Home / Fantasi / Penguasa Dari Tatanan Lain / Bab 4. Pria Misterius

Share

Bab 4. Pria Misterius

Author: ALANA
last update Last Updated: 2025-08-20 15:16:18

Dalam kegelapan, siluet hitam yang lebih pekat dari kegelapan itu sendiri, terlihat dari balik kabut yang tiba-tiba muncul perlahan.

“Siapa kau? Jangan ikut campur!“ bos bandit berkata dengan mengancam.

“Apa yang kau pegang?“ tanya sang pria misterius.

Dari kejauhan, bos bandit dapat merasakan aura aneh dari si pria, ia segera maju untuk menyembunyikan elf di belakangnya.

“Sepertinya orang ini tidak biasa, aku harus berhati-hati.” pikirnya waspada.

Setelah itu ia tersenyum kecut dan berkata dengan nada rendah.

“Bu-bukan apa-apa tuan, ini hanyalah hewan buruanku yang lepas. Maaf jika aku mengganggumu, aku hanya lewat untuk menangkap hewan sialan ini, kalau begitu aku akan segera pergi, selamat tinggal.”

Tapi setelah bos bandit berbalik untuk pergi, suara itu terdengar lagi.

“Siapa yang mengizinkanmu pergi?“

Bos bandit tersentak, hanya dengan beberapa kata, tekanan di sekitar menjadi lebih berat dari sebelumnya.

“Dia benar-benar bukan orang biasa, siapa sebenarnya pria ini.“ pikirnya waspada.

Bos bandit menoleh ingin mengatakan sesuatu, tapi sebelum sempat mengucapkan sepatah kata...

“Kau berbohong padaku?“ pria itu kembali bertanya.

Bos bandit bergidik.

“T-tidak tuan, sungguh ini hanyalah hewan buruan, memangnya kau pikir ini apa?“

“Mayat seseorang.“ sahut si pria dengan santai.

Seketika bos bandit menegang, kehilangan pijakan dan terjatuh di samping elf.

“B-bagaimana, ka-” ia reflek menutup mulutnya.

“Tidak mungkin ia melihatnya dari jarak sejauh ini dalam kegelapan. Apa dia sudah disini dari awal? Tapi kenapa sikapnya seolah-olah dia baru datang?“ batin bos bandit.

Cahaya rembulan cukup menerangi semuanya, nemun kegelapan tetap berkuasa, angin malam menyapu area melewati celah pohon, membawa hawa dingin yang menembus kulit.

“...Pergilah.“ ucap pria itu acuh tak acuh.

Dengan gemetaran, bos bandit segera berdiri.

“B-benarkah? Terima kasih tuan!“ ujarnya merasa sangat lega.

“Huft... Orang ini memang menakutkan, tapi kurasa ia juga bodoh.“

Bos bandit segera meraih tangan sang elf. Tapi sebelum itu.

“Siapa yang bilang kau boleh membawanya, aku hanya bilang kau boleh pergi.“

Bos bandit terhenti dan menatap siluet pria misterius itu, perasaan leganya yang baru datang hanya bertahan sementara.

“T-tapi ini milikku sejak awal, kenapa aku tidak bisa membawanya, kenapa kau mempersulit ku tuan, memangnya apa yang sudah ku perbuat padamu?" tanpa sadar ia menaikkan nada suaranya.

“Bodoh! Ini adalah wilayah ku, semua yang masuk kesini harus mematuhi peraturanku, walaupun itu hanya sekedar lewat.” suara pria itu tegas namun tenang.

Langkah sepatu boot menginjak rumput mulai terdengar, langkah demi langkah, siluet pria misterius itu semakin jelas.

“Kuberi kau 1 tarikan napas untuk menjawab. Tinggalkan mayat itu, atau kau juga akan kujadikan mayat.“

Aura di sekitar berubah drastis, udara seolah-olah memiliki massa yang lebih berat, kabut menghilang, siluet hitam itu menampakkan wujudnya sekarang.

Sosok pria muda dengan tatapan kosong, bersetelan hitam perak dengan jubah yang hanya menutupi bagian kiri badan, jalannya santai namun setiap langkah nya sangat berat seakan dapat menekan gunung.

Bos bandit membelakkan mata, kakinya gemetaran, membuatnya hanya terdiam kaku tidak bisa bergerak.

“Waktu mu habis.“

Bos bandit tersadar, ia segera berkata dengan panik.

“T-tidak, tunggu dulu! Aku akan meninggalkannya, lihat, aku tidak akan membawanya, jadi biarkan aku pergi!“

“Kau tidak mendengarkan, kubilang waktumu sudah habis.“

Pria itu semakin dekat dan rupa nya semakin jelas.

Tidak kuat menahan tekanan, bos bandit tersungkur, tanpa sadar celananya basah, lalu dengan susah payah, ia bangun lalu segera berlari meninggalkan dan melupakan semua kekesalannya, melupakan tujuannya. Sekarang yang ia pikirkan hanyalah lari dari tempat ini secepatnya.

Namun belum sampai beberapa langkah bos bandit berlari…

Tiba-tiba suara angin berderu dengan cepat, seakan menyayat.

Splashhh…

Bos bandit tiba-tiba berhenti, matanya melotot, lalu perlahan, darah menetes dari mulutnya.

Merasakan perutnya sangat nyeri, ia menunduk perlahan, berharap tidak menemukan apapun, namun sayangnya, itu tidak terjadi. Ia melihat tangan yang dilapisi sarung tangan hitam berlumuran darah, masuk tepat dari punggung menembus perutnya.

“Apa… sejak… kapan kau…”

Bos bandit terjatuh kedepan, hanya beberapa detik setelahnya sudah tak bernyawa. Tidak ada teriakan, tidak ada kebisingan berlebih, hanya bau darah dan suara angin yang menyatu diiringi sinar rembulan.

Keheningan turun sejenak, mayat bos bandit tergeletak dengan bagian perut yang sudah berlubang, darah merembes kemana-mana, organ dalam tertahan untuk keluar oleh tanah.

Pria itu berdiri dengan tenang, ia mengibaskan tangannya yang berlumuran darah, sedangkan tangan yang lain bertumpu di belakang punggung tertutup oleh jubah.

“Kupikir aku bisa sedikit melakukan pemanasan, tapi orang-orang disini cukup lemah.“ pikir Dion agak bosan.

Ia sepenuhnya mengabaikan mayat bos bandit dan menoleh melihat seorang elf wanita yang tergeletak dengan kondisi cukup mengenaskan.

Sang elf ternyata masih bernafas karena lukanya teregenerasi secara perlahan. Ia mendengar semuanya walaupun tidak bisa melihat dengan begitu jelas.

“Manu... sia...“

Dion menatap elf itu sejenak, sedangkan sang elf hanya bisa melihat dengan kabur dan remang rupa pria di depannya, sebelum akhirnya benar-benar tak sadarkan diri.

“Seorang elf? Aku memang melihat nya membuka jubah sebelumnya, tapi aku tidak memperhatikan telinganya.“

Dion mendekat dan mengulurkan kedua jarinya ke ujung hidung sang elf.

“Bagus… sebelum aku benar-benar keluar dari sini, yang terpenting adalah mengumpulkan informasi, dan elf kurasa makhluk yang cocok untuk itu.“

Ia mengangkat sang elf yang tergeletak dengan cara membopongnya.

Dion berjalan santai melewati kabut dan pohon diantara kegelapan, langkah nya terlihat pelan namun juga tidak lambat.

Tek berselang lama Dion sampai di kabin. Pintu terbuka, ia masuk membawa elf itu dan segera menidurkannya di meja dengan perlahan.

“Sistem.“

*Ding!

Sistem muncul sekarang dengan nama baru.

*The Overvoid System

“Analisa makhluk ini.“

TAB STATUS

Nama : Vivian Van Milian

Umur : 115 tahun

Ras : High Elf

Gender : Perempuan

Master Arcana : Arcanis

Tingkatan/Spiral : 3 [manifest phase]

Dunia Asal : Eldoma World

Kondisi : Sekarat [Memulihkan Diri]

“Seorang High Elf? 115 tahun? Dan dia kalah oleh sekelompok gelandangan? “ Dion menggelengkan kepala seolah tak percaya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 12. Petunjuk 2

    Wuushh…Seketika tekanan di sekitar berubah, angin masuk dan berputar-putar di sekitar Guildmaster Cecilia. “Apa katamu?“ Cecilia mendesis, rahangnya mengeras.“Aku berkata… baumu amis!“ Bleum menegaskam suaranya.Tanpa aba-aba, dari atas Cecilia, pusaran angin berbentuk jangkar terlempar ke arah Bleum dengan sangat cepat. Surrfhh…Bleum menginjakkan salah satu kakinya ke lantai, kemudian sebuah tanah keras naik dari dalam lantai dan langsung membentuk dinding tanah menghalau jangkar itu.Bumbb…“Kalian berdua… sebaiknya tidak membuat keributan disini. Kita punya misi, jika memang ingin bertarung carilah tempat yang lebih baik.“ Sato dengan dingin berkata sambil tetap berjalan meninggalkan kedua orang itu.Keduanya terdiam sejenak, sebelum akhirnya Cecilia mendecakkan lidah lalu pergi. “Anggap saja kau beruntung karena ini istana, lain waktu kita bertemu, ku pastikan kau akan jadi makanan ikan.““Dalam mimpimu…” ucap Bleum meremehkan.Setelah kedua Guildmaster pergi dan hanya menyis

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 11. Petunjuk

    Tiga Guild besar. Adalah organisasi yang berisi para petualang, penuh dengan orang-orang kelas bawah maupun menengah yang rata-rata telah membentuk spiral dan ingin bertahan hidup dengan cara memanfaatkan kekuatan dan tenaga mereka. Ketiganya telah di kenal paling besar di antara Guild yang lain, dan yang terbesar adalah Guild Valhalla. Guild Valhalla terletak di pesisir pantai kerajaan Ardeal yaitu kota Marina, karena wilayah mereka sangat dekat dengan perairan, para petualang di sana biasanya mengerjakan misi dengan mengarungi lautan.Guild besar tentu saja memiliki seorang Guildmaster yang juga mempunyai kekuatan serta tanggung jawab besar. Cecilia Marina, wanita anggun berkulit tan dan selalu berpakaian menarik, dengan ciri khas tato ular melingkar di sepanjang lengan kirinya. Ia adalah seorang Arcanis tipe angin dan air, tidak di ketahui secara jelas tingkat spiral nya, namun yang pasti itu cukup tinggi, bahkan dengan pengaruh serta kekuatannya, ia berjaya menjalin kerja sama an

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 10. Putri Yang Hilang 2

    Di dalam aula raja. Raja Bethort duduk di singgahsana, sedang memandangi kristal es berbentuk simbol api di tangannya. Ekspresinya lesu, hatinya merasakan kesedihan sekaligus kemarahan pada saat bersamaan. Namun ketika dingin dari kristal es menyentuh kulitnya, itu juga menyentuh hatinya, amarahnya menghilang menyisakan kesedihan yang mendalam.Gambaran seorang gadis cantik berrambut merah dengan gaun istana muncul dalam pikirannya, gadis itu tersenyum bahagia ke arah Raja Bethort sambil memegang sebuah kristal es seukuran koin berbentuk simbol api.“Ayah! Lihat! Lihat! Aku sekarang dapat menggunakan es ku membentuk sesuatu yang baru!“Raja Bethort tersenyum hangat menanggapi putrinya yang ke girangan seolah telah melakukan pencapaian besar.“Hoho… kerja bagus Luna, ini sangat cantik seperti dirimu. Tapi… kenapa itu berbentuk api?“ tanya sang raja.gadis itu menyodorkan kristal es kepada sang raja. “Tentu saja karena Ini untukmu ayah! Lihatlah, bukankah aku cukup terampil. Akhirnya se

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 9. Putri Yang Hilang

    Sementara itu… di kastil megah kerajaan Ardeal, seorang pria tua dengan rambut merah menyala dan badan tegap duduk di singgahsana emas, memancarkan aura penguasa. “Yang mulia. Kami sudah melakukan pencarian selama empat hari tiga malam, tetapi…” salah satu dari tiga jendral yang berlutut, terhenti sebelum bisa menyelesaikan kata-katanya.“K-kami, tidak bisa menemukan putri Luna, dimanapun…”Krakk…Tidak sampai satu tarikan napas, tiba-tiba salah satu pilar di samping singgahsana retak, setelah kata-kata terakhir keluar dari mulut jendral. Seketika keringat dingin membasahi punggung ketiga jendral itu, mereka hanya mematung dengan nafas tertahan.“…Beraninya kalian menghadap kepada ku! Dengan tidak membawa kabar baik tentang putri ku Luna!“ suara berat terdengar mengandung kemarahan, menggema memasuki telinga para jendral.Jendral di sebelah kanan mendongak dan berkata dengan nada rendah.“Yang mulia. Kami sudah mencari nya hingga ke perbatasan utara, bahkan dengan kemampuan pelacak p

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 8. Spiral Core

    Dengan tangan di belakang punggung, ia berjalan keluar meninggalkan kabin, langkah nya santai. Tidak cepat, namun juga tidak lambat.“Bukankah sudah jelas.“Vivian terdiam sejenak.“6 spiral? Aku harap aku salah tentang pria bernama Dion ini, tapi kekuatannya mengatakan semuanya. Aku juga berharap Griffin itu bisa memberi sedikit perlawanan, mungkin aku bisa belajar beberapa hal dari pertarungan mereka.“ batinnya. Tanpa ia sadari, Dion telah jauh dari pandangannya.“Heyy! Tunggu aku!“Di depan hutan. Griffin sang penjaga harta Karun terbang melesat, mengeluarkan bola angin dari mulutnya, mengamuk menghancurkan area sekitar.Fushhh…Dumpp…mata elangnya menangkap satu sosok. Makhluk itu seketika berhenti di udara, kedua sayapnya menutup, kemudian makhluk itu terjun menuju sosok tersebut dengan cepat.“Cepat lari, itu berbahaya!“Dion tak menanggapi. Aura di sekitar seketika berubah menjadi menekan.“Sudah lama aku tidak menggunakan bela diri ini.“ Dion memasang kuda-kuda.Ia menarik n

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 7. Griffin Sang Penjaga Harta

    Tangan Vivian mengepal erat, wajahnya yang basah sedikit memerah. Ia mendongak menatap Dion dengan rasa takut yang tersisa. “M-maaf!“ Dion mengangkat alisnya sedikit terkejut dengan sikap sang elf. “Hmm?“ Tersentak, Vivian menunduk memejamkan mata dan melanjutkan niatnya dengan lebih serius. “Aku. Vivian Van Millian ingin meminta maaf! Aku seharusnya tidak bersikap begitu bodoh kepada orang yang sudah menyelamatkan bukan hanya nyawa tapi juga harga diriku. Tidak bisa kubayangkan, apa yang terjadi padaku jika kau tidak datang menolong saat itu,” “Aku mohon… terimalah permintaan maaf atas sikap lancangku sebelumnya, dan terimakasih telah menyelamatkanku wahai manusia, karena ka-” “Sial, apa dia akan berpidato disini.“ batin Dion. “Berhenti.“ ucapnya pelan. Saat sedang di tengah-tengah pernyataan, Vivin tentu saja berhenti dan terkejut. “Masuklah terlebih dahulu.“ ucap Dion sambil masuk ke dalam kabin yang sudah tak layak huni. Vivian yang mendengar itu bergidik ngeri

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status