Home / Rumah Tangga / Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander / 23. Jatu Dalam Lubang yang Sama

Share

23. Jatu Dalam Lubang yang Sama

Author: Blue Ice
last update Last Updated: 2025-07-10 19:08:31

La Belle Resto tampak ramai siang itu. Cahaya matahari menembus dinding kaca restoran elegan bergaya Perancis modern, memantulkan kilau pada meja-meja marmer putih. Aroma roasted beef dan lavender butter bread memenuhi udara, menambah kesan mewah dan menenangkan bagi para tamu.

Namun bagi Selina, wangi itu justru membuat perutnya bergejolak oleh gugup. Dia berdiri di depan pintu masuk, menenangkan debar jantungnya yang berdetak tak beraturan.

Ini pertama kalinya dia melakukan tugas mewakili perusahaan tanpa kehadiran Aswin maupun Zander. Nalurinya menjerit agar dia berbalik dan pergi, tapi profesionalismenya memaksa kakinya melangkah maju.

Setelah mengkonfirmasi nama reservasi, pelayan membawanya menuju private room di ujung restoran. Saat pintu dibuka, Selina melihat Clarissa sudah duduk di sana bersama dua pria paruh baya berjas mahal.

Kedua pria itu menatap Selina dengan sorot mata menilai, dari atas ke bawah, seolah sedang memilih barang di etalase. Tatapan mereka membuat bulu ku
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   27. Kebenaran yang Menyakitkan

    Selina menatap kotak salep kecil di tangannya. Napasnya bergetar pelan saat taksi berhenti di depan sebuah bangunan putih elegan bertuliskan SkinMed Derma & Research Clinic.Dia menarik napas dalam sebelum melangkah masuk. Aroma antiseptik bercampur lavender menyambutnya, menenangkan pikirannya yang kalut. Para perawat yang lalu-lalang menyapanya hangat, menimbulkan rasa rindu akan masa lalunya di tempat itu.“Selina! Sudah lama tak ke sini,” sapa seorang perawat berambut bob dengan senyum cerah.Selina membalas senyum itu. Saat perawat itu memeluknya singkat, Selina merasakan kehangatan yang sempat hilang dari hidupnya. Dia melepas pelukan itu perlahan, menatap mata perawat yang dulu menemaninya lembur berjaga di klinik itu. “Apa Madam ada di ruangannya?” tanyanya pelan.“Ya, beliau baru selesai operasi laser jam sepuluh tadi. Silakan masuk, Selin!”Selina mengangguk sopan dan melangkah menuju ujung koridor. Pintu kaca buram bertuliskan Prof. Dr. Natasya Widjaya, Sp.DV berdiri kokoh

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   26. Secercah Ingatan yang Buram

    Keesokan harinya, sinar matahari menembus tirai tipis kamar apartemen Zander, menorehkan semburat hangat di dinding putih. Selina perlahan membuka matanya. Kepalanya terasa berat, tubuhnya lemas, dan detak jantungnya berdegup tak beraturan.Dia mengerjap pelan, menatap langit-langit putih di atasnya dengan pandangan kosong. Bau antiseptik samar tercampur aroma wangi khas pengharum ruangan mahal, menusuk inderanya yang masih setengah sadar. Ketika dia hendak bangun, tangan yang dia pakai untuk menopang tubuh terasa berdenyut nyeri. Selina baru sadar ada bekas infus yang tertutup perban di sana. ‘Semalam…, apa yang terjadi?’Samar-samar, ucapan Zander semalam kembali menampar pikirannya. Ucapan dengan nada tajam penuh emosi yang membingungkan.“Bodoh! Kenapa kau selalu terjebak dalam lubang yang sama?”Selina menggigit bibir bawahnya, menahan perih di dadanya. Apa maksud Zander? Kenapa dia menyinggung jebakan yang sama? Mungkinkah dia sudah tahu… tentang tragedi yang membuatnya kehila

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   25. Puzzle Masa Lalu

    “Aswin, pastikan tak ada satu pun media atau staf kantor tahu tentang ini,” perintah Zander dingin tanpa menoleh. “Aku tak mau Mama atau siapa pun melihat kondisinya sekarang.”“Baik, Tuan.”Setelah itu, Zander membawa Selina ke mobil. Kali ini dia sendiri yang mengemudi. Selina diletakkan dengan hati-hati di kursi depan.Saat akan memasangkan sabuk pengaman, Selina malah mengalungkan lengannya ke leher Zander. Dengan manja dia mendusel ke leher hangat suaminya. “Panas…, Mas!” keluh Selina.Zander mengerem kesal karena lehernya terasa geli dengan kelakuan Selina yang tak sadar itu. Untuk itu, dia mendorong kepala Selina agar menjauh darinya. “Duduk diam! Jangan macam-macam!” ancam Zander entah Selina bisa mengerti atau tidak. Mobil hitam itu segera melaju menembus malam menuju apartemen pribadi milik Zander di pusat kota. Mata Selina setengah tertutup, napasnya berat dan tak teratur. Tubuhnya panas, berkeringat, dan sesekali terdengar erangan kecil meluncur dari bibirnya.Zander me

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   24. Dasar Bodoh!

    Kesadaran Selina perlahan kembali, menembus kabut tebal di kepalanya. Kelopak matanya terasa berat saat berusaha membuka, menatap langit-langit kamar berwarna putih krem dengan lampu gantung bergaya klasik.Dia mengerjap, napasnya terengah. Bau karpet mahal dan wangi parfum pria menusuk hidungnya. Seluruh tubuhnya terasa lemas. Dia mencoba menggerakkan tangan, namun hanya sedikit yang mampu bergerak. Kakinya bahkan nyaris mati rasa.‘Di mana ini?’Detak jantung Selina berpacu cepat ketika pandangannya menangkap dua sosok pria paruh baya sedang berdiri di depan ranjang. Keduanya mengenakan jas mahal yang tadi dia lihat di restoran. Pak Herman dan Pak Gunawan. Namun kali ini, tak ada lagi topeng ramah di wajah mereka. Yang ada hanyalah tatapan buas, seperti serigala lapar yang menatap mangsanya.“Lihat betapa cantiknya dia….” gumam Pak Herman, menurunkan dasinya perlahan sambil mendekat ke arah ranjang. “CEO Castellvain benar-benar beruntung punya sekretaris semanis ini.”Pak Gunawan t

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   23. Jatu Dalam Lubang yang Sama

    La Belle Resto tampak ramai siang itu. Cahaya matahari menembus dinding kaca restoran elegan bergaya Perancis modern, memantulkan kilau pada meja-meja marmer putih. Aroma roasted beef dan lavender butter bread memenuhi udara, menambah kesan mewah dan menenangkan bagi para tamu.Namun bagi Selina, wangi itu justru membuat perutnya bergejolak oleh gugup. Dia berdiri di depan pintu masuk, menenangkan debar jantungnya yang berdetak tak beraturan. Ini pertama kalinya dia melakukan tugas mewakili perusahaan tanpa kehadiran Aswin maupun Zander. Nalurinya menjerit agar dia berbalik dan pergi, tapi profesionalismenya memaksa kakinya melangkah maju.Setelah mengkonfirmasi nama reservasi, pelayan membawanya menuju private room di ujung restoran. Saat pintu dibuka, Selina melihat Clarissa sudah duduk di sana bersama dua pria paruh baya berjas mahal.Kedua pria itu menatap Selina dengan sorot mata menilai, dari atas ke bawah, seolah sedang memilih barang di etalase. Tatapan mereka membuat bulu ku

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   22. Jarak Membentang

    Setelah pertengkaran semalam, Selina menunggu kepulangan Zander di ruang tamu. Namun pria itu tak kunjung menampakkan diri hingga akhirnya Selina tertidur di sofa, dengan mata bengkak akibat tangis yang tak berhenti sejak malam. “Nona Selina… Nona!” Suara pelayan yang menggoyang pelan bahunya membuat Selina tersentak. Dia mengerjap, mencoba menyesuaikan cahaya pagi yang menembus retina matanya. Saat kesadarannya pulih, ia buru-buru menegakkan punggung. ‘Aku… tertidur di sini semalaman?’ pikirnya panik. Dia melirik keluar jendela. Langit sudah terang. Nafasnya tercekat. “Apa suamiku sudah pulang?” gumamnya serak. Pelayan itu menunduk sopan. “Maaf, Nona. Saya tidak tahu. Tuan belum terlihat sejak semalam.” Selina menoleh mencari ponselnya, namun benda itu mati kehabisan baterai. Pertengkaran semalam menguras pikirannya sampai lupa men-charge ponsel. Yang ada di kepalanya hanya bagaimana cara meminta maaf pada Zander. “Jam berapa sekarang?” tanyanya pelan. “Jam setengah tujuh, N

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status