalihkan pandangannya dari Rainhard."Apa kau pura-pura tidak mengerti? Melihatmu menatapnya membuatku langsung berpikir kalau kamu tertarik pada wanita murahan sepertinya!" jawab Rainhard tersenyum merasa lucu.
Kwang-Sun masih tidak ingin menatap Rainhard."Namanya Nayra, nama yang cukup membuatku terkesan. Melihat kepolosannya membuatku berpikir ingin bermain dengannya!" ucap Rainhard tersenyum.
Rainhard sudah menebak kalau Kwang-Sun tertarik dengan Nayra. Meski Nayra adalah calon istri Rainhard namun dihubungan mereka berdua tidak terselip cinta di dalamnya, dengan kata lain hubungan mereka akan terjalin tanpa ada cinta dan kasih sayang.
Sifat Rainhard yang cenderung kaku dan cuek membuatnya tidak peduli dengan Nayra. Dia hanya tahu satu hal, sampai sekarang dia masih mencari wanita yang telah ia tiduri di mobil saat dirinya terpengaruh obat. Yah, Rainhard hanya akan membuka hati dengan wanita itu karna dia sungguh telah merasa bersalah kepada wanita yang ia rebut kesuciannya. Padahal, wanita yang ia tiduri itu adalah Nayra tapi dia tidak tahu apapun.
Kwang-Sun cukup terkejut saat Rainhard bisa menebak isi hatinya, padahal sebisa mungkin Kwang-Sun menyembunyikan rasa tertariknya kepada Nayra. Namun, kejelian mata Rainhard membuat rasa tertariknya kepada Nayra malah terlihat.
Rainhard melangkah mendekati Kwang-Sun kemudian membisiknya, "Kamu tahu benar, 'kan. Aku bisa saja menghancurkan kehidupan wanita yang kau damba itu. Nayra ... cukup polos untuk seorang pria sepertiku!" bisik Rainhard tersenyum penuh arti.
Kwang-Sun mulai cemas dengan apa yang dikatakan Rainhard terhadapnya. Bagaimana tidak tatapan Rainhard bahkan terlihat menakutkan untuk ditatap. Hingga Rainhard kembali angkat bicara dan menyadarkan lamunan Kwang-Sun, "Kenapa? Apa yang aku katakan ... benar?" tanya Rainhard lagi-lagi tersenyum sinis.
"Aku adalah Rainhard Aldrick, mana mungkin aku salah dalam melihat sesuatu!" Lanjut Rainhard .
Kyung-Mi tidak tahan lagi atas perlakuan Rainhard terhadap putra kesayangannya hingga membuatnya angkat bicara, "Rain terkasih, Nayra adalah calon istrimu ... kenapa kau sangat bersikap seperti itu?" tanya Kyung-Mi angkat bicara.
"Kenapa? Kau keberatan?" tanya rainhard serius.
Kyung-Mi hanya terdiam karna jujur, dia tidak bisa melawan Rainhard yang telah menjadi penguasa di rumah itu.
'Sial! Si buruk rupa ini membuatku tidak bisa berkata-kata lagi!' batin Kyung-Mi kesal.Lama penghinaan Rainhard terhadap keluarganya sendiri, akhirnya semua itu berakhir saat Rayhan datang memotong pembicraan.
"Tuan, ada sesuatu yang penting yang ingin saya sampaikan!" ucap Rayhan menunduk sopan.
Rainhard tahu benar kalau Rayhan sengaja asal memotong pembicaraan agar Rainhard tidak melanjutkan penghinaan yang ia lakukan.
"Berhubung asistenku meminta agar aku mengakhiri omong kosong ini, maka aku akan menuruti!" ucap Rainhard dingin dan seenaknya peergi.
Kwang-Sun yang dari tadi mengepalkan tangan mulai berniat untuk mengejar langkah Rainhard namun Grissham menangkap tangan Kwang-Sun dan menggelengkan kepala seolah memberi kode agar Kwang-Sun menahan diri.
....
Waktu menunjukkan pukul 22.00
Nayra tengah duduk di atas tempat tidurnya, dia manatap telapak tangan yang bertuliska alamat dari Rainhard.
PIkirannya menari-nari kemana-mana, pasalnya ... permintaan Rainhard sangat menyulitkannya.
'Oh God, apa yang harus aku lakukan?' batin Nayra dalam hati.'Bagaimana bisa aku memberikan tubuhku pada pria yang tidak berperasaan sepertinya. Kenapa aku bisa terjebak dengan rencana busuknya itu. Dia adalah pria yang menjadikan seorang wanita menjadi alat bisnis!' Lanjut Nayra kesal sekaligus sedih.
"Tidak, Nay kau harus menyelesaikan misimu dengan baik. Memangnya kenapa jika kau harus memberikan dirimu padanya, lagipula hal ini saling menguntungkan bagimu dan dia. Dengan begini kau bisa memanfaatkannya, keluarga angkatmu tidak akan berani menindasmu!" gumam Nayra kepada diri sendiri.
Nayra beranjak menuju lemari pakaian untuk memilih baju terbaik yang akan dia pakai, dia harus terlihat menarik bagi pria bertopeng seperti Rainhard. Keputusan Nayra telah bulat, dia harus mendapatkan Rainhard untuk dimanfaatkannya.
"Aku melakukan ini demi keuntungan sendiri. Aku tidak peduli kalau pria berwajah hancur itu meniduriku, yang aku tahu ... aku harus menikah dengannya agar tidak ada yang berani lagi menindasku termasuk keluargaku!" ucap Nayra kepada dirinya sendiri.
"Aku harus segera bersiap-siap karna, Rain hanya memberiku waktu sampai jam 24.00" Lanjut Nayra.
BERSAMBUNG ....
Mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sedikit kesal. Padahal Rachel tidak pernah berniat bermusuhan dengan Nayra tapi mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sakit hati."Aku tidak tahu, kenapa Rain bisa dengan mudahnya setuju untuk menikah denganmu. Yang aku tahu ... di dalam hati Rain masih terukir jelas namaku!" ucap Rachel emosi dengan air mata yang mengalir."Aku adalah Rafaela kecil bagi Rain, selama ini aku mengubah namaku menjadi Rachel hanya karna suatu penyesalan yang tidak bisa aku lupakan!" Lanjut Rachel dengan nada merendah."Aku sama sekali tidak peduli tentang siapa kamu sebenarnya atau bagaimana hubungan kau dan Rain di masa lalu. Yang jelas, orang yang akan dia nikahi adalah aku dan mungkin saja cepat atau lambat dia akan mencintaiku!" jawab Nayra tegas."Heh, benarkah! Kau harus tahu bahwa aku akan merebut kembali barang milikku!" tegas Rachel kesal.Rachel langsung keluar dari ruangan rias itu da
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Pagi hari pukul 16.00Sore hari telah datang, angin lembut menyapu kulit putih Nayra. Riasan cantik yang ada di wajah Nayra membuat siapapun bisa menebak kalau Nayra sedang jatuh cinta. Nayra yang memakai dress selutut dengan warna pink lembut membuat postur tubuhnya tampak sempurna.Terlihat sangat jelas di wajah Nayra bahwa wanita itu sangat bahagia atas pertemuan kali ini. Sesekali Nayra menoleh melihat Rain yang dari tadi menggenggam tangannya dengan erat.Pria itu terlihat tampan dengan jas hitam. Yah setelan jas hitam adalah kesukaan dari Rainhard karna itu mencerminkan seseorang yang pekerja keras.Posisi mereka saat ini adalah pantai karna kemarin Rainhard tidak sempat mengabulkan permintaan Nayra untuk ke pantai."Rain, pakaianmu sungguh tidak cocok dengan suasana pantai," gumam Nayra tersenyum merasa lucu."Lagi pula kita tidak akan lama. Aku hanya ingin kau menikmati pantai meski hanya sebentar. Lain
"Aku ingin menikmatinya. Sedikit saja!" ucap Rainhard meyakinkan Nayra."A-aku ... tadi aku muntah!" jawab Nayra mendorong Rainhard perlahan."Memangnya kenapa? Apa kau pikir aku jijik?" tanya Rainhard dengan nada rendah."Aku yang merasa kurang nyaman!" tegas Nayra tersenyum dan mengecup pipi Rainhard.Saat Nayra ingin membuka jas Rainhard yang dia pakai, Rainhard langsung menghentikannya."Pakailah! Kau akan mengingatku jika melihat itu," ucap Rainhard tersenyum.Nayra keluar dari mobil Rainhard dengan suasana hati yang senang. Dia senang karna perlahan sikap Rainhard terhadapnya berubah menjadi lembut."Sampai ketemu besok sore!" ucap Rainhard tersenyum kemudian meninggalkan rumah Nayra.Adapun Nayra menatap mobil Rainhard yang perlahan menjauh dari pandangannya.Nayra masuk ke dalam rumahnya dengan senyum bahagia di wajahnya. Hingga tepat di ruang tamu, Cleo datang menyapanya
Perlahan Nayra memasukkan tangannya ke saku celana Rainhard. Dia begitu gugup sehingga melakukannya secara perlahan. Adapun Rainhard tengah asyik menikmati kegugupan Nayra."Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra."A-apa maksudmu? Si-siapa yang tersipu!" Dengan cepat Nayra mengeluarkan tangannya tanpa mengambil ponsel Rainhard."Aku tidak pernah mengatakan kalau kau tersipu. Aku hanya bertanya kenapa pipimu memerah!" ucap Rainhard menahan tawa."Mengaku saja kalau kamu sengaja mempermainkanku!" ucap Nayra kesal.Rainhard hanya bisa menahan tawa karna kekesalan Nayra membuatnnya menjadi senang. Dia memilih untuk mengangkat telpon dari ayahnya karna Nayra kesal dan tidak ingin mengangkatnnya.'Halo, Yah!' Rainhard mengawali panggilan.'Rain, Ayah ingin bilang ... besok kamu dan Nayra harus mencoba pakaian pernikahan di Toko Rachel. Ayah sudah melakukan yang terbaik demi mengurus p