Home / Fantasi / Penguasa Dari Tatanan Lain / Bab 3. Bandit Sialan!

Share

Bab 3. Bandit Sialan!

Author: ALANA
last update Last Updated: 2025-08-22 16:00:37

Matahari telah sepenuhnya tenggelam digantikan dengan kegelapan malam dan sinar rembulan.

Sementara itu... Di dalam hutan tertutup yang cukup jauh dari kabin kayu. Beberapa pria memegang obor mengejar seorang wanita berjubah abu lusuh.

"Hei-hei... sayang, apa kau tidak lelah!” kata salah satu pria dengan nada ejekan.

Wanita yang rupanya tertutup oleh bayang jubah berkata dengan marah.

"Kalian bandit lemah tak berguna! Menyerangku saat tidak berdaya."

Salah satu bandit menoleh ke arah bandit gemuk bermuka buruk dan mendecakkan lidah.

"Bos! Dia sangat menjengkelkan, jika kita tidak membunuhnya sekarang, dia akan pulih."

Dengan suara berat serak, bos bandit menjawab.

"Apa kau buta! Dia seorang high elf, tapi tenang saja, kutukan Griffin tidak akan pulih secepat itu, juga, aku diam-diam menembakkan jarum pelumpuh saat ia bertarung dengan Griffin, elf ini cukup tangguh karena tidak langsung jatuh,"

Bos bandit membelakkan mata dan tersenyum lebar, wajahnya yang menjijikan semakin jelek.

"Tapi... Ini tidak akan lama, sebentar lagi kita bisa menangkap dan membawanya pulang." dengan motivasi seperti itu, mereka tertawa terbahak-bahak dan mmempercepat langkahnya.

Sang wanita yang mendengar semua nya mendesis jijik dalam hati.

“Manusia biadab! Jika spiral ku pulih, aku bisa dengan mudah meratakan mereka,”

Ia mengamati sekitar dan menggertakkan gigi.

“Sialan! walaupun berat hati, aku harus mencari bantuan.”

Tak lama setelahnya wanita itu melihat secercah cahaya bulan di depan.

“Ah! Jalan keluar, kuharap ada pemukiman di sana, aku tidak tahan lagi mendengar para bandit mesum ini.” bisiknya jengkel.

Mereka terus berlari, sampai akhirnya keluar dari hutan yang rimbun itu, sekarang mereka tiba di padang rumput luas, dimana cahaya bulan bersinar menerangi semuanya.

Dengan nafas yang mulai terengah-engah, wanita itu mengangkat tangan menyentuh dadanya.

"Hahh... Hahh... Hahh..."

"Ini buruk! Tubuhku..."

Wanita itu melambat, tubuhnya semakin lelah, kakinya tetap bergerak, nafas nya berat. Semuanya seperti berputar-putar dalam kepalanya.

Para bandit yang mengejar juga merasa wanita itu semakin lambat dari sebelumnya.

"Bos! Sepertinya racunmu bekerja" ucap salah satu bandit.

"Tentu saja! aku membelinya cukup mahal dari Arcanis misterius di pusat kerajaan Ardeal. ” balas bos bandit.

Walaupun melambat, wanita itu masih berlari, bertekad untuk selamat dan menemukan pertolongan, namun kenyataannya, yang ia lihat hanyalah padang rumput luas dan langit malam.

Sang wanita tidak menyerah begitu saja, ia tetap berlari dan kini melepaskan jubahnya, lalu menarik pedang panjang dari punggungnya.

Di bawah sinar rembulan sekarang semua nya terlihat jelas, itu adalah elf tepatnya high elf. Rambut perak cerahnya terurai di terpa angin, mata hijau mint berkilauan dengan pupil berbentuk bunga.

Kulitnya seputih dan selembut salju dengan bibir yang tipis berwarna merah muda, ia memakai baju hijau fleksibel tampak seperti untuk bertarung. Rok pendek dengan stocking hitam panjang dan sepatu kulit berwarna ke abuan. Tapi yang pasti, itu semua tidak menyembunyikan bentuk tubuhnya yang menawan.

Keringat menetes terhempas dari dahi dan pipinya, nafasnya semakin tidak stabil, sang elf terus berlari sambil mencekram pedang.

“Hahh… hhah… hahh..“

“Aku tidak bisa terus begini, lebih baik aku mati daripada tertangkap” ia menekan spiral nya, mengeratkan pegangan pada pedang.

“Tapi aku tidak akan mati semudah itu!”

Elf itu tiba-tiba berhenti dan berbalik lalu menancapkan pedang ke tanah, tatapannya fokus pada pedang. Seketika, energi merah transparan mengalir dari tangannya dan beresonasi ke bilah yang tertancap.

Para bandit yang melihat itu tertawa senang mengira elf itu menyerah, mereka tidak tahu bahwa mereka sedang mendekati bahaya.

"Lihat! Apa dia akhirnya menyerah" salah satu bandit menunjuk ke arah elf.

"Bos lihatlah! sepertinya racunmu sia-sia, dia sudah menyerah duluan!”

Tidak mau menghilangkan kesempatan, bos bandit acuh dan tetap berlari, bandit lainpun segera mengikuti.

Para bandit mendekat dan hanya berjarak beberapa meter lagi, namun sang elf akhirnya selesai melakukan persiapan. Ia mendongak menatap para bandit, mata hijaunya berkilau menyala, bersamaan darah menetes dari sudut bibirnya.

"Manusia bodoh! Kalian seperti babi yang masuk ke mulut naga.”

Dan tiba-tiba elf itu mengangkat pedangnya yang sekarang bermandikan api panas, api menyala seperti membakar menutupi bilah pedang menerangi area sekitar, api juga bisa terlihat dari dalam tanah bekas pedang yang tertancap.

Swungg….

Elf itu menggertakkan giginya dan berkata dengan lantang.

”Terbakarlah! Flame… Judgement!”

Dengan sisa kekuatan dan sedikit ether terakhir nya, ia memaksakan diri. Suara aliran api berkobar mengamuk terdengar di udara. Sang elf menebas secara horizontal dengan kuat, melepaskan energi pedang api tepat ke arah leher para bandit.

Para bandit membelakkan mata terkejut, terutama bos bandit yang berada paling depan, mereka tidak sempat menghindar dan akhirnya....

Slaashh!

Leher 3 dari 5 bandit terbelah dengan pedang api, bahakan bisa terlihat juga dampak panas, membuat bekas belahan menyala dan mengeras, menyebabkan darah dan daging yang ingin keluar tertahan.

tapi anehnya bos bandit dan salah satu bandit lagi tidak terluka, mereka terhenti.

”KAU JALANG! Artefak berhargaku… kau menghancurkannya!”

Bos bandit berteriak setelah satu dari dua energi pelindung berbentuk kaca terpecah saat itu juga. Salah satu bandit beruntung tepat di belakang bos bandit, ia hanya bisa terdiam dengan keringat dingin melihat rekannya yang lain tergeletak tanpa kepala.

Kedua bandit itu berlari lagi, dengan perasaan marah yang menguasasi, bos bandit seperti binatang buas yang melihat mangasanya.

Saat tinggal beberapa langkah lagi, elf dengan gemetaran mengangkat pedang nya ke atas, kakinya telah kaku tidak bisa digerakkan. Tanpa berkata-kata, senyum tipis terlihat di wajah sang elf seolah telah menang.

Bos bandit yang melihat itu menyeringai.

“Bodoh! Kau pikir aku akan terkena tipuan untuk kedua kalinya, naif sekali!” pikirnya.

Bos bandit mengangkat pedangnya dan melesat diikuti dengan bawahannya.

"Sword stab!"

bos bandit berkata dengan lantang, bersamaan bilah pedangnya menuju jantung elf dengan cepat.

"Kaulah disini yang bodoh!"

Sebelum ujung pedang sampai, elf itu menancapkan pedang nya kembali ke dalam tanah sebelumnya, dimana kobaran api masih menyala, dan kemudian…

BOMBB...

Ledakan terjadi, membuat ketiganya terpental ke arah yang berlawanan

Bos bandit dengen gemeter merangkak mencoba berdiri, ia tak bisa berkata apa-apa selain merasa marah dan bingung.

"Dasar Jalang! Ternyata inilah rencanamu!” lirihnya sambil berusaha berdiri.

Ia berjalan tertatih menuju sang elf.

“Aku tidak bisa terima ini, kau membunuh semua bawahanku dan menghancurkan artefak pelindungku yang berharga, sial! Seharusnya ini menjadi perburuan yang mudah.”

Bos bandit semakin mendekat, ia menatap sang elf yang terkapar dengan kondisi mengenaskan.

“I-ini….“ Bos bandit terdiam sejenak melihat kondisi elf itu.

Tiba-tiba sang elf kembali bernafas, jarinya bergerak, ia terbatuk pelan, namun senyuman kecil dari rasa puas terlihat di wajahnya yang lusuh.

“Uhuk… Rasakan itu sialan. Kau, tidak… akan bisa… mendapatkan apapun dariku...”

Bos bandit yang melihat dan mendengar itu tersentak.

“K-kau masih hidup” ia mundur perlahan.

Sang elf yang sekarat hanya terdiam.

Keheningan turun sejenak.

Beberapa detik kemudian, bos bandit tiba-tiba kembali mendekat, matanya yang memerah menatap elf dengan aneh.

“Kau terlihat memprihatinkan, tapi…” ia mengusap kedua tangannya. “Kulihat tubuhmu masih bagus.“

Bos bandit sudah terlalu kesal, hingga membuatnya tidak peduli lagi, ia tetap melihat elf itu dengan rasa mengingini di tambah perasaan marah karena telah kehilangan banyak hal, jadi dia setidaknya ingin mendapatkan sesuatu, dan sepertinya hal ini membuatnya kehilangan akal.

Bos bandit menyeringai, tatapannya menjadi liar. ”Oh! Aku hampir lupa kalau high elf memiliki kemampuan regenerasi, tapi tenang saja… setelah aku selesai, kau juga akan segera ku selesaikan!"

Sang elf tentu tahu apa maksudnya, tapi tidak ada yang tahu apa yang dirasakannya setelah mendengar semua itu. Ia sangat ingin meludahi wajah bos bandit saat itu juga, namun seperti yang dilihat. Sekarang ia tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan untuk mengeluarkan suara.

Bibirnya bergetar, matanya yang lelah sedikit terbuka meneteskan air yang membasahi lukanya.

“Apa aku benar-benar akan berakhir seperti ini…”

Namun tiba-tiba…

“Berhenti disitu...“

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 12. Petunjuk 2

    Wuushh…Seketika tekanan di sekitar berubah, angin masuk dan berputar-putar di sekitar Guildmaster Cecilia. “Apa katamu?“ Cecilia mendesis, rahangnya mengeras.“Aku berkata… baumu amis!“ Bleum menegaskam suaranya.Tanpa aba-aba, dari atas Cecilia, pusaran angin berbentuk jangkar terlempar ke arah Bleum dengan sangat cepat. Surrfhh…Bleum menginjakkan salah satu kakinya ke lantai, kemudian sebuah tanah keras naik dari dalam lantai dan langsung membentuk dinding tanah menghalau jangkar itu.Bumbb…“Kalian berdua… sebaiknya tidak membuat keributan disini. Kita punya misi, jika memang ingin bertarung carilah tempat yang lebih baik.“ Sato dengan dingin berkata sambil tetap berjalan meninggalkan kedua orang itu.Keduanya terdiam sejenak, sebelum akhirnya Cecilia mendecakkan lidah lalu pergi. “Anggap saja kau beruntung karena ini istana, lain waktu kita bertemu, ku pastikan kau akan jadi makanan ikan.““Dalam mimpimu…” ucap Bleum meremehkan.Setelah kedua Guildmaster pergi dan hanya menyis

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 11. Petunjuk

    Tiga Guild besar. Adalah organisasi yang berisi para petualang, penuh dengan orang-orang kelas bawah maupun menengah yang rata-rata telah membentuk spiral dan ingin bertahan hidup dengan cara memanfaatkan kekuatan dan tenaga mereka. Ketiganya telah di kenal paling besar di antara Guild yang lain, dan yang terbesar adalah Guild Valhalla. Guild Valhalla terletak di pesisir pantai kerajaan Ardeal yaitu kota Marina, karena wilayah mereka sangat dekat dengan perairan, para petualang di sana biasanya mengerjakan misi dengan mengarungi lautan.Guild besar tentu saja memiliki seorang Guildmaster yang juga mempunyai kekuatan serta tanggung jawab besar. Cecilia Marina, wanita anggun berkulit tan dan selalu berpakaian menarik, dengan ciri khas tato ular melingkar di sepanjang lengan kirinya. Ia adalah seorang Arcanis tipe angin dan air, tidak di ketahui secara jelas tingkat spiral nya, namun yang pasti itu cukup tinggi, bahkan dengan pengaruh serta kekuatannya, ia berjaya menjalin kerja sama an

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 10. Putri Yang Hilang 2

    Di dalam aula raja. Raja Bethort duduk di singgahsana, sedang memandangi kristal es berbentuk simbol api di tangannya. Ekspresinya lesu, hatinya merasakan kesedihan sekaligus kemarahan pada saat bersamaan. Namun ketika dingin dari kristal es menyentuh kulitnya, itu juga menyentuh hatinya, amarahnya menghilang menyisakan kesedihan yang mendalam.Gambaran seorang gadis cantik berrambut merah dengan gaun istana muncul dalam pikirannya, gadis itu tersenyum bahagia ke arah Raja Bethort sambil memegang sebuah kristal es seukuran koin berbentuk simbol api.“Ayah! Lihat! Lihat! Aku sekarang dapat menggunakan es ku membentuk sesuatu yang baru!“Raja Bethort tersenyum hangat menanggapi putrinya yang ke girangan seolah telah melakukan pencapaian besar.“Hoho… kerja bagus Luna, ini sangat cantik seperti dirimu. Tapi… kenapa itu berbentuk api?“ tanya sang raja.gadis itu menyodorkan kristal es kepada sang raja. “Tentu saja karena Ini untukmu ayah! Lihatlah, bukankah aku cukup terampil. Akhirnya se

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 9. Putri Yang Hilang

    Sementara itu… di kastil megah kerajaan Ardeal, seorang pria tua dengan rambut merah menyala dan badan tegap duduk di singgahsana emas, memancarkan aura penguasa. “Yang mulia. Kami sudah melakukan pencarian selama empat hari tiga malam, tetapi…” salah satu dari tiga jendral yang berlutut, terhenti sebelum bisa menyelesaikan kata-katanya.“K-kami, tidak bisa menemukan putri Luna, dimanapun…”Krakk…Tidak sampai satu tarikan napas, tiba-tiba salah satu pilar di samping singgahsana retak, setelah kata-kata terakhir keluar dari mulut jendral. Seketika keringat dingin membasahi punggung ketiga jendral itu, mereka hanya mematung dengan nafas tertahan.“…Beraninya kalian menghadap kepada ku! Dengan tidak membawa kabar baik tentang putri ku Luna!“ suara berat terdengar mengandung kemarahan, menggema memasuki telinga para jendral.Jendral di sebelah kanan mendongak dan berkata dengan nada rendah.“Yang mulia. Kami sudah mencari nya hingga ke perbatasan utara, bahkan dengan kemampuan pelacak p

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 8. Spiral Core

    Dengan tangan di belakang punggung, ia berjalan keluar meninggalkan kabin, langkah nya santai. Tidak cepat, namun juga tidak lambat.“Bukankah sudah jelas.“Vivian terdiam sejenak.“6 spiral? Aku harap aku salah tentang pria bernama Dion ini, tapi kekuatannya mengatakan semuanya. Aku juga berharap Griffin itu bisa memberi sedikit perlawanan, mungkin aku bisa belajar beberapa hal dari pertarungan mereka.“ batinnya. Tanpa ia sadari, Dion telah jauh dari pandangannya.“Heyy! Tunggu aku!“Di depan hutan. Griffin sang penjaga harta Karun terbang melesat, mengeluarkan bola angin dari mulutnya, mengamuk menghancurkan area sekitar.Fushhh…Dumpp…mata elangnya menangkap satu sosok. Makhluk itu seketika berhenti di udara, kedua sayapnya menutup, kemudian makhluk itu terjun menuju sosok tersebut dengan cepat.“Cepat lari, itu berbahaya!“Dion tak menanggapi. Aura di sekitar seketika berubah menjadi menekan.“Sudah lama aku tidak menggunakan bela diri ini.“ Dion memasang kuda-kuda.Ia menarik n

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 7. Griffin Sang Penjaga Harta

    Tangan Vivian mengepal erat, wajahnya yang basah sedikit memerah. Ia mendongak menatap Dion dengan rasa takut yang tersisa. “M-maaf!“ Dion mengangkat alisnya sedikit terkejut dengan sikap sang elf. “Hmm?“ Tersentak, Vivian menunduk memejamkan mata dan melanjutkan niatnya dengan lebih serius. “Aku. Vivian Van Millian ingin meminta maaf! Aku seharusnya tidak bersikap begitu bodoh kepada orang yang sudah menyelamatkan bukan hanya nyawa tapi juga harga diriku. Tidak bisa kubayangkan, apa yang terjadi padaku jika kau tidak datang menolong saat itu,” “Aku mohon… terimalah permintaan maaf atas sikap lancangku sebelumnya, dan terimakasih telah menyelamatkanku wahai manusia, karena ka-” “Sial, apa dia akan berpidato disini.“ batin Dion. “Berhenti.“ ucapnya pelan. Saat sedang di tengah-tengah pernyataan, Vivin tentu saja berhenti dan terkejut. “Masuklah terlebih dahulu.“ ucap Dion sambil masuk ke dalam kabin yang sudah tak layak huni. Vivian yang mendengar itu bergidik ngeri

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status