Share

Bab 6

Penulis: Flower
Mendengar kata-kata itu, semua orang menunduk. Tubuh Jovan seketika membeku.

Semua anak buahnya tidak menyangka, aku akan bertanya langsung seperti itu. Sementara Jovan terkejut dengan nada bicaraku yang terdengar yakin.

Sepertinya … itu bukan pertanyaan, melainkan sebuah pernyataan.

Wajahnya menegang sesaat, tetapi detik berikutnya dia kembali tenang, kembali menjadi sosok yang dingin seperti biasanya.

“Yuna, ini yang terakhir kalinya aku katakan, Jenny adalah keluargaku.”

“Jika kamu terus mengungkit hal ini, aku akan sangat kecewa padamu!”

Aku menatapnya dengan tenang. Harus kuakui, akting Jovan benar-benar bagus. Bahkan tidak terlihat sedikit pun penyesalan karena berbohong di matanya.

Ruangan itu diselimuti keheningan yang mematikan. Semua anak buahnya menahan napas, menunggu teriakanku yang histeris.

Tetapi aku tidak melakukan apa-apa, hanya menunduk dan tertawa kecil, “Begitu, ya?”

“Aku mengerti.”

Jovan terkejut sejenak, tak lama kemudian, tubuhnya jelas sedikit mengendur. Dia pasti mengira aku percaya.

Aku melewatinya, berjalan ke sisi penjaga. “Ayo, ke penjara bawah tanah.”

Para penjaga saling pandang, tiba-tiba tidak tahu harus berbuat apa. “Pak Jovan, ini .…”

“Kenapa masih bengong? Nyonya sendiri yang bilang, bawa dia ke penjara bawah tanah!” kata Jovan dengan tidak sabar.

Meskipun aku sudah menunjukkan sikapku, Jovan tetap memutuskan untuk memenjarakanku demi keamanan.

Dia memang selalu berhati-hati.

Para penjaga segera mengiyakan, mengelilingiku seolah aku adalah narapidana yang keji.

Aku pun menundukkan kepala dan tidak bicara, hanya diam-diam berjalan mengikuti di belakang para penjaga.

Karena Jovan bersusah payah agar aku tidak tahu, kenapa aku harus membuat keributan lagi?

Bagaimanapun juga, pada hari pernikahan, hadiah pernikahanku akan tiba tepat waktu.

Pertanyaan terakhir tadi adalah kesempatan terakhir yang kuberikan kepada Jovan, dan dia telah membuat pilihannya sendiri.

Entah kenapa, saat mendengar jawaban Jenny adalah ‘keluarga’, hatiku justru terasa lega.

Ini berarti, pernikahan ini benar-benar tidak bisa diselamatkan lagi.

Namun, tak disangka, dalam perjalanan menuju penjara bawah tanah, kami berpapasan dengan Pak Feri yang baru kembali.

“Pak Jovan! Nyonya baru saja keluar dari rumah sakit, bagaimana dia bisa tahan dengan lingkungan lembap seperti penjara bawah tanah!”

“Keluar dari rumah sakit?” Jovan mengerutkan kening. Baru saat itulah dia menyadari wajahku yang pucat tidak biasa.

“Sebenarnya, apa yang terjadi?”

“Nyonya sekarang sedang hamil .…”

“Tapi sebelum kami pergi, Kakak Ipar masih sangat bersemangat, ‘kan?”

Ucapan Pak Feri dipotong oleh Jenny. Namun, dia segera tersenyum nakal. “Ah, aku hanya asal bicara. Soalnya, ketika Kakak Ipar melakukan panggilan video dan memarahiku, latar belakangnya jelas di rumah, kok!”

Dia menoleh ke arah pelayan, bertanya dengan bingung, “Apa aku salah lihat?”

Pelayan itu segera mengerti maksudnya dan buru-buru menimpali, “Ya, kami bisa bersaksi, Nyonya hanya di rumah beberapa hari ini, sama sekali tidak dirawat di rumah sakit.”

Wajah Jovan seketika membiru. Tatapannya padaku dipenuhi kekecewaan dan kemarahan.

Namun, dia tidak melakukan apa-apa padaku, melainkan mengarahkan pistolnya ke kepala pelayan.

Dor!

Satu suara tembakan.

Pak Feri langsung tersungkur. Darah mengalir deras dari kaki kanannya.

Nging!

Telingaku berdenging. Saat itu, seluruh dunia seakan berhenti.

“Tidak … tidak … Pak Feri!”

Aku mengerahkan seluruh tenagaku untuk melepaskan diri dari ikatan penjaga, dan berlari gila-gilaan ke hadapan Pak Feri. Air mata membasahi wajahnya setetes demi setetes.

Rasa bersalah yang luar biasa membanjiri hatiku. Aku merobek rokku, dengan kuat menutup luka di kakinya dengan kain, tetapi darah tetap membasahi tanganku.

Awalnya aku mengira Jovan hanya berselingkuh, hanya ingin menyembunyikan hubungannya dengan Jenny. Tetapi, aku tidak menyangka dia benar-benar akan setega ini padaku, setega melukai orang yang paling kusayangi!

Aku menatap Jovan penuh kebencian, ingin sekali mencabik-cabiknya.

Jovan terkejut. Jelas dia tidak menyangka reaksiku akan sebesar ini.

Bagaimanapun juga, di matanya, Pak Feri hanyalah anak buah yang tidak penting.

Dia menghindari tatapanku, menunduk membersihkan pistol di tangannya. Lalu berbalik dan berkata kepada semua anak buah di ruangan itu, “Jika aku mendengar ada rumor, atau kalian menipuku lagi, maka nasib kalian akan sama dengannya.”

Anak-anak buahnya mengangguk, tidak berani bicara lagi.

Saat itu aku mengerti segalanya. Dia menembak hanya untuk mengancam anak buahnya agar tidak menyebarkan kejadian hari ini.

Terutama, tentang aku yang secara terbuka mempertanyakan hubungannya dengan Jenny.

Dia sangat peduli. Bagaimanapun juga, meskipun dia adalah Ketua Mafia, berselingkuh dengan adik angkatnya sendiri sungguh memalukan.

'Jovan, kamu benar-benar kejam dan egois.'

Dia lalu menatapku dengan dingin. “Jangan menangis. Ditembak di kaki nggak akan membuatnya mati.”

Lalu dia menoleh ke penjaga dan berkata, “Kenapa masih bengong? Cepat bawa Nyonya ke penjara bawah tanah!”

Begitu dia selesai bicara, para penjaga langsung menyerbu, menarik lenganku untuk menyeretku keluar.

Namun, karena gerakan mereka terlalu kasar, perutku tiba-tiba terasa sakit melilit. Rasa sakitnya membuatku meringkuk.

Para penjaga segera melepaskan tanganku. “Pak Jovan, kami tidak melakukan apa-apa!”

Jovan yang melihatku berkeringat deras juga panik. Dia tanpa sadar bergegas ke sisiku, nada suaranya sedikit cemas, “Yuna, jangan pura-pura, cepat bangun!”

Tapi saat ini, aku sudah tidak punya tenaga lagi untuk menjawabnya. Pandanganku semakin kabur.

Sesaat sebelum pingsan, aku melihat ekspresi dingin Jovan akhirnya retak.

Dia bergegas menghampiri, mengangkatku dalam pelukannya, dan berteriak ke luar, “Cepat panggil ambulans!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pengkhianatan Terbesar Suamiku   Bab 14

    Ketika aku kembali sadar, Zayn sedang tertidur pulas di samping ranjang rumah sakitku.Matanya tertutup rapat, janggut kecil tumbuh di dagunya. Dia sama sekali tidak terlihat seperti artis terkenal.Merasakan tatapanku, Zayn membuka matanya.“Ini semua salahku. Kenapa aku bisa meninggalkanmu sendirian di depan rumah sakit. Ini semua salahku .…”Aku tersenyum dan mengusap kepalanya sambil menghiburnya, “Jangan menangis, bayinya sudah bosan mendengarnya.”Meskipun aku menghiburnya, sebenarnya aku juga sangat takut.Bahkan di tengah malam, aku bermimpi Jenny memegang pisau dan menusukku.Aku tahu dia tidak akan melepaskanku dengan mudah, jadi aku sama sekali tidak berniat bernegosiasi dengannya. Aku menyetujuinya hanya untuk mendapatkan ponsel dan mengirimkan informasi.Karena aku tahu Zayn pasti memantau ponselku, dia pasti bisa mendengar kata-kataku. Jadi aku bertaruh dalam keadaan itu, dan syukurlah aku benar.Aku tidak peduli Jovan datang atau tidak. Namun, di luar dugaanku, Jovan set

  • Pengkhianatan Terbesar Suamiku   Bab 13

    Aku diikat kencang di atas tempat tidur.Jenny memegang pisau tajam, menggesekkannya bolak-balik di perutku yang telanjang.“Jenny, apa yang akan kamu lakukan? Lepaskan aku!”Jenny tertawa. “Kakak, kalau kamu bergerak lagi, aku akan .…”“Menusukkannya!”Aku langsung berhenti meronta.Melihat reaksiku, kebencian di mata Jenny semakin dalam.“Kamu benar-benar menganggapnya harta karun. Kenapa kamu nggak mati? Kenapa kamu masih bisa punya anak? Kenapa hidupmu sekarang begitu baik?”Hari itu aku baru tahu. Setelah keguguran, bahkan sebelum pulih sepenuhnya, Jenny sudah dilempar Jovan ke penjara bawah tanah.Luka Jenny terinfeksi parah, dan akhirnya dia benar-benar kehilangan kemampuan untuk hamil.Meskipun begitu, Jovan tidak pernah menjenguknya sekali pun.Selama periode itu, Jovan tenggelam dalam kesedihan atas kematianku, terus minum alkohol siang dan malam.Sesekali jika dia minum terlalu banyak, dia akan kembali ke penjara bawah tanah dan memukuli Jenny. Setiap kali pukulan Jovan seol

  • Pengkhianatan Terbesar Suamiku   Bab 12

    Saat bertemu Jovan lagi, detak jantungku memang sempat berhenti berdetak sesaat.Namun, aku kembali tenang dengan cepat. Bagaimanapun juga, sejak Zayn mengunggah foto itu, hari ini pasti akan datang.“Tuan, Anda salah orang,” kataku dengan nada dingin sambil berbalik.“Yuna jangan pura-pura bodoh! Aku tahu itu kamu! Kamu benar-benar nggak mati!”Jovan menyerbu ke depanku seperti orang gila, memegangi lenganku dan mengguncangnya dengan kuat.Tenaganya sangat besar, seakan ingin meremukkan tubuhku.Alisku mengerut, tak lama kemudian, sebuah tangan besar mendorongnya hingga jatuh ke tanah.Zayn menarikku ke belakangnya. Dia berkata, “Dari mana datangnya orang mabuk gila ini? Berani-beraninya menyentuh kekasihku.”Jovan tersungkur di tanah, menatap tanganku dan tangan Zayn yang saling menggenggam erat dengan tatapan linglung.“Nggak … nggak mungkin! Mana mungkin Yuna menjadi milik orang lain?”“Kalian sedang berakting! Benar, ‘kan? Akting untuk memaksaku pergi, ‘kan?”Sejujurnya, aku belum

  • Pengkhianatan Terbesar Suamiku   Bab 11

    (Sudut Pandang Tokoh Utama Wanita)Saat aku kembali ke Negara Sovania, Ayah dan Ibu sangat marah melihatku yang lemah.Setelah mendengar apa yang kualami, mereka bahkan sangat marah hingga ingin langsung naik pesawat untuk mencari Jovan dan membuat perhitungan.Aku menahan mereka. Ayah dan Ibu berkata dengan marah padaku, “Apa kamu masih punya perasaan padanya?”Aku menggeleng. Nadaku tegas saat menjawab, “Aku hanya nggak mau melihatnya lagi.”Kericuhan di pernikahan itu tersebar dengan cepat. Setelah melihatnya, aku juga tidak merasa senang.Aku sudah tidak ingin mendengar apa pun tentang Jovan.Sampai suatu hari, aku menerima pesan suara dari Jenny.Suaranya melengking, ucapannya tidak logis. Dia sepertinya sudah gila, melampiaskan emosinya padaku, “orang mati” ini.“Kenapa … walaupun kamu sudah mati, dia masih nggak mau membiarkan anakku hidup. Padahal itu anak satu-satunya!”“Dia bilang dia nggak percaya, dan bilang kalau dia menemukanmu, dia akan mencincangku untuk menebus dosaku.

  • Pengkhianatan Terbesar Suamiku   Bab 10

    (Sudut Pandang Orang Ketiga)Jovan berbalik, matanya merah padam dan bertanya, “Apa maksudmu?”“Apa kata-kataku belum cukup jelas? Yuna sudah mati … aku sendiri yang membunuhnya.”“Apa katamu?” Jovan menyerbu dan mencengkeram tenggorokannya.“Kubilang, aku sendiri yang membunuhnya! Menusuk perutnya dengan pisau, lalu membuangnya ke selokan! Haha!”Tawa wanita gila itu terdengar di kamar rawat yang kosong. Jenny saat ini seperti orang gila.“Jadi Jovan, sekarang kamu masih ingin membiarkan anakku mati?”Jenny menatapnya dengan bangga.Wajah Jovan pucat pasi.Tangannya tiba-tiba terlepas. Rasa bangga di mata Jenny semakin menjadi.Jovan perlahan berdiri, tidak ada cahaya sedikit pun di matanya. Dia memberi isyarat kepada dokter dan berkata, “Jika anak di perutnya lahir hidup-hidup, aku akan membunuh kalian semua.”Tawa Jenny terhenti.“Apa katamu? Sudah kubilang dia anakmu satu-satunya! Apa kamu pikir aku berbohong? Yuna benar-benar sudah mati!”Wanita itu berteriak sekuat tenaga, tetapi

  • Pengkhianatan Terbesar Suamiku   Bab 9

    (Sudut Pandang Orang Ketiga)Para penjaga saling pandang, akhirnya berkata terbata-bata, “Tidak tahu … tadi masih di sini .…”“Nggak tahu?” Jovan tertawa marah. “Benar-benar jawaban yang bagus!”Wajahnya sangat suram. Dia langsung mengeluarkan pistol dan menempelkannya di kepala mereka.“Jika dalam satu jam kalian nggak membawanya ke hadapanku, nyawa kalian juga akan melayang!”Setelah para penjaga pergi tergesa-gesa, Jovan bersandar di dinding dengan lemah. Pandangannya kembali tertuju pada surat perjanjian cerai di tangannya.Dia pun menutup mata dengan menyesal.Dia seharusnya sudah menduga. Yuna yang mampu melakukan pembalasan seperti itu di pernikahan, tidak mungkin membiarkan dirinya terperangkap di dalam sel.Tepat pada saat itu, asistennya berjalan perlahan ke arahnya. Sambil menghela napas panjang, dia berkata, “Pak Jovan, ada beberapa hal yang mungkin tidak Anda ketahui. Sebenarnya, orang-orang di rumah ini sudah tidak menganggap Nyonya Yuna sebagai Nyonya rumah lagi.”“Tidak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status