“Cari penggantiku mas,” Ucap Zahra begitu saja. Entah apa yang di pikirkan Zahra, namun kalimat itu yang terlintas di benaknya saat merenungkan diri selepas pulang dari Rumah Sakit tadi. “Apa maksudmu berbicara seperti itu?” Mizan semakin emosi mendengar penuturan sang istri yang asal bicara. Zahra kini yang tidak bisa membendung lagi air matanya, membiarkan air matanya terjun bebas di kedua matanya yang indah. "Carilah penggantiku dan menikahlah dengannya pilih yang lebih baik dariku mas.” “Apa yang sedang kamu pikirkan Zahra? mengapa aku harus menikahi wanita lain?” ucap Mizan semakin tidak percaya. Sungguh kini Mizan tidak memahami apa yang dipikirkan sang istri, mengapa harus memintanya menikahi wanita lain sedangkan dia sangat sangat mencintai Zahra. “Aku saat ini punya penyakit kanker serviks stadium akhir mas, umurku tidak akan lama lagi,” “Itu tidak masalah bagiku sayang, kita berjuang bersama. Aku akan mencarikan Rumah Sakit terbaik di negara ini, sekalipun harus sampai ke luar negeri tidak masalah, asal jangan yang meminta hal yang tidak bisa aku kabulkan seperti itu,” Mizan membawa tubuh Zahra ke dalam dekapannya. “Tapi aku takut mas,” “Jangan takut ada aku yang selalu di sampingmu,” sahut Mizan semakin mengeratkan pelukannya. Satu tahun telah berlalu setelah di nyatakan positif mengidap penyakit stadium akhir, kini Zahra sedikit mengalami perubahan setelah berobat ke Singapura, saat ini seperti biasa sudah tugasnya menyiapkan makan untuknya dan Mizan, padahal sudah sering kali menyuruh agar asisten di mansionnya saja yang membuatkan makanan dan menyuruh agar lebih focus saja pada pengobatannya. Namun seperti biasa pula Zahra selalu menolak dengan alasan sudah menjadi tanggung jawabnya. “Sayang aku hari ini akan lembur, jadi tidak perlu menunggu ku pulang dan menyiapkan makanan, tidurlah lebih awal,” ucap Mizan bersiap untuk pergi bekerja, kini sedang akan sarapan. “Lembur lagi?” tanya Zahra yang kini sedang menyiapkan nasi dan lauk pauk yang baru saja dia masak. “Iya mau bagaimana lagi, project saat ini harus lebih cepat diselesaikan karena sudah ada project lain yang sudah menanti,” Ada rasa ingin agar Mizan tidak lembur terus menerus karena saat ini sudah jarang bisa quality time bersama, namun mau bagaimana lagi karena sudah menjadi tanggung jawab pekerjaannya. “Iya sudah kalau begitu hati-hati nanti pulangnya,” Beberapa menit berlalu seperti biasa karena sekarang mulai jarang banyak waktu, mereka mencuri-curi waktu untuk sekedar menanyakan kabar saat jam makan, agar komunikasi terus terjalin dengan baik. “Aku sudah selesai, terima kasih sarapannya sayang. Aku akan pergi sekarang,” MIzan pun bersiap setelah melihat jam di ponselnya. “Tidak perlu berterima kasih, iya sudah aku antar sampai depan,” Zahra pun mengantar sang suami berangkat bekerja, setelah pergi kini dia bersiap untuk ke butik. Butik yang telah dia kelola sebelum menikah dengan dengan Mizan, tidak setiap hari dia pergi ke butik karena Mizan melarangnya demi kesehatan. Jadi hanya sesekali selebihnya bila ada sesuatu dilakukan secara daring. “Selamat pagi bu Zahra,” Sapa sang asistennya saat melihat Zahra masuk ke dalam butik. “Pagi Mila keadaan butik kemarin aman?” “Alhamdulillah butik aman dan lancer bu,” “Syukurlah kalau begitu, saya masuk dulu iya kalau begitu.” “Baik bu silahkan, oh iya saya sudah menyiapkan teh di dalam bu barusan,” “Baik, terima kasih iya,” Zahra pun masuk ke ruangannya dan mulai melakukan kegiatannya dari mendesain dan mengecek ke adaan butik saat ramai pengujung. Zahra begitu focus dengan dunianya saat mendesain sampai tidak terasa hari sudah siang, kalau saja asistennya tidak menegur untuk mengajaknya makan mungkin dia akan tetap focus mendesain beberapa gaun, karena kebetulan hari ini ada beberapa konsumen yang ingin Zahra yang mendesainnya secara langsung. “Bu ayo kita makan siang terlebih dahulu,” Ucap Mila yang melihat bosnya belum keluar untuk makan siang. “Oh sudah jam makan siang, iya sudah ayo kita pergi cari makan,” Zahra keluar dari ruangannya untuk makan siang. Zahra keluar dari butik untuk mencari makan siang, saat di perjalanan dia tidak sengaja menabrak seseorang saat berjalan. “Ouh…aku minta maaf tidak sengaja menabrakmu,” Ucap Zahra meminta maaf saat seorang wanita terjatuh saat berpapasan dengannya. “Tidak apa-apa saya juga minta maaf karena saya kurang memperhatikan jalan,” Sahut wanta tersebut lalu seraya bangun dan menepuk pakaian bagian belakangnya. “Apa kamu terluka?” Zahra memperhatikan wanita tersebut takut ada yang terluka. “Tidak…aku tidak apa-apa aku permisi sedang buru-buru permisi,” Wanita tersebut pergi meninggalkan Zahra. Melihat wanita itu dalam keadaan baik baik saja, Zahra pun kembali menyusuri jalan menuju tempat yang menjadi tujuannya. “Jadi dia wanitanya? Menarik, baiklah pemainan akan segera kita mulai,” Wanita tadi berpapasan dengan Zahra tersenyum misterius seraya berjalan menyusuri jalan ke sebuah kafe. “Maaf lama.” ucap wanita tersebut menghampiri sebuah meja yang terdapat beberapa orang yang di kenalnya. “Tumben dari mana dulu? Tumben mukanya bahagia begitu,” “Ada deh rahasia.” “Wah Mira kita sudah bisa main rahasiaan sekarang.” “Sudahlah bukan hal penting ayo segera pesan biar aku yang traktir hari ini,” Sahut Mira. “Wah mantap nih.” Jam menunjukkan pukul empat sore, Zahra memutuskan kembali ke mantion karena merasa tubuhnya mulai terasa lelah. Baru sampai Zahra sudah di sambut oleh bibi dan keponakan dari Mizan yang selalu membuat Zahra selalu memiliki stok kesabaran. “Dari mana saja kamu?” tanya Endah bibinya Mizan. “Habis pulang dari butik Bi,” sahut Zahra sekenanya. “Alah pake alesan ke butik, palingan nongkrong di kafe, ngabisin duit kak Mizan,” tuduh Hilda. Dan benar saja baru selesai berbicara padahal dia berkata jujur, sudah mendapatkan tuduhan seperti itu. “Kenapa kamu bisa berbicara seperti itu? Apa ada buktinya seperti yang kamu tuduhkan itu?” ucap Zahra sedikit kesal karena tubuhnya lelah malah datang di tuduh yang tidak benar. “Sudah jangan bicara lagi tolong bawakan minuman saja aku sangat haus!" Dengan terpaksa Zahra mengambilkan Minum untuk Endah karena malas untuk berdebat lebih lanjut. dan setelahnya pergi ke kamar membersihkan diri dan merebahkan tubuhnya. "Ada apa Bi Endah kemari tanpa memberitahu tidak seperti biasanya," "Sudahlah aku lelah lebih baik aku berendam air hangat saja," Setelah selesai dengan ritual membersihkan dirinya, Zahra beranjak turun untuk membuat makanan. terlihat Endah dan Hilda masih di ruang tengah. "Sepertinya mereka akan menginap," tanpa menghiraukan keduanya Zahra membuat makanan untuk dirinya sendiri karena Mizan sebelumnya sudah berpesan tidak perlu membuatkannya makanan karena akan pulang larut malam. setelah selesai Zahra pun kembali naik menuju kamarnya berniat memakannya di kamar. "Enak banget bikin makanan nggak bagi-bagi," sindir Hilda yang melihat Zahra pergi ke kamarnya membawa makanan. "Ada di dapur," sahut Zahra singkat tanpa berbasa-basi lagi. Meski tidak begitu akur Zahra tetap berusaha bersikap baik dan selalu membuat makanan untuk Bibi dan anaknya tersebut bila datang ke mansion, selama mereka berdua tidak berulah membuatnya kesal.
Struktur pemerintahanMataram memiliki struktur pemerintahan yang dipimpin oleh seorang susuhunan/sultan. Dalam konsep kenegaraan Jawa raja-raja Mataram disebutkan dengan konsep Keagungbinatharaan atau diungkapkan sebagai "gung binathara, bahu dhendha nyakrawati" (kekuasaan yang agung, memelihara hukum di muka bumi). Raja dikatakan "wenang wisesa ing sanagari" (memegang kuasa di negara). Dia harus "wicaksana" (bijaksana), bersifat "budi bawa leksana, ambeg adil para marta" (meluap budi luhur-mulia dan bersifat adil terhadap sesama), tugasnya "anjaga tata titi tentreming praja" (menjaga keteratutan dan ketenteraman negeri), agar tercipta suasana "karta tuwin raharja" (aman dan sejahtera).[18]Amiril muminina sayyidina panatagami kyatira ning rat wus sineksen saking Ngarab, winenang among dirja ning ratPemimpin para mukmin tuan penata agama kemasyhurannya di jagad sudah disaksikan dari negeri Arab, diberi wewenang memomong keselamatan duniaSerat Sastra Gending karya Sultan AgungKemas
Zaman Megalitikum – Proses perkembangan peradaban manusia memakan waktu yang tidak sebentar. Sebelum akhirnya kita menikmati hidup di masa sekarang, di mana kita dapat dengan mudah menggunakan berbagai macam benda sesuai dengan kemauan dan kebutuhan, proses di balik penemuan benda tersebut dapat ditarik ke ribuan tahun yang lalu.Grameds perlu tahu bahwa benda-benda yang kita pakai di masa sekarang, amat berbeda dengan benda-benda di masa lampau. Ini dikarenakan teknologi pada masa lampau belum secanggih di masa sekarang, sehingga orang-orang zaman dahulu harus menggunakan apa yang ada di sekitar mereka sebelum perlahan bisa menemukan teknologi untuk membuat benda baru dan lebih modern.Dapat dikatakan bahwa peradaban manusia dimulai dari zaman batu, di mana orang-orang di masa itu masih menggunakan batu untuk kegiatan keseharian. Pada zaman batu, salah satu benda yang cukup populer adalah megalit atau batu besar, membuat zaman ini disebut juga sebagai “Zaman Megalitikum”.Pengertian
Stasiun Bandung (BD), juga dikenal sebagai Stasiun Hall, adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Jalan Stasiun Timur (selatan) dan Jalan Kebon Kawung (pintu utara), di Kebonjeruk, Andir, tepatnya di perbatasan antara Pasirkaliki, Cicendo dan Kebonjeruk, Andir, Kota Bandung, Jawa Barat. Stasiun yang terletak pada ketinggian +709 meter bagian dari pengelolaan Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi II Bandung dan KAI Commuter Wilayah II Bandung dengan jarak 174 km sebelah timur dari Jakarta Kota. Stasiun ini pada awalnya hanya terdapat satu buah bangunan stasiun; tetapi setelah dilakukan perbaikan oleh Pemerintah Kota Bandung, stasiun ini sekarang terbagi menjadi dua bagian dan tetap di dalam satu kawasan yaitu, sisi utara stasiun Bandung hanya melayani keberangkatan kereta api antarkota dari berbagai kelas, sedangkan sisi selatan stasiun melayani keberangkatan kereta api lokal dan komuter.Stasiun Bandung merupakan stasiun ujung dari tiga jalur kereta api, yakni
Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang berdiri pada perempat akhir abad ke-15 di Demak. Demak sebelumnya merupakan kadipaten yang tunduk pada Majapahit yang telah melemah saat itu untuk beberapa tahun sebelum melepaskan diri. Berdasarkan cerita tradisional Jawa, kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah, yang merupakan keluarga dinasti Majapahit.[5][6]Demak memainkan peran penting dalam mengakhiri pemerintahan Majapahit dan penyebaran Islam di Jawa.[7] Sepanjang setengah awal abad ke-16, Demak berada pada puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Trenggana. Pada masanya, ia melakukan penaklukkan ke pelabuhan-pelabuhan utama di Pulau Jawa hingga ke pedalaman yang mungkin belum tersentuh Islam.[8] Salah satu pelabuhan yang ditaklukkan Demak adalah Sunda Kelapa, yang pada waktu itu berada dalam kekuasaan Kerajaan Sunda. Hubungan aliansinya dengan Imperium Portugal sejak 1511 menjadi ancaman bagi Demak. Pada 1527, pasukan dari Demak dan Cirebon yang
Syiar Islam ke Banten dan pendirian kesultanan BantenPada masa awal kedatangannya ke Cirebon, Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) bersama dengan Pangeran Walangsungsang sempat melakukan syiar Islam di wilayah Banten yang pada masa itu disebut sebagai Wahanten, Syarif Hidayatullah dalam syiarnya menjelaskan bahwa arti jihad (perang) tidak hanya dimaksudkan perang melawan musuh-musuh saja namun juga perang melawan hawa nafsu, penjelasan inilah yang kemudian menarik hati masyarakat Wahanten dan pucuk umum [37](penguasa) Wahanten Pasisir. Pada masa itu di wilayah Wahanten terdapat dua penguasa yaitu Sang Surosowan (anak dari prabu Jaya Dewata atau Silih Wangi) yang menjadi pucuk umum (penguasa) untuk wilayah Wahanten Pasisir dan Arya Suranggana yang menjadi pucuk umum untuk wilayah Wahanten Girang.[38]Di wilayah Wahanten Pasisir Syarif Hidayatullah bertemu dengan Nyai Kawung anten (putri dari Sang Surosowan), keduanya kemudian menikah dan dikaruniai dua orang anak yaitu Ratu W
Letak Geografis, Astronomis dan Negara di Benua AsiaBenua Asia menurut letak astronomisnya berada pada 11° LS – 77° LU dan 26°BT – 169° BB. Sementara itu, letak geografis dari Benua Asia berada di antara dua benua serta dua samudera, oleh karena itu letak geografis Benua Asia dinilai sangat strategis.Secara geografis, Benua Asia berbatasan langsung dengan Benua Eropa dan Samudra Pasifik, sementara di sebelah selatan ada batasan dengan Benua Australia dan Samudera Hindia. Berikut batasan-batasan Benua Asia dari sebelah barat hingga utara.Sebelah barat: Benua Asia berbatasan langsung dengan Benua Eropa yang dibatasi oleh Pegunungan Ural, Laut Merah, Laut Ural, Laut Kaspia, Laut Tengah, Terusan Suez dan Laut Marm.Sebelah timur: Benua Asia berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik dan Selat Bering.Sebelah utara: Benua Asia berbatasan langsung dengan Samudra Arktik.Sebagai benua terbesar di dunia, ada sekitar 48 negara yang berada di wilayah Benua Asia yang membentang dari barat hi