Short
Pelajaran Pijat Khusus

Pelajaran Pijat Khusus

By:  ThaliaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
9Chapters
129views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Aku berpura-pura jadi tukang pijat tunanetra profesional dan memberikan layanan ke rumah pada seorang nyonya muda. Namun, dia justru memanfaatkan kebutaanku, mengurungku, dan menyiksaku selama tiga hari tiga malam. Perasaan itu tidak akan pernah bisa aku lupakan...

View More

Chapter 1

Bab 1

Aku berpura-pura menjadi tukang pijat tunanetra profesional dan memberikan layanan ke rumah pada seorang nyonya muda. Namun, dia justru memanfaatkan kebutaanku, mengurungku, dan menyiksaku selama tiga hari tiga malam. Perasaan itu tidak akan pernah bisa aku lupakan...

...

Saat Fiona Auden memilihku sebagai tukang pijat pribadinya dan memintaku untuk memberikan layanan ke rumah, aku sangat gembira.

Dia berusia awal tiga puluhan, berwajah cantik, dengan tubuh montok bak buah persik yang matang.

Setiap gerak-geriknya memancarkan pesona yang memikat.

Setiap kali memijatnya, rasanya begitu menyenangkan. Kulitnya yang begitu putih dan halus banget, kayak bayi.

Begitu pijatan sedikit lebih kuat, Fiona pun tidak bisa menahan diri untuk mengeluarkan erangan manja...

Selain itu, sifatnya begitu lembut, tutur katanya halus dan menenangkan.

Bahkan, jika aku harus melayani wanita sepertinya secara gratis pun, aku rela.

Namun, alasan utama Fiona memilihku, bukan hanya karena teknik pijatku yang hebat.

Yang paling penting adalah aku ini seorang tunanetra.

Tiga tahun lalu, aku sempat mengalami kebutaan sementara karena sebuah kecelakaan mobil.

Setelah mengalami keputusasaan, aku tidak punya pilihan lain selain menjadi tukang pijat tunanetra.

Aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan menjadi tukang pijat yang sukses di klub kelas atas, dengan penghasilan yang cukup besar.

Para wanita kaya dan nyonya muda yang masih memesona, suka memintaku memijat mereka.

Di satu sisi, mungkin karena mereka bersimpati kepadaku.

Di sisi lain, karena hanya di hadapan seorang tunanetra, mereka bisa benar-benar merasa rileks.

Bahkan, ada yang sengaja tampil tanpa sehelai benang pun di hadapanku, hanya untuk mencari kepuasaan dengan memainkan beberapa permainan kecil yang penuh gairah.

Suara getaran dari mesin bermotor sudah biasa aku dengar.

Kemarin, ada seorang wanita kaya yang menikmati pijatanku sambil bermain mainan seks.

Saat dia tidak bisa menahan diri untuk mendesah, dia malah berpura-pura memuji keterampilanku dan mengatakan pijatanku yang enak.

Aku hanya bisa menahan diri di sampingnya dan tidak berani menunjukkan reaksi apa pun.

Ada juga wanita-wanita bak serigala lapar yang tertarik padaku dan mau berhubungan sama aku.

Mereka tidak tahu, bahwa penglihatanku sebenarnya sudah lama pulih.

Segala rahasia gelap mereka, tanpa sadar terungkap di hadapanku.

Namun, pekerjaan ini bisa membuatku menghasilkan uang sekaligus memanjakan mata. Jadi, untuk apa aku membongkar penyamaranku?

Sesuai janji, pukul empat sore aku tiba di lokasi tepat waktu.

Seperti biasa, aku memakai kacamata hitam dan membawa tongkat penuntun.

Bagaimanapun, aku memang pernah buta, jadi berpura-pura buta merupakan hal yang biasa.

Begitu pintu terbuka, aroma harum langsung menerpaku.

Fiona hanya mengenakan handuk mandi putih dan rambutnya masih basah. Jelas sekali dia baru selesai mandi.

Handuk itu sedikit pendek, bagian atas tubuhnya yang padat seakan ingin melompat keluar.

Sementara di bagian bawah, handuk itu hanya menutupi bagian yang penting saja dan memperlihatkan sepasang kaki jenjangnya yang putih mulus.

Aku tidak berani memandangi terlalu lama dan bertanya dengan ragu-ragu.

"Ini rumah Fiona Aden, ya?"

Fiona tersenyum manis dan menyambutku dengan hangat.

"Galen, ayo masuk!"

"Aku baru selesai mandi, nanti tolong pijat punggungku dulu dengan minyak esensial, ya!"

Aku pun meraba-raba jalan masuk, mengikuti arahannya seolah benar-benar tidak bisa melihat. Namun, yang mengejutkan adalah dia langsung membawaku ke kamar mandi.

Dia menggenggam tanganku dan berkata dengan nada lembut.

"Ini wastafel, dan ini sabun cuci tangan."

"Kamu cuci tangan dulu. Aku mau mengeringkan rambut sebentar."

Diiringi suara gemericik air dan hembusan pengering rambut, Fiona mengeringkan rambutnya tanpa sedikit pun rasa waspada.

Namun, saat dia mengibaskan rambutnya pelan, tubuhnya ikut bergerak dan handuk yang membungkus tubuhnya tiba-tiba terlepas begitu saja.

Di detik itu juga, mataku langsung membelalak.

Kalau bukan karena aku memakai kacamata hitam, dia pasti sudah menyadari sorot mataku yang berubah.

Glek...

Aku menelan ludah dan buru-buru mengalihkan pandangan.

Aku takut jika terlalu lama memandangnya, tubuhku akan memberikan reaksi fisiologis dan membuat Fiona curiga.

Tentu saja, dia juga menyadari bahwa handuknya telah terjatuh. Namun, dia sama sekali tidak panik, karena di matanya aku hanyalah seorang tunanetra.

Setelah aku selesai mencuci tangan, dia pun memanggilku dengan santai.

"Galen, tolong bantu aku mengoleskan losion. Aku nggak bisa menjangkau bagian punggungku."

Setelah mengatakannya, dia langsung meraih tanganku dan meletakkannya ke punggungnya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
9 Chapters
Bab 1
Aku berpura-pura menjadi tukang pijat tunanetra profesional dan memberikan layanan ke rumah pada seorang nyonya muda. Namun, dia justru memanfaatkan kebutaanku, mengurungku, dan menyiksaku selama tiga hari tiga malam. Perasaan itu tidak akan pernah bisa aku lupakan......Saat Fiona Auden memilihku sebagai tukang pijat pribadinya dan memintaku untuk memberikan layanan ke rumah, aku sangat gembira.Dia berusia awal tiga puluhan, berwajah cantik, dengan tubuh montok bak buah persik yang matang.Setiap gerak-geriknya memancarkan pesona yang memikat.Setiap kali memijatnya, rasanya begitu menyenangkan. Kulitnya yang begitu putih dan halus banget, kayak bayi. Begitu pijatan sedikit lebih kuat, Fiona pun tidak bisa menahan diri untuk mengeluarkan erangan manja...Selain itu, sifatnya begitu lembut, tutur katanya halus dan menenangkan.Bahkan, jika aku harus melayani wanita sepertinya secara gratis pun, aku rela.Namun, alasan utama Fiona memilihku, bukan hanya karena teknik pijatku yang heb
Read more
Bab 2
Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak tegang dan tanpa sadar menarik tanganku sedikit menjauh.Fiona mengangkat alisnya dan tersenyum. "Galen, kenapa kamu malu? Bukannya kamu sudah sering menyentuh tubuh Kakak sebelumnya?"Tentu saja, aku tidak berani mengungkapkannya, jadi aku hanya memberikan penjelasan sekenanya."Itu, sebaiknya jangan pakai losion dulu, nanti bisa mengganggu efek dari minyak esensial di punggung."Fiona mengangguk pelan sambil termenung, lalu tidak berkata apa-apa lagi.Aku kembali ke ruang tamu. Setelah menunggu beberapa menit, Fiona kembali keluar dengan tubuh yang masih terbalut handuk mandi."Ayo, masuk ke kamar tidurku."Mengikuti langkah kakinya, aku memasuki ruang pribadinya untuk pertama kali.Aku mengamati sekeliling ruangan dari balik kacamata hitam.Penataan kamarnya terasa hangat dan nyaman, sangat mencerminkan kepribadiannya yang lembut dan tenang.Namun, yang tidak aku duga adalah.Srek...Fiona tiba-tiba membuka laci di nakas samping tempat tidur d
Read more
Bab 3
Fiona yang berpenampilan anggun dan berkepribadian tenang, ternyata punya hobi yang mesum.Namun, aku sama sekali tidak berani membongkarnya. Aku hanya bisa menggertakkan gigi dan berpura-pura tidak tahu apa-apa. Aku meraba-raba untuk melepas pakaian dan mandi.Karena terlalu canggung, aku mencoba memanggilnya sekali.Namun, dia berpura-pura tidak mendengar dan sudut bibirnya tersenyum. Dia memandangi tubuhku dengan penuh minat.Sejujurnya, ini adalah mandi yang paling menyiksa yang pernah aku alami.Jantungku tidak pernah tenang, dan aku tidak berani lengah sedikit pun.Bahkan aku sedikit menyesal, kalau tahu begini tadi seharusnya aku tidak usah tinggal.Untungnya, para pria biasanya mandi lebih cepat.Setelah membilas tubuhku, aku cepat-cepat mengeringkan tubuhku dan mengenakan pakaian.Baru saat itu, Fiona menarik kembali pandangannya dengan puas, lalu diam-diam berjalan kembali ke pintu kamar mandi, berpura-pura mendorong pintu dan masuk."Galen, apa kamu sudah selesai mandi?""Ka
Read more
Bab 4
Aku langsung terkejut dan keringat dingin mengalir di punggung."Apa? Melihat apa?"Aku secara refleks mengosongkan pandangan dan berpura-pura benar-benar tidak bisa melihat.Kedua tanganku meraba-raba udara dengan gugup dan tampak kebingungan.Saat itu, aku bahkan sudah bersiap.Kalau memang tidak bisa menghindar, tidak ada pilihan lain, aku akan langsung meminumnya.Aku juga penasaran, sebenarnya obat apa yang dimasukkan Fiona ke dalam minuman.Fiona mengernyitkan alis dan tidak berkata apa-apa lagi. Dia diam-diam menukar gelasku dengan jus biasa."Nggak, Kakak hanya bercanda denganmu.""Ayo, kita bersulang!"Aku diam-diam menghela napas lega dan menerima jusnya, lalu bersulang dengannya.Setelah meminum beberapa gelas anggur, wajah Fiona mulai memerah dan pandangannya sedikit kabur. Dia menatap lurus ke arahku.Aku hanya bisa berpura-pura tidak melihat, bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan mengobrol santai dengannya.Tiba-tiba, Fiona mengulurkan tangan dan melambaikannya di dep
Read more
Bab 5
Otakku bekerja dengan cepat, sambil berusaha keras melepaskan diri dari tali.Di saat yang sama, aku memikirkan gimana hadapi wanita gila ini, setidaknya demi menjaga keselamatanku untuk sementara waktu."Kak, kamu benar-benar tahu cara bermain, ya!""Kalau kamu memang suka permainan seperti ini, kita bisa saling jujur. Aku pasti akan bekerja sama sepenuhnya.""Kamu membuat suasananya jadi menegangkan, membuat takut saja."Aku memaksakan sebuah senyuman dan mencoba menenangkannya.Fiona mencibir dingin."Jangan pura-pura di depanku. Trikmu itu, sudah pernah Kakak pakai dulu!""Galen, aku sudah memberimu kesempatan sebelumnya, sayangnya kamu yang nggak tahu menghargainya!""Sekarang, kamu baru mau kejujuran, 'kan? Kalau saja dari awal kamu mau mengakui bahwa kamu hanya pura-pura buta, kamu nggak akan berakhir dalam situasi seperti ini."Aku hanya bisa tersenyum pahit di dalam hati.Pantas saja dia terus-menerus mengujiku, ternyata dia sudah lama curiga kalau aku hanya berpura-pura.Namu
Read more
Bab 6
Plak!Satu tamparan lagi mendarat di wajahnya."Dasar wanita gila, ternyata kamu juga bisa takut, ya?""Ke mana perginya kesombonganmu tadi?""Aku ini hanya ingin mencari uang, bukan menggali kuburan leluhurmu. Perlukah kamu menyiksaku seperti ini?"Fiona meringkuk di lantai, menangis tersedu-sedu dan seluruh tubuhnya gemetar hebat.Sesaat, aku benar-benar merasa bingung.Seolah-olah yang melakukan hal buruk itu bukan dia.Sebaliknya, akulah yang tampak seperti penjahat yang tengah menganiaya seorang wanita baik-baik.Demi Tuhan, aku benar-benar bukanlah orang yang sekejam itu.Melihat keadaannya seperti itu, aku menghela napas dan tidak melanjutkannya. Aku hanya mengikatnya seperti yang Fiona lakukan padaku.Setelah itu, aku mulai menggeledah ruangan untuk mencari ponselku dan berniat menelepon polisi.Namun, yang membuatku benar-benar frustrasi adalah, aku sudah mencari di suruh seluruh penjuru ruangan, tapi aku tetap tidak menemukan ponselku.Selain itu, yang lebih parah lagi, rumah
Read more
Bab 7
Sambil makan untuk mengembalikan tenagaku, aku memberi isyarat padanya untuk melanjutkan ceritanya.Ekspresi wajah Fiona tampak sedikit bergumul.Seolah-olah untuk menceritakan kisah ini, dia harus mengumpulkan keberanian yang sangat besar."Waktu itu, aku pernah menonton sebuah film luar. Di dalam film itu, ada seorang pianis yang berpura-pura menjadi tunanetra..."Mendengar perkataannya, aku langsung teringat.Aku memang pernah melihat orang-orang membicarakan film ini di internet.Pianis yang berpura-pura menjadi tunanetra itu memang cukup mirip dengan kondisiku saat ini.Sementara Fiona, keadaannya bahkan lebih dari sekadar mirip.Sejak awal, Fiona memang belajar piano dan kemampuannya pun cukup bagus.Karena ibunya menderita sakit parah dan butuh biaya pengobatan yang besar, dia pun memberanikan diri meniru cerita dalam film itu."Ketika aku tampil sebagai seorang tunanetra, para penonton nggak pernah bersikap kasar atau mempersulitku. Mereka justru menunjukkan rasa simpati." "Ak
Read more
Bab 8
Masalah utamanya adalah dia sudah mengungkapkan caranya. Bagaimana mungkin aku masih bisa berpura-pura mendapatkan kepercayaannya lagi?"Kalau kamu nggak mau mengatakannya, lupakan saja! Aku akan mencari cara sendiri!"Dalam dua hari berikutnya, aku benar-benar mengerahkan segala cara dan hampir membongkar seluruh isi rumah.Namun, rumah ini lebih kokoh daripada yang aku duga.Rumah ini benar-benar seperti kurungan baja.Fiona tidak lagi membuat keributan, dia malah mencoba menenangkanku."Dulu, yang paling lama, aku pernah dikurung di tempat ini lebih dari setengah bulan dan pria itu nggak pernah muncul sama sekali.""Aku sudah berusaha keras selama setengah bulan penuh, tapi tetap saja nggak bisa keluar. Kamu juga nggak akan berhasil."Aku mengernyit dan mengabaikan ucapannya yang menjatuhkan semangatku.Pasti ada jalan keluar. Hanya saja, tanpa alat yang memadai, sangat sulit untuk mewujudkannya.Untungnya, makanan di dalam kulkas besar di dapur masih cukup banyak. Setidaknya dua ha
Read more
Bab 9
Kecelakaan itu, membuatku mengalami luka parah dan hampir tidak selamat.Saat itu, demi menyelamatkanku, orang tuaku menghabiskan seluruh tabungan keluarga.Mungkin karena merasa aku tidak akan pernah bisa bangkit lagi, pacarku pun diam-diam meninggalkan aku pada saat itu.Meskipun pada akhirnya aku berhasil selamat.Selain itu, berkat kompensasi dari pelaku kecelakaan, biaya pengobatan bisa tertutupi.Namun, aku tetap kehilangan pekerjaan, pacar, penglihatan, dan masa depanku yang cerah.Saat itu, aku benar-benar membenci si pelaku.Orang tuaku juga geram dan bersikukuh menolak untuk berdamai.Namun, pada akhirnya dia hanya dijatuhi hukuman tiga tahun penjara.Satu-satunya hal yang membuat orang tuaku sedikit bahagia adalah istri si pelaku ternyata cukup pengertian. Kami pun berhasil mendapatkan kompensasi dengan lancar.Tampaknya, ketika aku mulai bekerja sebagai tukang pijat tunanetra, dia juga ikut turun tangan membantuku.Sayangnya, saat itu mataku memang benar-benar tidak bisa me
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status