Share

Bab 27. Tembak Saja

Penulis: Lafiza
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-12 23:26:33

Setelah diingatkan, Anna baru menyadari kalau perutnya belum diisi. Rasa lapar yang ditahannya sejak siang tadi tiba-tiba menyerang dengan hebat. Dia langsung melupakan apa yang ingin dia katakan kepada Adam.

“Kau benar, aku belum makan malam.” Anna bangkit dari kursinya dengan gerakan yang agak terhuyung. Tubuhnya terasa berat setelah setengah hari berburu barang murah. “Aku akan pergi mandi sebentar. Kakek, kita akan melanjutkan pembicaraannya besok. Kau bisa berbagi rahasia apa pun denganku.”

Begitu Anna meninggalkan mereka, Adam langsung merasa lega. Napasnya yang tertahan sejak tadi akhirnya bisa dia keluarkan dengan bebas. Dia sempat gugup sebentar tadi ketika gadis itu mulai menanyakan hal-hal yang sulit dijawab. Kini, dia harus memikirkan jawaban yang akan diberikannya nanti kalau-kalau gadis itu kembali mengungkitnya.

“Tuan, kau baik-baik saja?” Garret bertanya dengan nada khawatir, memastikan perasaan tuannya. Dia telah memperhatikan perubahan raut wajah Adam sejak pembicar
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 28. Sebuah Kutukan

    Anna baru terbangun keesokan harinya. Dia tertidur pulas sepanjang malam tanpa mandi dan melupakan Garret yang menunggunya di ruang makan. Begitu membuka mata,dia menemukan langit-langit kamar yang tinggi dan masih merasa asing. Sinar matahari pagi sudah menerobos masuk melalui tirai tebal yang tidak sempat dia tutup rapat semalam.Dia tidak di kamar sempitnya lagi. Ranjang ini terlalu besar untuk tubuhnya yang kecil. Bahkan jika dia merentangkan kedua tangannya, ujung jarinya tidak akan mencapai tepi kasur.Kali ini otaknya bekerja lebih cepat dari kemarin. Dia ingat kalau sekarang dirinya adalah nyonya Harrington, istri dari orang terkaya di kota Lumora.Dan dia mengabaikan beberapa peringatan Felix. Dia tidak sempat mandi semalam. Dia juga naik ke ranjang pria itu. Anna merasa malu karena tidur di tempat tidur seorang pria meski status pria itu sekarang adalah suaminya. Mereka masih orang asing. Tapi Anna terlalu mengantuk semalam untuk memikirkan hal seperti itu.Ternyata kelelah

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 27. Tembak Saja

    Setelah diingatkan, Anna baru menyadari kalau perutnya belum diisi. Rasa lapar yang ditahannya sejak siang tadi tiba-tiba menyerang dengan hebat. Dia langsung melupakan apa yang ingin dia katakan kepada Adam.“Kau benar, aku belum makan malam.” Anna bangkit dari kursinya dengan gerakan yang agak terhuyung. Tubuhnya terasa berat setelah setengah hari berburu barang murah. “Aku akan pergi mandi sebentar. Kakek, kita akan melanjutkan pembicaraannya besok. Kau bisa berbagi rahasia apa pun denganku.”Begitu Anna meninggalkan mereka, Adam langsung merasa lega. Napasnya yang tertahan sejak tadi akhirnya bisa dia keluarkan dengan bebas. Dia sempat gugup sebentar tadi ketika gadis itu mulai menanyakan hal-hal yang sulit dijawab. Kini, dia harus memikirkan jawaban yang akan diberikannya nanti kalau-kalau gadis itu kembali mengungkitnya.“Tuan, kau baik-baik saja?” Garret bertanya dengan nada khawatir, memastikan perasaan tuannya. Dia telah memperhatikan perubahan raut wajah Adam sejak pembicar

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 26. Aku Sedang Marah Padanya

    Setelah proses pembayaran selesai, Anna melenggang pergi dari Cloud diikuti dua orang, Silvia dan Erick. Tangan mereka bertiga dipenuhi tas belanjaan. Erick bahkan harus memanggil supir untuk ikut membantu membawakan.Silvia bersyukur pada Tuhan, Anna tidak melanjutkan perburuannya ke toko lain. Ini sudah lewat waktu makan malam. Semua orang merasa lelah dan kelaparan. Tapi dia tidak berani memberi ide untuk pergi ke restoran karena khawatir Anna akan tergoda untuk masuk ke toko lainnya dan hanya akan pergi ketika mall benar-benar tutup."Nyonya, haruskah kita pulang sekarang?" Silvia bertanya dengan nada penuh harap."Tentu saja. Aku sudah selesai berbelanja." Anna menjawab sambil terus melangkah ke arah pintu keluar.Beberapa barang dijejalkan ke mobil Erick setelah berdebat selama beberapa menit. Anna khawatir Erick akan membuang barang-barang belanjaan itu atas perintah Felix. Tapi akhirnya mereka sepakat untuk membagi dua barang belanjaan tersebut. Meski ada rasa tidak puas, Anna

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 25. Notifikasi dari Bank

    Felix sudah tiba di restoran dengan seorang supir dan pengawalnya yang lain saat notifikasi dari bank terus berbunyi tanpa henti. Suara ting yang berulang-ulang membuat dia mengeluarkan ponsel dari saku mantelnya dengan sedikit kesal.Ada sekitar lima puluh lebih transaksi dalam jumlah kecil yang masuk. Semua ditampilkan dalam deretan daftar yang panjang Yang lebih memusingkan, semuanya berasal dari toko yang sama.“Tiga puluh lima dollar, tujuh puluh sembilan dollar, seratus dua puluh dollar...” Felix membaca satu per satu sambil menaikkan alis.Apakah gadis itu bermaksud mengerjainya? Dia sudah bersiap-siap untuk marah, tapi kemudian melihat total keseluruhan transaksi tidak lebih dari lima ribu dollar.Felix terkekeh sendiri. Ini sangat menarik. Gadis itu bersusah payah melakukan ini hanya untuk membuatnya kesal. Tapi entah kenapa justru membuatnya tertawa. Seperti sedang menonton permainan anak kecil yang berusaha membuat orang tuanya kesal dengan membeli permen terlalu banyak.

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 24. Menikahi Sebuah Badai

    Di ujung sambungan yang lain.“Apa yang terjadi?” Felix yang baru saja akan pergi untuk memeriksa sebuah restoran miliknya mengerutkan kening. Entah untuk yang keberapa kalinya dia melakukan itu sejak semalam. Dia memijat pelipisnya yang terasa berdenyut nyeri.Dia telah menikahi sebuah badai yang menimbulkan keributan di mana-mana. Anna adalah badainya. Padahal gadis itu tampak lemah, juga sedikit bodoh. Selebihnya dia adalah angin yang bergerak dalam kecepatan tinggi dan menghancurkan segalanya di jalurnya.“Jelaskan dengan singkat,” Felix memerintah sambil duduk di kursi mobilnya.Silvia menceritakan semua yang terjadi dengan cepat sambil sesekali menengok ke arah Anna yang masih bergumul dengan gadis lain. “Nyonya mulai berebut barang murah dan berkelahi dengan siapa saja yang menghalangi jalannya.”Astaga!Felix nyaris tidak bisa menahan diri untuk tertawa membayangkan Anna yang berebut barang murah di sebuah toko retail. Ada juga perasaan miris di hatinya yang membuat dia akhirn

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 23. Nyonya Terlibat Keributan

    Pada saat Anna sibuk membayangkan perasaan sakit jika harus mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk sebuah tas, wanita yang menjadi saingannya dalam berebut menarik tas yang salah satu bagiannya dipegang Anna dengan kekuatan yang tak terduga."Yes!" Wanita itu berseru gembira dengan kesuksesannya. Dia langsung berlari dari sana, meninggalkan Anna yang berdiri kebingungan dengan mulut menganga. Genggaman tangannya telah kosong."Tidaaak! Tasku, dia mengambilnya!" Anna nyaris melompat mengejar si wanita kalau Silvia tidak menahannya dengan cepat."Anna, kau belum membayarnya. Jadi, tas itu belum menjadi milikmu," Silvia mengingatkan dengan sabar, meskipun dalam hati dia sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi ledakan emosi majikannya.Dan dalam beberapa detik saat mereka berdiri di sana, tas itu telah dikemas rapi di meja kasir setelah si wanita membayarnya dengan menggesek sebuah kartu."Wanita curang!" Anna menyingsingkan lengan bajunya dan bersiap menyerbu ke arah wanita yang se

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status