Share

Pengantin Dadakan Sang Mafia
Pengantin Dadakan Sang Mafia
Author: Lafiza

Bab 1. Saksi Mata

Author: Lafiza
last update Last Updated: 2025-06-28 15:17:20

Anna Sawyer baru saja menyelesaikan shift malamnya. Dia bergegas memasuki mulut sebuah gang untuk mengambil jalan pintas saat menyaksikan seorang pria dengan setelan jas berdiri di bawah lampu jalan. Tangan si pria terangkat lurus ke depan dengan senjata di genggaman.

“Tuan, tolong....” Seseorang yang menjadi sasaran tembak berkata dengan suara tercekat. Dia melangkah mundur dengan lutut gemetar.

Pria dengan senjata memiliki wajah tanpa ekspresi. “Aku tidak pernah mengampuni siapa pun yang berkhianat, Max. Dan hanya kematian yang bisa memuaskanku.”

Dengan berakhirnya kata-kata itu, tiba-tiba tubuh pria di depan sana tersentak dan jatuh ke belakang.

Tidak ada suara ledakan. Itu adalah senjata dengan peredam suara.

Lutut Anna langsung lemas. Matanya terbelalak pada pemandangan berdarah itu. Untuk sejenak dia tidak mempercayai penglihatannya.

Ini bukan sungguhan, kan? Mungkin sedang ada syuting film.

Tapi dia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan kru lain.

Dia mundur dua langkah. Jantungnya mulai berdetak lebih kencang. Ini sepertinya benar-benar nyata.

Lari! Suara di kepala Anna berteriak memperingatkan.

Anna bersiap pergi secepat dia bisa dari sana. Tapi kakinya tersandung sebuah kaleng sialan.

“Trang!”

Jantungnya terasa seperti melompat keluar. Anna mengangkat pandangan ke depan dan melihat si pria dengan senjata menoleh ke arahnya.

“Sialan!” desisnya panik. Mungkin ini adalah hari kematiannya.

“Siapa di sana?!” Si penembak berseru. Tidak terlalu nyaring, tapi cukup membuat Anna kehilangan kekuatan untuk lari.

Baiklah, tidak masalah kalau dia akan mati hari ini. Terima kasih, Tuhan. Barangkali saja kelak dia akan dianugerahi surga.

Anna mengingat beberapa hal yang mungkin bisa dianggap kebaikan yang pernah dilakukannya. Mungkin Tuhan kasihan padanya dan merindukan untuk bertemu dengannya.

Berpikir seperti itu tidak cukup menguatkannya. Dia memejamkan mata sebentar, menarik napas, lalu membuka matanya. Bibirnya segera mengukir sebuah senyum bodoh.

“Hallo, aku baru saja ingin lewat. Aku tidak melihat apa-apa.” Anna mengangkat dua jarinya ke udara. “Sumpah.”

Ada keheningan yang menegangkan di udara. Tapi itu hanya sesaat.

Pria penembak yang bertubuh tinggi berjalan mendekat. Ekspresinya dingin seperti gunung salju abadi. Tapi hanya dengan melihat matanya, semua orang tahu bahwa mereka harus segera pergi dari sana jika tidak ingin kehilangan nyawa.

Sekarang Anna bisa melihat jelas wajah pria ini. Tampan, tapi jelas tidak berperasaan. Gadis itu merasa telah melihat malaikat maut dalam sosok yang nyata.

Di depan sana, Felix Harrington sedang dalam suasana hati yang buruk. Beberapa hal tiba-tiba menjadi di luar kendalinya, dan dia harus pergi malam-malam untuk langsung turun ke jalan.

Ada pula orang tua yang selalu menerornya dengan kata pernikahan. Kalau saja dia bukan kakeknya, Felix sudah akan membuat isi kepala pria tua itu tersebar. Menghadapinya lebih memusingkan dari pada memikirkan cara untuk menghabisi kelompok dari selatan.

Sementara itu di sisi yang lain, Anna tahu bahwa tidak ada yang percaya padanya.

“Aku hanya ingin pulang dan tidur seperti biasa. Percayalah, aku akan menutup mulutku.” Dia mundur lagi dua langkah. Hanya gerakan refleks. Dia tahu dia tidak akan bisa menghindari incaran peluru yang akan ditembakkan.

Felix tersenyum penuh ejekan. Terlihat lebih menawan, juga lebih menakutkan. “Kalau aku harus percaya semua orang, aku sudah mati sejak lama.”

Jarak di antara mereka menyempit

Dia mengangkat tangannya yang masih memegang senjata.

Sialan! Anna memaki di dalam hati. Dia biasanya senang berkelahi. Dia tahu beberapa teknik bela diri meski itu hanya dipelajarinya secara otodidak, tapi cukup ampuh untuk melumpuhkan para pembully atau preman kecil di sudut-sudut gang. Tapi tentunya bukan perkelahian yang melibatkan senjata api.

“Tuan, namaku Anna Sawyer….”

Anna seperti bisa mendengar suara lelaki itu di dalam pikirannya. Tidak ada yang menanyakan namamu!

Dia tahu kalau itu juga hal yang bodoh. Memberitahu namamu pada seorang pembunuh sama saja seperti memberikan kartu namamu untuk batu pemakaman.

“Baiklah, jangan terburu-buru. Kita bisa membicarakannya.” Anna kembali bicara meski tahu tidak ada yang peduli dengan apa yang dikatakannya. Dia yakin dia akan mati. Jadi dia tidak peduli.

Tapi tetap saja kakinya goyah dan tubuhnya gemetar. Apalagi saat si pria tiba tepat di depannya dan meletakkan moncong senjata di antara keningnya, Anna tidak yakin apakah sedang melihat malaikat atau iblis di depannya.

Pria ini lebih tampan dari semua aktor yang pernah dilihatnya. Tapi juga lebih menakutkan dari hantu yang pernah ada dalam bayangannya.

Anna menelan ludah. Rasa dingin di kening membuat napasnya tercekat. “Tuan—“

Dia tidak ingin menangis. Dia jarang menangis. Tapi airmatanya berkhianat. Saat ini dia menangis dengan cara yang paling memalukan. Dan apa pula yang terjadi di bawah sana? Rasanya sesuatu yang basah mulai merembes.

“Kumohon.... Pasti ada yang bisa kulakukan.” Anna mengoceh lagi tanpa sadar.

Felix mengerutkan kening, berpikir sesaat. Lalu kilatan cahaya segera melintas di mata gelapnya.

Dia mengokang, menekankan moncong senjata lebih dalam ke kulit kening gadis di depannya.

Matilah aku. Anna bergumam dalam hati sambil memejamkan matanya rapat-rapat.

Selamat tinggal semua.

Sedetik. Dua detik.

Tidak terjadi apa-apa. Tidak ada tembakan.

Yang kemudian didengar Anna adalah suara pria itu. “Menikahlah denganku, maka aku akan mengampuni nyawamu.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Lafiza
Halu ya Kak .........
goodnovel comment avatar
agneslovely2014
mauuu mas mafia ... wkwkwk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 38. Kunjungan Keluarga Dawson

    Adam masih dipenuhi dengan rencana dan kewaspadaan saat Garret datang dengan terburu-buru. Langkah kaki kepala pelayan itu terdengar lebih cepat dari biasanya, membuat Adam langsung menoleh padanya.“Tuan, keluarga Dawson sedang dalam perjalanan ke sini. Baru saja nyonya Dawson menelepon.” Garret tidak biasanya merasa ngeri. Dia sedang teringat pada Nyonya Harrington di lantai atas. Wajahnya pucat, seolah baru saja melihat hantu.Keluarga Dawson adalah cabang dari keluarga Harrington. Nyonya Dawson atau Aurel Dawson adalah adik perempuan dari ayah Felix. Dia tinggal di sebuah mansion di bagian lain kota Lumora dan baru kembali dari bepergian ke luar negeri. Wanita berusia empat puluh lima tahun itu dikenal karena sikapnya yang tegas dan pandangannya yang kuno tentang kelas sosial.Mereka adalah keluarga yang cukup ramah pada orang yang memiliki status sosial satu dua level di bawah mereka. Tapi keluarga ini tidak memberikan toleransi pada seorang dengan status sosial yang jauh lebih r

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 37. Tentang Sumpah Setia Adam

    Kantor Bantuan Hukum Middleton terlihat sepi pada siang hari yang cerah itu. Tidak banyak pengunjung yang datang. Tempat parkir hanya diisi beberapa buah kendaraan yang berjejer rapi di bawah pohon maple. Saat mobil berhenti di sana, Anna nyaris terbang ke luar seolah-olah dia terlambat untuk ujian penting. Silvia terpaksa menyamai langkah cepat Anna dan berjalan mengikutinya ke arah pintu masuk gedung berlantai dua yang dicat putih bersih.Di dalam lebih sepi dari yang mereka bayangkan. Hanya ada seorang wanita berusia empat puluhan duduk di balik meja resepsionis dengan kacamata baca bertengger di hidungnya. Dia sedang mengetik sesuatu di laptopnya."Selamat siang. Saya ingin mengajukan permohonan bantuan hukum." Anna bicara dengan hati-hati. Matanya melirik ke sekitar ruangan yang asing dengan dinding berwarna krem dan beberapa poster tentang hak-hak hukum yang terpasang.Wanita resepsionis itu mengangkat kepalanya dan tersenyum ramah. "Silakan isi formulir pendaftaran ini," ujarny

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 36. Mungkin Dia Tidak Peduli

    Silvia pikir, dia bisa memberitahu tuan Harrington tentang keuangan Anna. Anggap saja dia menolong dirinya sendiri. Jika nyonya terus berhemat, dia tidak sanggup menanggung malu untuk keluarga Harrington. Lagi pula akan aneh jika dia yang terus mentraktir nyonya majikannya ini. Dia bisa bangkrut.“Nyonya—““Apa kau juga ingin dipukuli? Kau terus-terusan memanggil nyonya. Seseorang akan mendengarnya dan identitasku akan terbongkar.” Anna memarahi Silvia dengan suara berbisik namun tegas. Matanya melirik ke sekeliling kafeteria yang ramai. Dia memiliki alasannya sendiri. Entah kenapa Anna masih belum bisa menerima kenyataan bahwa dia sudah menikah.“Maaf—“ Hampir saja Silvia memanggil nyonya lagi pada Anna. Dia menggigit bibirnya, merasa frustrasi dengan situasi yang rumit ini.Silvia berada dalam dilema. Akan lebih baik jika fakta ini terbongkar. Bagaimana dia sanggup menerima identitas yang bukan miliknya? Kini orang-orang di universitas mengenalnya sebagai nyonya Harrington muda. Tap

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 35. Aku Sedang Berhemat

    Cerita itu menyebar dengan cepat dari satu ruang kelas ke ruang kelas lain hingga seluruh penghuni universitas mengetahuinya. Sepanjang waktu hari itu, semua orang membicarakan tentang Dorothy yang datang dengan seorang pengacara dan kembali dipukuli Anna. Lagi-lagi Anna menjadi pusat perhatian di kampus.Waktu dia memasuki kantin untuk makan siang, orang-orang mulai berbisik. Suara-suara pelan bercampur dengan bunyi sendok dan garpu yang bersentuhan dengan piring. Beberapa gadis kaya yang memiliki perilaku menyerupai Dorothy menghindari berselisih jalan dengan Anna. Mereka dengan sengaja mengambil rute yang berbeda atau berpura-pura sibuk dengan ponsel mereka. Meski tidak yakin Anna bakal lolos dari cengkeraman keluarga Langford, tidak ada yang mau dipukuli sampai babak belur. Mereka menghargai kecantikan sendiri. Meski semua bisa diobati, atau bahkan diperbarui dengan operasi, tentu saja itu tidak akan sama lagi.“Nyonya ingin makan sesuatu? Aku akan memesan.” Silvia merendahkan s

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 34. Menyebutnya Sebagai Isteri

    Felix sedang memeriksa beberapa dokumen yang diberikan sang CEO. Konsentrasinya langsung terpecah begitu mendengar laporan dari Erick tentang Anna. Tangannya berhenti di tengah-tengah gerakan membalik halaman. Dia perlahan mengangkat kepalanya, menatap orang kepercayaannya itu dengan ekspresi yang sulit dibaca.“Katakan lagi,” Felix berkata dengan nada datar.Erick mengulangi laporannya dengan lebih detail. Setiap kata yang keluar dari mulutnya membuat kerutan di dahi Felix semakin dalam. Dia meletakkan dokumen yang dipegangnya dan bersandar pada kursi kulit hitam di belakangnya.Menikahi gadis ini, Felix berharap bisa menggunakannya sebagai alat untuk mengganggu kakeknya, Adam Harrington. Harapannya terkabulkan. Tapi itu menjadi terlalu berlebihan. Anna mengganggu semua orang. Bahkan dirinya sendiri tidak luput dari keributan yang ditimbulkan isterinya.Felix mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dalam benaknya, dia mulai menghitung berapa banyak masalah yang telah muncul se

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 33. Pembela dan Saksi Mata

    Thomas yang sejak tadi diam langsung menegakkan tubuhnya. Kerutan dalam di dahinya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam. "Dorothy, apa yang kau lakukan?" Suaranya rendah namun tegas. Dia sangat tahu tentang Joseph Collins—pengacara yang terkenal kejam dan tidak pernah kalah dalam persidangan. Bagaimana mungkin seorang Anna bisa menghadapinya."Aku sedang mencari keadilan," jawab Dorothy, tajam. Matanya berkilat penuh kepuasan. "Anna telah melakukan tindak kekerasan terhadapku. Kau bisa melihat sendiri buktinya." Dia menunjuk wajahnya yang masih memperlihatkan bekas lebam.Thomas mengernyit. Dia memandang Dorothy dengan tatapan curiga. "Apa yang sebenarnya terjadi?" Dia tahu Dorothy kerap berulah mengganggu Anna. Bukan hanya Anna. Dia melakukannya pada siapa saja yang dia inginkan, terutama mereka yang dianggapnya lebih rendah.Pasti gadis ini yang lebih dulu memulai. Jika Anna melakukan penganiayaan, itu pastilah sebagai bentuk pembelaan diri. Thomas mengenal Anna cukup baik untuk t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status