Home / Rumah Tangga / Penjara Dendam Suami Konglomerat / Johan Ingin Sekali Menolong Aleeta

Share

Johan Ingin Sekali Menolong Aleeta

Author: SweetWater
last update Huling Na-update: 2025-02-12 13:00:00

Keesokan harinya, Aleeta terbangun seorang diri di dalam kamarnya. Pria bernama Nicholas itu sudah tidak ada, bahkan pakaian pria itu juga sudah tidak ada. Aleeta sedikit mendesah lega, karena setidaknya apa yang ia harapkan semalam bisa terkabul pagi ini.

Aleeta harus segera bangun sebelum Mary masuk ke kamarnya, dan melihat kondisinya yang begitu kacau. Aleeta tidak memakai pakaian apapun, karena gaun tidurnya semalam sudah di rusak oleh Nicholas. Aleeta mencoba bangkit, meraih jubah tidur yang tersampir di ranjangnya. Tanpa Aleeta tahu kalau jubah tidur itu yang di pakai Nicholas semalam.

Mary muncul dari balik pintu, setelah Aleeta berhasil memakai jubah tidur, menutupi leher dan juga tubuhnya yang terdapat beberapa tanda merah yang di buat oleh Nicholas.

“Anda sudah bangun rupanya.” Mary mendekat seraya tersenyum. “Nona ingin mandi sekarang?”

“Ya. Sekarang saja,” sahut Aleeta cepat.

“Baiklah. Mari s
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Makan Malam Romantis

    Mobil yang di kendarai Nicholas berhenti di pelataran parkir sebuah restoran mewah bintang lima yang ada di pusat kota. Pria itu segera keluar mobil, lalu membukakan pintu mobil untuk Aleeta. Bahkan Nicholas tak segan mengulurkan tangan saat Aleeta hendak turun dari mobilnya. Seperti layaknya seorang pangeran yang sedang membantu permaisurinya turun dari kereta kuda. Hanya saja bedanya Aleeta tidak menaiki kereta kuda, melainkan sebuah mobil mewah.Nicholas terus membimbing Aleeta memasuki restoran. Seorang pelayan langsung menyambut kedatangan Nicholas dan mengarahkannya ke sebuah ruangan VIP yang sudah di pesan secara khusus oleh Nicholas tadi. Nicholas menarik sebuah kursi lalu menyuruh Aleeta duduk di kursi tersebut, sedangkan ia duduk di depan Aleeta. Aleeta menatap sekeliling, restoran itu sangat mewah, semua orang datang dengan mengenakan pakaian yang rapi, gaun dan jas. Sementara dirinya? Aleeta menunduk. Ia hanya mengenakan sebuah dress se

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Merayakan Ulang Tahun Aleeta

    Aleeta melangkah ke teras rumah. Sudah dua hari ini Aleeta selalu pulang lebih awal, setelah selama seminggu kemarin ia selalu pulang di atas pukul delapan.Aleeta lalu membuka pintu rumahnya. Ia ingin segera mandi dan mengistirahatkan diri sejenak, supaya nanti Aleeta tidak akan ketiduran saat menunggu kepulangan Nicholas yang entah akan sampai di rumah pada pukul berapa.Namun, saat langkah Aleeta memasuki pintu tiba-tiba ia langsung terkejut begitu saja ketika melihat pria yang berstatus sebagai suaminya itu sudah lebih dulu pulang, dan tengah duduk di ruang tamu.Dia benar Nicholas, kan? Pikir Aleeta.Aleeta kembali melangkah dan menutup pintu rumah dengan berhati-hati. Sebisa mungkin agar pintu itu tidak mengeluarkan suara. Ia lalu berdiri, menatap suaminya yang hanya duduk dengan wajah datar.Menarik napas sejenak sebelum kemudian Aleeta tersenyum dan menyapa suaminya. “Hai, tumben sudah pulang. Apa—““Selamat u

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Dua Pria Yang Mengawasi Aleeta

    Lukas yang baru saja sampai di apartemennya segera membuka pintu, dan melangkah masuk ke dalam kamar. Pria itu dengan cepat melepas jas, dasi, kemeja dan juga sepatunya lalu merebahkan dirinya ke atas ranjang tempat tidur. Ia berbaring tanpa mengenakan atasan, meletakkan kedua tangannya di bawah kepala dan menatap langit-langit kamarnya dalam diam.Sejak tadi Lukas tak bisa berhenti memikirkan tentang kejadian yang baru terjadi siang tadi. Tepatnya setelah ia selesai makan siang bersama Aleeta.Lukas sadar betul, bahwa sejak ia dan Aleeta keluar dari butik Emily, sudah ada orang yang mengawasi mereka. Lukas menghela napas, mengingat kejadian yang terjadi siang tadi. “Kamu ingin makan di mana kali ini?” Lukas bertanya saat ia dan Aleeta keluar butik.Aleeta tampak berpikir sejenak. “Yang dekat saja, Luke. Bagaimana kalau Cafe yang ada di ujung jalan sana? Aku dan Emily pernah makan di sana, dan rasanya lumayan enak.”“Baiklah. A

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Mencari Hadiah Untuk Aleeta

    Saat Nicholas keluar ruangan, berjalan melewati meja sekretarisnya tiba-tiba langkahnya terhenti. Ia menoleh menatap Ella yang juga langsung balik menatapnya dengan tatapan bertanya.Nicholas menaikkan sebelah alisnya, sedangkan Ella dengan cepat langsung berdiri. Membungkuk hormat ke arah Nicholas.“A-apa ada yang bisa saya bantu, Tuan?” Ella bertanya gugup.Perasaan Ella tidak melakukan kesalahan apapun hari ini. Tapi kenapa atasannya menatapnya seperti itu? Membuat jantung Ella berdegup takut saja.“Aku ingin meminta pendapatmu,” ujar Nicholas.“P-pendapat?” Ella mengernyitkan dahi. “Pendapat soal apa, Tuan?”Nicholas diam sejenak. Ia tampak ragu menanyakan hal ini kepada Ella. Tapi Nicholas yakin, setidaknya mungkin jawaban Ella akan terdengar jauh lebih baik dari pada saat ia meminta pendapat kepada Lukas waktu itu.“Menurutmu mana yang lebih bagus untuk di berikan sebagai hadiah, bunga atau uang?” Tan

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Hari Ulang Tahun Aleeta

    “Luke, jangan menertawakanku.” Aleeta berdecak sebal saat sejak tadi Lukas tak berhenti-hentinya tertawa, ketika ia menceritakan apa yang ia alami saat pertama kalinya datang ke kantor Nicholas. Saat ia di usir dan di tarik-tarik oleh sekuriti kantor Nicholas. Belum lagi saat ia menjadi bahan tontonan orang-orang yang ada di lobi kantor tadi.Hari ini Lukas memang sengaja datang ke butik adiknya lagi untuk mengajak Aleeta makan siang bersama. Dan kali ini Emily memilih mengalah, membiarkan kedua kakaknya itu pergi makan siang berdua lagi tanpa dirinya. Meski sejujurnya tadi Emily juga sempat merajuk.Sebuah Cafe yang berada tidak jauh dari butik Emily menjadi tujuan tempat makan siang Lukas dan Aleeta. Mereka bahkan memilih untuk berjalan kaki untuk datang ke Cafe yang hanya berjarak beberapa meter dari butik Emily tersebut.“Bagaimana aku nggak tertawa? Itu benar-benar lucu, Aleeta,” sahut Lukas masih memegangi perutnya yang mulai kram k

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Hukuman Bagi Yang Sudah Menertawakan Istrinya

    Ella masih terdiam seraya mengamati layar ponselnya. Ia bingung. Antara harus mengangkat panggilan atau tidak. Tapi jika Ella tidak mengangkatnya. Ia yakin sekali kalau Nicholas pasti akan memarahinya nanti.Lagi-lagi Ella hanya bisa mendesah dalam hati. Ia kemudian melirik Aleeta yang masih terlihat diam di tempatnya. Rasanya tidak enak juga kalau Ella membiarkan ponselnya terus berbunyi. Sementara di hadapannya sedang ada istri dari atasannya yang kini tengah memanggilnya.“Sebelumnya maaf, Nyonya. Saya izin untuk mengangkat panggilan terlebih dahulu,” ucap Ella sopan, sedangkan Aleeta langsung mengangguk.“Halo—““Bilang pada istriku kalau dia ingin pulang, biar di antar oleh sopirku saja.”“B-baik, Tu ...,” Ella segera menjauhkan ponsel dari telinganya. Kebiasaan atasannya itu memang tidak pernah berubah. Selalu saja mematikan panggilan bahkan di saat dirinya belum selesai berbicara. Ella hanya bisa mengurut dada

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status